Anda di halaman 1dari 32

FILSAFAT PANCASILA MENURUT BUNG KARNO

RESUME BUKU
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Patriotisme

Dosen Pengampu : A.A. Putu Sri Mahayani, STP., M.Si

Disusun Oleh Kelompok 7 :

1. Eurika Agustina Maharani (1512000195)


2. Fiqi Fandi Fahrizal (1512000196)
3. Arif Wanda (1512000205)
4. Nur Azizah Prasetyo Tini (1512000251)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA


Oktober 2020

Jl. Semolowaru No.45, Menur Pumpungan, Kec. Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60118
BAB 1

FILSAFAT PANCASILA MENURUT BUNG KARNO

Pancasila Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia

PROF. MR. DRS. NOTONAGORO


Pidato promosi honoris causa dalam ilmu hokum oleh Senat Universitas Gadjah Mada
(oleh promotor Mr. Drs. Notonagoro) terhadap promovendus Bung Karno pada tanggal 19
September 1951 di Yogyakarta.

1) Dalam hidup manusia kadang – kadang dialami saat – saat ia merasa dan menginsyafi
terlepas dari kepribadian diri sendiri. Rasa dan keinsyafan yang demikian itu pada ini
waktu meliputi hati sanubari kami, sungguh kami tidak hanya berbicara atas nama Senat
dan Universitas Gadjah Mada, akan tetapi juga sesuai dengan yang terkandung dalam hati
sanubari bangsa Indonesia. Pemberian derajat doktor honoris causa merupakan tanda
pengakuan dari Senat akan jasa yang amat besar dari Paduka Yang Mulia, sebagai
pencipta Pancasila terhadap masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Paduka Yang mulia adalah pencipta Pancasila bukannya Pancasila dalam bentuknya
yang berturut – turut terjelma dalam perkataan – perkataan yang tertentu, yang satu sama
lainnya agak mangandung perbedaan sebagaimana terdapat dalam kata pembukaan
Undang – undang Dasar Republik Indonesia Serikat yang kita proklamirkan pada 17
Agustus 1945. Pancasila dalam asas dan pengertiannya yang tetap, sebagai dasar filsafat
negara dari negara Republik Indonesia. “sila” berasal dari petunjuk seorang teman ahli
bahasa, asas dan pengartiannya yang tetap sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia, bukan nya bentuk yang formil, akan tetapi sifat materiil ialah yang
dimaksudkan.
` Paduka Yang Mulia adalah yang untuk pertama kalinya melahirkan dan mengusulkan
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat pada ahri
tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan.

2) Mengingat pidato Paduka Yang Mulia tentang Pancasila diucapkan dalam lingkuangan
sebuah badan yang bertugas berusaha menyiapkan kemerdekaan suatu negara, bahkan
kemerdekaan itu masih harus diperjuangkan, pidato itu sudah selayaknya bersifat politis.
Tetapi bagi sebagian orang yang dapat mendalami inti dari jiwa pidato yang diucapkan
tersebut tak hanya menyangkut politis tetapi juga sebagai dasar pandangan hidup bangsa.
Kalau dipahami maka pancasila bukan hanya suatu konsep politis, namun merupakan
pemikiran dari suatu pengalaman yang sangan luas dan tidak begitu saja dapat dicapai oleh
sebagian orang.

3) Mengenai perbedaan dalam susunan perkataan untuk merumusakan Pancasila dalam tiga
dasar undang – undang dasar antara satu dengan yang lainnya dan dengan yang asli
ciptaan Paduka Ysng Mulia, tidak adanya atau tidak diketahuinya tafsiran yang resmi.

Soal penegasan isi dan luas atau soal istilah belaka, misalnya mengenai asa
perikemanusiaan Paduka Yang Mulia memperhatikan sikap dan pergaulan kita dengan
bangsa – bangsa lain.

4) Selain dari pada dalam peraturan – peraturan negara, juga dalam kenyataan masyarakat,
Pancasila menerima sambutan yang sekiranya tidak dapat disangkal sungguh
mengherankan.Pancasila menjelaskan serta menegaskan corak warna atau watak rakyat
kita sebagai bangsa –bangsa yang beradab, bangsa yang berkebudayaan, bangsa yang
menginsyafi keleluhuran dan kehalusan hidup manusia, serta dapat menyesuaikan
hidupkebangsaannya dengan dasar perikemanusiaan yang universal.

5) Di samping kedudukannya dalam perundangan negara dan dalam masyarakat, yang


telah menunjukan nilai dari pada Pancasila yang luar biasa, sebagaimana diketahui dalam
lingkungan perguruan tinggi terdapat perbedaan paham tentang kedudukannya sebagai
pengusaha ilmu.

6) P.J.M. Dr Ir Soekarno, selain merupakan pencetus Pancasila merupakan juga pegangan


dan pedoman dalam usaha ilmu pengetahuan, yang telah mulai pual dipikirkan tentang arti
dan nilainya dipandang dari sudut ilmu pengetahuan.

7) Sebagai pangkal sudut pandangan dalam penyelidikan sesungguhnya telah dilewati batas
untuk diselidiki dan dinilainya, meskipun suatu pertanggung jawab akan kebenaran secara
ilmu pengetahuan untuk kepentingan kesadaran diri tidak dapatditinggalkan.

Pancasila adalah buah hasil perenungan jiwa yang dalam, buah hasil penyelidikan cipta
yang teratur dan seakan di atas basis pengetahuan dan pengalaman yang luas.
8) Meneruskan tentang manfaat Pancasila sebagai pendiri dan pandangan hidup dalam
penentuan sikap, dalam penyelidikan dan pendapat dalam ilmu pengetahuan, dapatlah
dikemukakan sebagai pertimbangan tiga soal yang penting dan fundamental, ialah perihal
kecakapan cipta untuk mencapai kenyataan, tentang hal sebab akibat dan hubungan antara
ilmu pengetahuan dan keadaban atau etika.

9) Paduka Yang Mulia Dr. Ir. Soekarno, uarian tentang alasan – alasan dari pada
pertimbangan Senat belum lengkap, apabila tidak juga dikemukakan arti pentingnya
Pancasila dalam asas hukum positif Nergara Republik Indonesia. Pancasila
memungkinkan penentuan sika dan pemberian bentuk kepada negara kita diantara
berbagai sikap dan bentuk negara dengan tegas dan dapat dipertanggung jawabkan pula
secara ilmu pengetahuan.

10) Paduka Yang Mulia Dr. Ir. Soekarno, dengan uraian yang singkat tadi barang sekiranya
telah cukup jelas bahwa masyarakat, bangsa, neagara kita dalam segala lapangan. Baik
dalam bentuk sifatnya, kepentingannya, kebutuhannya, tujuannya maupun usahanya untuk
menyelenggarakan kehidupn yang layak, yang lahir maupun batin, dan khususnya dalam
lapangan usaha ilmu pengetahuan di Indonesia.
BAB 2

ILMU DAN AMAL GEEST-WILL-DAAD

BUNG KARNO

Di waktu menerima gelar doktor honoris causa sebagai penggali pancasila oleh
Universitas Gadjah Mada, 19 september 1951 di Yogyakarta.

Tuanku presiden universitet Gadjah Mada, Tuanku-tuanku para mahaguru, Curator,


sekalan tuan-tuan dan nyonya-nyonya.

Saudara-saudara,

Saya mengucapkan terimakasih kepada universitet Gadjah Mada atas kemurahan hatinya,
memberikan kepada saya gelaran doktor honoris causa. Tatkala beberapa waktu yang lalu
oleh pihak Gadjah Mada diberitahukan kepada saya akan niatnya hendak memberikan
gelaran itu kepada saya. Saya ditanyakan apakah saya mau menerimanya, disitulah timbul
beberapa keraguan didalam hati saya. Apakah saya pantas menerima predikat tertinggi
tersebut.

Saya bukan ahli pengetahuan, bukan juga yang orang namakan “een geleerde”. Saya
belum pernah menuliskan sesuatu buku yang pantas orang namakan satu prestasi
watenschappelijk. Saya belum pernah menyusun satu teori secara analitis. Bahkan
pembawaanku bukan pembawaan watenschappelijk dan juga Pembawaanku bukan
pembawaan “bespiegelend”. Pembawaanku adalah yang justru kurang puas dengan ilmu-
anisch. Pantaskah aku menerima derajat doktor honoris causa?

Lantas saya ingat kepada yang lain, yang bukan orang orang ahli pengetahuan yang
diberi dan mau menerima gelaran doktor honoris causa. Dan saya keingat kepada Ramsay
Mac-Donald dan Ratu Wilhelmina, kepada Herbert Hoover dan Ralph Bunch, kepada
Willem Dress dan Eduard Anseele kepada yang lainnya orang orang doktor honris casua,
yang bukan “ahli pengetahuan” tetapi yang dianggap yang telah berjasa dalam berbuat
sesuatu dan yang bermanfaat bagi hidup dan suburnya ilmu pengetahuan.

Sudahkah saya pernah berjasa besar? Saya menganggap saya belum pernah berjasa besar.
Tetapi saya terima kemurahan hati Universitas Gadjah Mada dan pertanyaan-pertanyaan
Tuanku Promotor itu sebagai penghargaan dan satu apresiasi atas apa yang telah saya
perbuat untuk tanah air dan bangsa, atas itulah saya mengucapkan banyak banyak
terimakasih

Sekali lagi, Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya saya bukan ahli pengetahuan dan belum
pernah menuliskan sesuatu yang pantas dilihat dengan mata sebelah dengan orang orang
yang ahli ilmu pengetahuan. Saya arahkan kepada perjuangan dan pengabdian kepada tanah
air dan bangsa. Saya telah banyak membaca buku, tetapi yang tadi saya katakan
“pembawaanku tidak puas dengan ilmu-anisch. Bagi saya ilmu pengetahuan berharga jika ia
dipergunakan untuk mengabdi kepada praktikum hidupnya manusia, praktik hidupnya
bangsa dan praktik hidupnya dunia kemanusiaan.

Memang sejak muda, saya ingin mengabdi kepada praktik hidup manusia, bangsa dan
dunia kemanusiaan. Itulah sebabnya saya selalu mencoba menghubungkan ilmu amal,
perbuatan, sehingga pengetahuan untuk perbuatan dan perbuatan dipimpin oleh
pengetahuan. Ilmu dan amal, Kennis dan daad, harus “Wahyu-memwahyu” satu sama lain.
Saya dinamakan seorang pemimpin politik, apakah kewajibanku? Kewajibanku tiap-tiap
pemimpin politik bukanlah menghanyutkan diri dalam perenungan teoritis, tetapi ialah
mengaktivir kepada perbuatan. Kalau tidak untuk mengaktivir kepada perbuatan, Perbuatan
adalah sebuah akibat, akibat daripada kemauan, akibat daripada will. “mengaktivir kepada
perbuatan” berarti harus mengaktivir lebih dulu kepada will. Dan jika kebenaran ini
ditransformasikan kepada soal yang mengenai perikehidupan bangsa atau perikehidupan
masyarakat, maka ia harus mengaktivir lebih dulu kepada da collective will.

Mengunggah, membangiktkan, menggerakan, menghebatkan collective will. untuk apa?


Untuk melahirkan collective daad dan untuk mencapai collective daad. Arti trilogi yang
saya dengungkan pada tahun 1932: national wil – national daad. orag lain menyusun
wetenschap, mengupas, menganalisa, membongkar, dan menghimpun teori. Saya bahagia
jika mendapatkan tugas, yaitu membangkitkan kepada amal, mengaktivir kepada daad,
maka saya akan mencoba mengakivir kepada will dan kepada colletive will. banyak orang
orang yang kurang mengerti artinya kemauan (will) dalam proses historis. Bahkan ada
orang orang Marxis tidak mengakui adanya kemauan merdeka atau vrije wil, twtapi
sebaliknya selalu menyebut “kepastian-kepastian” atau “notwebdugkeiten” dalam
pertumbuhan masyarakat.

Lantas bahwa kemauan tidak ada artinya dalam proses historis. Tetapi bagiamana
keadaan yang sebenarnya? Keadaaan yang sebenernya ialah bahwa kita harus membedakan
secara tegas antara kemauan dan kemauan merdeka. Baik falsafah idealis maupun falsafah
historis materialis (Marx) berkata, bahwa kepentingan manusia adalah penting dalam proses
historis. Marx tidak pernah membantah artinya persoonlijkheid, bahkan pernah
menyebutkan “die riesonrolle der menschlichen personlichkeit”

Segenap teori ekonomi itu akan menjadi satu begrips-spielerei yang kosong dari orang
orang watenschap. Menurut Marx bukan kemauan merdeka bukan vrije will, tetapi satu
kemauan yag harus ditentukan dan ditetapkan oleh keadaan. Tetapi bagaimanapun juag,
diakuilah oleh marxis dan nonMarxis, bahwa pada akhirnya kemauan untuk hiduplah de wil
not leyen yang menjadi dasarnya eknomi, kemajuan, dan semua usaha bahkan dasar
dasarnya semua makhluk apa saja yang berjiwa. Antara instingnya binatang dan intelegensi
manusia. Tetapi insting dan intelegensi itu mempunyai dasar mutlak yang satu, aerground
yang satu yaitu kemauan untuk hidup de will not leven.

Binatang hidup biasanya ia tidak ingin berubah, tetapi ia mau hidup. Manusia mau hidup
tetapi intelegensinya memampukan dia membuat alat alat untuk melebih enakan membuat
manusia itu maju setingkat demi setingkat. Verhouding manusia terhadap alam berubah
setingkat demi setingkat. Makin tumbuh kemampuan membuat alat alat teknis maka
berubahlah kemauan untuk hidup menjadi lebih sempurna, hidup lebih enak inilah salah
satu tandanya manusia kultur. Tetapi, alat alat teknis tidak merubah setapak demi setapak,
tidak merubah verhouding manusia kepada alam, tetapi merubah kepada semua manusia.
Manusia adalah makhluk sosial dan kemauan untuk hidupnya berbentuk kemauan bersama
sama dengan manusia yang lain.

Terutama dengan manusia lain yang sama alat hidupnya dalam arti seluas luasnya.
Tumbulah collectiviteiten dengan kemauan yang kolektif dengan kelas klassewil-klassewil
yang kolektif dan tumbah bangsa nationale collectiviteitein dengan national wil yang
kolektif. Yang dinamakan pertentangan kelas tidak lain adalah pertentangan kemauan,
pertentangan pertentangan inilah yang dapat dipulangkan kepada kemauan manusia.
Pertentangan yang mendatangkan perubahan hebat dalam susunan dunia histori.

Inti sebabnya semua kejadian dalam masyarakat dinamakan “okonomisch


notwendigkeit” atau apapun dalam proses kehidupan manusia buak berarti tidak adanya
kemauan manusia. Oleh karena itu, kewajiban tiap pemimpin indonesia adalah mengaktivir
kemauan indonesia, mengaktivir kemauan nasional indonesia sampai kepuncak tertinggi.
Kemauan nasional adalah, wahyu cakraningrat satu satunya yang dapat menggerakan
bangsa kita ini untuk menjelmakan perbuatan nasional. Soalnya bukan dapat atau tidaknya
kemauan nasional diaktivir tetapi ialah cakap atau tidaknya pemimpin mengaktivir.

Sebab antara kemauan dan pikiran adalah perhubungan yang nyata. Benar adanya
kemauan untuk hidup. Tetapi, pikiran juga menentukan bentuk kemauan dan ikut
menentukan keras lemahnya kemauan itu. Maka salah satu kewajiban pemimpin adalah
memberi penerangan, pengetahuan, memberi kennis dan memberi weten. Untuk dapat
berjuang, maka sesuatu bangsa harus mempunyai kemauan untuk berjuang. Pemimpin harus
mengaktivir kemauan massa untuk berjuang. Supaya lahirnya perbuatan nasional, hanyalah
perbuatann pembuka ke arah kebahagiaan.

Dapatkah kemauan untuk berjuang diaktivir? Hingga ia ma bergerak, membanting


tulang, memeras keringat, berulet, berkorban, dan mau menderita untuk mencapai sesuatu
hal. Sejarah dunia tidak kosong dari gerakan nasional yang hebat yang dibenarkan oleh
faktor obyektif. Dari apakah besar kecilnya kemauan massa untuk berjuang? Besar kecilnya
kemauan massa ditentukan oleh tiga hal yaitu, pertama menarik tidaknya tujuan atau cita –
cita.

Ya, tuan – tuan dan nyonya – nyonya, benar Pancasila itu resmi menjadi dasarnya
falsafah Negara Republik Indonesia, sebagai tercantum dalam mukadimah Undang –
undang Dasarnya. Tiap – tiap bangsa mempunyai “tema sentral” sendiri yang menentukan
segala sesuatu yang mengisi hidupnya, juga mempunyai “toon” sendiri yang menentukan
segenap lagu pikirannya dan segenap lagu tingkahnya, mempunyai kepribadian sendiri yang
memberi cap atau corak kepada segala angan – angannya dan segala kelakuan –
kelakuannya.

Bangsa kita berkepdribadian Pancasila tetapi itu belum berarti bahwa Pancasila telah
menjelma watak disegala bagian – bagian dan sudut – sudut masyarakat kita. Juga dalam hal
Pancasila ini orang harus berpikir dalam istilah geest-wil-daad. Bangsa Indonesia harus
berjuang terus, berjuang dalam artian yang luas, terutama dalam arti membangun. Berjuang,
bekerja, berjuang demi tanah air dan bangsa, geest-wil-daad untuk tanah air dan bangsa,
itulah seruan dari zaman dahulu hingga sekarang.

“Door de zee op to zoeken, blijft de rivier trouw aan haar bron” “Dengan menuju ke laut,
maka sungai setia kepada sumbernya”

Itu merupakan ucapan revolusioner Perancis menjadi semboyan hidup di masa depan.
BAB 3

TIDAK ADA KONTRA REVOLUSI BISA BERTAHAN

BUNG KARNO

Pada saat Rapat Pancasila 16 Maret 1958 di Bandung

Saudara saudara,

Baru sekarang sesudah saya datang kembali dari lur negri, saya berjumpa lagi dengan
saudara saudara rakyat bandung dengan sekitarnya. Saya mengucapkan terimakasih kepada
saudara saudara sekalian bahwa telah datang di sini berbondong bonding dengan jumlah
lebih 1 juta manusia untuk bersama sama menyatakan isi hati saudara saudara. Isi hati
bersatu pada setia kepada Proklamasi 18-8-1945. Dan saya amat bergembira sekali pada
hari ini. Saudara saudara tahukah engkau sekalian bahwa Ibu Rasuna Said telah berpuluh
puluh tahun lamanya berjuang demikemerdekaan Indonesia. Bahwa pada saat bliau masih
muda, beliau telah berjuang sekuat kuat tenaga untuk kemerdekaan tanah air kita. Beliau
adalah pemimpin wanita Indonesia yang pertama yang di cobloskan oleh imperiali asing ke
dalam penjara.

Saudara saudara Ibu Rasuna Said tadi berkata bahwa beliau tiap tiap meninggalkan
Tanjung Priuk untuk pergi ke luar negri, ia selelu di pandang orang sebagai orang
Indonesia. Tiap – tiap kali saya di luar negri, bukan saja orang luar negri memandang saya
sebagai orang Indonesia. Tetapi, justru di luar negri itulah saudara saudara saya mersa dir
saya benar benar orang Indonesia yang benar benar cinta kepada Indonesia. Saya sudah
melihat tiga perempat dari pd dunia.

MelihatAmerika,Kanada,jermania,Mongolia,Jepang,Vietnam,Filipina,Thailand,Pakistan,
Mesir,Selandia,Libanon,negri – negri lain. Tetapi dengan bangga dan tegas saya bisa
berkata tidak ada Negara semolek dan se kaya Indonesia. Oleh karena itu, maka tiap tiap
kali saya di luar negri makin cintalah saya kepada Indonesia. Melihat negeri orang lain
pasir,batu,pasir,batu. Ingatlah saya kepada tanah air saya, hijau molek,cantik. Maka oleh itu
saya yang juga sebagai saudara Rasuni Said tadi katanya juga sebagai orang muslim , saya
pun merasa nasonal.
Saya hendak bercerita kepada saudara saudara, bahwa pada suatu hari saya di minta
untuk member jawaban atas berapa pertanyaan yang di ajukan kepada saya oleh pemuda
pemudi amerika. Saya di undang di tempat rapat itu dan mereka mengajukan pertanyaan
pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang di ajukan kepada saya adalah pesiden soekarno,
kenapa presiden soekarno mengadakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945? Yaitu hari sesudah jepang menekukan lutut di dalam peperangan dunia
kedua. Pertanyaan itu memancing satu pengakuan, sebab kata katanya,kemerdekaan
Indonesia ini pemberian jepang .

Dan saya katakana dengan tegas kami mengadakan proklamasi kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh karena pada waktu itu imperialism sedang
lemah,retak,hancur lebur. Ini sebabnya kami tidak mengadakan proklamasi pada tahun
1940, pada waktu imperialism sedang kuat kuatnya.

Ini adalah siasat politik yang hebat sekali saudara saudara. Dan memang kita bicarakan
terlebih dahulu dengan pemimpin pemimpin. saudara saudara memang siasat politik harus
demikian. Jikalau hendak mengadakan proklamasi kemerdekaan, carilah saat yang
imperialism itu lemah berantakan. Apa syarat untuk Negara? syaratnya ada tiga. Pertama
harus mempunyai wilayah,wilayah yang tegas bukan wilayah yang tidak bisa di petakan.
Satu Negara yang di dalamnya diisikan suatu masyarakat yang adil dan makmur. Bukan
satu Negara miskin. Bukan satu Negara rakyat yang tidak bisa makan dengan cukup. Bukan
satu Negara yang rakyatnya tidak bisa hidup dengan bahagia.

Kami pikirkan tentang wilayah tadi. Tidak bisa kita mengadakan satu Negara yang bisa
member masyarakat yang adil dam makmur jika wilayahnya tidak dari sabang sampai
merauke. Artinya, misalnya Negara jawa sendiri umpamanya tidak bia menyelenggarakan
satu masyarakat yang adil dan makmur demikian pula Sumatra tidak bisa
menyelenggarakan gerakan satu bermasyarakat yang adil dan makmur. Hanya Negara yang
berwilayah dari sabang sampai meraukelah bisa menyelenggarakan masyarakat yang adil
dan makmur. Jikalau suatu daerah berdiri sendiri, tak mungkin menyelenggarakan
masyarakat yang adil dan makmur itu.

Nah jadi di tinjau oelh pemimpin pemimpin bisakah kami meninjau satu Negara besar
yang modern,up to date, yang wilayahnya dari sabang sampai merauke? Tentu ya kami
dapat mengadakan Negara yang demikian itu. Malahan Negara wilayahnya lebih bsar dari
pada yang di namakan hindia belanda.
Jadi tentang persoalan yang pertama,yaitu apakah bisa di adakan di satu wilayah , satu
teritor bagi Negara , jawabnya dengan tegas ialah , ita kita mengadakan wilayah atau teritor
itu. Syarat kedua bagi suatu Negara ialah saudara sudara bahwa di atas teritor itu harus ada
rakyatnya. Kalau tidak ada ada rakyatnya idak bisa menjadi negar. Walaupun wilayahnya
ada yaitu pasir tetapi tidak ada rakyat di atanya , tidak mungkin menjadi suatu Negara. Dan
bukan rakyat sembarang rakyar ,tetapi rakyat yang merasa dirinya bersatu padu. Ini pun di
selidiki oleh kami,pemimpin pemimpin,dipikir, di tinjau. Bahkan di dalam tahun 1945
ternyata rakyat Indonesia yang terserak di pulau pulau Indonesia dari sabang sampai
merauke di atas 3.000 pulau, ternyata Indonesia juga mempunyai rasa satu bangsa. Pada
tanggal 28 Oktober 1928 di ikrarkan rasa ini,yang bermasyur satu bangsa,satu tanah air,satu
bangsa. Dengan keyakinan kami telah menjadi satu Negara.

Syarat tiga bagi Negara adalah pakah bisa di adakan pemerinth puat atau tidak? Jawaban
kmi pun bisa di adakan pemerintahan pusat yang satu.dapatkah kita dapat mmenuhi syarat
ketiga daripada Sesutu Negara? Yaitu adanya satu pemerintah pusat. Dan Indonesia
mengadakan satu pemerintah pusat. Sehingga pada tanggal 17 agustus 1945. Maka pada
malam 16 malam 17 di tandatangani lah proklamasi Indonesia. Dan pada tanggal 17 agustus
1945 di baca di muka umum.

Nah saudara saudara tiga syarat ini berjalan. Wilayah Indonesia dari sabang sampai
merauke ,hanya sebagai dari pada territory. Sekarang di duduki belanda. Belum di
kembalikan oleh Belanda kepada kita. Maka oleh karena itu saya selalu berkata kepada
rakyat Indonesia, jaganlah berkata, mengembalikan Iran Barat ke dalam wilayah Republik,
tetapi katakanlah mengembalikan irian barat ke dalam wilayah kekuasaan republic. Sebab
irian barat sudah masuk di dalam terittor republic. Bahwa didalam Undang Undang Dasar
kita di tulis dengan tegas. Tanah air Indonesia yang terserak kepulauannya dari sabang
sampai ke merauke. Dan saya tahu tekat saudara saudara ,tahu tekat pemuda dan
pemudi,tahu tekadnya seluruh rakyat Indonesia ialah berjuang terus supaya irian barat
masuk ke wilayah kekuasaan Indonesia.

Bangsa sudah ada pemerintah pusat sudah berfungsi , saudara saudara sejak 17 agustus
1945 hingga kini. Tetapi apa yang terjadi , achmad husein cs, justru melanggar semuanya
ini. Mereka mengadakan pemerintahan lain, melanggar syarat yang nomer tiga ini. Jika
mereka menngadakan satu pemerintah pusat lain,sebenarnya mereka itu mengkhianati
kepada proklamasi 17 agustus 1945. Mengkhianati kepada pahlawan kita yang telah gugur.
Maka oleh karena itu segenap rakyat Indonesia semua akan menghukum perbuatan achmad
hisein dan sjafruddin prawiranegara cs.

Tetapi , sebagai di katakana oleh bu Rasuna Said. Asal rakyat jelata, sekali lagi saya
ulangi. Asal rakyat jelata setia kepada proklamasi 17 agustus 1945. Rakyat jelata kekuatan
republil, rakyat jelata kekuatan Negara,rakyat jelata sandaran bagi cita cita. Rakyat jelata
yang dengan tangannya kita mengadakan proklamasi dan mempertahankan proklamasi 17
agustus 1945 itu. Pada tinggal 17 agustus 1945 itu kita juga memproklamatirkan
kepribadian kita. Ingat bersahabat dengan semua manusia di dunia ini. Bahwa kepribadian
bangsa Indonesia berjelma di dalam dasar pancasila.

Tadi di uraikan oleh ibu Rasuna Said, memang pancasila ini adalah pengutaraan daripada
jiwa Indonesia .pancasila terbenam dalam jiwa bangsa . apa yang ku perbuat hanyalah
menggali lagi mutiara ima dari bumi Indonesia itu, dan mutiara itu ku persembahkan untuk
indonesia. Aku menggali kembali lima kebenaran dari pada bangsa Indonesia itu. Satu
ketuhanan yang aha esa,kedua kebangsaan Indonesia yang bulat. Kita ini bangsa Indonesia
yang seluruhnya .ketiga perikemanusiaan ,bahwa aktif berfiktiar agar semua bangsa di dunia
itu bersatu. Jangan menjadi blok seprti sekarang. Bangsa Indonesia tidak mau ikut salah
satu blok. Bangsa Indonesia ingin menjadi sahabat dari semua manusia,dan Indonesia
beriktir agar semua manusia di dunia bersatu dalam satu rsa kemanusiaan. Kedua blok ini
bisa berdampingan satu sama lain. Gamal Nasser dari Mesir berkata : Bung karno
menyebutkan politiknya politik bebas. Kami dari mesir menyebutkan politik kami ini politik
of nonalignment. Artinya tidak mau mengikatkan diri ke dalam salah satu blok. Pada
hakikatnya sama. Tetapi aktif , berikhtiar agar semua manusia dipersebutkan satu sama lain.
Ini politik netral. Kita, menganjurkan supaya antara dua blok ini adalah hidup
berdampingan dampingan satu sama lain.

Dalam bahasa inggrisnya : co- existence, malahan dikatakan peaceful co-existence.


Hidup berdampingan dampingan satu sama lain dalam suasana perdamaian. Dan ini ternyata
biasa,mungkin, bukan saja mungkin, bisa. Dikatakan oleh merek itu, sekarang ini sudh ada
golongan pertulan petualangan asingyang tidak senang laagi dengan politik netrak kita.
Cukup senang kalau Burma Netral. Cukup senang kalau Sri Lanka netral. Mereka hendak
menyeret kita, memasukan kita, atau sebagian dari pada kita ke dalam salah satu blok.

Tetapi di antara kolonialisme dan bangsa bangsa yang dikolonisir,antara penjajah


penjajah dan rakyat yang di kolonisir tidak bisa ada co-exixtence. Seperti di antara dua blok
itu ada satu gang. Tetapi antara kolonialis dan rakyat yang di kolonisir tidak ada gang ittu .
oleh karena tangannya kolonialis masuk di dalam kantong rakyat yang dikolonisir .kemi
berjuang terus melawan penjajah ,bukan saja penajajah dari dalam negri, tetapi penjajah luar
negri pun kemi brjuang kepadanya.malah kami tempo hari memanggil 29 negara bangsa
asia-afrika untuk berkumpul mengadakan konferensi asia-afrika. Menghukum kolonialisme
dan segala bentuk tindakannya. Ini sebagai hasil dari pada dasar ketiga
pancasila,perikemanusiaan.

Dasar kita keempat, kedaulatan rakyat. Sebagai yang di katakana ibu Rasuni Said,kita ini
bangsa yang menjalankan demokrasi. Sudah mempunyai DPR,sudah mulai mempunyai
konstitusi dengan pemilihan umum, ibu Rasuna Said berkata PRRI bukan pemerintahan
revolusioner republic Indonesia, tetapi pemerintah reaksioner republic Indonesia ,
sebenarnya lebih dari pada reaksioner, ini adalah kontrarevolusioner. kita mengalami
kontra-revolusi beberapa kali. Tiap tiap revolusi mengalami kontra-revolusi. Tetapi jikalau
revolusi itu benar benar revolusi , artinya benar benar tindakan dari peda rakyat yang ribuan
, puluhan ribu . tidak ada kontra-revolusi bisa bertahan. Maka oleh karena itu saya berkata
jika rakyat Indonesia selurunya rakyat jelata setia kepada proklamasi 17 agustus 1945.

Ya kita mengalami kontra revolusi .dengan semangat rakyat jelata sebagai yang saya
lihat di bandung sekarang ini . kita hendak capai satu Negara republic Indonesia dengan di
dalamnya satu masyarakat yang adil dan makmur member kebahagiaan kepada seluruh
rakyat Indonesia.

Aku di luar negri , 40 hari lama nya , dan ini saya melihat dengan mata kepala saya
sendiri . bagaimana Samual bagaimana Pantouw itu di tunggangi sama sekali oleh petualang
petualang ini. Di besar besarkan hatinya , di hasut hasut . aku melihat dengan jelas di Tokyo
itu bukan sekedar mengadakan kampanye untuk kampanye hasutan terhadap presiden
soekarno . bukan itu saja ia juga mengadakan kontak dengan seorang petualang jepang. Dan
pada umumnya rakyat jepang sangat ramah ramah , cinta kepada republic Indonesia.
Samual dengan petualang jepang itu mengadakan pembicaraan dan perundingan yang di
bayar dengan kopra barter. Sudah hamper di tandatangani , lalu ada petualang dari bangsa
lain yang melarangnya untuk menandatangani itu. Apa yang terjadi? Petualang jepang ini
menjadi marah .akhirnya surat surat di berikan kepada petualang jepang lainnya.

Coba penghianatan bukan ini .maka oleh karena itu saya berkata “ kita rjalan terus, asal
rakyat Indonesia bersatu padu . biar mereka mengadakan usaha yang sedemikian itu.” Oleh
karena itu rakyat jelata memang tenaga daripada revolusi. Ya ,kami dari pihak pemerintah
mengetahui bahwa cita cita social kita, masyarakat adil dan makmur itu belum tercapai.
Tetapi janganlah kita lupa , bahwa masyarakat adil dan makmur hanya bisa di selenggara
oelh satu bangsa yang kompak dengan pemerintahan pusatnya , dan tidak bisa terleksana
jika masyarakat terpecahbelah. Masa merdeka yang 12 tahun ini melalui 17 kali cabinet.
Tidak mungkin masyarakat adil dan makmur bisa di selenggarakan dengan keadan yang
demikian .kita menghadapi zaman yang suit ini hanya bisa kita atasi kalau kita bersatu padu.
Kita sudah membangun kesulitan kesulitan ini dan bisa berjalan sehebat hebatnya. Agar
bisa hidup dalam suasana yang di cita citakan: perumahan layak,makan yang cukup,anak
anak bersekolah. Jangan sampai kita mengalami sebagai di katakana Ibu Rasuna Said,
Indonesia cakar cakaran satu sama lain, bahkan di kalangan bangsa ada enghianat
penghianat,saudara saudara merasa terharu” semua bangsa yang ku kunjungu ikut iu berdoa
agar Indonesia lekas sembuh,lekas kompak, lekas pemerintahan pusat bisa
menyelenggarakan kerja keras raktyar untuk mencapai kemakmuran” tidak cukup dengan
doa kalau bangsa Indonesia tidak berikhtiar ,membanting tulang , mengulurkan tenaganya
agar menjadi bangsa yang kuat . inilah amanat saya , hai rakyat Indonesia dengan dasar
proklamasi 17 Agustus 1945 , proklamasi keramat . dan kita tidak kita tidak mengakui
proklamasi lain dari pada yang satu ini , Proklamasi 17 Agustus 1945.

Sekian .
BAB 4

PANCASILA MEMBUKTIKAN DAPAT MEMPERSATUKAN BANGSA


INDONESIA

BUNG KARNO

Pada peringatakan lahirnya pancasila pada 5 Juni 1958 di Istana Negara, Jakarta.
Pancasila inilah yang nantinya menjadi dasar masyarakat Indonesia dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari. Pancasila inilah yang menjadi ideologi bangsa kita.

Apa itu ideologi? Ideologi merupakan suatu ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri
diciptakan oleh Antoine Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
"sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi
dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.
Tujuan utama di balik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses
pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar
pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini
menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi
walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. (definisi ideologi
Marxisme).

Pembentukan pancasila tersebut tidak terlepas dari sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di
nusantara dari zaman hindu, budha dan islam. Sejarah perjuangan dan berdirinya bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu, dengan
berbagai cara dan bertahap. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempunyai hubungannya
dengan sejarah lahirnya Pancasila. Penjajahan barat yang memusnahkan kemakmuran
bangsa Indonesia itu tidak dibiarkan begitu oleh segenap bangsa Indonesia. Sejak mulai
imprealisme itu menjejakkan kakinya di Indonesia.

Menurut pidato Bung Karno dalam kursus-kursus mengenai pancasila pada tahun 1958
dan 1959 dilihat situasi politik yang terjadi pada masa itu. Bung Karno mencoba menjawab
dan menanggapi perkembangan yang terjadi pada masyarakat indonesia yang sangat rentan
dengan konplik dan perpecahan. Pancasila ditekankan sebagai alat pemersatu dan alat
perjuangan bangsa Indonesia. Bung Karno meletakkan pancasila sebagai alat untuk
melawan “imperialisme”.

Sokarno, (2008;4-5) dan menuliskan bahwa Pada tanggal 1 Juni 1945, menurut pidato
Soekarno adalah sebagai pemimpin rakyat, yang mengetahui sejarah, menjadi
zwaarwinchting, menjadi gentar, padahal semboyan Indonesia Merdeka bukan sekarang aja
disiarkan tapi berpuluh-puluh tahun yang lalu. Soekarno telah menyiarkan semboyan
Indonesia Merdeka, bahkan sejak tahun 1932 dengan nyata-nyata dihadapan bangsa
indonesia dan mempunyai semboyan “INDONESIA MERDEKA SEKARANG” bahkan
tiga kali sekarang, yaitu Indonesia Merdeka sekarang, sekarang-sekarang.

Indonesia adalah sebuah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik, sebagaimana telah
termaktub di dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan juga pada Pasal 1 ayat (3) dikatakan bahwa Indonesia adalah Negara
hukum, dimana setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama untuk mematuhi serta
menjalankan amanat dan ketentuan hukum yang berlaku.

Hukum yang belaku di Indonesia didasari oleh konstitusi yaitu Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang juga menempati hierarki tertinggi Peraturan
Perundang-undangan berdasarkan yang terbaru Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019.

Berbicara tentang UUD 1945, tepat pada alenia ke empat dimuatlah lima dasar negara
Republik Indonesia atau biasa disebut Pancasila. Selain sebagai dasar Negara Republik
Indonesia, Pancasila juga bisa dikatakan sebagai Alat Pemersatu Bangsa, mengapa
demikian? Berikut penulis terangkan dalilnya.

Teori Terbentuknya Negara

Salah satu teori terbentuknya Negara dikemukakan oleh John Locke, Thomas Hobbes,
dan JJ. Rousseau yang menyatakan bahwa terbentuknya Negara dipicu oleh adanya Social
Contract atau perjanjian masyarakat, Negara dibentuk oleh perjanjian-perjanjian itu. Selaras
dengan Pancasila yang menurut sejarah juga dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian
atau kesepakatan luhur para penggagas Negara Republik Indonesia.

Sedikit mengutip sejarah Pancasila, dimana pada awal mulanya dirumuskan pasca
pembentukan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) oleh
pemerintah Jepang pada tanggal 1 Maret 1945 yang di ketuai oleh Dr. KRT. Radjiman
Wedyodiningrat.
Dalam pidato pembukaan kala itu Dr. Radjiman selaku komando BPUPKI melontarkan
pertanyaan kepada anggota sidang yang terdiri dari 74 orang (67 orang Indonesia dan 7
orang Jepang). “Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?” tanyanya.

Sejumlah usulan pun berdatangan dari para hadirin sidang, seperti Muhammad Yamin,
Dr. Supomo dan Ir. Soekarno.

Usulan yang dipaparkan oleh Muhammad Yamin ketika berpidato yaitu Peri kebangsaan,
Peri kemanusiaan, Peri ketuhanan, Peri kerakyatan, dan Kesejahteraan rakyat. Sementara
pada sidang BPUPKI yang digelar pada 31 Mei 1945 Dr. Supomo melontarkan lima
rumusan dasar negara yaitu Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan lahir batin,
Muasyawarah, dan Keadilan rakyat. Selanjutnya ditambahkan lagi oleh Ir. Sukarno dalam
pidatonya pada 1 Juni 1945, gagasannya yaitu Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme dan
perikemanusiaan, Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan social, dan Ketuhanan yang Maha
Esa. Lalu beliau mengusulkan tiga opsi untuk dijadikan dasar negara yaitu dengan nama
Pancasila, Trisila dan Ekasila, namun Pancasila lah yang disepakati sebagai dasar Negara.

Setelah rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi, lalu dibuatlah
dokumen penetapannya yang pertama yaitu, Jakarta Charter atau Piagam Jakarta pada
tanggal 22 Juli 1945. Namun setelah upacara proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus
1945 isi dari sila pertama mendapat banyak protes kecil dari beberapa tokoh Indonesia
Timur diantaranya Sam Ratulangi dari Sulawesi, Tadjudin Noor dan Ir. Pangeran Noor dari
Kalimantan, I Ketut Puja dari Nusa Tenggara, dan Latu Harhary dari Maluku. Dengan ini
pada sidang PPKI pertama yang digelar 18 Agustus 1945 Moh. Hatta mengusulkan sila
pertama yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa” yang sebelumnya juga
telah di konsultasikan dengan tokoh-tokoh Islam yakni Kasman Singodimejo, Wahid
Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Setelah itu Pancasila diterima oleh
semua pihak dan bersifat final.

Sepenggal sejarah dengan pergulatan pendapat para tokoh pendiri bangsa yang diulas
penulis, tentunya sangat mendukung teori Social Contract atau perjanjian masyarakat yang
dikemukakan oleh John Locke, Thomas Hobbes, dan JJ. Rousseau sehingga terbentuknya
Negara sekaligus Dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila.

Ada beberapa faktor yang mendukung bahwa Pancasila sebagai Pemersatu bangsa, yaitu.
Secara Histori, perumusannya telah membuktikan bahwa Pancasila adalah hasil rumusan
dan usulan dari beberapa tokoh nasional yang memiliki latar belakang yang berbeda dari
golongan yang berbeda pula. Tentunya Pancasila bisa dikatakan suatu kesepakatan yang
mempersatukan aspirasi dari semua golongan yang ada di Indonesia tak terkecuali golongan
minoritas.

Secara substansi, sila-sila yang termaktub dapat menginterpretasikan kepribadian seluruh


rakyat Indonesia yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
permusyawaratan serta sama-sama mendambakan keadilan sosial, sehingga dengan adanya
Pancasila, karakter bangsa Indonesia dapat terakomodir dengan baik untuk mencapai cita-
cita nasional.

Secara hukum, Pancasila telah mengikat semua golongan warga negara Indonesia, karena
Pancasila sudah sangat jelas tercantum di dalam konstitusi yaitu pada Pembukaan UUD
1945. Asas fictie hukum yang menganggap semua orang telah mengetahui hukum positif
atau hukum yang berlaku (Ius Constitutum), dalam adagium latin juga dikenal (ignorantia
jurist non excusat), yang berarti ketidaktahuan hukum tidak bisa dimaafkan, semua ini
memperkuat ikatan Pancasila bagi semua golongan di Indonesia.

Secara semiotik, pada lambang garuda Pancasila yang ditetapkan sebagai lambang
Negara Republik Indonesia berdasarkan Pasal 36A UUD 1945, juga terdapat pita putih yang
dicengkram erat burung garuda bertuliskan Bahasa Sanskerta “Bhineka Tunggal Ika” yang
berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Semboyan ini bersumber dari kitab sutasoma
karangan Mpu Tantular seorang pujangga ternama Sastra Jawa.

Pancasila Sudah Final !

Sejak disahkan dalam sidang PPKI pada 18 Agustus 1945, Pancasila sudah menjadi
dasar yang final untuk Negara Republik Indonesia meskipun pasca disahkan masih ada
kelompok-kelompok yang ingin merubah dengan kepentingan-kepentingan politik tertentu.

Pancasila adalah dasar Negara yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang
dirumuskan oleh tokoh-tokoh nasional sehingga menjadi alat pemersatu bangsa dan menjadi
pedoman arah bangsa dalam mencapai cita-cita Negara Republik Indonesia.
BAB 5

SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM PANCASILA (DILIHAT DARI


PERSPEKTIF MASYARAKAT MODERN

Bagi orang Indonesia, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang hidup dan
merasuk dalam kehidupan keseharian masyarakat suku-suku bangsa di Indonesia sejak
lama, dan sekaligus merupakan ciri khas budaya dan peradaban manusia Indonesia yang
harus terus dipelihara. Menjelang kemerdekaan Indonesia, para founding fathers bangsa
Indonesia berhasil menggali dan merumuskan nilai-nilai luhur masyarakat suku-suku
bangsa tersebut ke dalam lima rumusan sila yang disebut sebagai Pancasila, yang disepakati
sebagai dasar negara Republik Indonesia merdeka. Rumusan tersebut tercantum pada Alinea
Keempat Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945.

Seiring dengan perkembangan zaman, disamping banyaknya permasalahan yang timbul


di masyarakat, menyebabkan nilai-nilai luhur Pancasila tersebut mulai tergerus dari
kehidupan keseharian masyarakat kita. Salah satunya adalah nilai luhur dari sila pertama
yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Kita tidak bisa memungkiri bahwa banyak sekali isu
maupun kejadian yang kurang kondisif yang menyebabkan upaya toleransi antar umat
beragama sebagai salah satu pilar nilai yang ingin ditegakkan sila pertama mengalami
hambatan. Bahkan beberapa waktu belakangan ini, terjadi beberapa konflik yang memakan
korban jiwa.

Makna Ketuhanan Yang Maha Esa

Kalimat Ketuhanan Yang Maha Esa sejatinya berasal dari istilah dalam bahasa
Sanskerta ataupun bahasa Pali. Ketuhanan berasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan
berupa awalan ke- dan akhiran –an. Penggunaan awalan ke- dan akhiran –an pada suatu kata
dapat merubah makna dari kata itu dan membentuk makna baru, antara lain : mengalami
hal, sifat – sifat. Contoh kalimat : ia sedang kepanasan. Kata “maha” berasal dari bahasa
Sanskerta / Pali yang bisa berarti mulia atau besar (bukan dalam pengertian bentuk). Kata
“maha” bukan berarti “sangat”. Jadi adalah salah jika penggunaan kata “maha”
dipersandingkan dengan kata seperti besar menjadi maha besar yang berarti sangat besar.
Sedangkan kata Esa juga berasal dari bahasa Sanskerta / Pali. Kata “esa” bukan berarti satu
atau tunggal dalam jumlah. Kata “esa” berasal dari kata “etad” yang lebih mengacu pada
pengertian keberadaan yang mutlak atau mengacu pada kata “ini” (this – Inggris).
[1]Beberapa makna yang bisa dipahami dari sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa,
antara lain:

Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, saling
menghormati kebebasan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
serta bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda
sehingga terbina kerukunan hidup, tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada
orang lain. Kendala yang dihadapi.

Menjelang berakhirnya abad ke 20, dunia telah diguncang oleh berbagai peristiwa yang
tak terduga terjadi dan membawa perubahan – perubahan sangat drastis serta spektakuler,
yang menjungkir balikkan berbagai pra anggapan yang sudah berakar puluhan tahun. Paska
perang dingin telah meruntuhkan raksasa Uni Soviet menjadi kepingan negara-negara kecil.
Kegagalan negara-negara komunis mengembangkan pembangunan yang meningkatkan
kesejahteraan rakyat telah melumpuhkan konsep pembangunan berdasarkan ajaran komunis.
Pola pembangunan dengan perencanaan sentral, pola politik dengan kekuatan partai tunggal
dan pola kemasyarakatan yang terkontrol mengalami keruntuhan untuk kemudian diganti
dengan pola baru.

Sejak reformasi, bangsa Indonesia sedang mengalami perubahan yang radikal. Reformasi
yang sebenarnya memiliki tujuan yang sangat mulia, ternyata telah menghantarkan bangsa
Indonesia pada dunia baru yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya, yaitu sangat
terbuka dan liberal, ditengah suatu gelombang yang disebut dengan globalisasi. Globalisasi
tidak hanya berhasil mengubah selera dan gaya hidup suatu masyarakat bangsa menjadi
sama dengan bangsa lain, tetapi juga menyatukan orientasi dan budaya menuju satu budaya
dunia (world culture).

Salah satu dampak serius dari perubahan-perubahan tersebut yakni adanya


kecenderungan memudarnya nasionalisme bangsa Indonesia yang disebabkan karena posisi
nasionalisme bangsa Indonesia sedang berada dalam kisaran tarik-menarik antara kekuatan
arus perubahan global dengan kekuatan komitmen kebangsaan dan ke-Indonesia-an yang
ingin dipertahankan oleh bangsa Indonesia. Bangsa dan Negara Kesatuan RI bersama
bangsa-bangsa modern memasuki era globalisasi yang semakin meningkat dinamikanya,
sehingga dapat menggoda serta melanda semua bangsa, apalagi terhadap bangsa yang tidak
teguh kesetiaan dan integritas nasionalnya. Merupakan fenomena aktual bahwa globalisasi
sesungguhnya membawa misi liberalisasi dengan pesan-pesan visi dan misi HAM serta
demokrasi, kebebasan dan keterbukaan.

Dengan demikian nampak bahwa pada setiap perubahan dapat menghasilkan kemajuan
ataupun kemunduran. Hal ini sangat di pengaruhi oleh kesiapan dan kemampuan
masyarakat suatu bangsa dalam melakukan perubahan itu serta pada kemampuan para
pemimpinnya dalam mengelola perubahan itu dan memberi keteladanan agar terjadi
kemajuan yang harmonis. Karena banyak bukti empirik menunjukkan bahwa masyarakat
yang paternalistik, akan lebih cepat melakukan dan mengikuti perubahan serta kemajuan
bila ada keteladanan dari para pemimpinnya.
BAB 6

KEBANGSAAN DALAM PANCASILA

Korelasi antara nilai ideologi dan kepemimpinan pada sebuah bangsa adalah hubungan
antara sistem dan subsistemnya. Ideologi, dalam hal ini Pancasila sebagai perwujudan citra
diri bangsa sebagai sistem utama, sedangkan kepemimpinan sebagai subsistem yang
merupakan proses didalamnya, dan Keduanya tak dapat dipisahkan. Alat utama bangsa
dalam mencapai tujuan yang diinginkannya adalah pada proses kepemimpinan, yang
berintikan adanya keinginan untuk bersama yaitu kesadaran bahwa bangsa merupakan
sebuah keutuhan yang terdiri dari berbagai komponen yang harus saling menopang dan
mendukung dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasional.

Inkonsitensi yang terjadi dewasa ini yang terjadi pada hampir seluruh aktifitas kehidupan
kebangsaan, merupakan wujud tidak konsistennya implementasi nilai-nilai pancasila dalam
pola kehidupan kebangsaan Indonesia. Maraknya kekacauan yang bersifat vertikal dan
horizontal, KKN dimana-mana, bahkan yang tragis adalah pembangkangan atas otoritas
kepemimpinan dimana tidak jarang kita dengar pejabat ataupun pemimpin yang dimaki oleh
masyarakat atau bawahannya yang lebih celaka adalah upaya tindakan yang menjurus
kepada kriminal yang dapat mencekakan kedua belah pihak.

Mengapa proses dan kondisi yang diciptakan oleh kepemimpinan hingga kini, tidak
mampu mencapai suasana yang aman, tentram, adil, makmur dan sejahtera. Hal ini
merupakan indikasi bahwa kehidupan kebangsaan kita tidak terimplementasi didalamnya
inti sari ajaran moral kepemimpinan yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila. Kealpaan ini
keluar dari prinsip dan substansi dasar Konsepsi kebangsaan modern yang menekankan
pada keutuhan.

Kini pada zaman informasi dan komunikasi yang semakin maju, generasi bangsa telah
mulai melupakan urgensi Pancasila. Kita lebih tertarik dengan kehidupan gaya barat yang
hedonis dan individualistiik. Kita tidak lagi memikirkan jiwa keadilan sosial dan
kesejahteraan sosial yang menjadi salah satu nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Korupsi, kolusi, dan nepotisme kini telah menjadi kebiasaan jika kita tidak mau berkata itu
telah menjadi budaya. Banyak hal-hal yang dulunya tabu kini telah menjadi suatu hal yang
biasa, karena kita tidak lagi mau mengkaji dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila
Adapun praktiknya disesuaikan dengan kondisi budaya masyarakat Indonesia itu sendiri.
Dengan demikian, sesungguhnya Pancasila telah menjadi living reality (kehidupan nyata)
jauh sebelum berdirinya negara Republik Indonesia. Maka, dengan kembali
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara akan dapat menumbuhkan semangat kesatuan (nasionalisme) yang
kuat dalam mengantisipasi perubahan-perubahan di era globalisasi demi mempertahankan
nasionalisme dan keutuhan bangsa Indonesia.

Eksistensi Pancasila sebagai pandangan hidup yang bernilai filosofis dan sosiologis kini
menjadi hal perlu untuk menjadi kajian generasi bangsa. Penumbuhan kembali Pancasila
sebagai pandangan hidup yang tersemayam dalam jiwa masyarakat Indonesia adalah hal
yang mendesak dan persoalan utama kita sebagai bangsa Indonesia. Padahal, Pancasila
sejatinya merupakan kekayaan potensial yang menjadi harta karun berharga bagi bangsa
Indonesia. Maka dari itu, sungguh sangat saying apabila ditinggalkan.

Akan tetapi fakta berbicara pada kenyataannya generasi muda kian mengalami degradasi
akan nilai Pancasila. Terbukti dengan banyaknya mereka yang kian hari kian acuh terhadap
Pancasila. Oleh karena itu, yang perlu ke depan bagi bangsa Indonesia adalah melakukan
langkah-langkah cerdas untuk turut serta menumbuhkan kesadaran bangsa.

Masalah ini dikhususkan bagi kalangan intelektual terutama mahasiswa sebagai calon
pengganti pemimpin bangsa di masa depan. Untuk memahami makna serta kedudukan
Pancasila yang sebenarnya, maka harus dilakukan suatu kajian yang bersifat ilmiah. Hal ini
merupakan tugas berat bagi kalangan intelektual untuk mengembalikan persepsi rakyat yang
keliru tersebut ke arah cita-cita bersama bagi bangsa Indonesia falam hidup bernegara.

Adapun hal-hal yang terpenting yang harus diramu menjadi beberapa gagasan cerdas
untuk menumbuhkan generasi muda yang cinta Pancasila, antara lain : pertama, kita harus
mulai menyadarkan para pemuda betapa pentingnya menjunjung etika-etika Pancasila
dalam menghadapi masuknya budaya asing ke dalam negeri ini. Pancasila dijadikan sebagai
filterisasi dampak negatif yang kemungkinan akan muncul. Dengan jalan menanamkan
sejak dini rasa cinta tanah air dalam pengertian fungsi da nisi Pancasila, dengan memberi
pemahaman akan pentingnya keberadaan, kegunaan, dan pengamalan Pancasila berikut
nilai-nilai yang berkaitan dengan cinta Tanah Air melalui pelatihan khusus ataupun seminar.

Kedua, di dunia pendidikan Pancasila secara mandiri harus dimasukkan ke dalam


kurikulum di seluruh jenis, jenjang, dan jalur pendidikan. Pendidikan Pancasila wajib
dikembangkan dalam program ekstrakulikuler. Oleh karena itu, diharapkan agar para
pemuda tidak pernah lepas dari budayanya sendiri yaitu Pancasila. Pancasila masih berupa
konsep ideologis (moral knowing) dan belum menjadi konsep (moral feeling) yang dapat
dijadikan aplikasi (moral action) dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk dapat diaplikasikan perlu saluran dan itu dimulai dari dunia pendidikan. Karena
pendidikan akan memiliki snowball effect terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat.
Harapannya dunia pendidikan mampu mendidik generasi muda bangsa agar cinta Pancasila
sehingga mencintai negaranya. Karena generasi muda adalah api masa depan Indonesia.

Ketiga, mengupayakan program-program pembudayaan nilai-nilai Pancasila, karena


pada hakekatnya program ini adalah bagian dari upaya merevitalisasi ideologi kebangsaan.
Semoga para generasi muda bisa merevitalisasi urgensi Pancasila sedini mungkin, meskipun
tidak semua praktik-praktik bijak yang dapat diramu dalam tulisan ini menjadi gagasan-
gagasan cerdas untuk menumbuhkan rasa cinta para generasi muda terhadap Pancasila.

Namun, setidaknya dapat membuka akan urgensi Pancasila sebagai pedoman hidup dan
menghargai cita-cita para pendiri bangsa yang telah memberi bekal, agar bangsa Indonesia
mampu berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa maju di dunia. Asal tidak melupakan
Pancasila dan menanamkannya dalm lubuk paling dalam dengan kesadaran kolektif bangsa,
lalu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan nyata.
BAB 7

PERIKEMANUSIAAN DALAM PANCASILA

Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia yang merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengertian
Pancasila diawali dalam proses perumusan dasar negara dalam sidang BPUPKI. Pada rapat
pertama, RadjimanWidyoningrat, mengajukan suatu masalah, yang secara khusus akan
dibahas pada sidang tersebut, yaitu mengenai calon rumusan dasar Negara Indonesia yang
akan dibentuk. Kemudian tampillah tiga orang pembicara yaitu Muhammad Yamin,
Soepomo, dan Soekarno.
Pengertian sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua pancasila yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengandung pengertian
bahwa seluruh manusia merupakan mahkluk yang beradab dan memiliki keadilan yang
setara di mata Tuhan.
Menurut Nurdiaman dan Setijo, Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung
pengertian bahwa bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan
martabatnya selaku mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, sama hak
dan kewajibannya, tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, dan keturunan.
Mengapa keberadaan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab menjadi penting

Keanekaragaman masyarakat Indonesia selain dapat menjadi kebanggaan namun dapat


pula menjadi suatu ancaman serius bagi bangsa Indonesia. Adanya keanekaragaman
memungkinkan suatu komunitas masyarakat dapat memilih untuk hidup berkelompok
dengan orang lain yang mungkin saja berbeda dengan ras, suku, budaya atau bahasa yang
dimiliki. Namun adanya keberagaman ini kondusif pula menjadikan kelompok-kelompok
tersebut saling membeci berdasarkan perbedaan yang ada di antara mereka.
Menghadapi tantangan ke depan, bangsa Indonesia harus waspada dan siap dalam
menghadapi era globalisasi seperti di bidang ekonomi, kemudian ancaman bahaya laten
terorisme, komunisme dan fundamentalisme.
Keadaan aktual penerapan sila kedua dari Pancasila di Indonesia

Pada saat ini masih penerapan sila kedua dari Pancasila di negara kita masih sangat
kurang Hal tersebut tercermin dari masih banyaknya kejahatan di bidang hak asasi manusia
dan suasana yang berbau SARA, seperti kampanye dari kubu-kubu tertentu yang
menggunakan isu-isu SARA.

Kasus pelanggaran HAM merupakan hal yang sangat erat dengan penyelewengan sila
kedua dari Pancasila.
BAB 8

KEDAULATAN RAKYAT DALAM PACASILA

Demokrasi artinya pemerintahan yang mengikut sertakan rakyat. Negara demokrasi adalah
negara yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.

Indonesia merupakan sebuah negara demokrasi yang berlandaskan Pancasila. Hal ini
tertulis dalam sila keempat Pancasila yang berbunyi “ Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksaan dalam permusyawaran/ perwakilan. “

Sebagai negara demokrasi yang berlandaskan Pancasila, sistem pemerintahan Indonesia


berlandaskan pada nilai nilai luhur Pancasila. Dalam negara demokrasi pemerintahan
dijalankan sesuai kedaulatan rakyat. Untuk membentuk pemerintahan yang berkedaultan
rakyat maka diadakanlah pemilu dan pilkada.

BAB 9

KEADILAN SOSIAL DALAM PANCASILA

Keadilan sosial merupakan hak bagi setiap warga negara indonesia yang hidup bersama
dalam negara ini. Perlakuan hukum tidak dibedakan antar golongan atas maupun golongan
bawah, semua berhak mendapatkan hukum yang adil dan setara sama yang lainnya. Secara
umum seseorang bisa dikatakan bahwa orang yang tidak adil adalah orang yang tidak patuh
terhadap hukum (unlawful, lawless) dan orang yang tidak fair (unfair), makjustic yang adil
adalah orang yang patuh terhadap hukum (law-abiding) dan fair. Karena tindakan
memenuhi atau mematuhi hukum adalah adil, maka semua tindakan pembuatan hukum oleh
legislatif sesuai dengan aturan yang ada adalah adil.

Semua tindakan yang cenderung untuk memproduksi dan mempertahankan kebahagiaan


masyarakat adalah adil. Dengan demikian keadilan bisa disamakan dengan nilai-nilai dasar
sosial. Keadilan yang lengkap bukan hanya mencapai kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi
juga kebahagian orang lain. Soekarno sangat memprioritaskan nilai keadilan dan
menjunjung tinggi nilai hak-hak asasi manusia dalam konsep hidup berbangsa dan
bernegara.

Sudah tentu, lahirnya gagasan tentang defnisi keadilan sosial ini merupakan hasil refeksi
Soekarno tentang masa gelap sejarah bangsa Indonesia. Keadilan merupakan idealisme
dalam Pancasila diciptakan setelah Indonesia merdeka untuk menciptakan suasana yang
kuat di mana setiap orang manusia benar-benar dapat menggunakan hak-haknya sebagai
warga negara dalam semua bidang kehidupan yaitu keadilan personal dan keadilan sosial.
Makna sila kelima tersebut di antaranya bersikap adil terhadap sesama dan menghargai
orang lain.

Saya merasa adil tidak bisa menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia, saya justru merasa
Indonesia hanya adil dengan kaum goodlooking atau yang mempunyai uang.

Inti isi keadilan sosial pada prinsip kelima Pancasila, merupakan perwujudan yang
terkandung dalam Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 sesuai dengan kenyataan yang adil, artinya memenuhi segala sesuatu yang
menjadi haknya dalam kaitannya hidup berdampingan dengan sesama, keadilan sosial harus
ada dalam hidup dan keadilan sosial syarat mutlak dan penting dalam kehidupan yang harus
ditanam di perasaan hati manusia, yaitu manusia sebagai makhluk individu dan juga sebagai
makhluk sosial, sehingga semua manusia adalah sama adanya.

Menurut saya dari definisi keadilan sosial diatas adalah sangat baik. Karena kita diajarkan
untuk dapat melihat bahwa setiap manusia adalah sama, sehingga tidak ada garis pembeda
diantaranya. Tetapi keadilan sosial ini belum sepenuhnya dilakukan dan diterapkan oleh
masyarakat bahkan oleh pemerintahan serta aparat hukum. Contoh nya adalah kasus
tewasnya sejumlah mahasiswa saat melakukan demonstrasi beberapa waktu lalu yang
diduga akibat penembakan yang dilakukan oleh salah satu aparat kepolisian, tetapi hal ini
belum ada tindakan apapun dari penegak hukum.

Jadi untuk menjadikan negara kita negara yang dapat menjalankan keadilan sosial, kita
harus memiliki kesadaran tersendiri akan pentingnya untuk berperilaku adil didalam hidup
ini. Kita juga harus mengerti bahwa semua manusia adalah sama. Sehingga kita memiliki
pola pikir bahwa tidak ada garis pembeda antara umat manusia. Dan juga kita harus
menanamkan nilai keadilan sosial sejak dini, agar kedepannya kita dapat memiliki
pemimpin – pemimpin yang memiliki nilai keadilan sosial, serta dapat menerapkan nilai
tersebut dalam masyarakat.

Sebagai warga negara, saya sungguh masih bisa sangat mengritik keadilan sosial yang
sedang terjadi di Indonesia ini. Indonesia belum bisa mengaplikasikan sila ke lima ini untuk
negrinya sendiri. Kurang bijak kalau indonesia mengakui sudah melaksanakan sila ini
dengan baik.
BAB 10

REVOLUSI KITA BERDASARKAN PANCASILA

Pada penutupan seminar Pancasila 20 Februari 1959 di Yogyakarta

Di dalam suatu seminar tidak diperdebatkan lagi apa yang diseminarkan melainkan
sekadar memperdalam dan memperkaya yang diseminarkan itu. Maka didalam seminar
Pancasila yang sudah terjadi di Yogyakarta ini sebagai tadi dibacakan rumusnya: Pancasila
tidak diperdebatkan lagi. Revolusi kita dapat berjalan dengan sebaik-baiknya terutama
sekali karena revolusi kita ini berdasarkan atas Pancasila dan Pancasila memang mutiara
lima yang telah lama terpendam di dalam kalbu bangsa Indonesia sendiri. Di dalam seminar
ini bukan saja terbatas Pancasila diperdalam dan diperkaya tetapi dibawa-bawa sebagai satu
bagian inhaerent mengenai Pancasila; persoalan demokrasi terpimpin. Selain itu memberi
dukungan yang kuat pada idee demokrasi terpimpin, memberi petunjuk yang berharga
kepada pelaksanaan mengenai demokrasi terpimpin itu.

Di dalam pidato Ir Soekarno selalu mengemukakan bahwa revolusi bermuka dua, bukan
bermuka dua secara palsu namun bermuka dua laksana sebuah uang – muka sini dan muka
sini, yakni muka politik dan muka sosial. Muka politik adalah untuk mencapai satu Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, berdaulat
penuh seratus persen. Muka sosial adalah di dalam Republik itu mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur. Karena revolusi kita bermuka dua, maka Ir Soekarno ikut dengan
pemimpin-pemimpin lain, pertama memberikan pimpinan politik kepada rakyat “Politieke
Leaderschap”, kedua memberikan pimpinan ekonomi kepada rakyat “Economisch
Leadeschap”.

Contoh Political Leaderschap yang diberikan Ir Soekarno yakni ketika Indonesia


mendekati merdeka, para pemimpin muda mengatakan bahwa syarat mutlak untuk
memperbaiki keadaan yakni dengan merdeka penuh, yang menggoncangkan khalayak yang
belum mengerti sehingga saat itu para pemimpin berpendapat untuk meningkatkan
kecerdasan rakyat, ketika kecerdasan rakyat sudah terangkat maka dengan sendirinya
Indonesia. Politieke Leaderschap yang diterima dengan gembira oleh rakyat bahkan
membakar hatinya rakyat untuk berjuang secara massal dan revolusioner sehingga
terwujudnya Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Maka politieke leaderschap ini
diteruskan sampai saat ini dan menjelma idee demokrasi terpimpin.

Demokrasi dianggap perlu untuk mewujudkan cita-cita asli dan murni rakyat Indonesia
yang telah berjuang dan berkorban berpuluh-puluh tahun yakni masyarakat adil dan
makmur. “Gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerja raharja”, masyarakat yang demikian
yang kita cita-citakan. Untuk mencapainya salah satu bagian dari Politieke Leaderschap,
para pemimpin mengatakan dibutuhkannya demokrasi stijl (gaya—red) baru atau demokrasi
terpimpin tersebut.

Di dalam pidato Ir Soekarno juga ditekankan perlunya satu Dewan Perancang Nasional.
Dan persoalan ini dibicarakan dengan matang di dalam Dewan Nasional sehinga dapat
memberi usul kepada Dewan Menteri untuk membangunkan Dewan Perancang Nasional
itu. Karena usul Dewan Nasional masuk kedalam sidang kabinet sehingga kabinet
mengadakan “Open Talk” yakni pembicaraan secara terbuka antara kabinet dengan
presiden/ketua dewan nasional dibantu Roeslan Abdulgani yang sebagai wakil ketua dewan
nasional. “Open Talk” yang pertama diadakan di Bogor menyetujui masuknya golongan
fungsional didalam DPR. Di dalam pembicaraan ini prinsip demokrasi telah diterima,
prinsip memasukan golongan fungsional do parlemen telah diterima. Namun, caranya masih
perlu dibahas lebih dalam.

“Open Talk” yang kedua diadakan di Jakarta, di Istana Merdeka, membicarakan segala
pikiran dan pandangan. Namun hasilnya belum sampai ke Dewan Menteri satu pihak, Ketua
dan Wakil Ketua Dewan Nasional. Sehingga diadakan “Open Talk” yang ketiga di Istana
Bogor yang mencapai penyesuaian paham antara para menteri yang hadir dengan
presiden/panglima tertinggi/ketua dewan nasional dan wakil dewan nasional . “Open Talk”
yang ketiga adalah yang terakhir, perumusan Bogor itu dibawa ke sidangnya dewan
pemimpin partai-partai pendukung kabinet. Sekarang up to the cabinet/terserah pada kabinet
membicarakan dan mengambil keputusan

Sebelum pengambilan final decision Ir Soekarno mengadakan pertemuan dengan tokoh


penting dari Partai Nasional Indonesia, Nahdlatul Ulama di Istana Merdeka. Keputusan dari
Rapat hari Rabu dan Kamis disampaikan menteri Juanda yakni “Up to the president” untuk
mengambil final decision. Pak Juanda juga meyampaikan kepada pers bahwa presiden akan
mengumumkan beberapa keputusan :
Pertama : mengingat bahwa revolusi kita berjalan baik karena membawa dengan UUD
1945, maka saya telah mengambil keputusan Insya Allah sebelum saya nanti pergi ke luar
negeri saya akan masuk ke gedung konstituante terlebih dulu untuk mengadakan
konstituante pleno agar konstituante kembali saja kepada UUD 1945 itu. Kalau konstituante
menerima anjuran untuk mengembalikan ke UUD 1945 maka nanti presiden dengan
segenap para menteri dan segenap anggota konstituante akan menandatangai Piagam
Bandung sebelum 17 Agustus 1959, karena sejak 17 Agustus 1959 republik ini kembali
utuh kepada Republik yang kita proklamirkan pada 17 Agustus 1945.

Demokrasi terpimpin yang oleh seminar telah diakui mutlak perlunya untuk
menyelenggarakan masyarakat yang adil dan makmur. UUD ’45 adalah tempat yang sebaik-
baiknya untuk melaksanakan demokrasi terpimpin itu. Di dalam UUD ’45 terdapat 3 hal
(harus ada Perwakilan Rakyat, Majelis Perwusyawaratan Rakyat yang terdiri dari anggota-
anggota dewan perwakilan rakyat ditambah dengan wakil-wakil dari golongan golongan
yakni golongan fungsional, badan dewan Pertimbangan Agung).
BAB 11

DI ATAS DASAR PANCASILA RAKYAT INDONESIA TETAP BERSATU PADU

Pada peringatan hari lahirnya Pancasila XIX pada tanggal 1 Juni 1964 di Jakarta.
Ir Soekarno menanyakan pada Subandrio tentang mengapa mengadakan peringatan
lahirnya Pancasila sesudah Pancasila berusia yang ke-19 tahun. Diakui oleh beliau bahwa
angka 19 adalah angka yang aneh, angka sembarangan. Ir Soekarno terheran-heran tatkala
mendengarkan semua pidato. Beliau menanyakan pada dirinya sendiri “What is the matter
with me?” karena semuanya menyatakan terima kasih bahkan nada yang terkandung dalam
pembicaraan-pembicaran tadi yakni nada mengagumkan kepadanya.
Ir Soekarno merasa bukan yang menciptakan Pancasila melainkan hanya penggali
Pancasila dari bumi tanah air Indonesia yang kemudian lima mutiara yang digali tersebut
dipersembahkan lagi ke Indonesia. Malah beliau pernah mengatakan bahwa hasil atau lebih
tegasnya penggalian Pancasila merupakan ilham / pemberian dari Tuhan.
Setelah salah satu pidato di Senayan tempo hari, tibalah giliran Soekarno berpidato
dalam sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (BPUPKI). Pada malah harinya beliau memohon
kepada Tuhan karena yang ditanyakan oleh ketua BPUPKI bukan hal yang remeh
melainkan Dasar yang akan dipakai Indonesia setelah diperjuangkannya kemerdekaan itu.
Dasar Indonesia Merdeka yang menjadi salah satu unsur dari amanat penderitaan rakyat.
Sesudah berdoa, beliau merasa mendapat ilham “Galilah apa yang hendak engkau jawabkan
itu dari bumi Indonesia sendiri”. Pada pagi hari 1 Juni 1945 Soekarno mengucapkan
kembali apa yan diucapkan Sri Krisna kepada Arjuna yang berartikan “Kerjakan
kewajibanmu, jalankan tugasmu, tanpa menghitung-hitung akan akibatnya” dan setelah
mengucapkan pidato maka terwujudnya seperti yang dikenal sekarang yakni Lahirnya
Pancasila.
Ir Soekarno menanyakan lagi “What is the matter with me?” karena pada tanggal 6 Juni
nantinya akan diadakan perayaan lahirnya Soekaro. Pada tanggal 5 Juni Soekarno berterima
kasih dan memohon restu kepada seluruh rakyat agar ketika di luar negeri d dalam
berhadapan muka dengan wakil-wakil neo kolonialisme “Malaysia” bisa mempertegak
kemerdekaan Indonesia. Dengan mengatakan semboyan : Onward, ever onward, no retreat!
Ir Soekarno mengetahui bahwa Indonesia dari sabang sampai merauke berada
dibelakangnya, sudah terbukti bahwa pancasila yang sudah beliau gali dan dipersembahkan
pada Indonesia merupakan satu dasar yang dinamis, yang menghimpun segenap tenaga
rakyat dan satu dasar yang dapat mempersatukan rakyat Indonesia. Tengku Abdul Rahman
dan Malaysia boleh tau bahwa Ir Soekarno merupakan utusan/wakil daripada revolusi
Indonesia bukan revolusi Soekarno.
Ever onward, no retreat! Sejak tahun 1929 Soekarno pernah berkata matahari akan
terbit. Mei 1945 berkata bahwa fajar telah menyingsing, demikian pula pada 1945 Soekarno
berkata matahari telah tinggi dan telah mencapai puncaknya. Di atas Pancasila itu rakyat
Indonesia tetap bersatu padu, berjalan satu laskar, satu barisan mahakuat. Mari kita berjalan
terus, terus! Onward ever onward, never retreat. Insyallah kita pasti menang!.
DAFTAR PUSTAKA

Ir Soekarno. (2006). Filsafat Pancasila Menurut Bung Karn. Yogyakarta : Media


Pressindo.
https://www.indragirione.com/2020/07/pancasila-sebagai-pemersatu-bangsa

https://binus.ac.id/character-building/pancasila/menerapkan-sila-ketuhanan-yang-maha-esa-
dilihat-dari-perspektif-masyarakat-modern/

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/p
ublications/28564-ID-eksistensi-nilai-nilai-filosofi-kebangsaan-dalam-kepemimpinan-
nasional.pdf&ved=2ahUKEwjX1ODIktHsAhVBfSsKHQ4BCz0QFjAFegQIARAB&usg=AOvVaw07RyCdp
M6irjAXWTNttTKV

Anda mungkin juga menyukai