DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................................
ii
iii
20
22
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KETERANGAN
Pembuat Dokumen
Authorized Person
iii
Direktur RSJHM
TANDA TANGAN
TANGGAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit,
yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan di beri
pengobatan. Dalam keadaan yang memerlukan, si sakit di rawat di rumah sakit. Sesudah
sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang
bersangkutan di rawat kembali di rumah sakit. Demikian siklus ini berlangsung terus,
kemudian disadari, bahwa untuk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan suatu
rangkaian usaha yang lebih luas, dimana perawatan dan pengobatan di rumah sakit
hanyalah salah satu bagian kecil dari rangkaian usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi pola pelayanan kesehatan yang
ada serta sikap dan ketrampilan para pelaksanya, juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu, tergantung juga pada kerjasama yang
positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan
keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan
penyakit, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini
akan membantu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian
pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain
itu, Promosi kesehatan di rumah sakit juga berusaha menggugah kesadaran dan minat
pasien, keluarga dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam usaha
penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, Promosi Kesehatan di rumah
sakit merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
1.2. Tujuan
Panduan ini di buat sebagai acuan dalam melakukan PKRS di RS. JANTUNG HASNA MEDIKA
b. Tujuan
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien rumah sakit serta
pemeliharaan lingkungan rumah sakit dan termanfaatkannya dengan baik semua
pelayanan yang disediakan rumah sakit.
c. Sasaran
Sasaran promosi kesehatan di rumah sakit adalah masyarakat di rumah sakit, yang
terdiri dari :
Petugas
Pasien
Keluarga pasien
Pengunjung
Masyarakat yang tinggal/berada di sekitar rumah sakit
BAB II
TATA LAKSANA
2.1.
Hak Pasien
a.
b.
c.
Privasi pasien
d.
e.
f.
Hak untuk diberitahu mengenai hasil dan rencana pelayanan dan pengobatan
termasuk tentang kejadian tidak diharapkan dari pelayanan dan pengobatan,
seperti kejadian tidak terantisipasi pada operasi atau obat yang diresepkan atau
pengobatan lain.
g.
h.
i.
j.
3.
4.
a. Makanan yang harus dihindari, terutama untuk mencegah interaksi makanan dan
obat.
b. Instruksi diet khusus.
Managemen Nyeri
6.
7.
Teknik Rehabilitasi
a. Teknik rehabilitasi ( misal : terapi wicara, dan lain-lain )
b. Penggunaan peralatan yang aman dan efektif.
8.
9.
2.2.
edukasi, pasien bisa menghubungi educator yang berkaitan dengan informasi dan
edukasi yang diperlukan.
d. Jika pada tahap assessment pasien ditemukan kendala bahasa, maka segera
menghubungi supervise yang bertugas. Supervise akan menghubungi penerjemah
atau orang yang dianggap mampu sesuai kebutuhan.
3. Tahap
diberikan ).
a. Apabila pasien dalam kondisi baik dan dapat menerima informasi dan edukasi,
maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali edukasi yang telah
diberikan. Pertanyaannya adalah: Dari materi edukasi yang telah disampaikan,
kira-kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?.
b.
c.
Apabila pasien ada hambatan emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya
adalah dengan tanyakan kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi
edukasi yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau
datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang.
d. Apabila pasien merupakan difabel ( different abilities people atau orang dengan
kemampuan yang berbeda ), maka verifikasinya dengan pendamping pasien.
e. Apabila pasien dan/atau keluarga telah memahami informasi dan edukasi yang
disampaikan, maka tahap pemberian informasi dan edukasi dapat dilakukan
kembali untuk menilai kebutuhan edukasi yang lainnya. Apabila pasien dan/atau
keluarga belum memahami materi edukasi yang diberikan , maka pemberian
edukasi dapat dilakukan pada waktu lain sambil mengkaji hambatan yang ada.
Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang
disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti semua
arahan dari Rumah Sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi
lembar informasi dan edukasi serta ditandatangani kedua belah pihak antara petugas rumah
sakit dengan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan
keluarga pasien sudah diberikan informasi dan edukasi yang benar.
2.4.
b.
c.
d.
b.
c.
Pemberian informasi dan edukasi dilakukan segera, jika kondisi dan situasinya
memungkinkan. Pemberian informasi pelayanan di Rumah Sakit dapat membantu
pasien dan/atau keluarga berpartisipasi dalam membuat keputusan tentang pelayanan
yang terbagi dalam beberapa unit kerja :
a.
b. Dokter IGD, dokter poli spesialis dan umum, dokter gigi, dokter anestesi dan
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan yang menjelaskan mengenai :
1) Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik ( kemungkinan rasa tidak
nyaman/sakit saat pemeriksaan )
2) Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis
3) Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan diagnosis,
termasuk manfaat, resiko, serta kemungkinan efek samping atau komplikasi.
4) Hasil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk
menegakkan diagnosis.
5) Diagnosis
2)
Biaya tindakan
Setelah pasien dan keluarga mendapat informasi pelayanan kesehatan yang jelas maka
pasien atau keluarga membuat keputusan tentang rencana pengobatan dan tindakan
terhadap dirinya sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan ooleh rumah sakit.
2. Pemberi informasi dan edukasi mendapatkan data yang cukup mengenai masalah medis
pasien ( termasuk adanya keterbatasan kemampuan fisik maupun mental ) dan
mendapatkan inforrmasi mengenai latar belakang sosial budaya, pendidikan dan tingkat
ekonomi pasien dan/atau keluarga.
3. Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian informasi
dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga atau pendamping pasien atas seizin
pasien.
4. Informasi dan edukasi disampaikan kepada pasien sebanyak yang dikehendaki pasien,
yang dokter atau staf lain merasa perlu untuk disampaikan, dengan memperhatikan
kesiapan mental pasien. Informasi dan edukasi disampaikan kepada keluarga pasien
10
d. Menilai sejauh mana pengertian pasien dan/atau keluarga tentang hal yang akan
dibacakan.
e. Menanyakan kepada pasien
Patients Perception
Knowledge Transmission
a.
Dokter
atau
petugas
yang
menyampaikan
kabar
buruk
c)
d)
Tips siapkan tisu di saku untuk diberikan pada pasien bila pasien
menangis.
2)
Privasi pasien
a)
11
b)
Penyampaian dilakukan di tempat tenang yang tertutup seperti kamar
praktik ataupun dengan menutup tirai di sekeliling tempat tidur
pasien.
3)
Melibatkan pendamping
a)
Untuk menghindari kesan kurang baik yang dapat muncul bila pasien
dan dokter berada di tempat tertutup ( untuk menjaga privasi
diperlukan satu pendamping ).
b)
c)
jawab
atas
pasien
kondisi
pasien
tidak
Posisi duduk
a)
Posisi pasien dan dokter atau pemberi kabar buruk sebaiknya setara
dan dalam posisi duduk supaya dapat menghilangkan kesan bahwa
pemberi informasi berkuasa atas pasien dan memojokkan pasien.
b)
5)
b)
12
6)
Availability
a)
b)
b.
Patients Perception
Sebelum menyampaikan kabar buruk kepada pasien, dokter atau pemberi
informasi sebaiknya mengetahui persepsi pasien tentang kondisi medis terhadap
dirinya sendiri dan harapan pasien terhadap hasil medikasi yang ditempuh.
Tujuan mengetahui kedua aspek tersebut bukan hanya untuk mengubah persepsi
pasien agar sesuai dengan kenyataan melainkan sebagai jalan untuk menilai
kesenjangan antara persepsi dan harapan pasien dengan kenyataan ( sebagai
pertimbangan penyampaian kabar buruk agar tidak terlalu membuat pasien
terguncang ).
c.
2)
Apabila
Knowledge Transmission
Pembukaan dilakukan sebelum menyampaikan kabar buruk dengan mengatakan
pada pasien bahwa ada kabar buruk yang akan disampaikan pada pasien. Cara
penyampaian :
1)
2)
13
(2)
(3)
Penerjemah mengerti dan dapat menggunakan bahasa yang
(4)
digunakan dokter.
Penerjemah dapat mengemas istilah medis ke dalam bahasa yang
dimengerti pasien.
Penerjemah bukan merupakan keluarga pasien.
3)
(2)
(3)
(4)
diberikan
mempersiapkan pasien.
e.
f.
2)
3)
14
4)
5)
Memberikan feed back.
Percakapan yang ada harus terdokumentasi dalam rekam medis pasien.
Harus tertera dengan jelas :
6)
(1)
(2)
(3)
pasien yang
membutuhkan informasi dan edukasi lebih dari satu sub unit PKRS yaitu Pelayanan
Medis ( Dokter Penanggung Jawab Pelayanan atau dokter jaga ), keperawatan (
perawat dan bidan ), Gizi, Rehabilitasi Medis, Farmasi, Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit ( PPIRS ), Customer Service
Kualifikasi
Formal
Dokter edukator
S1 Pendidikan Dokter
Non Formal
Pelatihan
Komunikasi
Efektif
Perawat edukator
Pelatihan
Komunikasi
Efektif
Bidan edukator
Pelatihan
Komunikasi
Efektif
Edukator bidang khusus
1.
Radiologi
Pelatihan
Efektif
15
Komunikasi
2.
Farmasi
Pelatihan
Komunikasi
Efektif
3.
Rehabilitasi Medik
Pelatihan
Komunikasi
Efektif
4.
Gizi
Pelatihan
Komunikasi
Efektif
5.
6.
Laboratorium
Pencegahan dan Pengendalian
Diploma
III Analis
Pelatihan
Kesehatan
Efektif
Pelatihan
Infeksi
Komunikasi
Komunikasi
Efektif
10. Edukator perlu membina hubungan yang baik dengan pasien atau keluarga agar
tercipta rasa percaya terhadap peran educator dalam membantu mereka.
3.
Bahan tertulis
Secara praktis bahan tertulis dapat didistribusikan secara bebas bagi semua orang
untuk diambil dan digunakan sesuai keperluan.
2.
3.
Bahan lainnya
Sumber dari bahan materi ini adalah peralatan-peralatan dan materi-materi yang
digunakan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan pengajaran.
4.
16
3. Bahan ini biasanya diproduksi secara menarik dan baik, sesuai dengan kebutuhan dari
target populasi.
5.
6.
17
4. Desain
a. Membuat ringkasan
Ringkasan menjelaskan secara rinci maksud bahan materi pendidikan kesehatan,
kepada siapa ditujukan dan informasi apa yang harus di masukkan.
b. Menulis teks
Penerima edukasi yang berpotensi harus dapat mengingat ketika teks telah ditulis
dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang sesuai. Kalimat yang pendek
dengan menggunakan kata-kata yang sederhana yang umum akan lebih baik
mudah dimengerti. Materi tertulis harus diperiksa kembali kemudahan untuk
dibacanya.
c. Ilustrasi
Ilustrasi, bagan dan diagram dapat digunakan dalam segala jenis materi edukasi,
juga dapat mengasah kepahaman dan meningkatkan pembelajaran. Banyak
penerima edukasi yang mampu mengingat dengan lebih baik jika materi disajikan
dalam bentuk gambar-gambar atau diagram.
d. Pengaturan letak atau urutan
Bahan yang menarik disajikan dalam urutan logis, dan tidak hanya akan
meningkatkan minat pengguna tetapi juga berkontribusi terhadap pemahaman dan
pembelajaran selanjutnya. Pada semua jenis materi kunci dari informasi harus
diringkas dan diulang secara berkala untuk meningkatkan pemahaman pengguna
dan membantu mereka agar focus pada bagian yang paling penting.
5. Menguji hasil
Pengujian hasil materi harus sering dilakukan dengan melibatkan ulasan pengamat dan
pengujian oleh penerima edukasi.
6. Perbaikan ( edit )
Pada setiap tahap semua materi harus diperbaiki secara hati-hati, memeriksa materi
dan mengubah yang perlu saja sehingga pesan dapat disampaikan dan orang lain
mengerti apa yang dimaksudkan.
7. Memperbanyak hasil
a. Penyalinan merupakan langkah yang mudah untuk memperbanyak hasil dalam
nilai yang sedikit.
18
b. Untuk selebaran yang lebih banyak percetakan akan lebih mudah dilakukan
dengan menggunakan alat bantu seperti mesin fotokopi.
8. Evaluasi
Evaluasi materi harus dilakukan untuk menentukan keefektifan dalam membantu
orang-orang dalam memahami dan belajar tentang informasi yang baru. Agar materi
yang akan disampaikan ke depannya menjadi lebih baik dengan melihat acuan dari
hasil evaluasi sebelumnya.
19
BAB III
DOKUMENTASI
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi
formulir informasi dan edukasi, dan di tanda tangani kedua belah pihak antara petugas rumah
sakit dan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga
pasien sudah diberikan informasi dan edukasi yang benar.
Fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit ...... ...... adalah sebagai berikut :
1.
Hasil assesmen kebutuhan edukasi, penyampaian informasi dan edukasi pasien, hasil
verifikasi pasien memahami edukasi pada Instalasi Rawat Jalan di catat dalam status rekam
medis Lembar Informasi
2.
Hasil assesmen pasien kebutuhan edukasi pada Instalasi Rawat Inap di catat dalam
RM.RI.......
3.
Hasil penyampaian informasi dan edukasi pasien dan hasil verifikasi pasien memahami
informasi dan edukasi pada Instalasi Rawat Inap dicatat dalam RM.RI.... (
Lembar Pemberian Informasi dan Penilaian Kebutuhan Edukasi ).
4.
5.
Informasi tentang hak dan kewajiban pasien yang dirawat di Rumah Sakit ...... ......
didokumentasikan dalam pemberitahuan informasi kepada pasien dan keluarga dalam
RM.RI.14.1 ( Lembar Pemberian Informasi ).
6.
7.
8.
9.
10. Informasi persetujuan tindakan pembiusan lokal, regional dan general di RM.....
11. Informasi penolakan tindakan keperawatan, kedokteran, pemeriksaan penunjang dan
pengobatan di RM......
20
12. Keluarga atau pihak lain ( asuransi, perusahaan, dan lain-lain ) yang berhak mendapatkan
informasi mengenai kondisi penyakit pasien dicatat dalam lembar pelepasan informasi atas
seizin pasien jika pasien kompeten di L.RM. .....
13. Catatan perintah atau komunikasi lisan lewat telepon antar petugas medis ( perawat
konsultasi ke dokter atau konsultasi antar dokter ) menggunakan formula SBAR di catat
dalam RM.RI...... ( Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi ).
21
BAB IV
PENUTUP
Panduan ini diharapkan dapat menjadi penuntun bagi edukator dan unsur terkait dalam
pelaksanaan pelayanan PKRS di dalam maupun di luar RS. ...... ....... Kami berharap panduan
ini dapat bermanfaat dan dapat meningkatkan mutu pelayanan di RS....... ...... Namun
demikian, kami tetap terbuka untuk menerima kritik dan saran demi penyempurnaan panduan ini
di masa mendatang. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penerbitannya,
kami mengucapkan banyak terima kasih.
22