Anda di halaman 1dari 6

Kekuatan Cahaya lampu Senter dalam satuan Watt dan

Lumen
Tulisan ini (seperti beberapa tulisan yang lain) sebenarnya tidak sengaja di posting, bukan karena
saya memiliki pengetahuan tentang materi yang dibahas, namun sekedar untuk membuat suatu
rangkuman yang dapat memudahkan saya mengingat lagi jika diperlukan.
Asal muasal tulisan ini, sebenarnya adalah ketika saya sedang butuh focus lamp untuk Under Water
Camera saya... cari punya cari ada beberapa merk yang menyodorkan spesifikasi kekuatan cahaya
nya dalam satuan lumens dan ada yang menggunakan satuan watt. Tentu ini membuat perbandingan
menjadi sulit, apalagi saya tidak pernah mempunyai pengalaman dengan barang tersebut.
Nah... ternyata dari hasil browsing di forum diskusi internasional dan dari mbah Wiki, ditemukan
uraian yang menarik tentang kekuatan cahaya yang keluar dari sebuah lampu senter. Walaupun
sedikit 'teoritis' dan membutuhkan pengetahuan fisika, saya optimis apa yang ditulis ini akan berguna
bagi kita semua untuk mengerti bagaimana kekuatan cahaya diukur, bagaimana membandingkan
kualitas cahaya senter berdasarkan spek yang ditulis.
Pertama, saya ingin menuliskan beberapa prinsip yang saya dapatkan berikut ini :
1. Watt adalah satuan untuk daya, bisa 2 arti :
1.a Daya yang dikonsumsi oleh sebuah lampu.
Sudah cukup jelas bahwa jika 'watt' yang dimaksud adalah daya yang dikonsumsi oleh lampu, maka
ini akan menunjukkan seberapa cepat battery akan habis atau berapa banyak uang yang harus anda
bayar tiap bulan (kalau pakai listrik PLN :)). --> selalu butuh variable 'waktu' untuk konversi ke
mAh (battery) atau KWh(PLN).
1.b Daya yang dikeluarkan oleh sebuah lampu.

Radiant Flux

Istilah ilmiahnya :
, didefinisikan sebagai total daya dari radiasi
elektromagnetik yang keluar dari satu lampu termasuk disini adalah cahaya infrared, ultraviolet, dan
cahaya lain yang bisa terlihat (visible light).
Radiant Flux dapat diukur dari cahaya yang dikeluarkan (dari sebuah lampu) atau dapat juga diukur
dari total cahaya yang diterima (pada sebuah bidang tertentu).
Perbandingan dari Radiant Flux dan Konsumsi Daya sebuah sumber cahaya atau lampu adalah
effisiensi dari sistem atau lampu itu sendiri (satuan %), artinya seberapa banyak daya yang
dikonsumsi dapat dikonversi menjadi energi cahaya (sisanya menjadi panas dan pemborosan
lainnya).
Sampai disini, kita dapat mengatakan bahwa belum tentu sebuah lampu yang 'boros daya' mampu
mengkonversi nya menjadi power yang besar. Jadi belum tentu lampu yang watt nya gede, dia bisa
menghasilkan cahaya dengan kekuatan atau watt yang besar pula.

Kemudian ada satu lagi satuan atau konsep yang perlu kita ketahui....

Luminous flux

Satuan Lumens, ternyata ini adalah satuan dari


disebut juga luminous
power. Ini adalah istilah dan satuan yang menyatakan seberapa kuat cahaya yang dapat
ditangkap (oleh mata kita).
Luminous flux dengan demikian sangat tergantung pada sensitivitas mata kita dalam menerima
cahaya.
Perlu dijelaskan lebih dahulu bahwa mata manusia hanya sensitif (hanya mampu melihat) cahaya
dengan range panjang gelombang tertentu di dalam spektrum cahaya yakni antara 390 sampai 750
nm.

Cahaya Infra red, yang berada di sisi kanan spektrum cahaya (setelah warna merah), punya panjang
gelombang diatas 0.74 micrometer.
Ultra Violet, sebaliknya berada di sisi kiri spektrum cahaya (sebelum warna ungu, namun setelah Xray), punya panjang gelombang antara 10-400nm.
Kembali kepada satuan lumen dan konsep Luminous Flux, secara ekstrim misalnya, cahaya infra red
dan ultra violet karena tidak dapat kita lihat, akan memiliki luminous flux setara dengan 0
lumens, terlepas dari berapapun besarnya kekuatan (watt) lampu (infrared atau ultraviolet) yang
mengeluarkan cahaya ini.
Mata manusia paling sensitif terhadap cahaya dengan panjang gelombang 555nm $28spektrum
warna : hijau) yang berada ditengah tengah spektrum.
Dengan demikian suatu lampu yang mengeluarkan daya tertentu (misalnya 1 watt), akan
menghasilkan luminous flux tertinggi jika lampu tersebut memancarkan gelombang cahaya 555nm
(hijau).
Selengkapnya tentang panjang gelombang cahaya yang dapat ditangkap mata.
Disini kita menjadi sadar bahwa 'lumens', lumnious flux atau intensitas cahaya yang kita lihat
sekarang bukan sekedar masalah power dan efisiensi lampu, namun juga masalah spektrum cahaya.

Luminous efficacy

Istilah untuk hal ini adalah


, cahaya mana yang paling 'manjur',
paling tinggi intensitasnya, paling terang di mata kita walaupun dengan watt yang sama.
Cahaya dengan kekuatan 1 watt bisa menghasilkan luminous flux maksimum sebesar 683 lumens
(diterima oleh mata sebesar 683 lumens) jika ia berwarna hijau (panjang gelombang 555nm).
Hubungan antara Lumens dan Watt (Luminous efficacy) ini dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut :

Lumen (luminous flux) adalah penjumlahan dari luminous intensity (candela) di semua panjang
gelombang cahaya yang dapat dilihat oleh mata), artinya penjumlahan dari lumens yang dihasilkan
oleh cahaya warna merah, hijau, kuning, biru dll.
Jelas bahwa maksimum lumen per watt (luminous efficacy) adalah 683 lumens, lampu yang bisa
mengeluarkan cahaya yang bisa menghasilkan 683 lumens untuk 1 watt power adalah lampu yang

100% effisien. (untuk itu lampu tersebut harus menghasilkan cahaya dalam spektrum hijau
555nm saja).
Sekarang kita bisa mengerti bahwa effisiensi lampu (lumen / watt) juga tergantung dari spektrum
warna yang dihasilkannya !

Ok ok... pasti sedikit pusing nih ya ? hehehehe.... kembali ke topik awal....


sekarang jika kita night dive apalagi sambil melakukan kegiatan fotografi bawah air, kita
menginginkan lampu yang terang (lumens atau watt tinggi) namun, tentu saja, juga bisa bertahan
lama (effisiensi tinggi).
Sedikit pelurusan :
efisiensi yang kita inginkan sebenarnya adalah efisiensi dari pemakaian energi baterei, artinya 4 buah
baterei AA bisa menghasilkan sekian lumens. Namun nilai ini tergantung dari efisiensi jenis lampu
yang dipakai atau disebu juga 'lighting efficiency' (disebut juga 'wall-plug efficacy) untuk tiap jenis
lampu dapat dilihat di tabel dibawah ini :
note bahwa untuk jenis lampu (misalnya neon, LED, xenon, dll) yang sama bisa terjadi variasi kualitas
produk (dari pabrikan) yang menjelaskan mengapa beberapa lampu dari jenis yang sama bisa
memiliki nilai lighting efficiency yang berbeda.
Tabel yang menjelaskan lighting efficiency dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Diambil dari
Wikipedia.

Category

Type

Overall
luminous efficacy
(lm/W)

Overall
luminous
efficiency[note 1]

candle

0.3[note 3]

0.04%

gas mantle

12[10]

0.150.3%

100200 W tungsten incandescent


(230 V)

13.8[11]15.2[12]

2.02.2%

100200500 W tungsten glass


halogen (230 V)

16.7[13]17.6[12]
19.8[12]

2.42.62.9%

Combustion

Incandescent

540100 W tungsten incandescent 512.6[14]17.5[14]


(120 V)

0.71.82.6%

Light-emitting diode

2.6 W tungsten glass halogen


(5.2 V)

19.2[15]

2.8%

tungsten quartz halogen (1224 V)

24

3.5%

photographic and projection lamps

35[16]

5.1%

white LED (raw, without power


supply)

4.5150 [17][18][19][20]

0.6622.0%

4.1 W LED screw base lamp (120 V) 58.582.9[21]

8.612.1%

5.4 W LED screw base lamp (100 V


50/60 Hz)

14.9%

101.9[22]

6.9 W LED screw base lamp (120 V) 55.181.9[21]

8.112.0%

7 W LED PAR20 (120 V)

28.6[23]

4.2%

7 W LED PAR20 (110-230 V)

60.0[24]

8.8%

8.7 W LED screw base lamp (120 V) 69.093.1[21][25]

10.113.6%

Theoretical limit (white LED)

260.0300.0[26]

38.143.9%

xenon arc lamp

3050[27][28]

4.47.3%

mercury-xenon arc lamp

5055[27]

7.38.0%

T12 tube with magnetic ballast

60[29]

9%

932 W compact fluorescent

4675[12][30][31]

811.45%[32]

Arc lamp

Fluorescent

T8 tube with electronic ballast

80100[29]

PL-S 11 W U-tube, excluding ballast


82[33]
loss

1215%

12%

T5 tube

70104.2[34][35]

1015.63%

1400 W sulfur lamp

100[36]

15%

metal halide lamp

65115[37]

9.517%

high pressure sodium lamp

85150[12]

1222%

low pressure sodium lamp

100200[12][38][39]

1529%

Cathodoluminescenc
electron stimulated luminescence
e

30[40]

5%

Truncated 5800 K blackbody[note 2]

251[7]

37%

Green light at 555 nm (maximum


possible luminous efficacy)

683.002[9]

100%

Gas discharge

Ideal sources

Disini dapat dilihat bahwa lampu Xenon memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibanding lampu LED.
Lampu Neon (fluorescent) memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibanding rata-rata lampu LED.
Namun patut dicatat bahwa teknologi lampu dalam beberapa tahun belakangan ini mengarah pada
perkembangan lampu LED yang secara teori diharapkan mampu mencapai effisiensi hingga 300
lumens/watt.
Patut dicatat bahwa Cree adalah perusahaan yang sangat aktif mengembangkan teknologi LED,
hingga tulisan ini dibuat, Cree sudah mampu menghasilkan LED dengan efisiensi 231 lumens/watt !!
Tentu saja nilai ini jauh diatas effisiensi lampu Neon yang maksimum hanya 104 lumens/watt.

Terakhir, saya membuat tabel yang menjadi kesimpulan pribadi dan untuk membantu menjadi
jembatan keledai untuk mengkonversi watt ke lumens (dan sebaliknya).
Ada tambahan sumber data (source wikipedia) :
Tabel konversi watt ke lumens dari berbagai jenis lampu :

Jenis Lampu
Lilin
Bolam (tungsten)
Bolam halogen
Xenon
Neon (fluorescent)
LED
White LED

Perkiraan Efisiensi (lumens/watt)


0.3
12 - 17
16 (glass) 24 (quartz)
30 - 50
52-100
4.5 150 (dan terus diteliti)
Perkembangan efisiensi LED.
80 - 150

So, mulai sekarang anda bisa lebih mudah membandingkan kualitas senter LED anda.
Secara gampang saja saya akan memakai angka perkiraan 50 lumens / watt untuk lampu senter LED
yang akan saya beli.
added, Sept 2013, ketemu satu bacaan tentang light efficiency
(pdf) : http://www.energyrating.gov.au/wp-content/uploads/2011/02/2009-ref-manual-lighting.pdf

Anda mungkin juga menyukai