NUR KENCANA
NUR KENCANA
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Asdin Nurdin, S.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
hidayat serta taufik-Nya karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Kata, Kalimat, serta Paragraf selesai
tepat pada waktunya.
Tentu saja dalam penyelesaian makalah ini, penulis tidak lupa menghaturkan
ucapan terima kasih khususnya kepada,
1. Bapak Asdin Nurdin, S.Pd selaku pembimbing dan dosen mata kuliah Bahasa
dan Sastra Indonesia yang telah memberikan arahannya, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan;
2. Kedua orang tua yang selalu memotivasi saya untuk maju dan dapat
menyelesaikan makalah ini;
3. Serta pihak-pihak yang telah membantu penulis sehingga makalah ini dapat
penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
penulis mohon saran dan kritik dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini di
kemudian hari. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.
Watampone,
Oktober 2014
Nur Kencana
iii
iii
ABSTRAK
NUR KENCANA Kata, Kalimat, serta Paragraf (dibimbing oleh Asdin Nurdin,
S.Pd).
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk: (1) Dapat mengetahui ruang lingkup
kata. (2) Dapat mengetahui ruang lingkup kalimat. (3) Dapat mengetahui ruang
lingkup Paragraf. (4) Memperkaya wawasan dengan menerapkan pengetahuan yang
telah dipelajari khususnya pokok pembahasan studi Bahasa dan Sastra Indonesia.
Adapun metode penulisan dalam makalah ini yakni, metode Library Research
yang mencakup (1) Metode secara langsung adalah mengambil pendapat atau data
yang terdapat pada literatur untuk dimasukkan ke dalam karya tulis dan tidak
mengubah redaksinya. (2) Mengutip tidak langsung yaitu meringkas (membuat
ikhtisar) pendapat atau data yang terdapat di dalam literatur kemudian memasukkan
ke dalam karya tulis yang telah dibuat.
Hasil dari pemaparan ini adalah bahwa Kata, Kalimat, serta Paragraf, sangat
penting bagi masyarakat dalam etika berbahasa yang baik dan benar.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
ABSTRAK
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Sistematika Penulisan
II.
PEMBAHASAN
1
1
1
1
2
2
A. Kata
B. Kalimat
C. Paragraf
III.
3
15
22
30
30
30
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
31
DAFTAR TABEL
v
Halaman
Tabel 1. Kalimat Majemuk Setara
16
17
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman yang semakin berkembang ini menulis telah menjadi sebuah kebutuhan.
Setiap orang tak akan pernah luput dari kebutuhan menulis, entah untuk media iklan,
tugas sekolah, atau karena kegemaranya. Namun, dibalik semua itu menulis
bukanlah hal yang mudah karena banyak hal yang perlu diperhatikan dalam suatu
penulisan agar ide sang penulis dapat tersampaikan dengan baik dalam tulisanya.
Dewasa ini, masih banyak orang yang belum memahami betul mengenai jenis
kata, kalimat, dan paragraf. Oleh karena itu, untuk lebih memahami tentang ruang
lingkupnya maka penulis akan mencoba membahas mengenai penjelasan lengkap
ruang kelingkupan kata, kalimat, dan paragraf.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ruang lingkup Kata?
2. Bagaimana ruang lingkup Kalimat?
3. Bagaimana ruang lingkup Paragraf?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dari penulisan makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri atas tiga bab yang mana setiap bab memiliki sub bab.
I.
II.
III.
serta manfaat.
Pembahasan, yang mencakup ruang lingkup EYD.
Penutup, yang mencakup kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KATA
1. Pengertian Kata
Kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu Bahasa yang mengandung arti dan
terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa
atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau
kalimat.
Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari Bahasa Ngapak
kath. Dalam bahasa Sanskerta, kath sebenarnya bermakna "konversasi", "bahasa",
"cerita" atau "dongeng. Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan
arti semantis menjadi "kata". Istilah "kata" tidak sulit untuk didefinisikan. Di dalam
artikel ini dicoba untuk menjelaskan konsep ini dengan menyajikan tiga definisi yang
berbeda: definisi menurut KBBI, tata bahasa baku bahasa Indonesia dan definisi yang
umum diberikan di Dunia Barat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi
mengenai kata:
1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan
merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan
dalam berbahasa;
2. Konversasi bahasa;
3. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai
bentuk yang bebas;
4. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem
(contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).
Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau
entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya
kath dalam bahasa Sanskerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan
sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.
3
2. Jenis Kata
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata
turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar
pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan
disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan),
tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang
adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun
sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang
berbeda membentuk suatu arti baru.
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh
kategori, yaitu:
a. Nomina (kata benda) adalah nama dari seseorang, tempat, atau semua benda
dan segala yang dibendakan. Kata benda menurut wujudnya dibagi sebagai
berikut.
1) Kata benda konkret (berwujud) adalah kata benda yang wujud bendanya
kelihatan, tampak dan dapat ditangkap oleh panca indra. Contoh : meja,
kursi, pensil, piring, dan sebagainya.
2) Kata benda abstrak (tak berwujud) adalah kata benda yang wujud
bendanya tidak kelihatan, tidak tampak dan tidak dapat ditangkap oleh
panca indra. Contoh : faham, watak, kelakuan, kesopanan, dan sebagainya.
b. Verba (kata kerja) adalah kata yang menyatakan suatu tindakan atau
pengertian dinamis
1) Kata kerja transitif adalah kata kerja yang membutuhkan kehadiran objek
dibelakangnya. Contoh : menyebabkan (men + sebab + -kan). Kalimatnya:
Serangan hama tersebut menyebabkan kematian 100% pada varietas
hibrida.
Kata kerja transitif dapat dibedakan (terjadinya) kedalam 7 bentuk kata
kerja yaitu :
a) Kata kerja tak berimbuhan. Contoh : minta izin, makan
roti, dan sebagainya.
b) Kata kerja berimbuhan berupa awalan me-. Contoh :
menangkap pencopet, menembak burung, dan
sebagainya.
Kata depan yang terpenting dalam bahasa Indonesia adalah yang berikut.
a) Di, ke, dari. Ketiga macam kata depan ini dipergunakan
untuk merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat
atau sesuatu yang dianggap tempat. Ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan
kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti
kepada dan daripada. Contoh: di Jakarta, di rumah, ke
rumah, dari sawah, dari sekolah, dan lain - lain.
b) Bagi. kata-kata yang menyatakan orang, nama orang
atau nama binatang, pada waktu atau kiasan
dipergunakan kata pada untuk menggantikan di, atau
kata-kata depan lain digabungkan dengan pada.
Misalnya:
Daripada
Kepada
Pada suatu hari
Pada bapak
Pada hari Sabtu
Pada Senin
Pada kami
Kepada teman-teman
c) Selain dari pada itu ada kata-kata depan yang lain, baik
berupa gabungan maupun tunggal seperti: di mana, di
sini, di situ, akan, oleh, dalam, atas, demi, guna, buat,
berkat, terhadap, antara, tentang, hingga, dan lain-lain.
Di samping itu ada beberapa kata kerja yang
dipakai pula sebagai kata depan, yaitu: menurut,
menghadap,
mendapatkan,
melalui,
menuju,
menjelang, sampai.
Ada beberapa kata depan, yang menduduki bermacam-macam fungsi yang
istimewa. Oleh sebab itu, perlu kita perhatikan secara istimewa, antara lain:
a) Akan. Kata depan akan dapat menduduki beberapa fungsi, antara lain:
(1) Pengantar objek. Contoh:
Ia tidak tahu akan hal itu.
Ku lupa akan semua kejadian itu.
(2) Untuk menyatakan future. Contoh:
Saya akan pergi ke Surabaya.
Kakek akan tiba hari ini.
10
b)
c)
d)
2)
11
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
3)
4)
2)
3)
4)
13
bahasa yang mempunyai harmoni vokal (seperti bahasa Turki): vokal dalam sebagian
kata memiliki "kualitas" sama, oleh sebab itu batas kata mungkin terjadi setiap kali
kualitas huruf hidup berganti. Tetapi, tidak semua bahasa mempunyai peraturan
fonetis seperti itu yang mudah, kalaupun iya, pada bahasa ini ada pula
perkecualiannya.
e. Satuan semantis
Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode
ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling
kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil (dan
sering memainkan peran yang lebih gramatikal), atau kesatuan-kesatuan semantik
yang adalah kata majemuk.
B. KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri
sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil
yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang
bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!)
untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi,
baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P).
Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat
melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Di
sini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu
hanya memiliki satu subjek dan satu predikat, serta satu keterangan (jika perlu).
Kalimat tunggal dapat berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan,
jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh kalimat tunggal:
Selamat sore
Silakan Masuk!
Kapan menikah?
Hei, Kawan...
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih.
Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan
anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat
tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga
jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang
digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
15
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat Majemuk Campuran
a. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat
tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya
(konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
16
Jenis
Konjungsi
Penggabungan
Dan
Penguatan/penegasan
Bahkan
Pemilihan
Atau
Berlawanan
Sedangkan
Urutan Waktu
Contoh:
Lisa pergi ke Pasar. (Kalimat Tunggal)
Gio berangkat ke bengkel. (Kalimat Tunggal)
Lisa pergi ke Pasar sedangkan Fadilah berangkat ke Bengkel. (Kalimat
Majemuk)
Fadilah berangkat ke Bengkel sedangkan Lisa pergi ke Pasar. (Kalimat
Majemuk)
b. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena
subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
17
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat
tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat
unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola
yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri
dari sepuluh macam, yakni:
Tabel 2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Jenis
Konjungsi
Syarat
Tujuan
Perlawanan (Konsesif)
Penyebaban
Pengakibatan
Maka, sehingga
Cara
Dengan, tanpa
Alat
Dengan, tanpa
Perbandingan
Penjelasan
Bahwa
Kenyataan
Padahal
Contoh:
Kata Kerja
P
Mereka sedang berenang
Kata Benda
P
Ayahnya Guru SMA
Gambar itu
bagus
S
P(Kata Sifat )
19
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:
f.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:
20
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau
frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
21
C. PARAGRAF
Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau
"tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal
paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama
dimasukkan, kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa
hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow ().
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang
dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan
umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut
pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti
untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya
tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya tapi
hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat
sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak
kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang
yang dikutip berganti.
Praktik di Amerika secara umum adalah menandakan paragraf baru dengan
memasukkan baris pertama (tiga hingga lima spasi), dengan baris kosong antara
paragraf, sementara penulisan bisnis menggunakan baris kosong dan tanpa masukan
(hal ini biasanya dikenal sebagai "paragraf blok"). Untuk karya tulis masukan dan
tanpa baris kosong digunakan. Banyak terbitan buku menggunakan alat untuk
memisahkan paragraf lebih jauh ketika ada perubahan adegan atau waktu. Spasi
tambahan ini, khususnya ketika terjadi pada page break, dapat mendatangkan sebuah
asterisk, tiga asterisk, sebuah dingbat istimewa, atau simbol khusus yang dikenal
sebagai asterisme.
Kerangka paragraf terdiri atas:
Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf;
Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama;
Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.
Macam-macam paragraf dibagi menurut jenis dan letak kalimat utamanya.
23
1. Berdasarkan Jenisnya
22
a. Narasi
Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciricirinya yakni, ada kejadian, ada pelaku, dan ada waktu kejadian. Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir
seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu
itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tibatiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan
tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki
itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor
singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia
terjatuh tak sadarkan diri.
b. Deskripsi
Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga
pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu.
Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat. Ciri-cirinya: ada
objek yang digambarkan. Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya
membuat kulit wajahnya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat
bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan
para wanita Palestina.
c. Eksposisi
Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat,
atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Ciricirinya: ada informasi. Contoh:
24
Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas
tiga yang lain merupakan peristiwa khusus.
Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga
cukup pandai mengarang.
Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup
Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam
kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai
enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya
adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.
25
26
27
c) Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian
akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang
menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya
hingga timbul rangkaian beberapa akibat. Contoh:
Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis
minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah,
premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal
ini karena Pemerintah ingin mengurangi subsidi
dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali
berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik,
sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik
pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang
pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk
transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga
barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh
karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi
dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.
c. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan
persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan
diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan
penegasan dari awal paragraf. Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi.
Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi,
baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan
peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana
komunikasi.
29
d. Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar
Paragraf deskriptif/naratif/menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat
utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimatkalimat penjelas. Contoh:
Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murahmurah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah
busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang
makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil
beristirahat dan berkelakar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dijelaskan dimuka, maka ada beberapa hal yang
dapat penulis simpulkan :
1. Kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu Bahasa yang mengandung arti dan
terdiri dari satu atau lebih morfem.
2. Pembagian kelas kata terbagi atas tujuh, yakni nomina (kata benda), verba (kata
kerja), adjektiva (kata sifat), adverbia (kata keterangan), pronominal (kata ganti),
numeralia (kata bilangan), dan kata tugas.
3. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri
sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
4. Kalimat terbagi atas dua yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
5. Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau
"tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide.
6. Paragraf dibagi menurut jenis dan letak kalimat utamanya.
B. Saran
1. Apa yang kita mengerti dan pahami tentang kata, kalimat serta paragraf, sekiranya
dapat kita praktekkan dalam penulisan karya ilmiah agar bahasa kita ini tidak
tercampur dengan kata-kata asing
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
http://kbtpfree.blogspot.com/2010/05/kata-kalimat-dan-paragraf.html
30
http://idhambhimaa.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-perbedaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
http://id.wikipedia.org/wiki/Kata
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
31