Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan
masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi
medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan
ketahanan nasional.
Penyakit kusta pada umumnya sering dijumpai di negara-negara yang
sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara dalam
pemberian pelayanan kesehatan yang baik dan memadai kepada masyarakat.
Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk
sebagian

petugas

kesehatan.

Hal

ini

disebabkan

masih

kurangnya

pengetahuan/pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang


ditimbulkannya.
Untuk jumlah penyandang kusta di dunia Indonesia menempati urutan ke 3
(tiga) dengan total penderita 17.723 orang. Kusta bukan hanya menimbulkan
dampak medis pada masyarakat, namun juga telah menimbulkan dampak sosial
berupa stigma dan diskriminasi pada orang yang pernah mengalami kusta. Untuk
itu maka pelayanan kusta tidak cukup hanya dengan melakukan tindakan medis
dan usaha penghapusan stigma dan diskriminasi, namun juga perlu untuk
dilakukan pencegahan dengan cara melakukan sosialisasi kepada masyarakat
secara benar tentang penyakit kusta.
Di Indonesia penderita kusta terdapat hampir diseluruh daerah dengan
penyebaran yang tidak merata. Suatu kenyataan, di Indonesia bagian Timur
terdapat angka kesakitan kusta yang lebih tinggi. Penderita kusta 90% tinggal
diantara keluarga mereka dan hanya beberapa persen saja yang tinggal dirumah
sakit kusta, koloni penampungan atau perkampungan kusta.

Prevalensi kusta di Indonesia cenderung menurun dari tahun ke tahun.


Tahun 1986 ditemukan 7,6 per 10.000 penduduk menjadi 5,9 per 10.000
penduduk. Pada tahun 1994 terjadi lagi penurunan menjadi 2,2 per 10.000
penduduk dan menjadi 1,39 per 10.000 penduduk pada tahun 1997.Penurunan
prevalensi penyakit kusta ini karean kemajuan di bidang teknologi promotif,
pencegahan, pengobatan serta pemulihan kesehatan di bidang penyakit kusta.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui lebih dalam mengenaai penyakit kusta
2. Mengetahui bagaimana penularan penyakit kusta

BAB II

ISI

2.1

Sejarah Penyakit Kusta


Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu
dikenal sebagai penyakit kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi
kronis yang sebelumnya, diketahui hanya disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium

leprae

hingga

ditemukan

bakteri

Mycobacterium

lepromatosis oleh Universitas Texas pada tahun 2008, yang menyebabkan


endemik sejenis kusta di Meksiko dan Karibia, yang dikenal lebih khusus
dengan

sebutan

diffuse

lepromatous

leprosy.

Sedangkan

bakteri

Mycobacterium leprae ditemukan oleh seorang ilmuwan Norwegia


bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun 1873 sebagai
patogen yang menyebabkan penyakit yang telah lama dikenal sebagai
lepra. Saat ini penyakit lepra lebih disebut sebagai penyakit Hansen, bukan
hanya untuk menghargai jerih payah penemunya, melainkan juga karena
kata leprosy dan leper mempunyai konotasi yang begitu negatif, sehingga
penamaan yang netral lebih diterapkan untuk mengurangi stigma sosial
yang tak seharusnya diderita oleh pasien kusta.
2.2

Definisi
Istilah kusta berasal dari bahasa sansekerta, yakni kushtha berarti
kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta disebut juga
Morbus Hansen, sesuai dengan nama yang menemukan kuman yaitu Dr.
Gerhard Armauwer Hansen pada tahun 1874 sehingga penyakit ini disebut
Morbus Hansen.

2.3

Penyebaran Penyakit Kusta

Penyakit ini diduga berasal dari Afrika atau Asia Tengah yang
kemudian menyebar keseluruh dunia lewat perpindahan penduduk ini
disebabkan karena perang, penjajahan, perdagangan antar benua dan
pulau-pulau. Berdasarkan pemeriksaan kerangka-kerangka manusia di
Skandinavia diketahui bahwa penderita kusta ini dirawat di Leprosaria
secara isolasi ketat. Penyakit ini masuk ke Indonesia diperkirakan pada
abad ke IV-V yang diduga dibawa oleh orang-orang India yang datang ke
Indonesia untuk menyebarkan agamanya dan berdagang.
2.4

Penyebab Penyakit Kusta


Penyakit kusta disebabkan oleh kuman yang dimakan sebagai
microbakterium, dimana microbacterium ini adalah kuman aerob, tidak
membentuk spora, berbentuk batang yang tidak mudah diwarnai namun
jika diwarnai akan tahan terhadap dekolorisasi oleh asam atau alkohol
sehingga oleh karena itu dinamakan sebagai basil tahan asam. Selain
banyak membentuk safrifit, terdapat juga golongan organism patogen
(misalnya Microbacterium tubercolose, mycrobakterium leprae) yang
menyebabkan penyakit menahun dengan menimbulkan lesi jenis
granuloma infeksion.

2.5

Epidemiologi Penyakit Kusta


Cara-cara penularan penyakit kusta sampai saat ini masih
merupakan tanda tanya. Yang diketahui hanya pintu keluar kuman kusta
dari tubuh si penderita, yakni selaput lendir hidung. Tetapi ada yang
mengatakan bahwa penularan penyakit kustaadalah:
a. Melalui sekret hidung, basil yang berasal dari sekret hidung
penderita yang sudah mengering, diluar masih dapat hidup 27 x
24 jam.
b. Kontak kulit dengan kulit. Syarat-syaratnya adalah harus
dibawah umur 15 tahun,keduanya harus ada lesi baik

mikoskopis maupun makroskopis, dan adanya kontak yang lama


dan berulang-ulang.
Klinis ternyata kontak lama dan berulang-ulang ini bukanlah
merupakan faktor yng penting. Banyak hal-hal yang tidak dapat di
terangkan mengenai penularan ini sesuai dengan hukum-hukum penularan
seperti halnya penyakitpenyaki terinfeksi lainnya. Menurut Cocrane
(1959), terlalu sedikit orang yang tertular penyakit kusta secara kontak
kulit dengan kasus-kasus lepra terbuka.
Menurut Ress (1975) dapat ditarik kesimpulan bahwa penularan
dan perkembangan penyakit kusta hanya tergantung dari dua hal yakni
jumlah atau keganasan Mocrobakterillm Leprae dan daya tahan tubuh
penderita. Disamping itu faktor-faktor yang berperan dalam penularan ini
adalah :
- Usia : Anak-anak lebih peka dari pada orang dewasa
- Jenis kelamin : Laki-laki lebih banyak dijangkiti
- Ras : Bangsa Asia dan Afrika lebih banyak dijangkiti
- Kesadaran sosial :Umumnya negara-negara endemis kusta adalah
negara dengan tingkat sosial ekonomi rendah
- Lingkungan : Fisik, biologi, sosial, yang kurang sehat
2.6

Tanda-tanda Penyakit Kusta


Tanda-tanda penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari
tingkat atau tipe dari penyakit tersebut. Di dalam tulisan ini hanya
akan disajikan tanda-tanda secara umum tidak terlampau mendetail,
agar dikenal oleh masyarakat awam, yaitu:

Adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusia


Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lamalama semakin melebar dan banyak.

Adanya

pelebaran

medianus,
keringat

syaraf

aulicularis
kurang

kerja

terutama

magnus

pada

seryta

sehingga

kulit

syaraf

peroneus.
menjadi

ulnaris,
Kelenjar

tipis

dan

mengkilat.
Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma, nodul) yarig tersebar
pada kulit
Alis rambut rontok
Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina
(muka singa)
Gejala-gejala umum pada lepra, reaksi :
Panas dari derajat yang rendah sampai dengan menggigil.
Anoreksia.
Nausea, kadang-kadang disertai vomitus.
Cephalgia.
Kadang-kadang disertai iritasi, Orchitis dan Pleuritis.
Kadang-kadang disertai dengan Nephrosia, Nepritis dan hepatospleenomegali.

Anda mungkin juga menyukai