KIMIA TERAPAN
Disusun oleh :
1. Alvin Prayoga
(061540411906)
2. Anggy Permatasari
(061540411907)
3. Idham Satriawan
(061540411913)
4. M. Qurais Akbar
(061540411914)
5. M. Adhi Pranata
(061540411916)
6. Saidina Ali
(061540412259)
7. Tia Hanifah A
(061540412260)
8. Tri Kurniawan
(061540412261)
9. Yossy Karlina
(061540412262)
Instruktur
Judul Percobaan
Jurusan
Kelas/Kelompok
: 1 EGD/ 1
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Mampu melakukan penentuan kesadahan pada sampel air dengan metoda titrasi
kompleks.
II.
PERINCIAN KERJA
Standardisasi larutan EDTA
Penentuan kesadahan ( ion Ca2+)
III.
IV.
V.
VI.
2
6
2
4
2
2
2
2
2
2
2
Mn2+, Fe2+, dan semua kation bermuatan dua. Air yang kesadahannya tinggi biasanya
terdapat paada air tanah di daerah yang bersifat kapur, di mana Ca2+ dan Mg2+ berasal.
Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena adanya hubungan
kimiawi antara ion kesadahan dengan dengan molekul sabun menyebabkan sifat
sabun/deterjen hilang. Kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32-(salah satu ion alkalinity)
mengakibatkan terbentuknya kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan
kalsium karbonat CaCO3. Kerak ini akan mengurangi penampang basah dari pipa dan
menyulitkan pemanasan air dalam ketel.
Kesadahan air dapat ditentukan dengan titrasi langsung dengan titran asam etilen
diamin tetra asetat (EDTA) dengan menggunakan indicator Eriochrome Black T atau
Calmagite. Sebelumnya EDTA distandardisasi dengan larutan standar kalsium, biasanya
standar primer yang digunakan adalah CaCO3.
Etilen Diamin Tetra Asetat:
EDTA merupakan suatu senyawa yang membentuk kompleks 1:1 dengan ion
logam, larut dalam air dan karenanya dapat digunakan sebagai titran logam EDTA juga
merupakan ligan seksidentat yang berpotensi, yang dapat berkoordinasi dengan ion
logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus karboksil. Misalnya dengan
ion kobalt,membentuk kompleks EDTA oktahidrat.
Pada titrasi ini indicator yang digunakan adalah indicator metalokromik yang
merupakan senyawa organic berwarna, yang membentuk kelat dengan ion logam.
Khelatnya mempunyai warna yang berbeda dengan warna indicator bebasnya.
Struktur Eriochrome Black T :
VII.
PROSEDUR PERCOBAAN
7.1 Pembuatan larutan EDTA
Menimbang 1 gram dinatrium dihidrogen EDTA dihidrat dan 0,025 gram
MgCl2.6H2O
Memasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml,melarutkan dalam air
Memindahkan ke dalam labu ukur 250 ml,menambahkan air sampai 250 ml.
Menghomogenkan.
Menambahkan 1 ml buffer
Menambahkan 5 tetes indicator
Menitrasikan dengan larutan baku EDTA sampai terjadi perubahan warna dari
merah anggur menjadi biru
0,2 gr
17,5 ml
0,2 gr
17,5 ml
Perubahan warna
Merah anggur
3
0,2 gr
17,5 ml
menjadi biru
IX.
Volume titran
Analit
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
25 ml
25 ml
25 ml
25 ml
25 ml
25 ml
(EDTA)
1 ml
1 ml
1 ml
1,5 ml
1,5 ml
1,5 ml
25 ml
1 ml
25 ml
25 ml
1 ml
1 ml
PERHITUNGAN
9.1 Standardisasi larutan EDTA
Normalitas EDTA secara teori
N EDTA=
gr EDTA
V EDTA x BE EDTA
1 gr x 1000 mg/ g
= 250 ml x 372,24 mg/ mmol
2 mek /mmol
Perubahan warna
Merah anggur
menjadi biru
Merah anggur
menjadi biru
Merah anggur
menjadi biru
1000
46530
mek/ml
= 0,0214 mek/ml
1)
mg 25 ml
x
gr 250 ml
= 17,5 ml x N EDTA
100,09 mg /mol
2 mek /mol
0,2 gr x 1000
N EDTA=
20 ml
mek /ml
875,7875
N EDTA=0,022mek /ml
% Kesalahan = N.teori
N.praktek x 100
N.teori
= 0,0214 N 0,022 N x 100
0,0214 N
= 2,8 %
9.2 Penentuan kesadahan
a) Sampel 1
100,09 mg/mol
2 mek /mol
1000ml/liter . mg contoh
ml contoh
1000
=
ml
.1,10099 mg
liter
25 ml
100,086 mg/mol
2 mek /mol
a) Sampel 3
100,09 mg/mol
2 mek /mol
1000ml/liter . mg contoh
ml contoh
1000
=
ml
.1,10099 mg
liter
25 ml
X.
PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud deengan kompleksometri?
Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana
titran
dan
titrat
saling
gram alikot
V CaCO3
V alikot
0,2428 gram =
250 ml
Gram alikot =
gram alikot
50 ml
0,04856 gram
Gram alikot
BM CaCO3
V EDTA X M EDTA
0,04856 gr
100,09 gr/mol
M EDTA
0,1135 mol/liter
XI.
ANALISIS DATA
Pada percobaan ini dapat dianalisis bahwa untuk menentukan kesadahan pada
suatu sampel perlu melakukan bebarapa tahapan. Awalnya kami melakukan standarisasi
larutan EDTA dengan larutan std primer CaCO3. Kemudian melakukan penentuan
kesadahan.
Pada percobaan standarisasi, CaCO3 bertindak sebagai analit sedangkan larutan
EDTA sebagai titran. Pertama kita membuat larutan EDTA untuk sebagai titran, kita
menimbang 2 gram EDTA dan MgCl2 6H2O 0,05 gr masukkan kedalam gelas kimia ,
setelah itu pindahkan ke dalam labu ukur 500 ml. tambahkan air sampai tanda batas 500
ml serta homogenkan. Setelah itu kita membuat larutan buffer dengan menimbang 6,75
gram ammonium kloria serta menambahkan 57 ml ammonia pekat di lemari asam ,
kemudian masukkan ke dalam labu ukr 100 ml, setelah itu tambahkan aquadest smpai
tanda batas. Setelah larutan EDTA dan Buffer dibuat , kita membuat larutan baku
CaCO3 pertama kita menimbang CaCO3 sebanyak 0,2 gram yang murni telah
dikeringkan didalam oven 100oC, kemudian masukkan ke dalam labu ukur tambahkan
50 ml aquadest, tambahkan setetes demi tetes 1 : 1 sampai larutan menjadi jernih.
Kemudian encerkan sampai tanda batas serta homogenkan.
Setelah larutan diatas telah dibuat semua , kita menstandarisasi larutan CaCO 3.
Larutan CaCO3 dipipet sebanyak 25 ml kemudian menambahkan 2,5 ml larutan buffer
dan menambahkan 3 tetes indicator EBT. Kemudiam melakukan titrasi dari titran ke
analit. Saat proses titrasi, terjadi perubahan warna yang semula berwarna merah anggur
menjadi biru. Perubahan warna tersebut terjadi pada volume rata-rata 20,5 ml. Titrasi ini
dilakukan sebanyak 3 kali. Normalitas EDTA yang didapat dari hasil standardisasi yaitu
0,022 mek/ml dengan persen kesalahan 2,8%. Kesalahan tersebut dapat terjadi karena
beberapa hal, yaitu :
-
terdapat 3 sampel berbeda yang diuji. Masing-masing sampel dipipet 25ml kedalam
erlenmeyer kemudian menambahkan 1ml larutan buffer dan 5 tetes indicator EBT,
dilakukan 3 kali percobaan setiap sampel. Kemudian melakukan titrasi dari titrannya
yaitu larutan EDTA ke analitnya yaitu sampel yang diuji tersebut. Volume rata-rata yang
didapat dari hasil titrasi sampel 1 yaitu 1 ml, sehingga didapatkan Kesadahan pada
sample 1 sebesar 44,0396 mg/liter atau ppm. Sedangkan sampel 2 didapat volume ratarata sebesar 1,5 ml , sehingga didapatkan Kesadahan pada sample 2 sebesar 66,0594
mg/liter atau ppm dan sampel 3 didapat volume rata-rata sebesar 1ml, sehingga
didapatkan Kesadahan pada sample 3 sebesar 44,0396 mg/liter atau ppm.
XII.
KESIMPULAN
Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca 2+ dan Mg2+, juga
Black T
Adapun hasil dari percobaan didapat sebagai berikut :
Pada standardisasi larutan EDTA
- Volume titran = 17,5 ml
- Normalitas EDTA = 0,022 N dengan persen kesalahan 2,8 %
Penentuan kesadahan
- Sampel 1 , Volume titran = 1 ml
kesadahan = 44,0396 mg/liter atau ppm
- Sampel 2, Volume titran = 1,5 ml
kesadahan = 66,0594 mg/liter atau ppm
- Sampel 3, Volume titran = 1 ml
Kesadahan = 44,0396 mg/liter atau ppm
XII.
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Penuntun Praktikum Kimia Terapan. 2015. Titrasi Asam Basa.
Buret
Erlenmeyer
Neraca Analitik
Corong
Spatula
Pipet Tetes
Bola Karet
Gelas kimia
Labu ukur
Botol Aquades
Pengaduk
Pipet Ukur
Kaca Arloji