Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS LOGAM Cu DAN Zn PADA JAJANAN

ANAK DI BEBERAPA SEKOLAH DASAR DI


BANJARMASIN DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

A. Tujuan:
Mengetahui kadar logam Cu dan Zn pada jajanan anak dengan metode
spektofotometri seapan atom (SSA)
B. Dasar Teori:
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah
generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan dari kualitas
anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus
dilakukan

sejak

berkembangnya

dini,
anak

sistematis
usia

sekolah

dan

berkesinambungan.

yang

optimal

Tumbuh

tergantung pemberian

nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa
tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak
selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna (Cahyadi, 2009).
Masalah yang sering kali muncul adalah pemberian makanan yang tidak
memenuhi kebutuhan gizi maupun tidak memerhatikan higienitas makanan
tersebut. Masalah ini dapat berakibat buruk, seperti gangguan sistem tubuh
anak serta dapat menyebabkan penurunan kualitas daya pikir dalam jangka
panjang. Seringkali, hal tersebut luput dari perhatian
akibat ketidaktahuan

maupun ketidakpedulian.

orang dewasa, baik

Saat ini, anak-anak lebih

banyak mengkonsumsi makanan yang sebenarnya tidak layak dikonsumsi,


seperti jajanan di lingkungannya. Perilaku anak sekolah yang lebih sering
mengkonsumsi jajanan daripada makanan yang dibuat di rumah disebabkan oleh
kegiatan anak sekolah saat ini yang lebih banyak menghabiskan waktunya di luar
rumah, terutama di sekolah, dibandingkan di rumah.

Jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris
disebut street food menurut FAO didefisinikan sebagai makanan dan minuman
yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempattempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa
pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Jajanan yang dikonsumsi anak-anak,
terutama di Indonesia mengandung zat-zat yang berbahaya untuk dikonsumsi
karena dapat menimbulkan penyakit. Zat-zat berbahaya ini terdapat pada makanan
karena terjadi kontaminasi. Kontaminasi pada makanan disebabkan oleh banyak
hal, seperti penanganan yang tidak tepat saat produksi, penyimpanan, penyediaan
dan penyajian makanan tersebut.

Zat kontaminan yang dapat mencemari

makanan salah satunya adalah unsur logam berat (Februhartanty).


Logam
walaupun

berat

umumnya

bersifat

racun

terhadap

makhluk

hidup,

beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Logam dapat

terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasikan. Jika


keadaan ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama dapat mencapai
jumlah yang membahayakan kesehatan manusia (Supriyanto, 2007). Beberapa
logam berat digunakan dalam berbagai keperluan sehari-hari dan secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemari lingkungan dan apabila
sudah melebihi batas yang ditentukan berbahaya bagi kehidupan. Selain dari
air dan tanah yang terkontaminasi buangan industri, kontaminasi logam pada
makanan juga dapat terjadi akibat kontaminasi saat proses pengolahan ataupun
penyajian. Seperti pencemaran akibat terkena udara kendaraan bermotor di pinggir
jalan pada makanan atau jajanan.
Logam Cu dan Zn adalah jenis logam yang dibutuhkan oleh tubuh
(Supriyanto, 2007). Oleh karena itu, logam-logam ini diperlukan tubuh dalam
jumlah tertentu. Namun, apabila manusia mengkonsumsi makanan dengan
konsentrasi Cu dan Zn yang berlebih maka dapat menimbulkan
Tingginya

konsentrasi

Cu

dan

Zn

dalam

makanan

penyakit.

dapat

terjadi

dikarenakan adanya kontaminasi dari lingkungan. Makanan yang dijajakan oleh


penjual jajanan umumnya tidak dipersiapkan secara baik dan bersih. Kebanyakan
penjual jajanan mempunyai pengetahuan

yang rendah

tentang

penanganan

pangan yang aman, mereka juga kurang mempunyai akses terhadap air

bersih serta fasilitas cuci dan buang sampa. Terjadinya kontaminasi pada
jajanan kaki lima dapat berupa kontaminasi baik dari bahan baku, penjamah
makanan yang tidak sehat, atau peralatan yang kurang bersih, juga waktu dan
temperatur penyimpanan yang tidak tepat.

Spektrofotometri serapan atom adalah salah satu cara pengukuran yang


didasarkan pada penyerapan cahaya oleh atom-atom bebas. Atom adalah keadaan
gas akan menyerap sejumlah energi sinar tertentu. Sinar yang diserap biasanya
masih berada dalam spectra sinar nampak dan ultra lembayung, dengan demikian
molekul-molekul akan mengalami disosiasi dan direduksi menjadi atom-atom
bebas. Spektroskopi serapan atom ini sangat penting untuk analisis logam-logam
renik karena memiliki kepekaan yang cukup tinggi (Subiayanto, 2005).
Metode SSA sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi yang rendah.
Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan metode Spektroskopi
emisi konvensional. Pada metode konvensional, emisi tergantung pada sumber
eksitasi. Bila eksitasi dilakukan secara termal, maka ia bergantung pada
temperature sumber. Selain itu, eksitasi termal tidak selalu spesifik dan eksitasi
secara serempak pada berbagai spesies dalam berbagai campuran dalam suatu
spesies dapat saja terjadi. Sedangkan dengan nyala, eksitasi unsur-unsur dengan
tingkat energi eksitasi yang sangat rendah dapat dimungkinkan. Tentu saja
perbandingan banyaknya atom-atom yang tereksitasi terhadap atom-atom yang
berada pada tingkat dasar harus cukup besar, karena metode serapan atom hanya
bergantung pada temperature. Metode serapan atom sangatlah spesifik logamlogam yang membentuk campuran kompleks dapat dianalisis dan selain itu tidak
selalu diperlukan sumber energi yang besar (Khopkar, 1990).
Prinsip Kerja Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), berprinsip pada
absorpsi cahaya oleh

atom.

Atom-atom

menyerap

cahaya tersebut pada

panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Spektrofotometri


Serapan Atom (SSA) meliputi absorpsi sinar oleh atom-atom netral unsur logam
yang masih berada dalam keadaan dasarnya (ground state). Sinar yang diserap
biasanya ialah sinar ultra violet dan sinar tampak.

Prinsip Spektrofotometri

Serapan Atom (SSA) pada dasarnya sama seperti absorpsi sinar oleh molekul atau

ion senyawa dalam larutan. Hukum absorpsi sinar (Lambert-Beer) yang berlaku
pada Spektrofotometer absorpsi sinar ultra violet (UV), sinar tampak Beer) yang
berlaku pada Spektrofotometer absorpsi sinar ultra violet (UV), sinar tampak
(Visisble) maupun infra merah (IR), juga berlaku pada Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA). Perbedaan analisis Spektroskopi Serapan Atom (SSA) dengan
Spektrofotometri Molekul adalah peralatan dan bentuk spektrum absorpsinya.
Penelitian dilakukan meliputi pengambilan sampel, penyiapan sampel, pembuatan
larutan induk, pembuatan larutan baku, penyiapan alat dan bahan, preparasi
sampel, pengukuran kadar besi dengan spektrofotometer serapan atom, analisis
data dan penyajian data.
Penelitian dilakukan meliputi pengambilan sampel, penyiapan sampel,
pembuatan larutan induk, pembuatan larutan baku, penyiapan alat dan bahan,
preparasi sampel, pengukuran kadar besi dengan spektrofotometer serapan atom,
analisis data dan penyajian data. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis perbedaan kadar besi pada bayam hijau yang dianginkan dan
dipanaskan dengan suhu 60C dan 100C.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel jajanan yang diambil dari sekolah dasar di Banjarmasin yang
telah

dipilih

akan diperiksa konsentrasi Cu dan Zn menggunakan metode

spektrofotometri serapan atom. Metode Spektrofotometri Serapan Atom adalah


metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid

yang

berdasarkan pada penyerapan (absorpsi) radiasi oleh atom-atom bebas unsur


tersebut. Metode SSA ini dapat mendeteksi 67 unsur, termasuk Cu dan Zn dalam
sampel. Keunggulan dari metode ini adalah spesifik, batas deteksi rendah, dari
satu larutan yang sama dapat diukur beberapa unsur yang berbeda, rentang
konsentrasi yang dapat ditentukan amat luas (sub mg/L hingga persen), dan
lainnya (Susanto).
Pengambilan sampel jajanan anak SD dilakukan di empat sekolah yang
berada di daerah yang berbeda. Sekolah dipilih yang lokasinya menyebar di
seluruh kota Banjarmasin. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan kandungan

logam pada daerah ini, karena adanya perbedaan

aktivitas

dan

lingkungan

sekitarnya.
Dari keempat

sekolah ini diambil sampel jajanan yang sering

dikonsumsi oleh murid sekolah tersebut. Hal ini diketahui dari kuesioner yang
disebarkan sebelumnya untuk mengetahui jajanan yang paling banyak dipilih oleh
murid-murid. Dari tiap sekolah dipilih lima sampai enam jenis jajanan yang
paling banyak dikonsumsi. Jajanan yang dipilih baik yang dijual di luar
sekolah maupun yang dijual di dalam sekolah. Namun sebagian besar jajanan
yang dijadikan sampel adalam jajanan yang dijual di luar sekolah, karena jajanan
inilah yang lebih sering dikonsumsi siswa selama di sekolah. Contoh jenis
jajanan yang diambil sebagai sampel seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.
Metode yang digunakan dalam menganalisa data laboratorium selain
secara deskriptif juga dilakukan analisa statistik. Metode yang digunakan
adalah metode 2n faktorial untuk menguji variansi dari data yang ada. Dengan
metode ini akan dilihat pengaruh faktor-faktor yang telah ditentukan terhadap
konsentrasi logam pada makanan. Terdapat tiga faktor yang dipilih, yaitu
penggunaan saos, alat masak dan bahan makanan jenis umbi-umbian. Ketiga
faktor ini akan dibagi menjadi dua level, yaitu low dan high.
Untuk penggunaan saos, low level adalah saat tidak digunakan dan high
levelnya adalah saat digunakan. Sedangkan untuk alat masak, low level adalah
saat tidak menempel langsung dengan alat masak atau terdapat perantara dan
high levelnya adalah saat menempel langsung pada alat masak. Dan untuk
bahan makanan dari umbi-umbian adalah high level dan selain umbi-umbian
adalah low level.
Hasil akhir dari analisa ini akan dilihat apakah low level dan high
level saling berpengaruh atau tidak. Selain itu dapat dilihat interaksi antar
faktor yang saling berpengaruh atau tidak. Hasil hipotesa yang diterima
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara kedua level ataupun antara
faktor. Sedangkan hasil hipotesa yang ditolak menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan data antar level ataupun faktor. Replikat yang digunakan dalam analisa
ini berjumlah dua. Hal ini disesuaikan dengan pengukuran logam yang
dilakukan sebanyak dua kali (simplo dan duplo).

D. Alat yang digunakan:


1. Gelas kimia
2. Gelas ukur
3. Pipet volume,
4. Blander
5. Labu Pengenceran
6. Bulf filler
7. Pipet tetes
8. Batang penganduk
9. Mortar
10. Spatula
11. Botol kaca
12. Neraca analitik
13. Oven
14. AAS-7000
E. Bahan yang digunakan dalam penelitian
1. Asam Nitrat
2. Asam Perklorat
3. Aquadest.
E. Prosedur Kerja:
1. Siapkan sampel makanan yang diambil dari 4 sekolah.
2. Menghalusan dan pengeringan (freeze dry). Penghalusan dilakukan dengan
cara

menghancurkan

sampel

makanan

menggunakan

blender

dan

ditambahkan air. Sehingga hasil akhirnya adalah cairan kental.


3. Sampel tersebut dikeringkan atau dihilangkan kandungan airnya dengan cara
pendinginan atau freeze dry. Sampel akan menjadi kering seperti bubuk atau
tepung.
4. Metode SAA terlebih dahulu sampel harus dilarutkan atau disebut digest.
Proses pelarutan ini dapat dilakukan berkali-kali tergantung besarnya
konsentrasi unsur di dalamnya.
5. Dalam proses pelarutan ini, sampel yang telah kering dimasukan ke dalam
vessel sebanyak 500 mg, setelah itu dilarutkan dengan menambahkan Asam
Nitrat dan Asam Perklorat sebanyak 6.5 dan 1 ml dan ditambahkan pula 2,5
ml aquadest.

6. Masukkan sampel dimasukkan ke dalam microwave digestion untuk


melarutkan semuanya. Setelah sampel menjadi larutan maka dapat diukur
konsentrasi logamnya dengan alat SSA.
7. Pada penelitian ini, teknik AAS yang digunakan adalah Flame AAS, yaitu
cara pembentukan atom menggunakan nyala campuran gas. Campuran gas
yang dipakai dalam FAAS ini adalah udara-asetilen yang mempunyai suhu
nyala 1900 2200C.

DAFTAR PUSTAKA
Arum, 2013.Analisis InstrumenSpektroskopi SerapanAtom. Jakarta, (Online)
(http://www.scribd.com/doc/174626566/Laporan-Praktikum-Anis-AAS)
diakses Februari 2016
Khopkar,

2011.

Analisis

Menggunakan

SSA.

Unsur

Fe

Dalam Tanaman Bayam dengan


Makassar,

(Online)

(http://www.scribd.com/doc/215814941/Kadar-Fe-Dalam-BayamdenganAAS) diakses Februari 2016


Novary,

A.,

2007.

Pemanasansayuran.PengaruhDehidrasi

DalamLarutanGaramTerhadapWaktuPengeringan
SifatFisikokimiaTepungBayam

Osmosis
Dan

(Amaranthus

tricolor).Vol02No.07:1215,(Online)
(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/14370/H09rwi.pf?
sequence=2)diaksesFebruari

2016

Subiayanto, 2011. AnalisisUnsur Fe DalamTanamanBayamdenganMenggunakan


SSA.Makassar, (Online) (http://www.scribd.com/doc/215814941/Kadar-FeDalamBayam-dengan- AAS) diaksesFebruari

2016

RANCANGAN
PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN
(AKKC 351)

Dosen :
Arif Sholahuddin, S. Pd, M. Si
Drs. Abdul Hamid, M. Si
Drs. H. Bambang Soeharto, M. Si

Oleh :
KELOMPOK 4
CHAIRUNNISA

(A1C312038)

HELMAHRIA

(A1C312054)

NORHIDAYAH

(A1C312060)

NOVIA RIZKY ZUBAIDAH

(A1C312024)

NOVITASARI

(A1C312030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN

2016

Anda mungkin juga menyukai