Anda di halaman 1dari 109

PENDIDIKAN

PANCASILA

Siti Hapsah Isfardiyana, S.H., M.H.


SAP/ SILABI
Landasan dan tujuan pendidikan Pancasila
Landasan pendidikan pancasila
Tujuan pendidikan pancasila
Pancasila dalam kajian sejarah bangsa
Indonesia
Perkembangan unsur- unsur pembentuk nilai- nilai
pancasila
Pengaruh paham individualisme, maxixme, islamisme
dan nasionalisme dalam pembentukan dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
pancasila sebagai dasar negara
dinamika pelaksanaan pancasila sebagai dasar
Negara
SAP/ SILABI
Pancasila sebagai system filsafat
Pengertian Sistem dan Unsur unsurnya
Kesatuan sila- sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
hakekatsila pertama, kedua, ketiga, kekempat dan kelima
Pancasila sebagai ideology nasional (bangsa dan
negara)
Pengertian dan Makna Ideologi bagi bangsa dan negara
Macam macam ideologi di Dunia
Makna dan peran pancasila sebagai ideologi bangsa dan
negara
SAP/ SILABI
Pancasila sebagai etika politik
Pengertian etika, etika Politik dan Pancasila sebbagai sistem
Etika
Pancasila Sebagai Etika Politik dan Nilai Nilai Etika Yang
terkandung didalamnya
Pancasila Sebagai Etika Politik
Pancasila dalam konteks ketatanegararaan Republik
Indonesia
Kedudukan Pancasila Sebagai sumber Hukum Dasar Negara RI
Makna Isi Pembukaan UUD 45 dan Kedudukanya dalam tertib
hukum Indonesia
Sistem Ketatanegaraan Indonesia Sesudah Amandemen UUD
45
Maslah maslah Krusial di bidang ketatanegaraan Pasca
Amandemen UUD 1945
SAP/ SILABI
Pancasila sebagai paradigma kehidupan
dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
Pengertian Paradigma
Pancasila sebagai Paradigma pembangunan
Bidang Politik, Hukum, Ekonomi, Sosial budaya,
dan IPTEK
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi
Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan
Kehidupan Kampus
REFERENSI
Nugroho Notosusanto dkk(ed) 1958 Sejarah nasional Indonesia V jakarta
: Balai Pustaka
Soedirman Kartohadiprojdo, 1983 beberapa pikiran sekitar pancasila
bandung: Alumni
Dahlan Thaib, 1988 Pancasila Yuridis Kanstitusional
endang S. Anshari, 1981, Piagam jakarta 22 Juni 1945, jakarta : CV
Rajawali
musthafa kamal pasha, 200, Pancasila dalam Tinjauan Historis, Yuridis
dan Filosofis, Yoguyakarta: Citra
sekneg RI, 1995 Risalah sidang BPUPKI dan PPKI, Jakarta
Kaelan, 1996, Filsafat Pancasila Yogyakarta: Paradigma
Notonagoro 1997. Pancasila Secara ilmiah Populer. Jakarta: Bumi Aksara
Soedirman Kartohadiprodjo. 1983. beberapa Pikiran Sekitar Pancasila
Bandung : Alumni
Yusril Iza Mahendra 1999, Ideologi dan Negara dalam Ghozali, Rajawali,
Jakarta
REFERENSI
kunto Wibisono, 1989. Pancasila sebagai ideologi terbuka, makalah pada lokakarya
Dosen Dosen Pancasila PTN dan PTS se Kopertis Wilayah V Yogyakarta
Van Magness Suseno, 1987, Etika Politik , Prinsip Prinsip Moral Kenegaraaan Modern,
Gramedia Jakarta
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Pradigma, Yogyakarta
Darji darmodihardjo, 1996 Penjabaran Nilai nilai Pancasila dalam Sistem Hukum
Indonesia Rajawali, Jakarta
Suryadi R. 1999 Pancasila sebagai sumber tertib hukum indonesia, LukmanOfset,
Yogyakrta
Sinar Grafika, 2002 UUD 1945 Hasil Amandemen Agustus 2002, Jakarta
Notonagoro 1971, Pancasila dasar falsafah negara RI, Pantjuran Tujuh, Jakarta
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2002. Kapita
Selekta Pendidikan Pancasila Bagian II. Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Jakarta
Kaelan, 2002. Pendidikan Pancasila Edisi Reformasi 2002. Paradigma Yogyakarta
Mahfud M. D. 1998 Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Hukum. Makalah Diskusi
Panel pada Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada
Wibisono, K, 1998. Pancasila Dalam Perspektif Gerakan reformasi Aspek Sosial Budaya
Makalah Diskusi Panel pada Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
KONTRAK BELAJAR

Kehadiran : 75%
Keterlambatan : 30 menit

Penilaian :
Presensi : 10%
Tugas : 15 %

Uts : 35 %

Uas : 40 %
MAKALAH
Sifat : sunah
Kumpulkan pada saat UAS
Ketentuan :
Tema sesuai dengan sap silabi
Times new roman 12
Spasi 1,5
7 halaman : halaman 1 latar belakang, halaman
2-6 pembahasan, halaman 7 penutup.
footnote
Daftar pustaka minimal 5
Batas margine 3,3,4,4
LANDASAN DAN
TUJUAN PENDIDIKAN
PANCASILA
Historis
1. Fakta sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari
bangsa Indonesia
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara yang
berakar dari sejarah
3. Kausa materialis Pancasila

Kultural
LANDASAN Pancasila sebagai produk budaya berupa hasil
pemikiran tentang bangsa dan negara yang mendasar
PENDIDIKAN dan dijadikan pandangan hidup yang tertuang dalam
sila-sila Pancasila

PANCASILA Yuridis
Sisdiknas berdasarkan Pancasila
(UU No. 20/2003 ttg Sisdiknas)

Filosofis
merupakan jiwa bangsa (volksgeist) atau jati diri
bangsa (innerself of nation), dan menjadi cara
hidup (way of life) bangsa Indonesia yang
sesungguhnya dasar filsafat negara dan
pandangan filosofis
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
SK Ditjend Dikti No. 38/DIKTI/Kep/2003
Pendidikan pancasila mengarahkan perhatian pada aspek moral
yang diharapkan dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari
Maka tujuan pendidikan Pancasila adalah menciptakan bangsa
Indonesia yang memiliki beberapa sifat untuk mendukung
eksistensi, sebagai berikut :
1. Bertaqwa kepada Tuhan YME
2. Memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga
mampu menjaga keberlangsingan hidup bangsa dan negara
Indonesia
3. Memiliki kemampuan memahami dan mengamalkan nilai-nilai
ynag terkandung dalam pandangan hidup berbangsa dan
bernengara di Indonesia
4. Memilki kemampuan berkomunikasi dan kerjasama dengan
bangsa-bangsa lain di dunia
BURUNG GARUDA LAMBANG
NEGARA INDONESIA
KENAPA BURUNG GARUDA DIJADIKAN
LAMBANG NEGARA????
Sultan Hamid II adalah tokoh pencetus Pancasila
Diresmikan pertama kali digunakan sebagai lambang Negara pada
sidang kabinet RIS tanggal 11 Februari 1950.
Burung garuda merupakan mitos dalam mitologi Hindu dan Budha.
Garuda dalam mitos digambarkan sebagai makhluk separuh burung
(sayap, paruh, cakar) dan separuh manusia (tangan dan kaki).
Lambang garuda diambil dari penggambaran kendaraan Batara
Wisnu yakni garudeya yang dapay ditemui pada salah satu pahatan di
Candi Kidal yang terletak di Kabupaten Malang tepatnya: Desa
Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
LAMBANG GARUDA
Burung Garuda melambangkan kekuatan.Warna
emas pada burung Garuda melambangkan
kejayaan.Perisai di tengah melambangkan
pertahanan bangsa Indonesia
Posisi kepala garuda menengok lurus ke kanan.
Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi
kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara
lain:
Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah
19
Jumlah bulu di leher berjumlah 45
ARTI PERISAI PADA BURUNG GARUDA
PANCASILA
Perisai merupakan lambang pertahanan negara
Indonesia. Gambar perisai tersebut dibagi menjadi
lima bagian: bagian latar belakang dibagi menjadi
empat dengan warna merah putih berselang
seling (warna merah-putih melambangkan warna
bendera nasional Indonesia, merah berarti berani
dan putih berarti suci), dan sebuah perisai kecil
miniatur dari perisai yang besar berwarna hitam
berada tepat di tengah-tengah. Garis lurus
horizontal yang membagi perisai tersebut
menggambarkan garis khatulistiwa yang tepat
melintasi Indonesia di tengah-tengah.
ARTI EMBLEM PADA BURUNG GARUDA
PANCASILA
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA

Perisai hitam dengan


sebuah bintang emas
berkepala lima
menggambarkan agama-
agama besar di Indonesia,
Islam, Kristen, Hindu,
Buddha, dan juga ideologi
sekuler sosialisme.
ARTI EMBLEM PADA BURUNG GARUDA
PANCASILA
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN
BERADAB
Rantai yang disusun atas
gelang-gelang kecil ini
menandakan hubungan
manusia satu dengan yang
lainnya yang saling
membantu. Gelang yang
lingkaran menggambarkan
wanita, gelang yang persegi
menggambarkan pria
ARTI EMBLEM PADA BURUNG GARUDA
PANCASILA
3. PERSATUAN INDONESIA
Pohon Beringin: Pohon beringin (Ficus
benjamina) adalah sebuah pohon Indonesia
yang berakar tunjang - sebuah akar tunggal
panjang yang menunjang pohon yang besar
tersebut dengan bertumbuh sangat dalam
ke dalam tanah. Ini menggambarkan
kesatuan Indonesia. Pohon ini juga memiliki
banyak akar yang menggelantung dari
ranting-rantingnya. Hal ini menggambarkan
Indonesia sebagai negara kesatuan namun
memiliki berbagai akar budaya yang
berbeda-beda.
ARTI EMBLEM PADA BURUNG GARUDA
PANCASILA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN

Binatang banteng (Latin: Bos


javanicus) atau lembu liar adalah
binatang sosial, sama halnya
dengan manusia cetusan Presiden
Soekarno dimana pengambilan
keputusan yang dilakukan bersama
(musyawarah), gotong royong, dan
kekeluargaan merupakan nilai-nilai
khas bangsa Indonesia
ARTI EMBLEM PADA BURUNG GARUDA
PANCASILA
5. KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Padi dan kapas (yang


menggambarkan sandang dan
pangan) merupakan kebutuhan
pokok setiap masyarakat Indonesia
tanpa melihat status maupun
kedudukannya. Hal ini
menggambarkan persamaan sosial
dimana tidak adanya kesenjangan
sosial satu dengan yang lainnya,
namun hal ini bukan berarti bahwa
negara Indonesia memakai ideologi
komunisme.
ARTI MOTTO PADA BURUNG GARUDA
PANCASILA
Pita yang dicengkeram oleh burung garuda
bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu
Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika
berasal dari kalimat bahasa Jawa Kuno
karangan Mpu Tantular yang berarti Walaupun
berbeda-beda tetapi tetap satu yang
menggambarkan keadaan bangsa Indonesia
yang terdiri atas beraneka ragam suku, budaya,
adat-istiadat, kepercayaan, namun tetap
adalah satu bangsa, bahasa, dan tanah air.
PANCASILA DALAM
KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
PENGERTIAN PANCASILA SECARA ETIMOLOGI

Pancasila berasal dari bahasa sanskerta Panca dan


syila atau syiila
Pengaruh ajaran Budha dari India
Jaman Majapahit kakawin Empu Prapanca (1365)
yatnaggegwani pancasyiila kertasangskarbhisekala
krama
dalam kitan sutasoma disebutkan Pancasila
Krama yang berarti Lima dasar tingkah laku, yaitu
tidak boleh melakukan kekerasan, tidak boleh mencuri,
tidak boleh dengki, tidak boleh berbohong, dan tidak
boleh mabuk minuman keras.
Jaman kerajaan islam molimo
PENGERTIAN PANCASILA SECARA TERMINOLOGI

Pembukaan UUD 1945


Konstitusi RIS

UUDS 1950
PENGERTIAN PANCASILA SECARA HISTORIS

Secara historis rumusan Pancasila itu dapat diuraikan


dalam 3 kelompok
1. Rumusan Pancasila dalam sidang BPUPKI yang
merupakan tahap pengusulan sebagai dasar filsafat
negara Indonesia (29 Mei-1 Juni 1945)
2. Rumusan Pancasila yang ditetapkan oleh PPKI Yang
erat dengan Proklamasi Kemerdekaan (18 Asgustus
1945)
3. Rumusan Pancasila yang ditulis dalam alinea IV UUD
1945 (diundangkan dalam berita Negara RI Tahun II
No. 7 Tanggal 15 Februari 1946 bersama-sama
dengan Batang Tubuh UUD 1945
PANCASILA DALAM SEJARAH NKRI
1. Berkembang ajaran agama Hindu dan Budha.
2. Zaman Kutai, Sriwijaya, Majapahit
Zaman Kerajaan 3. Peradaban mulai maju dengan bukti peninggalan karya
bersejarah baik berupa benda maupun karya sastra.
Zaman
Penjajahan 1. Pengaruh kerajaan Hindu Budha mulai runtuh tergeser oleh
pengaruh agama Islam.
2. Bangsa asing masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan
3. Pergeseran paradigma dari masyarakat petani ke masyarakat
Zaman pasar.

Perjuangan 1. Muncul berbagai gerakan perlawanan daerah


Kemerdekaan 2. Kebangkitan nasional
3. Kesadaran berbangsa dan bernegara mulai timbul
4. Mulai digagas dasar negara.

Kemerdekaan 1. Muncul berbagai pemberontakan untuk mengubah dasar negara.


2. Pengamalan Pancasila Periode Orde Lama
sampai 3. Pengamalan Pancasila Periode Orde Baru
sekarang 4. Pengamalan Pancasila Periode Orde Reformasi
NILAI

Diinginkan Dipedomani di dlm Nilai implisit yg


manusia,di sistem politik, terkandung dlm sikap,
dasarkan pd ekonomi, bidaya perilaku serta
kodrat manusia, dan hankam, perbuatan manusia,
diperjuangkan bersumber pada perwujudan nilai
oleh manusia nilai dasar dan instrumental dan nilai
krn berharga bersifat berubah dasar

5 sila Pancasila Pasal-pasal UUD NRI Tahun Sikap perilaku


1945, Peraturan sehari-hari yg
Perundang-undangan, berkaitan dg
Ketetapan MPR, kebijakan- keimanan dan
kebijakan, dan hukum ketakwaan kpd
positif lainnya Tuhan YME,
Kecintaan kpd
PERKEMBANGAN UNSUR-UNSUR
PEMBENTUK NILAI-NILAI PANCASILA
Sejarah

P
E P
R A
K N N Sebelum
kemerdekaan
E I C
M L A
B A S
A I I Pasca
kemerdekaan
N L
G A
A
N Reformasi
NILAI-NILAI PANCASILA 1. Nilai religi
2. Nilai peri kemanusiaan
JAMAN 3. Nilai kesatuan
PRASEJARAH 4. Nilai musyawarah
5. Nilai keadilan sosial

S 1. Kerajaan Kutai
J E JAMAN 2. Kerajaan Tarumanegara
A J KERAJAAN 3. Kerajaan Sriwijaya
M A 4. Kerajaan Majapahit
A R 5. Kerajaan Islam
N A
H JAMAN Jaman Belanda
PENJAJAHAN Perlawan daerah

JAMAN budi utomo, sumpah


KEBANGKITAN pemuda, serikat
NASIONAL islam
NILAI PANCASILA DALAM JAMAN PRA SEJARAH

1. Nilai Religi Adanya kerangka mayatq Alat-alat


untuk aktivitas religiq Pemujaan kepada roh
2. Nilai Peri Kemanusiaan Penghargaan
kemanusiaanq Bersosialisasi
3. Nilai Kesatuan Bahasa Indonesia sebagai
rumpun bahasa Austronesia
4. Nilai Musyawarah Kehidupan bercocok
tanamq Kehidupan berkelompok
5. Nilai Keadilan Sosial Perwujudan
kesejahteraan danq kemakmuran
JAMAN KERAJAAN
- Kerajaan Kutai (KALTIM):
Raja Kudungga
Raja Asywawaman
Raja Mulawarman (Prasasti Batu Tulis)
1. Nilai Ketuhanan Memeluk agama Hindu
2. Nilai Kerakyatan Rakyat Kutai hidup
sejahtera dan makmur
3. NilaiPersatuan Wilayah kekuasaannya
meliputi hampir seluruh kawasan
Kalimantan Timur
JAMAN KERAJAAN

- Kerajaan Tarumanegara (Bogor):


Raja Purnawarman(Prasasti Batu Tulis)
JAMAN KERAJAAN
Kerajaan Sriwijaya
Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan
Hindu yang hidupberdampingan secara damai. Pada Kerajaan
Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaandan pengembangan
agama Budha.
Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan
India (DinastiMarsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke
India meunjukan telahtumbuh nilai-nilai politik luar negeri
yang bebas aktifc.
Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Kerajaan Sriwijaya telah
menerapkankonsep negara kepulauan sesuai dengan konsep
wawasan nusantara.
Nilai sila keempat Kerajaan Sriwijaya telah memiliki
kedaulatan yang luas,meliputi Siam dan Semenanjung
Melayu (INA sekarang)
Nilai Sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan
perdagangansehingga kehidupan rakyatnya sangat makmu
JAMAN KERAJAAN
- Masa Kerajaan Majapahit:
Sila 1, terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha
hidup berdampingan secaradamai. Istilah Pancasila
terdapat dalam buku 'Negrakertagama karangan
EmpuPrapanca dan Empu Tantular mengarang buku
Sutasoma yang terdapat selokapersatuan nasional
yang berbunyi " BhinnekaTunggal IkaTan Hanna
Dharma Mangrua artinya walaupun berbeda-beda
namun satu jua dan tidak ada agama yang
memilikitujuan yang berbeda.
Nilai sila 2, terwujud pada hubungan baik Raja Hayam
Wuruk dengan kerajaanTiongkok, Ayoda, Champa, dan
kamboja. Disamping itu juga mengadakan
persahabatan dengan Negara-negara tetangga.
JAMAN KERAJAAN

- Masa Kerajaan Majapahit:


Nilai sila 3, terwujud dengan keutuhan kerajaan , khususnya
Sumpah Palapa, yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada
dalam sidang Ratu dan Menteri-menteri tahun1331 yang
berbunyi: "Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa,
jika selurnhnusantara tertakluk di bawah kekuasaan Negara,
jika gurun, Seram, Tanjung, Ham,pahang, Dempo, Bali Sunda,
Palembang, dan Tumasik telah dikalahkan
JAMAN KERAJAAN

- Masa Kerajaan Majapahit:


Nilai sila 4, Terdapat semacam penasehat dalam tata
pemerintahan Majapahit yangmenunjukan nilai-nilai
musyawarah mufakat. Menurut prasasti Kerajaan
Brumbang(1329), dalam tata pemerintahan kerajaan
Majapahit terdapat semacam penasehatkerajaan ,
seperti Rakryan I Hino, I Sirikan dan I Halu yang berarti
memberikannasehat kepada Raja. Kerukunan dan
gotong royong dalam kehidupan masyarakattelah
menumbuhkan adat bennusyawarah untuk mufakat
dalam memutuskanmasalah bersama.
Nllai Sila 5 dengan berdirinya kerajaan selama beberapa
abad yang ditopang dengankesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya.
JAMAN KERAJAAN
1. Sila ke-1 Pada masa kedatangan Islam bangsa Indonesia
sudah dikenalkanq kepada Tuhan yang esa (tunggal)
2. Sila ke-2 Dihapuskannya sistem kasta dan perbudakan
dalam masa walisongo
3. Sila ke-3 Usaha mempersatukan negeri oleh penyebar
agama islam. Salah satunya saat walisongo menyebar ke
daratan jawa untuk mensyiarkan tentang Islam.
4. Sila ke-4 Sistem musyawarah yang diperkenalkan Islam
untuk mengatasiq suatu persengketaan.
5. Sila ke-5 Keadilan bagi seluruh umat merupakan
hakekat Islam itu sendiriq semenjak dikenalkan sampai
sekarang.
JAMAN PENJAJAHAN

Masa setelah masuknya penjajahan Belanda:


Melalui perdagangan bangsa Belanda membentuk
VOC (Vereenigde Oost Indische Compania)sebagai
bentuk kongsi dagang.

Reaksi yang timbul:


Perlawanan di berbagai daerah seperti:
- Di Mataram Sultan Agung
- Di Banten Sultan Agung Tirtayasa
KEBANGKITAN NASIONAL
Pergerakan Nasional Budi Utomo (20 Mei 1908)
Bergerak dibidang pendidikan dan pengajaran
melalui program mengusahakan perbaikan
pendidikan dan pengajaran.
Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928)
Mengumandangkan persatuan bangsa, tanah
air, dan Bahasa Indonesia.
Tokohnya:
Muh. Yamin, Wangsanagara,
Kuntjoro Purbopranoto.
NILAI-NILAI PANCASILA
SEBELUM
KEMERDEKAAN

Jepang BPUPKI PPKI


MASA PENJAJAHAN JEPANG

Setelah Jepang masuk ke Indonesia tahun


1942 berbagai kegiatan politik ataupun rapat-
rapat dilarang, dikeluarkan pula peraturan
membubarkan semua perkumpulan.

Propaganda 3A Jepang yaitu Jepang Pelindung


Asia, Cahaya Asia, dan Pemimpin Asia.
Berkaitan dengan keinginan Jepang untuk
menguasai Indonesia.
MASA PENJAJAHAN JEPANG
17 Desember 1941
Meletus perang fasitik, sekutu dikalahkan oleh Jepang dengan
membom Pearl Harbour sehingga daerah-daerah jajahan sekutu (AS,
Inggris,Belanda) di fasifik dikursi o/ Jepang, termasuk Indonesia.
8 Maret 1942
Jepang masuk ke Indonesia , setelah itu Jepang tahu apa yang
menjadi keinginan bangsa Indonesia adalah kemerdekaan bangsa
dan tanah air.
28 Mei 1945
Untuk memenuhi janjinya, pemerintah Jepang membentuk suatu
badan yang dinamakan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) / dokumen Ritzu Junbi Choosakai,
yang bertugas menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan
kemerdekaan Indonesia demi membentuk panitian kerja.
BPUPKI
Dr. Radjiman Wediodiningrat,
selaku Ketua Badan dan
Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPK), pada
tanggal 29 Mei 1945,
meminta kepada sidang untuk
mengemukakan dasar
(negara) Indonesia merdeka
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr.
Muhammad Yamin mengusulkan
calon rumusan dasar negara
Indonesia sebagai berikut:
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat.
BPUPKI
Prof. Dr. Soepomo pada
tanggal 30 Mei 1945
mengemukakan teori-teori
Negara, yaitu:
1) Teori negara perseorangan
(individualis)
2) Paham negara kelas
3) Paham negara integralistik.

Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang


mengusulkan lima dasar negara yang terdiri dari:
1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
2) Internasionalisme (peri kemanusiaan)
3) Mufakat (demokrasi)
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan)
PANITIA 9 SEBAGAI PERUMUS NASKAH
RANCANGAN PEMBUKAAN UUD 1945

1. Ir. Soekarno (ketua) Naskah Rancangan


2. Dr.M. Hatta Pembukaan UUD (Tgl 23 Juni
3. Mr. A.A. Maramis 1945 yang terdiri dari 4
4. Abikusno Tjokrosuyoso alinea, dikemudian dikenal
5. Abdul Kohar Muzakhir dengan Piagam Jakarta
6. H. Agus Salim dalam Rancangan
7. Mr. Ahmad Subondjo Pembukaan UUD inilah
8. K.H.A.W. Hasyim untukPertama Kali Pancasila
9. Mr. M.Yamin dicantumkan sebagai Dasar
Negara Indonesia (dan
diterima pada Sidang Pleno
16 Juli 1945
PANITIA PERANCANG UUD
1. Marumis 8. Wachid Hasyim 15. Singgit
2. Oho Iskandardinata 9. Paradi Hantap 16. Tan Eng Hoa
3. Poeroebejo 10. Ratu Hantory 17. Husein Dirja
4. Agus Salim 11. Susanto Ningrat
5. Achmad Subendjo 12. Sartono 18. Sukimin
6. Soeparno 13. Wongsangoro 19. Soekarno (ketua)
7. Ny. Ulfah Santoso 14. Warjuningrat
Tugas :
Merancang UUD dengan membentuk Tim Kecil mengenai Muatan UUD seperti.
Kedaulatan, Badan Pemusyawaratan Rakyat, Presiden, Menteri-Menteri, Dewan
Pertimbangan Agung, Dewan Perwakilan Rakyat (Membahas Tentang Isi Batang
Tubuh UUD)
Panitia Ekonomi dan Keuangan Diketua Oleh
Drs. Moch Hatta
Panitia Pembela Tanah Air Diketua Oleh
Abikusno Tjokrosuyoso
PUNCAK PERGERAKAN

Hal ini merupakan kelanjutan dari perjuangan


yang dilaksanakan berabad-abad lamanya.
Pergerakan 17 Agustus 1945 seperti telah
dicantumkan dalam pembukaan UUD 1945
kemerdekaan tersebut adalah hak segala
bangsa, penjajahan tersebut tidak sesuai
dengan kemanusiaan dan keadilan.
PPKI
17 Agustus 1945 : Proklamasi Kemerdekaan RI
18 Agustus 1945 :Pengesahan UUD 1945, dengan
keputusan sbb:
a. Menetapkan dalam mensahkan Pembukaan UUD 1945, yang bahan-
bahannya hampir seluruhnya diambil dari Rancangan Pembukaan
UUD, yang disusun oleh Panitia Perumus pada Tgl 22 Juni 1945
(Piagam Jakarta)
b. Menetapkan dan mensahkan UUD 1945 yang bahan-bahannya
hampir seluruhnya diambil dari Rancangan UUD yang disusun oleh
Panitia Perancang UUD pada Tgl 16 Juli 1945
c. Memilih Ketua PPKI Ir. Soekarno dan Wakil Ketua PPKI Drs. Moch
Hatta Masing-masing menjadi Presiden dan Wakil Presiden
RepublikIndonesia
d. Pekerjaan Presiden untuk sementara dibantu oleh sebuah Komite
19 Agustus 1945 Sidang PPKI memutuskan:
a. Pembentukan 12 Depertemen Negara
b. Pembagian Wilayah Indonesia atau.8
Propinsi tiap Propinsi dibagi dalam
Kresidenan-Kresidenan
NILAI-NILAI PANCASILA

PASCA
KEMERDEKAAN

REVOLUSI MASA ORDE ORDE


FISIK SURVIVAL LAMA BARU
MASA 1945-1950 ( REVOLUSI FISIK)
Masa bangsa Indonesia merebut memperbaiki
kekuasaan terhadap penjajah.
22 Agustus 1945
Terbentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat)
10 Nopember 1945
Perlawanan di Surabaya
25 Maret 1947
Perjanjian Linggarjati (mendirikan negara federasi
Negara Indonesia Serikat)
Terjadinya pemberontakan RMS (Republik
Maluku Selatan), Tahun 1950 dibawah
pimpinan Mr.Dr.Soumokil gerakan ini ingin
melepaskan diri dari pemerintah RI.
1949-1959, masa Republik Indonesia
Serikat (RIS).
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ini dimaksudkan
untuk mempertahankan negara kesatuan
dan keutuhan bangsa Indonesia
DIKTUM DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

1. Menetapkan pembubaran konstituante.


2. Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
3. Menetapkan tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
4. Akan diselenggarakan dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat
sementara yang terdiri dari anggota-anggota dewan
perwakilan rakyat ditambah dengan utusan utusan dari
daerah-daerah dan golongan-golongan.
5. Akan diselenggarakan dalam waktu sesingkat-singkatnya
pembentukan Dewan Pertimbangan Agung sementara.
MASA KEMBALI KE UUD 1945

Alasan pemikiran pemerintah u/ kembali ke UUD 1945:


1. UUD 1945 merupakan dokumen historis atas dasar mana
revolusi dimulai dan dapat digunakan sebagai landasan
guna menyelesaikan revolusi pd tingkat saat itu/saat
sekarang.
2. UUD 1945 adalah cukup demokrasi sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia.
3. UUD 1945 lebih menjamin terlaksananya prinsip
demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin.
4. UUD 1945 menjamin adanya pemerintahan yg stabil
selama setahun oleh karena kekuasaan DPR dibatasi
(tidak dapat menjatuhkan Pemerintah/Presiden)
kekuasaan tertinggi ditangan DPR .
TAHUN 1950-1959 (MASA SURVIVAL)

Pada masa ini kita mempertahankan negara kesatuan RI


dari pemberontakan yang terjadi seperti:
PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia).dibawah pimpinan Ssyafrudin Prawiranegara
Tahun 1958.
Pemberontak Aceh (1953), o/ Daud Beureuh (DI/TII)
Aceh sbg.bagian Negara Islam Indonesia.
Pemberontak DI/TII di Sulawesi Selatan Kahar Muzakar
(1952)
Permesta (Piagam Perjuangan Semesta) di Sulawesi 1958
untuk melepaskan diri dari pem.pusat.
ORDE LAMA
Terjadi pergolakan pada
Konstituante mengalami
sila pertama Pancasila
kebuntuan.
dalam Piagam Jakarta atau
yang telah disepakati di
sidang PPKI.

Presiden Soekarno
Pengubahan Sila Pertama Pancasila menjadi mengeluarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dekrit Presiden
Demokrasi terimpin yaitu demokrasi khas Indonesia
yang disetujui oleh
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dipimpin oleh kabinet tanggal 3
kepentingan-kepentingan tertetu. Juli 1959 dan awal
Pola pemerintahan yang otoriter oleh Presiden
Demokrasi
Soekarno
Fenomena PKI sebagai bagian dari usaha Terpimpin.
mengganti paham Negara Indonesia
ORDE BARU

Jatuhnya Soekarno
dari kedudukannya
sebagai presiden
oleh MPRs.

Presiden Soeharto pada tahun 1968 Presiden


Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden
Nomor 12 tahun 1968 yang menjadi panduan
dalam mengucapkan Pancasila sebagai dasar
negara.
Pada tanggal 22 Maret
1978 ditetapkan
ketetapan (disingkat
TAP) MPR Nomor
II/MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan
Pancasila (P4)

Pada bulan Agustus 1982


Pemerintahan Orde Baru
menjalankan Azas
Tunggal.
NILAI-NILAI PANCASILA ERA REFORMASI

Ditandai dengan
mundurnya Presiden Nilai nilai
Soeharto pada tanggal
reformasi yang
21 Mei 1998, yang
kemudian disusul terkandung dalam
dengan dilantiknya setiap sila
Wakil Presiden Prof. Dr. Pancasila
B.J. Habibie
menggantikan
kedudukan Presiden
MAKNA NILAI PANCASILA DALAM SETIAP SILA
PANCASILA
1. Nilai Ketuhanan Negara yang didirikan bangsa Indonesia
merupakan pengejawantahan tujuan manusis sebagai
makhluk Tuhan YME. Setiap hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, politik,
pemerintahan, hukum, kebebasan & HAM hrs dijiwai nilai
Ketuhanan YME.
2. Nilai Kemanusiaan Negara harus menjunjung tinggi
harkat & martabat manusis sebagai makhluk yang beradab
sesuai hak kodratnya yang dijamin dalam peraturan
perundang-undangan.
3. Nilai Persatuan negara adalah penjelmaan sifat kodrat
manusis yang monoduali yaitu sebagai makhluk individu &
makhluk sosial. Negara merupakan persekutuan hidup
bersama diantara elemen yang membentuk negara yang
berupa suku, ras, kel, gol/pun agama.
MAKNA NILAI PANCASILA DALAM SETIAP SILA
PANCASILA
4. Nilai Kerakyatan pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara
musyawarah mufakat melalui lembaga
lembaga perwakilan.
5. Nilai Keadilan dasar sekaligus tujuan, yaitu
tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil
dan Makmur secara lahiriah atau batiniah.
PANCASILA & LIBERALISME
Periode 1950-1959 disebut periode pemerintahan demokrasi
liberal. Sistem parlementer dengan banyak partai politik
memberi nuansa baru sebagaimana terjadi di dunia Barat
Indonesia tidak menerima liberalisme dikarenakan
individualisme Barat yang mengutamakan kebebasan
makhluknya, sedangkan paham integralistik yang kita anut
memandang manusia sebagai individu dan sekaligus juga
makhluk sosial
Sistem negara liberal membedakan dan memisahkan antara
negara dan agama atau bersifat sekuler.
Berbeda dengan Pancasila, dengan rumusan Ketuhanan Yang
Maha Esa telah memberikan sifat yang khas kepada negara
Indonesia, yaitu bukan merupakan negara sekuler yang
memisah-misahkan agama dengan negara.
PANCASILA & KOMUNISME

Dr. Johanes Leimena pernah mengatakan,


Salah satu factor lain yang selalu dipandang sebagai sumber krisis yang
paling berbahaya adalah komunisme.

Kemiskinan memegang peranan dan dalam hal satu golongan saja menikmati
kekayaan alam, komunisme dapat diterima dan mendapat tempat yang subur di
tengahtengah masyarakat

Negara komunisme lazimnya bersifat atheis yang menolak agama dalam suatu
Negara. Sedangkan Indonesia sebagai Negara yang berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa
KETETAPAN MPR RI NOMOR I/MPR/2003
PASAL 2 (DASAR HUKUM PEMBUBARAN KOMUNISME)

TAP MPRS No. XXV/MPRS/1966

Tentang:
TETAP BERLAKU DENGAN KETENTUAN:
Pembubaran PKI, Pernyataan Sebagai
Seluruh ketentuan dalam Ketetapan
Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah
Negara Republik Indonesia bagi Partai MPRS RI Nomor XXV/MPRS/1966 ini, ke
Komunis Indonesia dan Larangan Setiap
depan diberlakukan dengan BERKEADILAN
Kegiatan untuk Menyebarkan atau
Mengembangkan Faham atau Ajaran dan MENGHORMATI HUKUM, PRINSIP
Komunisme/Marxisme-Leninisme.
DEMOKRASI dan HAK ASASI MANUSIA.
PANCASILA & AGAMA
Pancasila, maka Pancasila pun
mengisyaratkan bahwa kesadaran akan
adanya Tuhan milik semua orang dan
berbagai agama. Tuhan menurut
terminologi Pancasila adalah Tuhan Yang
Maha Esa, yang tak terbagi, yang
maknanya sejalan dengan agama Islam,
Kristen, Budha, Hindu dan bahkan juga
Animisme .
Nilai-nilai Pancasila yang digali dari
bangsa Indonesia yang berupa nilai-nilai
adat-istiadat kebudayaan serta nilai-nilai
religius yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari bangsa Indonesia
Nusantara telah melewati ribuan tahun pengaruh
agama-agama lokal. Semboyan yang
menggambarkan kerukunan umat beragama
berbunyi:
BhinnekaTunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangrua

Ada hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha


Esa dalam Pancasila dengan ajaran tauhid dalam
teologi Islam.
AGAMA DAN PANCASILA
Sila pertama Pancasila yang merupakan prima causa atau sebab
pertama .
Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna bahwa
manusia Indonesia harus mengabdi kepada satu Tuhan.
Pada saat kemerdekaan, sekularisme dan pemisahan agama
dari negara didefinisikan melalui Pancasila.
Gagasan asas tunggal menimbulkan pro dan kontra selama tiga
tahun diundangkan dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 .
Pancasila menjamin umat beragama dalam menjalankan
ibadahnya. Dalam kalimat Menteri Agama .
Pancasila dan agama dapat diaplikasikan seiring sejalan dan
saling mendukung. Agama dapat mendorong aplikasi nilai-nilai
Pancasila.
Bangsa kita adalah bangsa yang relijius; juga, bangsa yang
menjunjung tinggi, menghormati dan mengamalkan ajaran
agama masing-masing
NEGARA ADALAH BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA
Konsekuensinya :
Setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama masingmasing.
Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakikatnya
manusia berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.
Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar
dan inter pemeluk agama serta antar pemeluk agama.
Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan
hasil peksaan bagi siapapun juga.
Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama
dalam negara.
Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggatakan negara
harus sesuai dengan nilainilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama
norma-norma
PROSES PERUMUSAN
PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA
Usulan Rumusan dasar ketatanegaraan Indonesia oleh Muh. Yamin (20 Mei
1945):
1. Perikebangsaan
2. Perikemanusiaan
3. Periketuhanan
4. Perikerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Lima prinsip tersebut diusulkan dalam rancangan UUD Indonesia pada alinea
pembukaan dengan rumusan sebagai berikut :
1. Ketuhanan YME
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Usulan dari Ir. Soekarno pada pidato sidang ke-3 BPUPKI (1 Juni 1945):
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internalisme/ perikemanusiaan
3. Mufakat dan demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
RUMUSAN PANCASILA PADA PIAGAM JAKARTA
(22 JUNI 1945):

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan


syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Dasar merupakan alas atau fundamen yang


menjadi pijakan untuk memberikan kekuatan.
Dasar negara merupakan alas atau fundamen
yang menjadi pijakan untuk memberikan
kekuatan berdirinya sebuah negara.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Dasar formal kedudukan pancasila sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia termaktub dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV yang berbunyi ..
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dakam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasar
kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil danberadab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia .
Pancasila sebagai dasar negara ditunjukkan pada kalimat
...yang berdasar kepada hal ini didasarkan atas
interpretasi historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI
bahwa Bahwa dasar negara itu disebut dengan pancasila.
FUNGSI DASAR NEGARA
1) Dasar berdiri dan tegaknya negara
Pemikiran yang mendalam tentang dasar negara
lazimnya muncul ketika suatu bangsa hendak
mendirikan negara. Oleh karena itu, dasar negara
berfungsi sebagai dasar berdirinya suatu negara.

2) Dasar kegiatan penyelenggaraan negara


Negara didirikan untuk mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasional suatu bangsa yang bersangkutan, di
bawah pimpinan para penyelenggara negara.

3) Dasar Partisipasi Warga Negara


Semua warga negara mempinyai hak dan kewajiban
sama untuk mempertahankan negara dan berpatisipasi
dalam upaya bersama mencapai tujuan bangsa.

4) Dasar pergaulan antar warga negara


Dasar Negara tidak hanya menjadi dasar perhubungan antara
warga negara dengan negara, melainkan juga dasar bagi
perhubungan antar warga negara.
MAKNA PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA
1. Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari
segala sumber hukum atau sumber tertib hukum
Indonesia.
2. Pancasila sebagai dasar negara meliputi suasana kebatinan
dari UUD 1945.
3. Pancasila sebagai dasar negara mewujudkan cita-cita
hukum bagi hukum dasar negara Indonesia. Ke
4. Pancasila sebagai dasar negara mengandung norma yang
mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah maupun para penyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti yang luhur dan memegang teguh
cita-cita moral rakyat yang luhur.
HUBUNGAN PEMBUKAAN DAN PASAL-PASAL
UUD 1945

Sila-sila Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945


dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945
Hubungan Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945 bersifat kausal
dan organis.
Kausal mengandung makna pembukaan menjadi penyebab
keberadaan pasal-pasal UUD 1945.
Organis mengandung makna pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR
NEGARA
Dalam sistem hierarki peraturan perundang-undangan,
Pancasila berkedudukan sebagai Grundnorm Pancasila
merup sumber dr sgl sumber hukum.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara
(pasal 2 UU No 12 Tahun 2011)
Menjadi sumber tertinggi norma hukum negara yang
berjenjang dari UUD NRI Tahun 1945, Tap MPR, UU/Perpu,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Perda Provinsi, dan
Perda Kab/Kota.
HIERARKHI PERUNDANG-UNDANGAN DI
INDONESIA

Grundnorm
Hans Kelsen
Norm

Norm

Norm

Norm
HIERARKH PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

Hans
Staatsfundame
Nawiasky ntalnorm

Staatsgrundgesetz

Formell Gesetz

Verordnung & Autonome Satzung


Hierarkhi Peraturan Perundang-
Undangan

Menurut TAP Menurut TAP MPR Menurut UU No. Menurut UU No.


MPRS XX Tahun III Tahun 2000: 10 Tahun 2004: 12 Tahun 2011
1966: UUD 1945 UUD 1945 UUD 1945
UUD 1945 TAP MPR UU/PERPU Ketetapan MPR
TAP MPR UU Peraturan Pemerintah UU/PERPU
UU/PERPU PERPU Peraturan Presiden Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah PP Peraturan Daerah Peraturan Presiden
Keputusan Presiden Keputusan Presiden Peraturan Daerah
Peraturan pelaksana Peraturan Daerah provinsi; dan
lain: Peraturan Peraturan daerah
Menteri, Instruksi Kabupaten/Kota.
Menteri, dan lain-
lainnya
HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Hierarki Peraturan Perundang-undangan berjenjang berbentuk


Piramida.
Peraturan dibawahnya harus sesuai dengan peraturan di
atasnya hingga pada Pancasila.
Apabila diindikasi terjadi ketidak sesuaian peraturan di
bawahnya dengan di atasnya dapat di uji
Pengujian UU terhadap UUD dilakukan oleh MK
Pengujian peraturan di bawah UU terhadap UU dilakukan oleh
MA
FUNGSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum


Indonesia)
Nilai yang menjiwai pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945
Nilai dan cita-cita hukum bagi seluruh peraturan perundang-
undangan
Sumber nilai bagi penyelenggara negara dalam melaksanakan
pemerintahan
BENTUK PENGALAMAN PANCASLA SEBAGAI
DASAR NEGARA

Pancasila sebagai dasar negara memiliki makna, Pancasila


menjadi sumber nilai dan landasan seluruh peraturan
perundang-undangan.
Pengamalan Pancasila sebagai dasar negara dapat dilihat dari
pengamalan warga negara terhadap peraturan
perundangundangan.
Contoh pengamalan pancasila sebagai dasar negara: tertip lalu
lintas dan membayar pajak.
DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA

NASAKOM (Orla) P4 -Asas Tunggal (Orba)

Pancasila
Dlm Realita

pluralisme antara Demokrasi - dalam


sekulerisme - paham Perubahan UUD 1945
religius (Refor) (Refor)
DINAMIKA PELAKSANAAN PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA pembinaan dan
pengembangan
moral

mengatasi krisis
Mondial,
dan disintegrasi

Revitalisasi Pancasila
suasana
kehidupan di
Kebangsaan
bidang hukum
secara kondusif.

Spiritual,
Akademis, landasan etik,
moral, religiusitas,
PANCASILA SEBAGAI
SISTEM FILSAFAT
PENGERTIAN FILSAFAT
Philein dan
shopos HARAFIAH
E
T
I
M philosopy Cinta pada
O kebijaksana
L an atau
O kebenaran
G yang hakiki
I falsafah

Berpikir sedalam-dalamnya terhadap sesuatu


secara metodik, sistematik, menyeluruh dan
universal untuk mencari hakikat sesuatu.
PENGERTIAN SISTEM

suatu kesatuan dari bagian-bagian yang saling


berhubungan dan saling bekerja sama untuk
satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan kesatuan yang utuh
UNSUR-UNSUR SITEM

Satu kesatuan dari berbagai unsur.


Unsur-unsur tersebut mempunyai fungsi
sendiri-sendiri.
Saling berhubungan dan saling
ketergantungan.
Semuanya untuk mencapai tujuan bersama.

Terjadi pada lingkup yang kompleks.


KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI
SUATU SISTEM FILSAFAT
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang
bulat & utuh
2. Sila-sila Pancasila bereksistensi dlm keteraturan :
bersusun hierarkhis & berbentuk piramidal
3. Ada keterkaitan antar sila-sila Pancasila
4. Ada kerjasama antar sila-sila Pancasila utk
mencapai tujuan
5. Ada tujuan bersama (tsb. Alinea IV Pemb. UUD NRI
1945)
PANCASILA DAN SISTEM
1) Mengandung berbagai unsur yang berbeda (terdiri dari
lima sila)
2) Membentuk satu kesatuan
3) Sila-sila tidak berdiri sendiri
4) Saling berkaitan, saling berhubungan
5) Mencapai tujuan tertentu (dasar negara, sumber
hukum, dll)
6) Tidak boleh di bolak-balik

Sila I meliputi dan menjiwai sila II, III, IV dan V.


Sila II diliputi dan dijiwai sila I, dan meliputi dan menjiwai sila III, IV dan V.
Sila III diliputi dan dijiwai sila I dan II, dan meliputi dan menjiwai sila IV
dan V.
Sila IV diliputi dan dijiwai sila I, II dan III, dan meliputi dan menjiwai sila V.
Sila V diliputi dan dijiwai sila I, II, III dan IV.
CARA BERFIKIR FILSAFAT

1) Sistimatis (tersusun secara baik dan tidak


saling bertentangan)
2) mendalam, analistik dan mendasar (berfikir
sampai ke akar-akarnya)
3) Bersifat komperehensif (menyeluruh)
4) Spekulatif
FILSAFAT PANCASILA

hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-


dalamnya dari bangsa Indonesia yang
dianggap, dipercaya, dan diyakini sebagai
kenyataan, norma- norma dan nilai-nilai yang
benar, adil, bijaksana, dan paling sesuai
dengan kehidupan dan kepribadian bangsa
Indonesia. Filsafat Pancasila
MERDEKA ...
SEMANGAT MERDEKA ...
APA PENDAPAT ANDA?

Anda mungkin juga menyukai