Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMODELAN LINGKUNGAN
JENIS-JENIS REAKTOR PADA PENGOLAHAN AIR
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemodelan Lingkungan
Dosen : Adam Rus Nugroho

Nama : Hidayatul Akli


NIM : 1451304

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
TEKNIK LINGKUNGAN
2016

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

.. 1

DAFTAR ISI

.. 2

KATA PENGANTAR

.. 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

.. 4
..

4
C. Tujuan
4
D. Manfaat

..
.. 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Continous Strirred Tank Reactor

..

6
B. Cascade Reactor
C. Sequencing Batch Reactor

.. 6

7
D. Plug Flow Reactor
E. Jenis-jenis Reaktor

11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

. 12
. 12

DAFTAR PUSTAKA

. 13

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
nikmatnya,

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan

tugas

makalah

pemodelan lingkungan ini dengan lancar tanpa kendala suatu apapun.


Terimakasih juga saya sampaikan kepada pihak-pihak di bawah ini
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini :
1. Orang tua, atas doa dan dukungan moral maupun materiilnya.
2. Dosen pengampu mata kuliah pemodelan lingkungan, atas ilmuilmu yang telah diberikan.
3. Rekan-rekan sejawat yang telah mampu diajak bekerja sama
dengan baik selama di kelas.
Tanpa adanya pihak-pihak diatas, makalah ini tidak akan terselesaikan
dengan baik. Akhir kata, tiada gading yang tak retak.Segala sesuatu pasti
ada

kekurangannya,

karena

kesempurnaan

hanyalah

milik

Allah

semata.Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan
penulis agar makalah ini dapat digunakan dan dipelajari dengan baik.
Wassalamualaikum wr.wb.

Yogyakarta, Maret 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara dengan industry yang
cukup besar.Setiap daerah pasti memiliki kawasan industry tersendiri.Hasil
dari kegiatan industry didapatkan limbah, baik itu limbah cair, padat,
maupun gas. Limbah cair apabila akan dibuang ke perairan haruslah
memenuhi baku mutu lingkungan. Untuk menjadikan air limbah sesuai
dengan baku mutu lingkungan maka perlu dilakukannya suatu proses.
Proses-proses pengolahan air limbah maupun nantinya pengolahan air
bersih atau air minum dibutuhkan pengetahuan tentang pemodelan
lingkungan. Pada proses pengolahan air dibutuhkan konsep transport massa
dalam pemodelan lingkungan.
Pemodelan lingkungan adalah penggambaran proses lingkungan beserta
hubungan antar komponen atau variable pembentuknya menggunakan
representasi logika dan matematika. Pemodelan merupakan salah satu
cabang dari analisis ilmiah.Kegiatan pemodelan meliputi pembuatan konsep,
pengorganisasian, komunikasi, pemahaman, analisis, ujicoba pengukuran
lapangan, ramalan, prediksi, peringatan dini, dan optimasi pengambilan
keputusan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah itu CSTR reactor, SBR reactor,dan PFR reactor?
2. Apa penerapan dari CSTR reactor, SBR reactor, dan PFR reactor?
3. Apa perbedaan reactor batch dan reactor kontinu?
C. Tujuan
4

1. Agar mengetahui CSTR reactor, SBR reactor, dan PFR reactor


2. Agar mengetahui penerapan dari CSTR reactor, SBR reactor, dan PFR
reactor
3. Agar mengetahui perbedaan reactor batch dan reactor kontinu

D. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat menentukan proses apa saja yang dibutuhkan
ketika akan mengolah air limbah
2. Agar mahasiswa paham akan proses-proses yang terjadi dalam
pengolahan air maupun air limbah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Continous Strirred Tank Reactor
CSTR adalah reactor model berupa tangka berpengaduk dan diasumsikan
pengaduk yang bekerja dalam tanki sangat sempurna sehingga konsentrasi
tiap komponen dalam reactor seragam sebesar konsentrasi aliran yang
keluar dari reactor. Model ini biasanya digunakan pada reaksi homogeny
dimana semua bahan baku dan katalisnya berfasa cair, atau reaksi antara
cair dan gas dengan katalis cair.

B. Cascade Reactor
Cascade reactor diklasifikasikan dalam CSTR (Continous Stirred Tank
Reaction). Cascade reactor (Cascade control) biasanya digunakan untuk

mengontrol proses kimiawi. Control cascade adalah sebuah metode control


yang memiliki minimal dua buah loop pengontrolan :
a. Loop pengontrolan primer atau master
b. Loop pengontrolan sekunder atau slave loop
Dalam system heat exchanger tersebut, tugas utama yang dilakukan oleh
system control adalah mengatasi berbagai macam gangguan seperti
perubahan tekanan steam yang digunakan sebagai sumber energy panas.
Perubahan tekanan dapat terjadi karena boiler pemasok steam yang sama
umumnya digunakan juga untuk utilitas atau system heat exchanger yang
lain. Pengontrolan loop PID tunggal umunya akan menghasilkan unjuk kerja
yang tidak memuaskan. Untuk mengatasi keterlambatan aksi control pada
system heat exchanger, pengontrolan temperature fluida outlet dapat
dilakukan dengan meregulasi laju aliran steam secara langsung.
Sistem pengendalian heat exchanger dengan cascade

C. Sequencing Batch Reactor


SBR atau Sequencing Batch Reactor merupakan teknologi Aerobic
Reactor modern yang terdiri dari rangkaian batch-process dalam proses
7

reduksi kandungan organik dalam limbah cair. Kelebihan sistem SBR


dibandingkan dengan sistem kovensional aerobic reactor lainnya adalah
dimana seluruh rangkaian proses terjadi

dalam satu reaktor tunggal

sehingga menghemat space area. Sistem SBR juga efektif dalam penguraian
limbah cair dengan kadar COD yang tinggi (high rate process) menjadi
kelebihan utama sistem ini dibandingkan sistem lainnya
Operasi dari sebuah SBR didasarkan pada prinsip mengisi-dan-menarik,
yang terdiri dari lima langkah- fill, react, settle, decant, and idle. Langkahlangkah ini bisa diubah untuk aplikasi operasional yang berbeda.
1. Fill
Selama fase mengisi, baskom menerima influen limbah. influent
membawa makanan mikroba dalam lumpur aktif, menciptakan
lingkungan

untuk

reaksi

biokimia

untuk

mengambil

tempat.

Pencampuran dan aerasi dapat bervariasi selama fase mengisi.


2. React
Fase ini memungkinkan untuk pengurangan lebih lanjut

atau

"polishing" parameter air limbah. Selama fase ini, tidak ada air limbah
memasuki basin dan mekanik pencampuran dan aerasi unit yang.
Karena tidak ada volume dan organik beban tambahan, tingkat
kenaikan penghapusan organik secara dramatis.
3. Settle
Selama fase ini, lumpur aktif diperbolehkan untuk menetap di bawah
diam kondisi-noflow memasuki basin dan tidak ada aerasi dan
pencampuran berlangsung. lumpur aktif tendsto menetap sebagai
massa flocculent, membentuk antarmuka khas dengan massa lumpur
supernatant.The jelas disebut selimut lumpur. Fase ini adalah bagian
penting dari siklus, karena jika padatan tidak puas dengan cepat,
beberapa lumpur dapat ditarik off selama fase tuang berikutnya dan
dengan demikian menurunkan kualitas limbah.
4. Decant
Selama fase ini, decanter yang digunakan untuk menghapus limbah
supernatan yang jelas. Setelah fase menetap selesai, sinyal dikirim ke
botol

untuk

memulai

pembukaan

katup

limbah-discharge.

Ada

mengambang dan tetap lengan decanters. Mengambang decanters


8

menjaga

inlet

orifice

sedikit

di

bawah

permukaan

air

untuk

meminimalkan penghapusan padatan dalam limbah dihapus selama


fase tuang.
5. Iddle
Langkah ini terjadi antara tuang dan fase mengisi. waktu bervariasi,
berdasarkan laju aliran influen dan strategi operasi. Selama fase ini,
sejumlah kecil lumpur aktif di bagian bawah cekungan SBR dipompa
keluar-proses yang disebut buang.

D. Plug Flow Reactor


Reaktor PFR merupakan suatu reactor berbentuk pipa yang beroperasi
secara kontinyu. Dalam PFR selama operasi berlangsung bahan baku
dimasukkan terus menerus dan produk reaksi akan dikeluarkan secara terus
menerus sehingga disini tidak terjadi pencampuran kea rah aksial dan semua
9

molekul mempunyai waktu tinggal di dalam reactor sama besar. PFR ada
dua, yaitu mixed flow reactor (reactor aliran campuran) dan plug flow reactor
(reactor aliran sumbat).
Reaktor PFR ada bermacam-macam antara lain :
a. Reaktor Alir Pipa
Biasanya berupa gas-gas, cair-cair dimana reaksi tidak menimbulkan
panas yang telalu tinggi. Reaktor memiliki aliran plug flow yang
optimal untuk kecepatan reaksi tetapi cukun sulit untuk alat transfer
panasnya.
b. Reaktor Pipa Shell and Tube
Seperti reactor pipa di atas tetapi berupa beberapa pipa yang disusun
dalam sebuah shell, reaksi berjalan di dalam pipa dan pemanas atau
pendingin di shell. Alat ini digunakan apabila dibutuhkan system
transfer panas dalam reactor.
c. Fixed Bed Reactor
Berbentuk
pipa
besar
yang

didalamnya

berisi

katalisator

padat.Biasanya digunakan untuk reaksi fasa gas dengan katalisator


padat. Apabila diperlukan proses transfer panas yang cukup besar
biasanya berbentuk fixed bed multitube, dimana reaktan bereaksi di
dalam tube-tube berisi katalisator dan pemanas atau pendingin
mengalir di luar tube di dalam shell.
d. Fluidized Bed Reactor
Biasanya digunakan untuk reaksi fasa gas katalisator padat dengan
umur

katalisator

sangat

pendek

sehingga

harus

cepat

diregenerasi.Atau padatan dalam reactor adalah reaktor yang bereaksi


menjadi produk.

10

E. Jenis-jenis Reaktor
Berdasarkan prosesnya reaktor ada 3 :
1. Sistem Batch
Memiliki pengaduk yang berisi reaktan
Tidak ada aliran inlet atau outlet selama operasi
Penggunaan batch reactor
Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok digunakan untuk
produksi

berkapasitas

kecil

misalnya

dalam

proses

pelarutan padatan, pencampuran produk, reaksi kimia,


batch distillation, kristalisasi, ekstraksi cair, polimerasi,
farmasi, dan fermentasi
2. Sistem semi batch
Biasanya berbentuk tangka yang berpengaduk. Cara operasinya
dengan jalan memasukkan sebagian zat pereaksi yang lain atau
sisanya dimasukkan secara kontinu ke dalam reactor.
Ada material masuk selama operasi tanpa dipindahkan

11

Reaktan (massa) yang masuk bisa dihentikan dan produk bisa

dipindahkan selama operasi waktu tertentu.


Tidak beroperasi secara steady state.
3. Sistem Kontinyu
Reaktor kontinyu mempunyai aliran masukan dan keluaran
(inlet/outlet) yang terdiri dari campuran homogeny/heterogen.
Reaksi kontinyu dioperasikan pada kondisi steady. Dimana arus
aliran masuk sama dengan arus aliran keluar.
Reaktor kontinyu dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu :
a. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) atau Continous
Stirred Tank Reactor (CSTR)
b. Reaktor Alir Pipa (RAP) atau Plug Flow Reactor (PFR)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
pengolahan air maupun air limbah dapat digunakan berbagai macam reactor
sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu dalam proses pengolahan air
maupun air limbah terdapat berbagai macam proses kimiawi, biologis,
maupun nuklir. Pemilihan jenis reaksi atau proses yang akan digunakan
dalam pengolahan air maupun air limbah berdasarkan karakteristik air yang
akan diolah.
B. Saran
Berdasarkan uraian makalah diatas, penulis dapat memberikan saran
antara lain :

12

1. Sebelum memilih proses pengolahan air, seharusnya mengerti dahulu


tentang karakteristik air yang akan diolah. Sehingga nantinya tidak
salah dalam pemilihan pengolahan air maupun air limbah.
2. Masyarakat harus lebih berperan dalam proses pengolahan limbah,
karena pengolahan limbah bukan hanya tanggung jawab pelaku
industry maupun pemerintah saja.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0ahUK
Ewj73bGHhsHPAhXFs48KHd-nAIkQFgg7MAM&url=http%3A%2F
%2Fneiwpcc.org%2Fneiwpcc_docs
%2Fsbr_manual.pdf&usg=AFQjCNETq02t_QYu7gL-JZ0PnjcalMf6bw
http://www.slideshare.net/hilyafithri/ppt-reaktor-kelompok-5
https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrolisis
ejournal.uii.ac.id

13

14

Anda mungkin juga menyukai