Anda di halaman 1dari 3

5 Stars Doctor

Jika Aku Menjadi Dokter Puskesmas


I.

Latar Belakang
Di Indonesia kesehatan jiwa atau gangguan jiwa masih menjadi masalah. Data Profil
Kesehatan Indonesia (2008) menunjukkan bahwa dari 1000 penduduk terdapat 185
penduduk mengalami gangguan jiwa. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
Tahun 2007, diketahui bahwa prevalensi gangguan jiwa per 1000 anggota rumah
tangga terdapat 140/1000 penduduk usia 15 tahun ke atas, dan diperkirakan sejak
awal tahun 2009 jumlah penduduk yang mengalami gangguan jiwa sebesar 25% dari
populasi penduduk di Indonesia. Tingginya prevalensi gangguan jiwa di Indonesia
diperparah dengan tingkat kekambuhan pasien yang tinggi. Secara global angka
kekambuhan pada pasien gangguan jiwa ini mencapai 50% hingga 92%. Terdapat 5
faktor yang dapat menjadi penyebab kekambuhan, yaitu faktor penderita, dokter,
penanggung jawab klien, keluarga, dan masyarakat. Dengan kata lain, walaupun
pasien telah diobati, harapan untuk kembali ke masyarakat dan berkontribusi pada
lingkungan masih kecil. Di sisi lain, puskesmas sebagai gatekeeper pelayanan
kesehatan, selain mempunyai 6 upaya kesehatan wajib, juga mempunyai 9 upaya
kesehatan tambahan yang satu diantanyanya adalah kesehatan jiwa. Berdasarkan
uraian tersebut, diharapkan puskesmas mampu berkontribusi dalam pencegahan
kekambuhan pasien penderita gangguan jiwa, khususnya yang sudah dipulangkan dan

II.

melanjutkan terapi di rumah.


Peranan sebagai 5 Star Doctor
Care Provider
Sebagai seorang pemberi layanan kesehatan, dokter puskesmas tidak hanya
fokus dalam perbaikan kesehatan individu, namun masalah dilihatan secara
holistik. Di khususkan pada kasus ini, selain melakukan tugas rutin sebagai
dokter puskesmas, saya berharap dapat berperan dalam pencegahan
kekambuhan pasien dengan gangguan jiwa. Peranan ini dapat dimulai dengan
mengadakan konseling sederhana (bukan seperti psikiater) dengan pasien agar
tumbuh rasa saling percaya antara dokter dan pasien. Selain itu, dalam
memberika pelayanan, dokter memandang individu sebagai bagian integral

dari keluarga dan komunitas. Oleh karena itu, perlu adanya penggalian
informasi mengenai keluarga dan komunitas tempat pasien bernaung agar
proses terapi dapat lebih baik dan dapat diketahui faktor-faktor resiko yang
dapat menyebakan kekambuhan pada pasien sehingga hal tersebut dapat

dicegah.
Decision Maker
Sebagai seorang pembuat keputusan, saya sebagai dokter puskesmas berharap
dapat mengalokasikan kelebihan dana kapitasi untuk mendukung program
kesehatan jiwa ini. Selain itu, saya juga berharap mampu menetukan sarana
dan prasarana tambahan untuk terapi secara tepat. Contohnya, membuat taman

hortikultura mini di puskesmas yang menunjang perbaikan kondisi pasien.


Communicator
Sebagai seorang communicator, saya berharap dapat memberikan penjelasan
dan edukasi yang efektif kepada masyarakat di lingkungan puskesmas
mengenai stigma negatif yang tertuju pada penderita gangguan jiwa. Stigma
pada penderita gangguan jiwa merupakan satu diantara penyebab kekambuhan
pasien yang telah kembali ke lingkungan masyarakat sehingga diperlukan
kesadaran bersama untuk menghapuskannya. Selain itu, saya juga berharap
dapat mempromosikan gaya hidup sehat dan memberdayakan individu serta
kelompok untuk dapat tetap sehat dan menghindarkan diri dari penyakit-

penyakit kejiwaan.
Community Leader
Sebagai community leader, saya berharap dapat menempatkan diri dengan
baik dan memperoleh kepercayaan masyarakat sehingga mereka mau
mendukung program-program yang dibuat puskesmas. Saya juga berharap
mampu melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dalam
kasus ini pencegahan kekambuhan pasien dengan gangguan jiwa sehingga
mereka dapat kembali beraktivitas dengan baik di lingkungan masyarakat.

Manager
Sebagai seorang manager, dokter mampu mengelola kondisi interna
puskesmasnya. Dalam hal ini, dokter dapat mengatur tugas pegawai
puskesmas (medis maupun non medis) dengan baik. Contohnya, setelah

pasien pulang ke rumah setelah dirawat di Rumah Sakit Jiwa, maka perawat
puskesmas bertanggung jawab terhadap adaptasi pasien di rumah. Dokter
harus menjamin fungsi ini terlaksana. Selain itu, dokter mampu bekerja sama
secara harmonis dengan individu dan organisasi di luar dan di dalam lingkup
pelayanan kesehatan. Hal ini juga berguna untuk peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat. Apabila memiliki hubungan dengan puskesmas lain
atau organisasi yang peduli dengan kesehatan jiwa, maka kerja sama program
sangat dimungkinkan. Dokter juga mampu memanfaatkan data-data kesehatan
secara tepat dan berhasil guna, seperti faktor resiko kekambuhan pada pasien
III.

gangguan jiwa, penyebab kekambuhan, dan pencegahannya.


Penutup
Penyakit jiwa sebenarnya sama seperti penyakit lainnya, memerlukan pengobatan
yang tepat dan perhatian dari seluruh komponen masyarakat, mulai dari pemegang
kebijakan sampai keluarga. Tetapi, kenyataan di lapangan, orang-orang dengan
gangguan jiwa masih banyak yang diabaikan. Jane Pauley berkata, My goal is to see
that mental illness is treated like cancer.

Anda mungkin juga menyukai