Anda di halaman 1dari 15

ANIMALIA

A. Ciri-ciri Animalia
Bersifat eukariotik
Multiseluler
Tidak memiliki dinding sel dan klorofil
Bersifat heterotrof
Dapat menggerakkan tubuh untuk mencari makan dan mempertahankan diri
Reproduksi secara aseksual dan seksual
B. Klasifikasi Animalia
Berdasarkan ada tidaknya jaringan penyusun tubuh, Animalia dibedakan atas:
Parazoa
: tidak memiliki jaringan sejati. Contoh (hanya) Porifera
Eumetazoa
: memiliki jaringan sejati. Contoh Cnidaria

Berdasarkan simetri tubuhnya, Eumetazoa dibedakan atas:


Radiata
: bentuk tubuh simetri radial dengan bagian tubuh memiliki bagian atas (oral)
dan bawah (aboral), contohnya Sykon Ciliatum (Porifera)
Bilateria
: bentuk tubuh simetri bilateral dengan bagian tubuh memilki sisi atas
(dorsal), sisi bawah (ventral), ujung kepala (anterior), ujung belakang/ekor (posterior), serta sisi
kanan dan kiri. Contohnya Udang (Artropoda)
Terdapat tiga macam lapisan embrionik pada Eumetazoa, yaitu:
Ektoderm
: lapisan terluar yang menutupi permukaan embrio/tubuh. Ektoderm akan
berkembang menjadi penutup tubuh luar dan sistem saraf
Endoderm
: lapisan terdalam dan menutupi saluran pencernaan yang sedang
berkembang (arkenteron). Endoderm berkembang menjadi saluran pencernaan, hati, dan paruparu.
Mesoderm
: lapisan diantara ektoderm dan endoderm. Mesoderm berkembang menjadi
otot dan bagian organ lainnya diantara saluran pencernaan dan penutup luar tubuh
Berdasarkan lapisan tubuh yang dimiliki, hewan dibedakan atas :
Diploblastik
: memiliki dua lapisan embrionik (ektoderm dan endoderm). Contohnya
Porifera dan Cnidaria
Triploblastik
: memilki tiga lapisan embrionik (ektoderm, mesoderm, dan endoderm).
Contohnya dari filum Platyhelminthes hingga Chordata
Hewan triploblastik dibedakan atas:
Triploblastik aselomata
Memiliki tubuh solid/padat atau tidak memiliki rongga diantara saluran pencernaan dan dinding
tubuh. Contohnya cacing pipih (Platyhelminthes)
Triploblastik pseudoselomata
Memiliki rongga tubuh semu atau rongga tubuh tidak sepenuhnya dilapisi jaringan dari
mesoderm. Contohnya Nemathelminthes (Nematoda)
Triploblastik selomata
Memiliki rongga tubuh sejati dan dilapisi jaringan dari mesoderm. Contohnya Annelida,
Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata
Berdasarkan ada tidaknya tulangbelakang, hewan dikelompokkan atas :
Invertebrata
: tidak bertulangbelakang. Contohnya Porifera, Cnidaria, Ctenophora,
Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata
Vertebrata
: bertulangbelakang. Contohnya Chordata yang meliputi Pisces, Amphibia,
Reptilia, Aves, dan Mamalia

C. Porifera (Hewan Berpori/Berspons)


(Latin, porus=pori, fer=membawa)
1. Ciri-ciri umum
- Tidak memiliki jaringan sejati, masih berupa kumpulan sel-sel yang belum terspesialisasi
- Memiliki tubuh asimetris atau simetri radial
- Memiliki tubuh berpori-pori
- Tubuh mengandung spikula1
- Habitat umumnya di laut dan sebagian kecil di air tawar
- Hidup secara sesil atau melekat pada suatu substrat
- Bersifat hermaprodit2 dan beberapa bersifat gonokoris3
- Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan tunas dan gemula sedangkan reproduksi
secara seksual melalui fertilisasi
2. Struktur dan Fungsi Tubuh
a. Saluran air
Ostium (pori-pori) : lubang masuknya air
Spongosol (rongga tubuh) : rongga dalam tubuh
Oskulum : lubang keluarnya air
Porosit : untuk membuka dan menutup pori
Tipe saluran air :
Askon : air masuk lewat ostium dan langsung ke spongosol kemudian keluar melalui
oskulum
Sikon
: air masuk lewat ostium yang bercabang ke spongosol kemudian keluar melalui
oskulum
Leukon : air masuk lewat ostium bercabang yang lebih rumit ke rongga berflagel kemudian
keluar melalui oskulum
b. Tubuh belum memiliki jaringan sejati, tetapi dibentuk oleh kumpulan sel-sel yang tersusun longgar
dan relatif belum terspesialisasi. Porifera belum memiliki sistem saraf dan otot, tetapi sel-sel
mampu bereaksi pada perubahan lingkungan. Tubuh Porifera terdiri atas tiga lapisan sel, yaitu :
Pinakosit/pinakoderm
Sel-sel lapisan tubuh terluar yang berbentuk pipih, tersusun rapat, dan mampu berkontraksi.
Berfungsi melindungi tubuh bagian dalam.
Mesoglea/mesohil
Lapisan tengah diantara pinakosit dan koanosit yang tersusun atas gelatin dan mengandung
sel-sel ameboid (amebosit), sel skleroblas (pembentuk spikula), dan arkeosit (pembentuk
sel reproduktif). Amebosit sebagai pengedar sari makanan, oksigen, dan sisa metabolism.
Koanosit
Sel-sel lapisan tubuh terdalam yang melapisi spongosol, berbentuk lonjong, berflagel, dan
dikelilingi serangkaian penjuluran yang dilapisi mucus. Berfungsi mencerna makanan secara
intraseluler dan menyerap oksigen secara difusi
c. Fisiologi
Proses fisiologi Porifera bergantung pada aliran air, dimana air yang masuk melalui ostium
membawa partikel makanan dan oksigen. Getaran flagel pada koanosit menyapu air ke arah
oskulum.

1 Struktur seperti jarum yang terbuat dari zat kapur atau kersik sebagai kerangka Porifera
2 Berkelamin ganda
3 Kelamin terpisah antara jantan dan betina, satu individu satu memiliki satu
jenis kelamin

Proses pencernaan : partikel makanan yang terjerat dalam mukus pada koanosit akan ditelan
secara fagositosis4 dan dicerna intraseluler. Sari makanan hasil pencernaan masuk ke dalam
amebosit dan diedarkan ke sel-sel lainnya.
Proses respirasi : pertukaran gas terjadi secara difusi pada koanosit dan oksigen masuk ke
dalam amebosit dan diedarkan ke sel-sel lainnya.

Proses reproduksi
Secara aseksual : pembentukan tunas yang berasal dari sel-sel amebosit yang dilepas dan
tumbuh menjadi individu baru. Pembentukan granula ? yang berasal dari kumpulan arkeosit 5
yang mengandung cadangan makanan dan kadang memiliki cangkang.
- Secara seksual: sperma dikeluarkan melalui oskulum dan masuk ke tubuh individu lain
melalui ostium. Terjadi fertilisasi sel telur oleh sperma di mesoglea membentuk embrio.
Embrio tumbuh menjadi larva berflagel (larva amfiblastula) yang akan keluar dan
menempel di suatu substrat hingga tumbuh menjadi Porifera dewasa.
-

3. Klasifikasi
a. Calcarea (Calcispongiae) Latin, calcare=kapur, calsi=kapur, spongia=spons)
Memiliki rangka dari zat kapur/kalsium karbonat
Memiliki tipe saluran askon, sikon, dan leukon
Berwarna pucat dan permukaan tubuh berbulu
Contoh : Leucosolenia, Clathrina, dan Sykon ciliatum
b. Hexatinellida (Hyalospongiae) Latin, hexa=enam, hyalo=kaca/transparan)
Memiliki rangka dari zat kersik atau silika
Memiliki tipe saluran sikon
Bentuk tubuh silindris, datar, atau bertangkai
Contoh : Hyalonema dan Eplectea aspergillum
c. Demospongiae Latin, demo=tebal
Memiliki rangka dari serabut spongin
Memiliki tipe saluran air leukon
Tubuh berwarna cerah dan lunak karena tidak memiliki spikula
Contoh : Euspongiae, Oscarella, Microciona, dan Cliona celata
d. Sclerospongiae
Memiliki rangka dari kalsium karbonat yang terjalin dalam serat-serat spons
Memiliki tipe saluran air leukon
Contoh : Ceratoporella dan Stromatospongia
D. Cnidaria
(Yunani, cnide=sengat)
1. `Ciri-ciri umum
- Bersifat diploblastik
- Tubuh simetri radial
- Memiliki rongga tubuh sebagai alat pencernaan
- Memiliki alat penyengat untuk pertahanan dan menangkap mangsa
- Habitat di laut dan sebagian kecil di perairan tawar dan hidup bebas sebagai karnivora
- Memiliki tubuh berbentuk polip6 atau medusa7

4 Mencerna seperti sel darah putih atau fagosit, cara sel yang mencerna
makanan dengan membentuk vakuola (rongga).
5 Pembentuk sel reproduktif
6 Melekat, tidak berpindah tempat
7 Hidup bebas

Bersifat hermaprodit dan beberapa bersifat gonokoris


Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan tunas dan secara seksual dengan fertilisasi

2. Struktur dan Fungsi Tubuh


Terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
a. Epidermis : lapisan paling luar yang tersusun atas sel epitel otot, sel interstisial, sel knidosit8
(knidoblas), sel kelenjar lendir, dan sel saraf indra. Sel epitel otot sebagai pelindung. Sel
interstisial berperan dalam regenerasi dan penghasil tipe sel lainnya. Knidoblas memiliki
nematosista9 yang beracun. Sel indra tersusun seperti jala.
b. Mesoglea : rongga yang berisi gelatin dan tidak mengandung sel-sel. Terletak diantara epidermis
dan gastrodermis.
c. Gastrodermis : lapisan dalam yang terdiri atas sel otot pencerna berflagel, sel kelenjar enzim, sel
kelenjar lendir, dan umumnya mengandung nematosista
Cnidaria memiliki bentuk tubuh polip, medusa, atau keduanya dalam siklus hidupnya.
-Polip : berbentuk silindris dan memiliki ujung atas sebagai oral (mulut) yang dikelilingi tentakel
dan ujung bawah sebagai aboral yang menempel pada substrat.
-Medusa : berbentuk seperti payung atau mangkok terbalik dan dibagian cekung memiliki mulut
dan tentakel.
e. Fisiologi
Pergerakan terjadi oleh kontraksi otot yang mempengaruhi cairan di dalam rongga gastrovaskuler.
Polip hanya dapat bergerak meliuk-liuk sedangkan medusa dapat berenang bebas dan dibantu
kontraksi otot melingkar
Proses pencernaan: makanan masuk ke mulut dengan bantuan tentakel lalu masuk rongga
gastrovaskuler yang mengandung enzim pencernaan. Sel otot pencernaan memiliki pseudopodia ?
untuk menangkap dan menelan partikel makanan. Pencernaan dilanjutkan secara intraseluler dan
sari makanan diedarkan secara difusi atau disimpan sebagai cadangan makanan. Sisa makanan
dikeluarkan melalui mulut karena tidak memiliki anus.
Proses respirasi dan ekskresi : tidak memiliki alat respirasi dan ekskresi sehingga pertukaran gas
dan pembuangan zat sisa metabolisme secara difusi di seluruh permukaan tubuhnya
Proses reproduksi :
-Secara aseksual : pembentukan tunas di dekat bagian aboral dan hanya terjadi pada bentuk polip
-Secara seksual : umumnya terjadi pada bentuk medusa. Spermatozoid dan ovum mengalami
fertilisasi secara eksternal atau internal membentuk zigot
Siklus hidup Hydrozoa (Obelia sp.)
-Polip diploid membentuk tunas-tunas hingga membentuk koloni polip, ada yang bertentakel untuk
mencari makan dan tanpa tentakel untuk bereproduksi
-Polip tanpa tentakel membentuk tunas medusa diploid dan dilepas
-Medusa jantan dan betina menghasilkan sel gamet (spermatozoid dan ovum) yang masing-masing
haploid
-Terjadi fertilisasi ovum oleh spermatozoid membentuk zigot (2n)
-Zigot berkembang menjadi larva padat bersilia, yaitu planula (2n)
-Planula menetap di suatu substrat dan tumbuh menjadi polip baru
Siklus hidup Scyphozoa (Aurelia sp.)
-Medusa jantan dan betina menghasilkan ovum dan spermatozoid yang masing-masing haploid
-Terjadi fertilisasi ovum oleh spermatozoid membentuk zigot (2n)
-Zigot berkembang menjadi planula
-Planula menetap pada substrat dan tumbuh menjadi skifistoma (larva kecil bertentakel)
-Skifistoma melakukan strobilasi (pembelahan secara melintang pada ujung oral yang
menghasilkan setumpuk bakal medusa, yaitu efira)

8 Sel sengat
9 Alat sengat

-Efira terlepas satu persatu hingga habis dan skifistoma hidup menjadi polip kembali. Efira tumbuh
menjadi medusa dewasa.
3. Klasifikasi Cnidaria
a. Hydrozoa (Yunani, hydro=air, zoon=hewan)
- Tubuh berbentuk seperti batang bercabang
-Hidup sebagai polip, medusa, atau keduanya, dengan fase polip dominan
-Tidak memiliki nematosis pada gastrodermis
Contoh : Hydra, Obelia, dan Physalia
b. Scyphozoa (Yunani, skyphos=mangkuk)
-Tubuh berbentuk seperti payung atau mangkuk terbalik
-Hidup sebagai medusa dan polip, dengan fase medusa dominan
-Memiliki nematosis pada gastrodermis
Contoh : Aurelia aurita (ubur-ubur), Periphylla, dan Cyanea
c. Anthozoa (Yunani, anthos=bunga)
-Tubuh berbentuk seperti bunga dan ada yang memiliki rangka luar dari zat kapur
-Hidup sebagai polip saja
-Memiliki nematosis pada gstrodermis
Contoh : anemon dan terumbu karang (Corallium, Acropora, Astrangia, dan Cerianthus)
d. Cubozoa
-Bentuk tubuh seperti payung dengan empat sisi datar sehingga menyerupai kubus
-Hidup sebagai polip dan medusa
-Memiliki nematosis pada gastrodermis
Contoh : Chinorex fleckeri (sea wasps)
E. Ctenophora
(Yunani, kteno/kteis=sisir, phora=pembawa)
1. Ciri-ciri umum
-Bersifat diploblastik atau triploblastik
-Tubuh simetri radial atau bilateral
-Tidak memiliki alat penyengat (nematosista)
-Memiliki kumpulan silia untuk bergerak yang tersusun dalam 8 baris seperti sisir
-Mampu memancarkan cahaya (bioluminescens)
-Habitat di laut dan bersifat soliter
-Bersifat hermaprodit
-Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi dan secara seksual dengan fertilisasi secara
eksternal
2. Struktur dan Fungsi Tubuh
Memiliki lapisan tubuh yang terdiri dari lapisan sel transparan, lapisan mesenkim tebal yang
mempunyai sel otot sejati, dan lapisan gastrodermis
Tubuh terdiri atas permukaan oral (mulut) dan permukaan aboral (dengan dua lubang anus)
Memiliki 8 baris silia yang tersusun seperti sisir untuk bergerak
Memiliki dua tentakel yang mampu memanjang dan dilengkapi sel-sel koloblas yang bersifat
lengket
Fisiologi tubuh Ctenophora hampir sama dengan fisiologi tubuh Cnidaria. Berbeda dengan
Cnidaria, proses pencernaan bermula dari makanan yang masuk mulut menuju faring dan
dicerna secara intraseluler di saluran gastrodermis. Sisa pencernaan dikeluarkan melalui anus
3. Klasifikasi Ctenophora
a. Tentaculata
: memiliki tentakel. Contoh : Mertensia ovum
b. Nuda
: tidak memilki tentakel. Contoh : Neis cordigera
Contoh Ctenophora secara umum adalah ubur-ubur sisir
E. Platyhelminthes (Cacing Pipih)
(Yunani, platy=pipih, helminthes=cacing)
1. Ciri-ciri umum
-Bersifat triploblastik aselomata
-Tubuh simetri bilateral

-Bentuk tubuh pipih, bersegmen atau tidak, dan ada yang dilapisi kutikula
-Habitat di perairan, tempat lembap, di permukaan atau di dalam tubuh organisme lain
-Ada yang hidup bebas sebagai karnivora atau memakan sisa-sisa organisme, bersifat saprofit,
dan parasit
-Bersifat hermaprodit
-Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi dan secara seksual dengan fertilisasi
2. Struktur dan Fungsi Tubuh
Ada yang memiliki alat isap untuk menempel pada substrat atau inang.
Memiliki sistem pencernaan belum sempurna yang terdiri atas mulut, faring, dan rongga
gastrovaskuler, tanpa anus. Kelas Cestoda tidak memiliki sistem pencernaan.
Tidak memiliki sistem pernapasan dan peredaran darah sehingga pertukaran dan transportasi
zat terjadi secara difusi.
Sistem saraf berupa beberapa pasang benang saraf atau berbentuk jala saraf. Memiliki alat
indra berupa bintik mata sebagai pendeteksi cahaya dan kemoreseptor, kecuali pada
Platyhelminthes yang bersifat endoparasit.
Memiliki alat ekskresi sederhana berupa protonefridia berbentuk saluran bercabang-cabang
yang berakhir pada sel api (solenosit). Sisa metabolisme dikeluarkan secara difusi melalui
permukaan tubuh
3. Klasifikasi
a. Turbellaria (cacing berambut getar)
-Permukaan tubuh bersilia, tidak bersegmen, dan dilapisi lendir
-Tidak memiliki alat isap
-Memilki sisi-sisi kepala membentuk tentakel yang disebut aurikel dan sepasang bintik mata
-Memiliki alat pencernaan
-Hidup bebas di perairan, pasir, lumpur, batu karang, atau bersimbiosis mutualisme
-Tidak memiliki siklus hidup
Contoh : Planaria, Stenostomum, Bipalium, dan Leptoplana
b. Trematoda (cacing isap)
-Permukaan tubuh tidak bersilia, ditutupi lapisan kutikula, dan tidak bersegmen
-Memiliki alat isap (satu atau dua dibagian oral dan ventral)
-Memiliki alat pencernaan
-Hidup sebagai parasit
-Mengalami siklus hidup dengan memiliki inang utama saat hidup dewasa dan inang perantara saat
stadium larva
Contoh : Fasciola hepatica (cacing hati), Clonorchis sinensis, dan Schistosoma
Siklus hidup Fasciola hepatica
-Cacing dewasa di hati ternak atau manusia menghasilkan telur dan memasuki saluran pencernaan
melalui aliran darah kemudian keluar bersama feses
-Telur menetas menjadi mirasidium (larva I yang bersilia)
-Mirasidium menginfeksi siput air sebagai inang perantarra dan berkembang menjadi sporosista
(larva tak bersilia)
-Sporosista berkembang menjadi redia (larva II)
-Redia berkembang menjadi serkaria (larva III yang berekor dan mampu berenang)
-Serkaria keluar dari tubuh siput dan berkembang menjadi metaserkaria
-Metaserkaria yang menempel pada rumput termakan hewan dan masuk ke dalam tubuh menjadi
cacing baru lau menetap di hati hingga dewasa
c. Cestoda (cacing pita)
-Permukaan tubuh tidak bersilia, ditutupi lapisan kutikula, dan tubuh bersegmen
-Memiliki alat isap dan ada yang memiliki kait
-Tubuh terdiri atas skoleks (kepala), bagian leher, dan proglotid. Setiap proglotid memiliki alat
kelamin
-Tidak memiliki mulut dan alat pencernaan
-Hidup sebagai parasit
-Mengalami siklus hidup dengan memiliki inang utama dan satu atau dua inang perantara
Contoh : cacing pita (Taenia solium dan Taenia saginata)
Siklus hidup Taenia sp.

-Cacing dewasa di usus manusia menghasilkan proglotid yang mengandung telur


-Proglotid terlepas dan keluar bersama feses. Jika menempel di rumput dapat termakan hewan
-Di dalam usus hewab, telur menetas menjadi onkosfer (larva)
-Onkosfer menembus usus dan memasuki aliran darah lalu menempati jaringan otot
-Onkosfer berkembang menjadi sistiserkus. Jika daging yang mengandung sistiserkus termakan
manusia, maka telur akan menetas dan berkembang hingga dewasa pada usus
F. Nemahelminthes/Nematoda (Cacing Gilik)
(Yunani, nema=benang, helminthes=cacing)
1. Ciri-ciri umum
-Bersifat triploblastik pseudoselomata
-Tubuh simetri bilateral
-Bentuk tubuh seperti gilik/bulat panjang seperti benang dengan kedua ujung runcing, tidak
bersegmen, dan dilapisi kutikula
-Habitat di perairan dan daratan, dan hidup bebas dengan memakan sisa-sisa organisme, sebagai
karnivora dan parasit
-Bersifat gonokoris
-Reproduksi secara seksual dengan fertilisasi
2. Struktur dan Fungsi Tubuh
Nematoda betina berukuran lebih besar dibandingkan jantan. Ujung posterior pada Nematoda
jantan berbentuk seperti kait.
Dinding sel tubuh tersusun atas otot longitudinal yang kontraksinya menghasilkan gerakan
meliuk-liuk. Pseudoselom berisi cairan yang berfungsi sebagai rangka hidrostatik dan
menunjang gerakan.
Memiliki sistem pencernaan yang lengkap dari mulut, faring, esofagus, usus, dan anus. Pada
Nematoda herbivora atau karnivora memiliki stilet di rongga mulutnya untuk untuk menusuk
dan menyerap nutrisi.
Tidak memiliki sistem peredaran darah dan sistem pernapasan. Transportasi dan pertukaran
zat terjadi secara difusi.
Memiliki alat ekskresi berupa sistem sel kelenjar dengan saluran atau tanpa saluran. Pada
spesies yang hidup di laut memiliki alat ekskresi berupa kelenjar renet.
Memiliki sistem saraf berupa lingkaran saraf yang mengelilingi esofagus dan berhubungan
dengan enam benang saraf anterior dan empat atau lebih saraf posterior. Alat indra berupa
seta, papila, amfid, dan phasmid. Seta terdapat di kepala dan permukaan tubuh,
kemoreseptor terdapat di amfid (kepala) dan phasmid (ujung posterior), dan bintik mata pada
Nematoda yang hidup bebas.
Reproduksi terjadi secara fertilisasi internal. Telur yang sudah dibuahi memiliki cangkang tebal.
Telur menetas menjadi larva dan mengalami molting beberapa kali sebelum menjadi dewasa.
3. Klasifikasi Nemathelminthes
a. Adenophorea/Aphasmida : tidak memiliki phasmid. Contohnya Trichinella spinalis
b. Secernentea/Phasmida : memiliki phasmid. Contohnya Ascaris lumbricoides (cacing perut),
Ancylostoma duodenale (cacing tambang), Oxyuris vermicularis (cacing kremi),dan Wucheria
brancofti (cacing filaria)

G. Annelida (Cacing Bersegmen)


(Latin, annelus=cincin kecil, eidos=bentuk)
1. Ciri-ciri umum
-Bersifat triploblastik selomata
-Tubuh simetri bilateral
-Tubuh berbentuk silindris memanjang dan bersegmen-segmen
-Permukaan tubuh dilapisi kutikula, memiliki seta (rambut) atau tidak
-Habitat di perairan dan daratan, hidup bebas, dan ada yang bersifat ektoparasit ?
-Bersifat hermaprodit atau gonokoris

-Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi dan secara seksual dengan fertilisasi
2. Struktur dan Fungsi Tubuh
Setiap segmen pada tubuh Annelida disebut metameri. Segmentasi pada tubuh membagi otot
dinding tubuh dan membentuk sekat. Sistem pencernaan, sirkulasi, saraf, dan ekskresi saling
berhubungan antar segmen.
Ujung anterior tubuh disebut prostomium dan ujung posterior disebut pigidium yang tidak
bersegmen. Bagian lateral tubuh terdapat parapodia dengan seta atau tanpa seta.
Sistem pencernaan lengkap dari mulut, faring, esofagus, tembolok, empedal, usus, dan anus.
Sistem pernapasan secara difusi melalui permukaan tubuhnya dan ada yang memiliki alat
pernapasan berupa insang hasil modifikasi parapodia.
Memiliki sistem peradaran darah tertutup. Terdapat dua pembuluh darah utama, yaitu
pembuluh darah dorsal dan ventral. Pembuluh darah dapat berkontraksi untuk memompa
darah ke seluruh tubuh. Darah Annelida mengandung hemoglobin.
Alat ekskresi berupa metanefridia yang terdiri atas nefrostom (corong bersilia), nefridia
(saluran yang terbungkus peritoneum), dan nefridiofor (lubang ekskresi).
Memiliki sistem saraf tangga tali dengan ganglion otak. Annelida memiliki bintik mata dan
statosista (alat keseimbangan).
Pada Annelida hermaprodit tetap melakukan perkawinan silang dengan cara saling
mempertukarkan spermanya untuk membuahi sel telur individu pasangannya
3. Klasifikasi Annelida
a. Polychaeta (Yunani, poly=banyak, chaetae=rambut kaku)
-Memiliki banyak seta
-Memiliki sepasang parapodia di setiap segmen sebagai alat gerak dan respirasi
-Habitat umumnya di laut, sebagian kecil di air payau dan tawar
-Umumnya bersifat gonokoris dan reproduksi melalui fertilisasi eksternal atau internal. Ada yang
bereproduksi dengan membentuk epitoke (individu reproduktif), berbeda dengan atoke
(individu non-reproduktif).
Contoh : Eunice sp. (cacing palolo), Lysidice oele (cacing wawo), cacing kipas
b. Oligochaeta (Yunani, oligos=sedikit)
-Memiliki sedikit seta
-Tidak memiliki parapodia
-Habitat umumnya di perairan tawar dan daratan, sebagian kecil di air payau dan laut
-Bersifat hermaprodit dan melakukan perkawinan silang. Memiliki klitelium (segmen reproduktif
berdinding tebal) yang menghasilkan lendir untuk perkawinan dan membentuk kokon sebagai
tempat telur berkembang hingga menetas
Contoh : Lumbricus terrestris (cacing tanah) dan Tubifex
c. Hirudinea
-Tidak memiliki seta dan parapodia
-Memiliki dua alat pengisap (satu di ujung anterior dan satu di ujung posterior)
-Habitat umumnya di perairan tawar yang tenang, dangkal, dan banyak ditumbuhi tumbuhan air
-Memiliki kelenjar ludah yang menghasilkan hirudin (zat anti koagulan)
-Bersifat hermaprodit dan melalkukan perkawinan silang
Contoh : Hirudo medicinalis (lintah) dan Haemadipsa (pacet)
H. Mollusca (Hewan Bertubuh Lunak)
(Latin, molluscus=lunak)
1. Ciri-ciri umum
-Bersifat triploblastik selomata
-Tubuh simetri bilateral
-Memiliki tubuh lunak
-Ada yang memiliki cangkang
-Habitat umumnya di perairan dan sebagian di daratan, hidup bebas dan ada yang parasit
-Umumnya bersifat gonokoris dan ada yang hermaprodit
-Reproduksi secara seksual melalui fertilisasi internal atau eksternal

2. Struktur dan Fungsi Tubuh


Tubuhnya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
-Kaki: berotot dan mengandung banyak lendir dan silia untuk pergerakan
-Massa visera: mengandung organ-organ internal seperti alat pencernaan dan ekskresi
-Mantel: lipatan jaringan yang menutupi massa visera dan berfungsi menyekresikan cangkang
Sistem pencernaan lengkap yang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Di dalam
rongga mulut Annelida (kecuali Pelecypoda) terdapat radula (lidah parut) dengan gigi kitin untuk
memakan, menangkap, dan mengebor.
Memiliki sistem peredaran darah terbuka dengan jantung yang terdiri dari dua serambi dan satu
bilik. Pigmen darah berupa hemosianin yang berwarna biru pucat.
Memiliki alat respirasi berupa ktenidium (sepasang insang atau lebih), paru-paru, atau keduanya.
Alat ekskresi berupa sepasang protonefridium
Sistem saraf berbentuk cincin saraf yang melingkari esofagus dengan beberapa pasang ganglion
dan dua pasang benang saraf yang berhubungan dengan kaki, mantel, dan organ-organ dalam.
Alat indra berupa osfradium (kemoreseptor), mata, dan statosista.
3. Klasifikasi Mollusca
a. Polyplacophora/Amphineura (Latin, poly=banyak, plac=piring/plat, phora=membawa)
-Bentuk tubuh lonjong, pipih dorsoventral, dan tidak berkepala
-Memiliki cangkang dengan 8 keping cangkang pipih yang tersusun seperti genting
-Memiliki kaki lebar dan datar
-Reproduksi bersifat gonokoris dan fertilisasi secara internal atau eksternal
Contoh : Chiton sp. dan Lepidopleurus
b. Pelecypoda/Lamellabranchiata/Bivalvia (Latin, pelecys=kapak kecil)
-Bentuk tubuh pipih secara lateral dan tidak berkepala
-Memiliki sepasang cangkang yang menutupi tubuhya
-Memiliki kaki pipih berbentuk seperti kapak kecil dan insang berlapis-lapis
-Reproduksi bersifat gonokoris atau hermaprodit dan fertilisasi secara eksternal
Contoh : Pinctada margaritifera (kerang mutiara), Anodonta (kerang air tawar), dan remis
Cangkang Pelecypoda tersusun atas tiga lapisan, yaitu periostrakum
(lapisan luar), prismatik (lapisan kapur di tengah), dan nakreas (lapisan
mutiara). Diantara epitel mantel dan permukaan nakreas terdapat rongga
berisi cairan ekstrapalial. Jika benda asing masuk ke rongga tersebut maka
cairan (Yunani,
ekstrapalial
akan melingkupinya hingga mengendap menjadi mutiara
c. Scaphopoda
skaphe=perahu)
-Bentuk
tubuh
ramping
memanjang
dorsoventral
dan diselubungi
Terdapat sepasang lubang
keluar masuknya
air, mantel
yaitu sifon inhalan dan
-Memiliki cangkang berbentuk kerucut atau seperti taring dengan kedua ujung terbuka
-Memiliki kaki yang muncul dari ujung cangkang yang lebar
-Reproduksi bersifat gonokoris dan fertilisasi secara eksternal
Contoh : Dentalium vulgare (siput taring)
Pada bagian kepala terdapat kaptakula yang berbentuk filamen seperti
tentakel sebagai alat peraba dan menangkap mangsa
Tidak memiliki insang sehingga pertukaran gas melalui permukaan mantel
d. Gastropoda (Latin, gaster=perut)
-Memiliki bentuk tubuh yang dapat memanjang dan memendek menyesuaikan bentuk cangkang
-Memiliki cangkang berbentuk kerucut terpilin atau tabung melingkat seperti konde
-Memiliki kaki berupa otot perut yang datar, bersilia, dan menghasilkan lendir
-Reproduksi pobersifat gonokoris dan fertilisasi secara eksternal atau internal
Contoh : Achatina fulica (bekicot), Lymnaea (siput air tawar), dan Vaginula (siput telanjang)
Cangkang Gastropoda terdiri atas empat lapisan, yaitu periostrakum (lapisan
luar), prismatik (lapisan kalsium karbonat luar dan mengandung kalsit),
lamela (lapisan kalsium karbonat tengah dan mengandung aragonit), dan
nakre (lapisan kalsium karbonat dalam dan berupa lembaran aragonit)
Dibagian kepala terdapat sepasang tentakel panjang yang diujungnya terdapat
mata sebagai pendeteksi cahaya dan sepasang antenna pendek sebagai indra
peraba dan penciuman

e. Cephalopoda (Yunani, kephale=kepala)


-Tidak memiliki cangkang, kecuali pada Nautilus
-Memiliki kaki yang berada di kepala sebagai tentakel
-Memiliki sepasang mata yang berkembang baik
-Memiliki kantong tinta, kecuali Nautilus
-Memiliki kromatofora sehingga warna tubuh dapat berubah-ubah sesuai kondisi lingkungan
-Reproduksi bersifat gonokoris dan fertilisasi eksternal atau internal
Contoh : Loligo pealii (cumi-cumi), Octopus sp. (gurita), dan Nautilus
Cephalopoda meiliki cangkang dalam, kecuali pada Nautilus yang memiliki
cangkang luar berupa pen yang bersifat ringan dan transparan
Mampu bergerak dengan menggunakan daya dorong seperti jet dengan cara
mengisap air ke dalam rongga mantelnya kemudian menyemburkan airnya
melalui sifon (corong)
I. Arthropoda (Hewan Berkaki Beruas-ruas)
(Latin, arthros=ruas/sendi, podos=kaki)
1. Ciri-ciri umum
-Bersifat triploblastik selomata
-Tubuh simetri bilateral
-Memiliki kaki dan tubuh beruas-ruas/bersegmen
-Memiliki eksoskeleton (rangka luar)
-Habitat di daratan dan perairan dengan hidup bebas, parasit, atau bersimbiosis
-Bersifat gonokoris atau hermaprodit
-Reproduksi secara aseksual dan seksual

2. Struktur dan Fungsi Tubuh


Segmen-segmen tubuhnya dapat dibedakan atas bagian caput (kepala), toraks (dada), dan
abdomen (perut). Ada pula yang kepala dan dadanya menyatu menjadi sefalotoraks. Jumlah
kaki bervariasi dari 6, 8, 10 atau lebih pasang kaki.
Tubuh dilapisi kutikula atau eksoskeleton dari zat kitin. Eksoskeleton tidak dapat tumbuh
membesar sehingga harus diganti sewaktu-waktu melalui proses ekdisis (molting) dengan
melepas eksoskeleton lama kemudian menyekresikan eksoskeleton baru. Molting memerlukan
energi besar sehingga Arthropoda akan bersembunyi, tidak makan, dan rentan pemangsa.
Sistem pencernaan lengkap yang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.
Sistem peredaran darah terbuka yang terdiri dari jantung, arteri pendek, dan sinus (ruangan
yang mengelilingi jaringan dan organ). Kumpulan sinus disebut hemosol dan cairan darah
disebut hemolimfa.
Memiliki alat pernapasan berupa insang, trakea, paru-paru buku, atau permukaan tubuhnya.
Sistem trakea terdiri atas saluran udara yang bercabang-cabang dan pertukaran udara melalui
spirakel/stigma yang berupa lubang-lubang disetiap segmen tubuhnya.
Sistem saraf tangga tali dengan ganglion. Alat indra berkembang baik, yaitu mata untuk
melihat, antenna untuk penciuman dan peraba, dan reseptor olfaktori
Memiliki alat ekskresi berupa tubulus Malpighi dan kelenjar hijau
Reproduksi dapat terjadi melalui perkawinan (kopulasi) dan partenogenesis.. Partenogenesis
adalah pembentukan individi baru tanpa melalui fertilisasi, dimana sel telur yang tidak dibuahi
sperma akan tumbuh menjadi individu jantan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah
kromosom individu betina.
3. Klasifikasi Arthropoda
a. Crustacea (Romawi, crusta=kulit keras/kerak)
-Tubuh terdiri atas sefalotoraks dan abdomen, serta tidak bersayap

-Memiliki eksoskeleton keras yang mengandung kitin dan kapur


-Memiliki sepasang mata majemuk (faset) yang bertangkai
-Memiliki kaki beberapa pasang, yaitu sepasang keliped (kaki capit) dan maksiliped, empat
pasang pereiopod (kaki jalan), dan sepasang pleopod (kaki renang) ditiap segmen abdomen
-Memiliki sepasang antena (sungut) panjang dan pendek
-Mulut terdiri atas sepasang mandibula dan dua pasang maksila
-Alat pernapasan berupa insang dan permukaan tubuh
-Alat ekskresi berupa kelenjar hijau
-Dapat melakukan partenogenesis
-Habitat umumnya di perairan dan sebagian kecil di darat
Crustacea dibagi atas dua kelas, yaitu :
Entomostraca (udang-udangan mikroskopik) terdiri atas beberapa ordo, diantaranya
Remipedia, Branchiopoda, Ostracoda, Cephalocarida, dan Maxillopoda.
Contoh : Daphnia pulex dan Cyclops bicuspidatus
Malacostraca (udang-udangan makroskopik) terdiri atas beberapa ordo, diantaranya Isopoda,
Amphipoda, Stomatopoda, dan Decapoda.
Contoh : Scylla sp. (kepiting), Penaeus monodon (udang windu), dan kalomang
b. Chelicerata (Yunani, cheilos=bibir, cheri=lengan)
-Tubuh terdiri atas sefalotoraks dan abdomen, serta tidak bersayap
-Memiliki sepasang mata tunggal (oseli)
-Memiliki kaki berjumlah 4 pasang
-Tidak memiliki antena tapi memiliki rambut halus di perukaan tubuhnya
-Mulut terdiri atas sepasang kelisera (alat sengat) dan pedipalpus (alat capit)
-Alat pernapasan berupa paru-paru buku
-Alat ekskresi berupa tubulus Malpighi
-Tidak dapat melakukan partenogenesis
-Habitat umumnya di darat dan sebagian kecil di air
Chelicerata terdiri atas beberapa kelas dan salah satunya adalah kelas Arachnida. Arachnida
dibagi menjadi tiga ordo, yaitu :
Araneae : memiliki abdomen membulat dan tidak bersegmen dan memiliki kelenjar sutra atau
spirenet untuk menghasilkan jarring.
Contoh : Laba-laba dan Aphonopelma hentzi (tarantula)
Scorpiones : memiliki abdomen memanjang dan bersegmen dengan segmen terakhir
berbentuk ekor melengkung untuk penyengat.
Contoh : Uroctornus mordax (kalajengking)
Acarina : memiliki sefalotoraks dan abdomen yang menyatu, tidak bersegmen, bernapas
dengan trakea dan seluruh permukaan tubuh.
Contoh : Dermatophagoides farina (tungau), Hydracarina (kutu air), dan caplak
c. Myriapoda (Yunani, myria=banyak)
-Tubuh terdiri atas kepala dan abdomen, serta tidak bersayap
-Memiliki sepasang mata dari sekumpulan oseli
-Memiliki kaki berjumlah sepasang atau lebih di setiap segmen tubuh
-Memiliki sepasang antena
-Mulut terdiri atas sepasang mandibula dan dua pasang maksila
-Alat pernapasan berupa trakea
-Alat ekskresi berupa tubulus Malpighi
-Tidak dapat melakukan partenogenesis
-Habitat umumnya di darat dan sebagian kecil di air
Myriapoda dibagi atas dua kelas, yaitu :
Diplopoda : bentuk tubuh silindris panjang dan memiliki dua pasang kaki disetiap segmen
Contoh : Trigoniulus corallines (keluwing)
Chilopoda : bentuk tubuh pipih dorsoventral dan memiliki sepasang kaki disetiap segmen
Contoh : Scutigera coleoptrata (lipan rumah)
d. Hexapoda
-Tubuh terdiri atas kepala, toraks dan abdomen, serta ada yang memiliki bersayap
-Memiliki sepasang mata tunggal (oseli) atau mata majemuk (faset)

-Memiliki kaki berjumlah 3 pasang


-Memiliki sepasang antena
-Mulut terdiri atas sepasang maksila, mandibula, palpus (alat perasa), dan labium (bibir)
-Alat pernapasan berupa trakea
-Alat ekskresi berupa tubulus Malpighi
-Dapat melakukan partenogenesis
-Habitat umumnya di darat dan sebagian kecil di air
Hexapoda dibagi atas dua kelas, yaitu Entognatha dan Insecta (serangga). Insecta dibagi atas
dua subkelas berdasarkan ada tidaknya sayap, yaitu Apterygota dan Pterygota. Apterygota tidak
memiliki sayap dan umumnya tidak bermetamorfosis, contohnya Lepisma saccharina (kutu buku).
Pterygota umumnya bersayap dan mengalami metamorfosis, dibedakan atas beberapa ordo {
Odonata : memiliki dua pasang sayap bermembran. Contohnya capung.
Isoptera : memiliki dua pasang sayap tipis dan berukuran sama. Contohnya rayap.
Orthoptera : memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan lebih tebal, sempit, dan kuat
dibandingkan sayap belakang. Contohnya belalang, kecoa, dan jangkrik.
Hemiptera : memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan menebal dan menanduk
sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput. Contohnya walng sangit dan kutu daun.
Lepidoptera : memiliki dua pasang sayap dilapisi sisik. Contohnya kupu-kupu.
Diptera : memiliki sepasang sayap. Contohnya lalat dan nyamuk.
Metamorfosis Insecta dibedakan atas :
Hemimetabola (metamorfosis tidak sempurna)
telur nimfa (serangga muda) imago (serangga dewasa)
Contoh : belalang dan kecoa
Holometabola (metamorfosis sempuna)
telur larva pupa imago
Contoh : kupu-kupu, lalat, dan nyamuk
Tipe mulut pada serangga dibedakan atas :
Tipe menggigit dan mengunyah. Contohnya belalang, jangkrik, dan kumbang.
Tipe menjilat dan mengisap. Contohnya lalat dan lebah.
Tipe menusuk dan mengisap. Contohnya nyamuk.
Tipe mengisap. Contohnya kupu-kupu.
J. Echinodermata (Hewan Berkulit Duri)
(Yunani, echino=landak, derma=kulit)
1. Ciri-ciri umum
-Bersifat triploblastik selomata
-Tubuh simetri radial saat dewasa dan simetri bilateral saat masih larva
-Umumnya memiliki kulit berduri
-Memiliki sistem pembuluh air (ambulakral)
-Habitat di pantai hingga dasar laut dengan hidup secara bebas atau bersimbiosis
-Reproduksi bersifat gonokoris dengan cara aseksual atau seksual
2. Struktur dan Fungsi Tubuh
Memiliki kulit tipis untuk menutupi rangka mesodermal di dalam tubuhnya. Rangka mesodermal
terdiri atas osikula berupa pelat-pelat kapur yang dapat digerakkan.
Umumnya tubuh terbagi lima bagian simetri yang terdiri atas daerah ambulakral (penjuluran
kaki tabung) dan interambulakral (daerah tanpa kaki ambulakral). Tubuhnya memiliki daya
regenerasi tinggi.
Sistem ambulakral berfungsi untuk pergerakan, bernapas, berpegangan pada substrat, dan
memegang mangsanya. Sistem ambulakral terdiri atas :
Madreporit : lempeng dorsal yang berlubang-lubang sebagai tempat keluar masuknya air.
Madreporikus (saluran batu) : saluran penghubung antara madreporit dengan sirkomolaris.
Sirkomolaris (saluran cincin) : saluran melingkar yang mengelilingi mulut
Saluran radialis : cabang dari sirkomolaris yang menuju ke setiap lengan.
Saluran lateral : cabang dari saluran radialis yang mengalirkan air ke ampula.

Ampula : gelembung otot yang berhubungan dengan setiap kaki ambulkral/kaki tabung.
Ampula berkontraksi untuk mengatur volume air di dalam kaki tabung untuk pergerakan.
Ambulakral (kaki tabung)
Sistem pencernaan lengkap dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.
Alat pernapasan berupa insang kulit.
Sistem saraf berupa cincin saraf berbentuk segitiga yang terletak di sekitar mulut dan setiap
sudut cincin terhubung dengan saluran radialis
Reproduksi aseksual dengan pembelahan fisi, yaitu penyekatan dan pemisahan pisin pusat
(piringan kecil di pusat tubuh) kemudian setiap bagian yang terpisah akan beregenerasi
menjadi individu baru. Disetiap lengan terdapat gonad. Fertilisasi secara eksternal
menghasilkan larva berbentuk simetri bilateral dan bermetamorfosis menjadi dewasa.

3. Klasifikasi Echinodermata
a. Asteroidea
-Memiliki bentuk seperti bintang pentamer
-Memiliki lima lengan atau kelipatannya
-Permukaan tubuh berduri
-Sistem pencernaan lengkap
-Kaki tabung memiliki ampula
-Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan fisi dan secara seksual dengan fertilisasi
eksternal
Contoh : Asterias forbesi (bintang laut)
b. Ophiuroidea
-Memiliki bentuk seperti bintang dengan pisin pusat kecil
-Memiliki lima lengan yang panjang, lansing, dan dapat meliuk-liuk
-Permukaan tubuh berduri
-Sistem pencernaan tidak lengkap, tidak memiliki anus
-Kaki tabung tidak memiliki ampula dan alat pengisap
-Reproduksi secara seksual dengan fertilisasi eksternal
Contoh : Ophiothrix fragilis (bintang ular)
c. Echinoidea
-Memiliki bentuk tubuh bulat atau oval
-Tidak memiliki lengan
-Permukaan tubuh berduri dengan duri panjang dan pendek yang dapat digerakkan
-Sistem pencernaan lengkap
-Kaki tabung memiliki ampula
-Reproduksi secara seksual dengan fertilisasi eksternal
Contoh : bulu babi dan dolar pasir
d. Crinoidea
-Memiliki bentuk bertangkai seperti bunga lili atau bulu-bulu unggas
-Memiliki lima lengan yang bagian pangkalnya bercabang, bertangkai atau tidak
-Permukaan tubuh berduri
-Kaki tabung tidak memiliki ampula
-Reproduksi secara seksual dengan fertilisasi eksternal
Contoh : Ptilocrinus pinnatus (lili laut) dan Antedon bifida (bintang bulu)
e. Holothuroidea
-Memiliki bentuk tubuh silindris
-Tidak memiliki lengan dan duri
-Mulut dikelilingi banyak tentakel
-Sistem pencernaan lengkap
-Memiliki dua kaki tabung di bagian dorsal sebagai alat peraba dan bernapas serta tiga kaki
dengan alat isap di bagian ventral untuk bergerak
-Alat pernapasan berupa pohon pernapasan dan seluruh permukaan tubuh
-Memiliki sistem peredaran darah hermal (tanpa jantung) yang terdiri atas sebuah sinus cincin dan
saluran radial sistem ambulakral
-Reproduksi secara seksual dengan fertilisasi eksternal
Contoh : Cucumaria sp. (mentimun laut)
J. Chordata (Hewan Bernotokorda)

(Latin, chorda=batang)
1. Ciri-ciri umum
-Bersifat triploblastik selomata
-Tubuh simetri bilateral
-Memiliki notokorda (korda dorsalis)
-Memiliki celah faring
-Memiliki tali saraf dorsal
-Memiliki ekor pasca-anus yang berotot
-Habitat di daratan dan perairan, hidup bebas atau bersimbiosis
-Reproduksi bersifat gonokoris/hermaprodit dan berlangsung secara seksual
2. Struktur dan Fungsi Tubuh
3. Klasifikasi Chordata
a. Hemichordata (Latin, hemi=setengah, chorda=batang)
-Memiliki notokorda kecil atau tidak tampak dan terletak di anterior tubuh
-Bentuk seperti cacing dan bertubuh lunak
-Tubuh terdiri atas proboscis (belalai), collar (leher), dan truncus (badan)
-Sistem pencernaan lengkap
-Sistem peredaran darah tertutup
-Alat pernapasan berupa insang
-Alat ekskresi berupa glomerulus
-Sitem saraf terdiri atas berkas saraf di bagian dorsal dan ventral yang menjulur sepanjang tubuh
-Sistem reproduksi bersifat gonokoris dengan fertilisasi eksternal
-Habitat di dasar laut yang berpasir atau berlumpur
Contoh : Balanoglossus (acorn worm) dan Saccoglossus
b. Urochordata/Tunicata (Latin, Uro=ekor, tunicine=mantel dari tunika)
-Memiliki notokorda kecil di bagian ekor dan mereduksi (menghilang) ketika dewasa
-Bentuk seperti kantung kecil atau ceret
-Tubuh ditutupi lapisan mantel transparan dan tebal dengan lubang (sifon) keluar masuknya air
-Sistem pencernaan lengkap
-Sistem peredaran darah terbuka dan tertutup
-Alat pernapasan berupa insang
-Alat ekskresi berupa nefrosit dan vesikula ekskretoris (kantung ekskresi)
-Sistem saraf berupa simpul saraf yang memanjang pada arah dorsal ventral
-Sistem reproduksi bersifat hermaprodit dengan fertilisasi eksternal
-Habitat di laut, hidup bebas saat masih larva dan hidup sesil (menetap) saat dewasa
Contoh : Ascidia, Pyrosoma, dan Oikopleura
c. Cephalochordata/Lancelet (Latin, cephal=kepala)
-Memiliki notokorda yang memanjang di bagian dorsal sepanjang tubuh
-Bentuk seperti ikan kecil, pipih secara lateral, dan kedua ujung runcing
-Tubuh dilapisi kutikula, kepala belum jelas, mulut dilengkapi sirus oral (saringan), dan tubuh
tersusun atas 30-75 miomer (segmen otot renang berbentuk V)
-Sistem pencernaan lengkap
-Sistem peredaran darah tertutup tapi tidak memiliki jantung
-Alat pernapasan berupa insang
-Alat ekskresi berupa nefridium dan solenosit (sel api)
-Alat ekskresi berupa batang saraf bercabang yang terletak didalam saluran notokord
-Sistem reproduksi bersifat gonokoris dengan fertilisasi secara eksternal
-Habitat di laut, berenang bebas atau mengubur diri di pasir dasar perairan atau pantai
Contoh : ikan lancelet (Branchiostoma lanceolatum) dan Amphioxidae
d. Vertebrata
-Sebagian atau seluruh notokorda digantikan oleh ruas-ruas tulang belakang (vertebra)
-Tubuh umumnya terdiri atas kepala, badan, anggota gerak, dan ekor
-Memiliki otak yang relative besar dan terlindungi tengkorak
-Memiliki endoskeleton (rangka dalam)
-Sistem pencernaan lengkap
-Sistem peredaran darah tertutup
- Alat pernapasan berupa paru-paru, insang, dan kulit
-Alat ekskresi berupa sepasang ginjal
-Sistem saraf berupa saraf pusat dan saraf perifer, dan alat indera berkembang baik

-Sistem reproduksi bersifat umumnya gonokoris dan ada yang hermaprodit dengan fertilisasi
secara internal dan eksternal
-Habitat di daratan dan perairan

Anda mungkin juga menyukai