Cost Finding
Dengan mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 89 tahun 2002
sebagaimana diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan 52 tahun
2006 tentang Mekanisme Penetapan Tarif dan Formula Perhitungan Biaya Pokok
Angkutan Penumpang dengan Mobil Bus Umum Antarkota Kelas Ekonomi, biayabiaya yang mungkin timbul adalah sebagai berikut:
1. Biaya
2. Biaya
3. Biaya
4. Biaya
5. Biaya
6. Biaya
7. Biaya
8. Biaya
9. Biaya
10.Biaya
11.Biaya
Cost Recording
Dalam tahapan cost recording, kita akan melakukan pencatatan ke dalam sistem
akuntansi organisasi. Dalam tahapan ini, semua biaya-biaya yang telah
diidentifikasi di dalam cost finding akan dimasukkan ke dalam sistem akuntansi
untuk dapat dilakukan penjurnalan ketika terjadi transaksi atau ketika biaya
tersebut diakui.
Biaya Operasional Kendaraan (BOK) inilah yang akan menjadi penentu berapa
margin keuntungan yang dinginkan dan akhirya adalah berapa tarif yang akan
dibebankan kepada penumpang.
Cost Analyzing
Dalam tahap cost analyzing, tarif yang nantinya akan digunakan adalah
berdasarkan biaya per unit bus (kendaraan) untuk dapat dijadikan acuan dalam
menentukan tarif.
Dari cost finding, selanjutnya adalah mengelompokkan biaya-biaya tersebut
kedalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. Hasil dari pengelompokkan
adalah sebagai berikut.
Biaya Langsung
1. Penyusutan kendaraan produktif
2. Bunga modal kendaraan produktif
3. Awak bus (sopir dan kondektur)
a. Gaji/upah
b. Tunjangan kerja operasi
c. Tunjangan sosial
4. Bahan Bakar Minyak (dalam hal ini
solar)
5. Ban
6. Service kecil
7. Service besar
8. Pemeriksaan (overhaul)
9. Penambahan oli
10.Suku cadang
11.Pembersihan bus (biaya cuci bus)
12.Retribusi terminal
13.STNK/pajak kendaraan
14.Keur (kir)
15.Asuransi
a. Asuransi kendaraan
b. Asuransi awak bus
= 8 liter
= 4 liter
= 4 liter
=
=
=
=
= 20 km-tempuh/trip = 40 km-tempuh/rit
= 12 trip/hari = 6 rit/hari
20 km-tempuh x 12 = 240 km-tempuh/hari
= 25 orang (rata-rata)
300 orang
30 hari
240 km-tempuh/hari x 30 hari = 7200 km-
= Rp51.600.000
= 42,22 liter
240 km
5,684 km/liter
Rp6.000
Rp253.000
= 890.000/21600
= Rp41,2/bus-km
8. Biaya pemeriksaan umum (general overhaul)
a. Pemeriksaan umum dilakukan dua tahun sekali (172.800 km)
b. Biaya pemeriksaan:
- Upah = Rp750.000
- Bahan
= Rp10.000.000
Jumlah
= Rp10.750.000,Biaya pemeriksaan per tahun = (km per tahun/km per pemeriksaan umum) x
biaya pemeriksaan
= (86.400/172.800) x Rp10.750.000
= Rp5.375.000
Biaya pemeriksaan per bus-km = biaya pemeriksaan per tahun/produksi buskm per tahun
= 5.375.000/86.400
= Rp62,21/bus-km
9. Penambahan oli mesin
a. Penambahan oli mesin/hari
= 1 liter
b. Km-tempuh per hari
= 240 km
c. Harga oli
= Rp38.000
Biaya penambahan oli/bus-km = (penambahan oli per hari x harga oli)/kmtempuh per hari
= (1 x 38.000) / 240
= Rp158,33/bus-km
10.Pembersihan dan cuci bus
a. Biaya pembersihan dan cuci bus/hari = Rp12.500 (dicuci 2 hari sekali dgn
biaya Rp25.000)
b. Km-tempuh bus per hari
= 240 km
Biaya pembersihan dan pencucian bus/bus-km
tempuh per hari
= biaya pembersihan/km-
= 12.500/240
= Rp52,08/bus-km
11.Retribusi terminal
Retribusi terminal/hari
= Rp18.000
Biaya retribusi terminal/bus-km = biaya retribusi/km-tempuh/hari
= 18.000/240
= Rp75/bus-km
12.STNK
Biaya STNK/bus
= Rp1.200.000
Biaya STNK/bus-km= biaya STNK/km-tempuh/tahun
= 1.200.000/86.400
= Rp13,89/bus-km
13.KIR
a. Frekuensi kir per tahun = 2 kali
b. Biaya setiap kali kir
= Rp90.000
c. Biaya KIR/tahun
= Rp180.000
Biaya KIR/bus-km
Jumlah/bus-km (Rp)
1.
2.
3.
4.
Rp222,222
Rp100,00
Rp597,22
Rp1.054,17
Rp333,33
Rp87,50
Rp41,20
Rp62,21
Rp158,33
Rp52,08
Rp75,00
Rp13,89
Rp2,08
Rp2799,23
Jumlah biaya tidak langsung adalah semua biaya-biaya yang tidak terkait
langsung (atau tidak dapat ditelusur secara langsung) dengan operasi usaha.
Dalam kasus ini, jumlah biaya tidak langsung mencakup seluruh armada bus
yang ada di bawah naungan PT Bengawan Solo Trans. Total biaya ini kemudian
dibagi dengan seluruh unit bus yang beroperasi dan hasilnya dibagi dengan total
km-tempuh per tahun sehingga dapat diketaui proporsi biaya tidak langsung
dalam menentukan tarif.
Dalam hal ini biaya tidak langsung dapat diabaikan karena jumlah aset yang ada
tidak diketahui dengan pasti nilainya (misalnya adalah nilai halte bus). Biaya
tidak langsung mempunyai nilai yang tidak terlalu signifikan dalam hal
menentukan tariff jika banyak data yang tidak diketahui. Jadi, dapat diasumsikan
bahwa nilai untuk biaya tidak langsung adalah Rp0.
cukup dua hari sekali, mengurangi kebocoran biaya dalam hal pengurusan perizinan
dan retribusi, dan sebagainya. Setelah itu efisiensi dan efektivitas dapat dicapai
sehingga biaya per penumpang adalah Rp4.500.
Cost Reporting
Tahap terakhir adalah melakukan pelaporan kepada pimpinan untuk dapat dijadikan
pertimbangan oleh pimpinan. Dalam tahap ini, informasi biaya secara lengkap
diberikan kepada pimpinan dalam bentuk internal report (benrbentuk laporan biaya)
yang kemudian diagregasikan ke dalam satu laporan yang akan disampaikan
kepada pihak eksternal. Setelah itu, barulah dilakukan evaluasi atau persetujuan
dan kemudian disampaikan kepada masyarakat luas.