: Ahmad Faizi
Alamat
HP
: 085859818555
yang menjadi identitas masyarakat tertentu. Simbol barang merupakan simbol yang paling
banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kehidupan bermasyarakat.
Banyak barang yang diangap sebagai simbol yang menunjuk pada identitas dan
kualitas religiusitas seseorang. Songkok, sarung, surban, jubah, tulisan arab, tasbih, busana
dengan kriteria tertentu, krudung dengan model tertentu dan minyak dengan aroma tertentu
merupakan bagian dari simbol-simbol barang yang sering kita jumpai di sekeliling kita.
Berbagai barang tersebut diproduksi bukan tanpa maksud dan tujuan. Namun yang menjadi
persoalan adalah tidak semua maksud terurai dengan jelas dengan penggunaan simbol-simbol
tetentu dalam setiap antivitas komunikasi masnusia. Sehingga kecerdasan dan kejelian
menjadi kunci utama untuk menghindari kesalahpahaman dan ketersesasat di dalam
memahami pesan yang tersembunyi di balik simbol yang digunakan.
Menurut Koentjaranimgrat (1971) Sistem kepercayaan erat hubungannya dengan
sistem upacara-upacara keagamaan dan menentukan tata cara dari unsur-unsur, acara, serta
keyakinan terhadap alat-alat yang dipakai dalam upacara. Munculnya budaya songkok,
sarung, surban, jubah, tulisan arab, tasbih, busana dengan kriteria tertentu, krudung dengan
model tertentu dan minyak dengan aroma tertentu menjadi salah satu bukti keterkaitan yang
sangat erat antara sistem kepercayaan dengan penggunaan alat yang kemudian menjadi
budaya masyarakat.
Dalam kaca mata budaya, songkok tidak hanya sekedar hiasan kepala yang berfungsi
untuk mempercantik atau memperganteng pemakainya. Lebih dari itu, songkok sebetulnya
menyimpan segudang makna yang sangat unik sesuai dengan letak wilayah dan komunitas
masyarakat yang ada. Penggunaan songkok pada saat-saat tertentu kadang dimaknai sebagai
ekspresi kesantunan pemakainya. Banyak orang yang diangap tidak santun karena tidak
memakai songkok, misalnya pada saat menghadiri undangan kenduren, di saat berhadapan
dengan tokoh tertentu (kiai, pejabat, dan beberapa tokoh yang lain), di saat menikah, dan di
saat menghadapi sidang pengadilan. Songkok kadang dianggap sebagai salah satu identitas
orang saleh. Sebagian masyarakat Indonesia di daerah tertentu menganggap songkok sebagai
salah satu bukti kesalehan seseorang, sehingga kadang muncul anggapan bahwa orang yang
memakai songkok lebih bersih dari yang tidak memakai songkok, lebih memiliki kedekatan
tertentu terhadap tuhan, dan memiliki pemahaman yang lebih terhadap seluk beluk
keislaman. Konsekwensi dari anggapan-anggapan itu menbawa masyarakat pada sebuah
kesimpulan bahwa mereka yang bersongkok lebih dapat dipercaya dari pada yang tidak
bersongkok, walau kadang irasional.