Anda di halaman 1dari 18

1.

BAHASA
a. Pengertian Bahasa
Bahasa diambil dari Istilah bahasa sangsakerta yang
memiliki arti kapasitas khusus milik manusia yang berguna
untuk terwujudnya suatu komunikasi antar manusia lain. Bahasa
pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia
secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya
(Depdiknas, 2005: 3).
Sedangkan bahasa menurut kamus besar Bahasa
Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 88) bahasa berarti sistem lambang
bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau
anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik,
tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.
Pengertian bahasa menurut Pengabean, bahasa
merupakan sistem yang dipakai untuk melaporkan serta
menyampaikan segala yang berproses pada sistem saraf.
Bahasa juga adalah sebagai kunci pokok dalam
kehidupan manusia. Dengan bahasa pula manusia dapat
memahami dan menganalisis lingkungan tempat ia tinggal.
Perwujudan bahasa pada manusia, juga disebut sumber
daya untuk kehidupan, karena pemahaman bahasa ini dapat
mempengaruhi sebuah ekosistem kehidupan manusia tersebut.
terkait dengan bahasa ada beberapa hal yang perlu di ketahui
tentang bahasa sendiri, yaitu :

1. Bahasa adalah sistem. Maksudnya bahasa itu tunduk kepada


kaidah-kaidah tertentu baik fonetik, fonemik, dan gramatik.
Dengan kata lain bahasa itu tidak bebas tetapi terikat kepada
kaidah-kaidah tertentu.
2. Sistem bahasa itu sukarela (arbitary). Sistem berlaku secara
umum, dan bahasa merupakan peraturan yang mendasar.
Sebagai contoh: ada beberapa bahasa yang memulai kalimat
dengan kata benda seperti Bahasa Inggris, dan ada bahasa
yang mengawali kalimatnya dengan kata kerja. Dan
seseorang tidak dapat menolak aturan-aturan tersebut baik
yang pertama maupun yang kedua. Jadi tidak tunduk kepada
satu dialek tertentu.
3. Bahasa itu pada dasarnya adalah bunyi, dan manusia sudah
menggunakan bahasa lisan sebelum bahasa lisan seperti
halnya anak belajar berbicara sebelum belajar menulis. Di
dunia banyak orang yang bisa berbahasa lisan, tetapi tidak
dapat menuliskannya. Jadi bahasa itu pada dasarnya adalah
bahasa lisan (berbicara), adapun menulis adalah bentuk
bahasa kedua. Dengan kata lain bahasa itu adalah ucapan dan
tulisan itu merupakan lambang bahasa.
4. Bahasa itu simbol. Bahasa itu merupakan simbol-simbol
tertentu. Misalnya kata rumah menggambarkan hakikat
sebuah rumah. Jadi bahasa itu adalah lambang-lambang
tertentu. Pendengar atau pembaca meletakkan simbol-simbol
atau lambang-lambang tersebut secara proporsional.
Dalam penggunaan bahasa di dunia ini jumlahnya bergam
hampir terdapat antara 6000-7000, tidak menutup kemungkinan
bahwa bahasa juga terdapat jenis yaitu alamiah,yang mana
bahasa alamiah ini hadir dalam bentuk isyarat dan logat serta
gaya bicara.
Penggunaan bahasa yang baik juga mewujudkan intregitas
dari si pengguna bahasa tersebut,atau dalam istilah jawa
mengatakan ....ajine tata krama songko boso bentuk dari
penggunaan dan kaidah kesopanan tuerwujud pula dalam bahasa
yang digunakan.

Untuk saat ini terdapat media komunikasi yang mendukung


adanya perwujudan bahasa secara modern, akan teteapi tidak
menutupe kemungkinan ejuga penggunaan tatanan bahsa yang
digunakan media tersebut menjadikan manusia lebih tidak
mementingkan sebuah tatanan komunikasi yang baik.
b. Fungsi bahasa
Setelah memahami mengenai pengertian bahasa, alangkah
baiknya untuk mengetahui juga tentang fungsi bahasa. Berikut
beberapa fungsi bahasa:
1. Dalam tujuan praktis, fungsi bahasa yaitu untuk
berkomunikasi dalam kehidupan.
2. Dalam tujuan artistik, sebuah bahasa yang diolah dan
dirangkai dengan indah dapat memiliki fungsi bahasa
sebagai sebuah media pemuasan rasa estetis bagi manusia.
3. Dalam tujuan pembelajaran, fungsi bahasa adalah sebagai
media dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, baik
itu yang masih berada pada ruang lingkup bahasa itu sendiri,
ataupun
diluar
ruang
lingkup
bahasa,
seperti
pengetahuan sejarah dan ilmu pengetahuan yang lainnya.
4. Dalam tujuan filologis, fungsi bahasa untuk mempelajari
berbagai naskah tua untuk menyelidiki latar belakang dari
sejarah manusia, perkembangan bahasa itu sendiri, dan lain
sebagainya.
5. Fungsi bahasa adalah mengekspresikan pikiran dan perasaan.
Jadi tidak hanya mengekspresikan pikiran saja. Peranan
bahasa terlihat jelas dalam mengekpresikan estetika, rasa
sedih senang dalam interaksi sosial. Dalam hal ini mereka
mengekspresikan perasaan dan bukan pikiran. Karena itu
bahasa itu mempunyai peranan sosial, emosional disamping
berperan untuk mengemukakan ide.
6. Fungsi bahasa juga penting dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam bidang tersebut, sebuah
bahasa digunakan pada konsep untuk kecerdasan buatan.
Terlihat dari bahasa pula pengelompokan suku model
kehidupan manusia dapat tersirat, sebagai contoh kehidupan

yang di visualisasikan dalam tokoh-tokoh film, menggambarkan


sosok atau jenis peran yang sedang dilakonkan, tidak menutup
kemungkinan juga bahasa yang tidak terucap (bahasa kalbu dan
bahasa tubuh) dapat memberikan konsekuensi pada tioe atau
karakteristik pada setiap manusia sendiri.
Pemahaman bahasa pula akan diperuntukkan pemahaman
bahasan atau arah yang akan ditunjukkan, entah dalam sikap atau
sifat manusia itu sendiri. Kaidah-kaidah yang menjadikan tolak
ukur pada setiap manusia pengguna bahasa itu sendirilah yang
menghantarkan pada harga diri dan posisi aman dalam
kehidupan manusia.

2. MANUSIA
c. Pengertian Manusia
Manusia pada pengartian bahasa inggris disebut man
yang berasal dari bahasa angli-saxon. Arti Mann sendiritidak
terlalu jelas, akan tetapi dikaitkan dengan istlah latin yang
berarti ada yang berpikir. Pada dasarnya pengertian manusia
diambil dan dilihat dari manapun akan tetap disebut sebagai
makhluk dan makhluk tersebut membutuhkan kholik atau
sang pencipta. Manusia di berbagai pandangan para ahli
mendapatkan definisi.
Kita Sebagai seorang manusia, sudah sepantasnya
memahami apa itu arti istilah manusia yang sesungguhnya.
Akan tetapi, kenyataannya masih banyak sekali orang yang
tidak memahami makna dan arti kata manusia, dikarenakan
terlalu lupa akan posisi makhluk yang diletakkan didalam
hati kita sehingga menjadikan manusia bukan lai sebagai
makhluk yang sempurna.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks.
Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk
spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena
manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.

Menurut Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany


Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah
mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang
memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan.
Jika dilihat dari sisi penciptaan, manusia berada pada
posisi paling mentah, yakni dari tanah (sari pati tanah) yang
kemudian disemaikan pada tempat yang sempurna, sehingga
membentuk proses bekelanjutan hingga terlahir menjadi
manusia.
Manusia juga mendapatkan posisi lebih unggul
dibandingkan makhluk-makhluk yang lain, dikarenakan
manusia dikaruniai akal, dari akal inilah terdapat berbagai
jalan tempuh yang berbeda, yang menjadikan manusia lebih
unggul dari pada malaikat atau lebih rendah dari pada
hewan.
Selain itu Manusia bertugas sebagai kholifah fil
ardh, tugas tersebut telah ditolak oleh semua makhluk, tetapi
karena kepercayaan manusia karena merasa unggul dengan
adanya akal, maka tanggung jawab tersebut diambil olehh
manusia.
Menurut PAULA J C & JANET W K
manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna
dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan
yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola
berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai
kemungkinan (indahf/Carapedia).
d. Pembagian Manusia
Dipandang dari keterlibatan manusia dalam
kehidupan, manusia mendapatkan jenis makhluk sosial,
yang mana makhluk tersebut sangat membutuhkan adanya
makhluk yang lain, baik sesama manusia maupun makhluk
lain. Manusia dengan jenis ini memiliki pemahaman dan alat
komunikasi berupa bahasa, dipadukan dengan sikap dan sifat

yang dibawa, sehingga menimbulkan dampak di terima dan


tidaknya kehidupannya didunianya.
Manusia sebagai makhluk sosial sekaligus sebagai
insan yang memiliki fitrah untuk bekelompok karena
kesosialannya tersebut, manusia dapat memiliki berbagai
macam model dan sifat. Berdasarkan dari adanya kelompokkelompok tersebut, dilihat dari segi sistem dan berjalannya
suatu proses dari kelompok atau tim maka manusia dapat
digolangkan menjadi 3 macam jenis, yaitu: Pejuang,
Penjahat, Pekerja. Adapun pengertian 3 jenis manusia akan
kami tuliskan sebagai berikut:
1) Pejuang
Seorang Pejuang adalah manusia yang selalu berdiri
dan berpegang teguh pada nilai. Terlepas dari nilai yang
dianutnya bertentangan dengan nilai-nilai lainnya, seorang
Pejuang akan selalu bertindak dan menilai suatu keadaan
berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya. Pejuang adalah
protagonis dalam suatu peradaban, mereka-lah paraGood
Guys. Manusia Pejuang jumlahnya akan selalu paling
sedikit di peradaban manapun, namun mereka memiliki
karunia yang banyak bagi manusia lain.
Manusia macam ini memiliki ciri yang sangat
menonjol, yaitu Idealisme yang tinggi. Idealisme-nya yang
tinggi itu akan tercermin dalam setiap tindakannya, di dalam
segala situasi. Karena idealismenya yang tinggi itu, seorang
Pejuang dapat merancang suatu sistem dalam peradaban.
Rancangan sistem itu bisa hasil perbaikan dari sistem yang
sudah ada atau suatu sistem yang benar-benar baru. Dan
ketika sistem sudah terbentuk mapan, seorang Pejuang akan
konsisten menjalankan sistem yang telah mapan.
Kadang Pejuang menerobos sistem yang ada, namun
ini semata-mata untuk melakukan inovasi karena
permasalahan yang tidak dapat diatasi secara proseduralsistemik. Walaupun Pejuang membentuk sistem, akan tetapi
Pejuang bisa bekerja diluar sistem demi mengalahkan
Penjahat dan ancaman-ancaman lainnya yang bermain diluar
sistem.

Ciri-ciri lainnya adalah: selalu berusaha untuk


memperbaiki setiap adanya ketidakberesan didalam sistem,
selalu mendahulukan orang lain, dan selalu menjadi
pelindung terdepan bagi orang lain. Seorang Pejuang akan
lebih memikirkan orang lain daripada dirinya sendiri. Ciriciri macam inilah yang menunjukkan seorang Pejuang
memiliki potensi untuk menjadi pemimpin.
Seorang Pemimpin sejati pastilah seorang pejuang,
walaupun tidak semua pejuang adalah pemimpin sejati, akan
tetapi seorang pejuang memiliki kecenderungan ke arah itu.
2) Penjahat
Seorang Penjahat adalah manusia yang selalu
bertindak berdasarkan kepentingan dirinya. Kepentingan
dirinya selalu menjadi pegangan utama mereka, tidak peduli
apakah hal itu bertentangan dengan nilai-nilai atau sistem
yang ada. Mereka memiliki inisiatif dan selalu aktif untuk
menerobos sistem dan nilai yang berlaku. Penjahat adalah
antagonis dalam suatu beradaban, mereka adalah para Bad
Guys. Jumlah manusia Penjahat dalam peradaban selalu
lebih banyak daripada jumlah Pejuang, akan tetapi jumlah
mereka masih kalah banyak dengan para Pekerja. Walau
jumlah mereka lebih banyak daripada Pejuang, namun
sumbangsihnya kepada peradaban samasekali tidak ada.
Ciri utama mereka adalah egosentris, selalu
mengutamakan kepentingan dirinya, keuntungan dirinya.
Mereka, para penjahat ini, tidak pernah merancang atau
membangun suatu sistem nilai, akan tetapi mereka selalu
mencari cara untuk mengakali suatu sistem, bahkan
memanipulasi
sistem
untuk
mengakomodasi
kepentingannya. Mereka selalu menikmati keadaan-keadaan
yang merugikan orang lain. Manusia jenis ini adalah parasit
dalam peradaban, yang merugikan umat manusia pada
umumnya.
Keberadaan Penjahat dalam peradaban tidak bisa
dimusnahkan samasekali, namun jumlah mereka didalam
sistem bisa ditekan hingga minimal atau setidak-tidaknya
mereka yang masih didalam sistem dapat ditekan hingga

kehilangan inisiatif untuk memanipulasi sistem dan berbuat


jahat.
3) Pekerja
Seorang pekerja adalah manusia yang selalu
mengikuti arus keadaan. Mereka tidak memiliki inisiatif
dalam mengambil tindakan, dengan cara selalu melihat
orang-orang yang berada di sekitarnya. Mereka hanya
meniru apa yang dilakukan oleh orang lain. Mereka akan
bertindak ketika sebagian orang-orang yang berada
disekitarnya mau untuk mengambil tindakan yang sama.
Mereka ini hanya mengambil peran yang sudah disediakan
bagi mereka. Meskipun begitu, peran para Pekerja tetap
mempunyai arti penting bagi peradaban, sistem yang
sedemikian besarnya harus diisi para Pekerja berdasarkan
potensi yang dimilikinya.
Pekerja adalah pelengkap dalam suatu peradaban,
mereka adalah Silent Majority. Artinya, meskipun jumlah
mereka banyak akan tetapi tidak punya kemampuan untuk
menyuarakan dirinya, tidak bisa membuat keputusan atau
kebijakan untuk dirinya sendiri, dan mudah terombangambing atau dikendalikan oleh sistem.
Ciri utama mereka adalah pasif, tidak bisa
mengambil inisiatif, bahkan untuk kepentingannya sendiri.
Manusia pekerja selalu membutuhkan bimbingan dari
Pejuang. Di lain sisi bisa dimanfaatkan oleh Penjahat yang
menguasai sistem. Ciri lainnya adalah, mereka hanya dapat
memenuhi kebutuhan jangka pendek berdasarkan pilihan
yang ada didepan mata mereka. Walau bukan egosentris,
mereka tidak bisa memikirkan hal selain kebutuhan mereka
sendiri.
Pekerja bisa menjadi baik atau jahat tergantung pada
siapa yang memegang sistem. Jika sistem dipegang oleh
Pejuang, maka membentuk Pekerja yang baik pula. Apabila
sistem dipegang oleh Penjahat, maka Pekerja dapat menjadi
jahat pula. Ketika Pekerja diperintah melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan nilai-nilai, maka Pekerja akan
melakukannya, namun akan ada dua sikap batin yang terjadi.

Pertama, melakukannya dengan alasan pembenar atau


pemaaf seperti dalih perintah dari atasan. Pekerja yang
memiliki sikap batin ini merupakan Pekerja yang memiliki
kecenderungan menjadi Penjahat. Kedua, melakukannya
dengan beban batin rasa bersalah. Pekerja seperti ini
merupakan Pekerja yang memiliki kecenderungan menjadi
Pejuang.
Kecenderungan-kecenderungan
tersebut
penunjukkan kemampuannya yang dapat muncul secara
temporer. Artinya, ketika keadaan terdesak seorang Pekerja
bisa berubah menjadi Pejuang atau Penjahat. Perubahan ini
terjadi situasional, tidak permanen, hanya terjadi dalam
keadaan tertentu, dalam jangka waktu tertentu, dan akan
kembali menjadi Pekerja ketika keadaan kembali stabil.
Ketiga jenis manusia tersebut selalu membawa dampak bagi
kehidupan dan akan selalu berputar.
Manusia dipandang dari aspek kepribadian memiliki
pembagian lagi, pendapat ini didasarkan dari observasi dan
pengamatan biasa dengan tanpa penggunaan rumus-rumus
dan penguatan data, akan tetapi dapat diyakini dan diakui
keberadaan anggapan tersebut (pembagian jenis kepribadian
manusia).yaitu :
Pertama adalah manusia bijak, yang tahu bahwa diri tahu,
dengan pengetahuan yang dimilikinya dia berbagi dengan
sesamanya, dengan ikhlas tanpa mengharap apapun dari
orang yang diberi ilmu olehnya, niatnya hanya karena Allah.
Manusia jenis ini tak segan-segan untuk berbagi dengan
sesama, walaupun hanya satu ayat yang dia sampaikan.
Orientasi manusia bijak adalah akherat dengan tidak
melupakan dunia.
Manusia jenis ini tahu betul bahwa pengetahuan
yang dimilikinya hanyalah titipan Allah, amanah Allah yang
harus disampaikan kepada umatNya. Manusia jenis ini
paling takut menyembunyikan kebenaran yang dia ketahui,
apalagi bila sumbernya dari al Quran dan Hadist. Manusia
jenis pertama adalah teladan utama, menjadi prototype ideal,
karena hampir semua jenis pengetahuan di kuasainya, mulai

10

ilmu alam, ilmu sosial dan humaniora , baginya ilmu adalah


segalanya, tak ada hari tanpa pengetahuan, tak ada hari tanpa
membaca, tiada hari yang terlewat untuk menambah ilmu,
apa saja dipelajari dan dia kuasai, manusia jenis ini serba
bisa dalam berbagai pekerjaan, karena banyaknya
pengetahuan yang dia miliki.
Kedua adalah manusia pembelajar, yang tahu bahwa
dirinya tidak tahu, dengan mengetahui bahwa dirinya tak
tahu, manusia jenis ini mau belajar untuk mengejar
ketidaktahuan yang diketahui, manusia jenis ini selalu mau
belajar pada siapapun dan belajar pada apapun. Manusia
jenis ini maunya belajar, belajar dan belajar atau belajar
sepanjang hidup. Manusia pembelajar ini terus menerus
terdorong untuk belajar, karena dia merasa betul bahwa
banyak sekali yang dia tidak ketahui.
Ketiga adalah manusia sombong, yang sok tahu padahal
dirinya tak tahu. Manusia jenis ini sering kali memotong
pembicaraan orang lain di saat bicara atau diskusi, manusia
jenis ingin menunjukkan bahwa dirinya serba tahu, padahal
tidak tahu. Maka seringkali ketika memotong pembicaraan
orang lain dan ternyata salah. Dan ketika salah, tidak merasa
dirinya salah dan tidak mau minta maaf atas kesalahannya.
Manusia jenis ini seringkali merendahkan orang lain, karena
dia menganggap dirinya serba tahu. Manusia yang
menyebalkan ini, seringkali merusak suatu acara, karena
kesombongannya itu.
Keempat adalah manusia lemah, manusia jenis ini tidak
tahu bahwa dirinya tidak tahu, manusia lemah ini perlu
dibangkitkan motivasinya untuk mencari ilmu yang tidak
diketahuinya, manusia jenis ini seringkali pasif, karena dia
tidak tahu apa yang mestinya dia ketahui. Kalau dalam
pekerjaan, manusia jenis ini harus selalu disuruh atau
diperintah, karena dia tak tahu apa yang mesti dia kerjakan,
padahal itu pekerjaannya. Manusia jenis ini perlu dikasihani,
bukan dimarahi,
Kelima adalah manusia tak punya semangat, manusia
jenis ini tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu dan tidak mau

11

tahu atas ketidaktahuannya, manusia jenis ini lebih parah


jadi jenis yang ke lima, manusia jenis ini boleh disebut
masa bodoh atas segala jenis pengetahuan, untuk
membangkitkan semangatnya harus ekstra keras karena
manusia jenis ini tidak punya motivasi intern, apapun yang
dikatakan orang, dia cuekin. Nasehat orang, dianggap angin
lalu. Menghadapi manusia jenis ini perlu kesabaran luar
biasa, bila dikeraskan, patah, didiamkan bengkok !
Keenam adalah manusia yang tertipu, manusia jenis ini
tahu bahwa dirinya tahu dan merasa cukup atas pengetahuan
yang dia tahu, manusia jenis merasa sudah cukup dan dia
berhenti menambah pengetahuan, seakan semua pengetahuan
sudah dimilikinya. Manusia yang tertipu ini merasa ilmunya
sudah cukup, tak perlu belajar lagi, tak perlu membaca lagi,
tak perlu menambah pengetahuan lagi, padahal masih punya
waktu untuk belajar, masih sehat, masih punya dana untuk
membeli buku dan sebagainya. Manusia jenis ini perlu
diingatkan bahwa di atas langit, ada langit yang lain
bahwa sepintar apapun seorang manusia, ada manusia lain
yang lebih pintar, jadi jangan merasa pintar sendiri !
Ketujuh adalah manusia merugi, manusia jenis ini
kebanyakan tidak tahunya, bahkan dirinya sendiripun tak
diketahuinya, dia tak mengenali dirinya sendiri, dari mana
asalnya, mau kemana hidupnya, untuk apa dia hidup,
kemana tujuan hidupnya, semua itu tak diketahuinya. Bagi
manusia jenis ini, hidup dan mati sama aja, tak merubah
apapun baginya. Manusia yang merugi orientasinya hanya
dunia, tak ada kata akherat baginya, yang dikejar hanya
kesenangan duniawi semata. Manusia jenis ini seperti
memandang fatamorga, disangka air, ternyata panas yang
membara ! Manusia jenis ini perlu diberikan bimbingan dan
petunjuk, agar selamat hidupnya.

12

3.

a.

SU
RG
A/S
UR
GA
WI
Pen
gert
ian

Surga/Surgawi
Surga berasal dari bahsa Sangsakerta, terdiri dari
kata suar dan ga, arti kata suar adalah cahaya dan ga adalah
perjalanan, apabila di gabung menjadi perjalanan menuju
dunia cahaya.
Kata surga dalam bahasa arab disebut jannah yang
artinya adalah taman yang indah, tenang, banyak ditumbuhi
pepohonan rindang serta cabang-cabang pepohan tersebut
saling bertautan, sehingga menimbulkan sebuah atap bagi
siapapun yang berada dibawahnya.
Istilah surga juga digambarkan sebagai rasa nyaman
atau tentram. Perasaan ini timbul diperoleh dari suasana hati
yang menaungi pada jiwa-jiwa yang tenang, sehingga berada
ditempat manapun, jiwa-jiwa tersebut akan merasa tentram.
Didalam Al-Quran, bahkan kitab-kitab selain AlQuranpun telah menggambarkan keindahan-keindahan dari
surga. Hal inibisa menjadikan sebuah motivasi bagi ummat
manusia untuk berlomba-lomba mendapatkan surga tersebut.
Istilah surga dan surgawi hampir memiliki
keterkaitan, surgawi cenderung mengarah kepada sifat abadi
pada keindahan yang dimiliki oleh surga, dan surga sendiri
mengarah kepada tempat atau keberadaannya.
Ada sebagian pendapat mengartikan surga adalah suatu
imbalan dari kebaikan-kebaikan. Namun dalam hal ini

13

penulis mengarahkan pada surga secara istilah rasa, yakni


ungkapan yang dapat diterima oleh indra pada kehidupan
didunia.
Banyak pengarahan-pengarahan yang menyebutkan
keindahan-keindahan surga yang berada pada alam atau
sebuah dunia setelah kehidupan, akan tetapi penulis disini
hanya akan mengupas tentang surga secara gambaran rasa
yang hadir dikehidupan.
b. Anggapan Surga
Rasa Surga akan terucap pada sebuah kondisi
dimana manusi mendapatkan kenikmatan-kenikmatan yang
dicapai dan dirasa oleh alat perasa atau indra manusia.
Kondisi tersebut bahkan menjadikan suatu gambaran senang
atau bahagia.
Kehadiran surga dalam pembagian alam setelah
kehidupan juga dapat terprediksi secara kasat mata melalui
penggambaran beberapa sifat dan sikap manusia, yaitu:
1. Manusia dengan banak senyum, dalam hal ini tersenyum
secara sehat dan dalam kondisi wajar.
2. Manusia pemilik lisan baik. Ucapan-ucapab yang di
keluarkan terasa tidak menjadikan suhu telinga serta otak
naik (marah).
3. Manusia dengan hati taqwa (percaya dan yakin serta
ikhtiyar/pasrah kepada tuhan), taqwa berada di dalam
hati, meski bagaimanapun perwujudannya tidak dapat
diwakili oleh covernya saja atau atribut-atribut agama.
4. Manusia bertangan ringan atau suka menolong, tanpa
ada perintah dari manusia yang lain respon dermawan
akan muncul dengan sendiri tanpa ada niatan untuk
meenunjukkan sisi kedermawanannya.
Dengan gambaran diatas anggapan surga telah menancap
pada manusia itu sendiri. Anggapan tersebut juga kan
menjadikannya stempel untuk menuju ke Surga yang berada
dialam setelah kehidupan.

14

4.

BAHA
SA

MANUSIA = BAHASA SURGA/WI


Kesimpulan
Didalam kehidupan didunia ini ada berbagia
manusia tumbuh berkembang disekitar kita dan tidak semua
manusia kita dapat mengenalnya dengan baik. Dalam
keseharian kita pada waktu menepuh pendidikan magister
ini, mendapatkan berbagai macam pertemuan dengan
berbagai macam model manusia, baik dari sesama
mahasiswa dan dosen, yang mana mereka semua adalah
manusia. Sehingga kita mendapatkan posisi harus bisa
memanusiakan manusia, istilah ini kami dapat pada waktu
mencari ilmu dari ungkapan guru kami.
Memanusiakan manusia adalah sebuah sikap yang
menjadikan dan memposisikan diri kita untuk dapat
menerima dan menjaga kebaikan-kebaikan antar umat
manusia. Perwujudan memanusiakan manusian ini dapat
terlihat dari kebiasaan didalam lingkungan pengajaran
maupun dikehidupan diluar tempat pengajaran.
Sebagai contoh kondisi memanusiakan manusia
adalah dapat bekerja dalam sebuah kelompok maupun tim.
Apabila terdapat suatu permasalahan akan mudah
penyelesaiannya, mencari solusi serta menjalin kebersamaan,
mengingat manusia sendiri adalah makhluk sosial yang
sangan membutuhkan kebaradaan manusia-manusia yang
lain.

15

Model manusia yang terdapat pada ciri-ciri surga


(penghuni surga lam setelah kehidupan) penuh senyum dan
pemikiran positif, akan menghantarkan kesuksesan bik
secara kinerja tim maupun mandiri, karena tiada ganjalanganjalan yang menghalangi selagi manusia tersebut
memposisikan diri sebagai manusia.
Dalam menempuh pendidikan magister ini tiada halhal yang menjadikan kita berhenti untuk kalah, karena posisi
kita harus sadar sebagia manusia yang memiliki
kesempurnaan dan kesempatan untuk mencerdaskan
sekaligus menghilangkan kebodohan dalam diri kita. Begitu
pula kondisi lingkungan dan ketekunan kita dalam
menjadikan diri kita sebagai mahasiswa (manusia dengan
posisi siswa) akan diuji oleh kebaragaman sikap mahasiswamahasiswa yang lain.
Contoh
dikehidupan
diluar
(lingkungan
bermasyarakat) juga bisa kita temui dengan adnya
kebergaman suku serta bahasa paa setiap daerah.
Keberagaman ini yang akan menghantarkan kita pada
pemahaman dan kebijakan dalam menanggapi suatu
permasalahan, posisi kita kan dikembalikan pada manusia
yang bisa dan harus bisa memanusiakan manusia, dengan
menjaga perasaan, ucapan, sikap, serta disetiap ucapan
menyimpulkan senyum dalam bahasa tubuh. Maka hal-hal
ketimpangan akan terjauhi dan menjadikan kita manusiamanusia yang bisa sekaligus dapat bermanfaat bagi manusia
yang lain.
Ketentraman dan kesuksesan akan meliputi kita,
sehingga inilah perwujudan surga di dalam dunia kehidupan.

16

INAYATUL
HAMIDAH
EL
FUAD,Trengalek 09091990
Berawal dari membaca sekilas
tentang buku karya Mutif khatib
yang
berjudul
orang
tuanya
manusia,
menjadiak
inspirasi
dalam mengarang judul tulisannya
ini. Pendidikan adlah salah satu
tolak ukur keberhasilan orang tua,
hingga saat ini ia masih merasakan mondok
nyambi kuliah dikarenakan wujud dendam sang
bapak dahulu yang pernah mbantah mondok.
Tahun tahun pertama di RA Hidayatul Mustafid
Kedunglurah Pogalan Trenggalek (1995-1996)
sudah termasuk golongan siswi yang menyita
perhatian, gara-gara sering tawur. Melanjutkan ke
MI
Hidayatul Mustafid Kedunglurah Pogalan
Trenggalek (1996-2002) sebagai paketan karena
letaknya bersebalahan dengan RA-nya.
Setelah dirasa cukup sangu ditahun inilah
berangkat ke Pasuruan untuk mengenyam sekolah
MTs Daruttaqwa (2003-2005) lalu lanjut sekalian
ke MA Daruttaqwa (2006-2008). Dikarenakan
ambisi sang bapak pula melanjut ke perStrataan
ke Universitas Yudharta Pasuruan (2008-2012)
lengkaplah sudah penyambiannya. Hingga saat ini
menempuh kehidupan kota Bunga malang, untuk
meraih magister juga di harapkan menjadi nyantri
nyambi kuliah.semoga tulisan kami dapat
bermanfaat, bila ada saran silahkan luangkan ke
ain9fuady@gmail.com atau El8fuad@gmail.com
bisa juga di nomor 085755454208 (tapi kalo kuata
17

dan
pulsanya
ortu...)

mencukupi,maklum

baesiswa

18

Anda mungkin juga menyukai