Kondisi vaksin yang poten, vaksin dalam kondisi terbaiknya, untuk dapat berfungsi sesuai
standar terbaiknya, mutlak dipersyaratkan menjaga rantai dingin vaksin sesuai standar juga.
Sebagaimana kita ketahui, sebagai sebuah produk biologis, vaksin sangat peka terhadao
lingkungan fisik sekitarnya. Konsidi suhu dan keterpaparan cahaya, akan sangat sensitive
terhadap ke-poten-an vaksin. Untuk menjaga kualitas vaksin tetap tinggi sejak diterima
sampai didistribusikan, vaksin harus selalu disimpan pada suhu yang telah ditetapkan, antara
lain:
a) Di Provinsi : 1). Vaksin Polio disimpan pada suhu -150C s/d -250C pada freeze room atau
freezer; 2).Vaksin lainnya disimpan pada suhu 2oC s/d 8oC pada coldroom atau lemari es.
b) Kabupaten/kota: 1).Vaksin polio disimpan pada suhu 150C s/d -250C pada freezer; 2).
Vaksin lainnya disimpan pada suhu +20C s.d. +80C pada coldroom atau lemari es.
c) Puskesmas: 1). Semua vaksin disimpan pada suhu 2 oC s/d 8 oC, pada lemari es; 2).
Khusus vaksin Hepatitis B, pada bidan desa disimpan pada suhu ruangan, terlindung dari
sinar matahari langsung.; 3). Penyimpanan pelarut vaksin pada suhu +20C s.d. +80C atau
pada suhu ruang terhindar dari sinar matahari langsung. Sehari sebelum digunakan,
pelarut disimpan pada suhu +20C s.d. +80C.
Beberapa ketentuan yang harus selalu diperhatikan dalam pemakaian vaksin secara
berurutan adalah paparan vaksin terhadap panas, masa kadaluwarsa vaksin, waktu
pendistribusian/penerimaan serta ketentuan pemakaian sisa vaksin.
Keterpaparan vaksin terhadap panas
Vaksin yang telah mendapatkan paparan panas lebih banyak (yang dinyatakan dengan
perubahan kondisi VVM A ke kondisi B) harus digunakan terlebih dahulu meskipun masa
kadaluwarsanya masih lebih panjang. Vaksin dengan kondisi VVM C dan D tidak boleh
digunakan.
Masa kadaluarsa vaksin
Apabila kondisi VVM vaksin sama, maka digunakan vaksin yang lebih pendek masa
kadaluwarsanya (Early Expire First Out/EEFO)
Waktu penerimaan vaksin (First In First Out/FIFO)
Vaksin yang terlebih dahulu diterima sebaiknya dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan dengan asumsi bahwa vaksin yang diterima lebih awal mempunyai jangka waktu
pemakaian yang lebih pendek.
Pemakaian Vaksin Sisa
Vaksin sisa pada pelayanan statis (Puskesmas, Rumah Sakit atau praktek swasta) bisa
digunakan pada pelayanan hari berikutnya. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
Vaccine carrier adalah alat untuk mengirim/membawa vaksin dari puskesmas ke posyandu
atau tempat pelayanan imunisasi lainnya yang dapat mempertahankan suhu +20C s.d. +80C .
Alat untuk mempertahankan suhu
Kotak dingin beku (cold pack) adalah wadah plastic berbentuk segi empat yang diisi dengan
air yang dibekukan dalam freezer dengan suhu -15 oC s/d -25 oC selama minimal 24 jam.
Kotak dingin cair (cool pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat yang diisi dengan
air kemudian didinginkan dalam lemari es dengan suhu +2oC s/d +8oC selama minimal 24
jam
Referensi: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Imunisasi