Anda di halaman 1dari 8

Aktivitas Proses Penentuan Biaya pada Moda

Angkutan Batik Solo Trans (BST)


Disusun oleh :
Muhamad Zakiyudin (F1315134) dan Muhammad Fuzy Wahyudi
(F1315135)
Batik Solo Trans merupakan BRT yang ada di Surakarta dengan tarif untuk umum Rp
4.500,- untuk bus yang memakai AC, sedangkan non-AC adalah Rp.4000,- dan
pelajar Rp 2.500,- untuk bus yang memakai AC, sedangkan non-AC adalah
Rp.2000,- . Sejak 25 Februari 2014, Batik Solo Trans (BST) yang semula hanya ada
dua koridor, kini telah dioperasikan sampai 8 koridor.
Batik Solo Trans merupakan moda transportasi umum yang dikelola oleh PT
Bengawan Solo Trans. PT. Bengawan Solo Trans merupakan konsorsium dari Lima PO
Bus di kota Surakarta yaitu: PO. NUSA, PO. Surya Kencana, PO. Sumber Rahayu, PO.
ATMO, dan PO. SKA Jaya yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta
terkait pengelolaan transportasi massa yang aman, murah, mudah, dan cepat.
Berikut ini adalah aktivitas proses penentuan biaya pada moda transportasi massa
BST.

Cost Finding
Dengan mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 89 tahun 2002
sebagaimana diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan 52 tahun
2006 tentang Mekanisme Penetapan Tarif dan Formula Perhitungan Biaya Pokok
Angkutan Penumpang dengan Mobil Bus Umum Antarkota Kelas Ekonomi, biayabiaya yang mungkin timbul adalah sebagai berikut:
1. Biaya
2. Biaya
3. Biaya
4. Biaya
5. Biaya
6. Biaya
7. Biaya
8. Biaya
9. Biaya
10.Biaya
11.Biaya

penyusutan kendaraan produktif


bunga modal kendaraan produktif
awak bus
Bahan Bakar Minyak (BBM)
ban
pemeliharaan kendaraan (meliputi pemeliharaan rutin dan non-rutin)
PKB (STNK)
keur (kir)
asuransi
pegawai kantor
pengelolaan

Cost Recording
Dalam tahapan cost recording, kita akan melakukan pencatatan ke dalam sistem
akuntansi organisasi. Dalam tahapan ini, semua biaya-biaya yang telah
diidentifikasi di dalam cost finding akan dimasukkan ke dalam sistem akuntansi
untuk dapat dilakukan penjurnalan ketika terjadi transaksi atau ketika biaya
tersebut diakui.

Biaya Operasional Kendaraan (BOK) inilah yang akan menjadi penentu berapa
margin keuntungan yang dinginkan dan akhirya adalah berapa tarif yang akan
dibebankan kepada penumpang.

Cost Analyzing
Dalam tahap cost analyzing, tarif yang nantinya akan digunakan adalah
berdasarkan biaya per unit bus (kendaraan) untuk dapat dijadikan acuan dalam
menentukan tarif.
Dari cost finding, selanjutnya adalah mengelompokkan biaya-biaya tersebut
kedalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. Hasil dari pengelompokkan
adalah sebagai berikut.
Biaya Langsung
1. Penyusutan kendaraan produktif
2. Bunga modal kendaraan produktif
3. Awak bus (sopir dan kondektur)
a. Gaji/upah
b. Tunjangan kerja operasi
c. Tunjangan sosial
4. Bahan Bakar Minyak (dalam hal ini
solar)
5. Ban
6. Service kecil
7. Service besar
8. Pemeriksaan (overhaul)
9. Penambahan oli
10.Suku cadang
11.Pembersihan bus (biaya cuci bus)
12.Retribusi terminal
13.STNK/pajak kendaraan
14.Keur (kir)
15.Asuransi
a. Asuransi kendaraan
b. Asuransi awak bus

Biaya Tidak Langsung


1. Biaya
pegawai
selain
awak
kendaraan (biaya pegawai kantor)
a. Gaji/upah
b. Uang lembur
c. Tunjangan sosial
2. Biaya pengelolaan
a. Penyusutan bangunan kantor
b. Penyusutan pool dan bengkel
c. Penyusutan inventaris/peralatan
kantor
d. Penyusutan sarana bengkel
e. Biaya administrasi kantor
f. Biaya pemeliharaan kantor
g. Biaya pemeliharaan pool dan
bengkel
h. Biaya listrik dan air
i. Biaya telepon dan komunikasi
j. Biaya perjalanan dinas selain
awak kendaraan
k. Pajak perusahaan
l. Izin trayek
m. Izin usaha
n. Biaya pemasaran
o. dll

Sebelum menghitung biaya, terlebih dahulu dilakukan pengidentifikasian atas


kendaraan yang digunakan sebagai angkutan:
1. Karakteristik kendaraan
a. Tipe
= bus sedang
b. Jenis pelayanan
= bus kota
c. Kapasitas/daya angkut penumpang = 30 orang (duduk+berdiri)
d. Kapasitas bahan bakar
= 100 liter

e. Kapasitas oli mesin


f. Kapasitas oli gardan
g. Kapasitas oli transmisi
2. Produksi per bus
a. Km tempuh/rit
b. Frekuensi/hari
c. Km-tempuh/hari
d. Penumpang/rit
e. Penumpang/hari
f. Hari operasi/bulan
g. Km-tempuh/bulan
tempuh/bulan
h. Penumpang/bulan
i. Km-tempuh/tahun
tempuh/tahun
j. Penumpang/tahun

= 8 liter
= 4 liter
= 4 liter

=
=
=
=

= 20 km-tempuh/trip = 40 km-tempuh/rit
= 12 trip/hari = 6 rit/hari
20 km-tempuh x 12 = 240 km-tempuh/hari
= 25 orang (rata-rata)
300 orang
30 hari
240 km-tempuh/hari x 30 hari = 7200 km-

= 300 orang x 30 = 9.000 orang


= 7200 km-tempuh/bulan x 12 bulan = 86400 km= 9000 orang x 12 = 108.000 orang

Adapun biaya per bus-km adalah sebagai berikut:


A. Biaya Langsung
1. Biaya penyusutan
- Harga beli kendaraan (rata-rata) = Rp120.000.000,- Umur ekonomis = 5 tahun
- Nilai residu = 20% x harga beli kendaraan
= 20% x 120.000 = 24.000.000
Biaya penyusutan bus-km = (harga kendaraan nilai residu)/(produksi buskm x umur ekonomis)
= (120.000.000 24.000.000) / (86400 x 5)
= Rp222,222/bus-km
2. Bunga modal
Biaya modal per tahun = [(({n+1}/2) x harga kendaraan x tingkat bunga per
tahun)/umur ekonomis]
= (({5+1}/2) x 120.000.000 x 12%) / 5
= Rp8.640.000 per bus/tahun
Bunga modal per bus-km = (bunga modal per bus/tahun)/(produksi bus-km
per tahun
= 8.640.000/86.400
= Rp100/bus-km
3. Gaji dan tunjangan awak bus (digaji per bulan)
a. Biaya awak bus per tahun
Sopir
= Rp2.500.000 per bulan x 12 bulan = Rp30.000.000
Pramugari = Rp1.800.000 per bulan x 12 bulan = Rp21.600.000
Jumlah gaji dan tunjangan awak bus per tahun

= Rp51.600.000

b. Biaya per bus-km


Biaya per bus-km = (biaya awak bus per tahun)/(produksi bus-km per
tahun)
= 51.600.000/86.400
= Rp597,22/bus-km

4. Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM)


a. Pemakaian BBM/bus/hari
b. Km-tempuh/hari
=
c. Pemakaian BBM
=
d. Harga BBM (rata-rata)
=
e. Biaya/bus/hari
=

= 42,22 liter
240 km
5,684 km/liter
Rp6.000
Rp253.000

Biaya BBM/bus-km = (biaya/bus/hari)/(km-tempuh/hari)


= 253.000/240
= Rp1.054,17/bus-km
5. Biaya Ban
a. Jumlah pemakaian ban = 6 buah
- Ban baru
= 2 buah
- Ban vulkanisir
= 4 buah
b. Daya tahan ban
= 15.000 km
c. Harga ban/buah
- Baru
= Rp1.250.000
- Vulkanisir
= x Rp1.250.000 = Rp625.000
Biaya ban/bus-km = (jumlah pemakaian ban x harga ban)/(km daya tahan
ban)
= [(2x1.250.000) + (4x625.000)]/15.000
= Rp333,33/bus-km
6. Service kecil
a. Service kecil dilakukan sebulan sekali (7200 km)
b. Biaya bahan:
- Oli mesin
= 8 x Rp38.000 = Rp304.000
- Oli gardan = 4 x Rp40.000 = Rp160.000
- Oli transmisi = 4 x Rp40.000 = Rp160.000
- Solar
= 1 x Rp6.000
= Rp 6.000
Jumlah
= Rp630.000,Biaya service kecil per bus-km = biaya service kecil/7200
= 630.000/7200
= Rp87,5/bus-km
7. Service besar
a. Service besar dilakukan tiga bulan sekali (21600 km)
b. Biaya bahan:
- Oli mesin
= 8 x Rp38.000 = Rp304.000
- Oli gardan = 4 x Rp40.000 = Rp160.000
- Oli transmisi = 4 x Rp40.000 = Rp160.000
- Kampas rem
= Rp200.000
- Filter (oli+udara)
= Rp 60.000
- Solar
= 1 x Rp6.000
= Rp 6.000
Jumlah
= Rp890.000,Biaya service besar per bus-km = biaya service besar/21600

= 890.000/21600
= Rp41,2/bus-km
8. Biaya pemeriksaan umum (general overhaul)
a. Pemeriksaan umum dilakukan dua tahun sekali (172.800 km)
b. Biaya pemeriksaan:
- Upah = Rp750.000
- Bahan
= Rp10.000.000
Jumlah
= Rp10.750.000,Biaya pemeriksaan per tahun = (km per tahun/km per pemeriksaan umum) x
biaya pemeriksaan
= (86.400/172.800) x Rp10.750.000
= Rp5.375.000
Biaya pemeriksaan per bus-km = biaya pemeriksaan per tahun/produksi buskm per tahun
= 5.375.000/86.400
= Rp62,21/bus-km
9. Penambahan oli mesin
a. Penambahan oli mesin/hari
= 1 liter
b. Km-tempuh per hari
= 240 km
c. Harga oli
= Rp38.000
Biaya penambahan oli/bus-km = (penambahan oli per hari x harga oli)/kmtempuh per hari
= (1 x 38.000) / 240
= Rp158,33/bus-km
10.Pembersihan dan cuci bus
a. Biaya pembersihan dan cuci bus/hari = Rp12.500 (dicuci 2 hari sekali dgn
biaya Rp25.000)
b. Km-tempuh bus per hari
= 240 km
Biaya pembersihan dan pencucian bus/bus-km
tempuh per hari

= biaya pembersihan/km-

= 12.500/240
= Rp52,08/bus-km
11.Retribusi terminal
Retribusi terminal/hari
= Rp18.000
Biaya retribusi terminal/bus-km = biaya retribusi/km-tempuh/hari
= 18.000/240
= Rp75/bus-km
12.STNK
Biaya STNK/bus
= Rp1.200.000
Biaya STNK/bus-km= biaya STNK/km-tempuh/tahun

= 1.200.000/86.400
= Rp13,89/bus-km
13.KIR
a. Frekuensi kir per tahun = 2 kali
b. Biaya setiap kali kir
= Rp90.000
c. Biaya KIR/tahun
= Rp180.000
Biaya KIR/bus-km

= biaya kir per tahun/km-tempuh/tahun


= 180.000/86.400
= Rp2,08/bus-km

14.Asuransi (tidak ada)


Rekapitulasi dari biaya-biaya langsung tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Biaya Langsung

Jumlah/bus-km (Rp)

1.
2.
3.
4.

Rp222,222
Rp100,00
Rp597,22
Rp1.054,17
Rp333,33
Rp87,50
Rp41,20
Rp62,21
Rp158,33
Rp52,08
Rp75,00
Rp13,89
Rp2,08
Rp2799,23

Penyusutan kendaraan produktif


Bunga modal kendaraan produktif
Awak bus (sopir dan kondektur)
Bahan Bakar Minyak (dalam hal ini
solar)
5. Ban
6. Service kecil
7. Service besar
8. Pemeriksaan (overhaul)
9. Penambahan oli
10.Pembersihan bus (biaya cuci bus)
11.Retribusi terminal
12.STNK/pajak kendaraan
13.Keur (kir)
14.Asuransi
Total Biaya Langsung
B. Biaya Tidak Langsung

Jumlah biaya tidak langsung adalah semua biaya-biaya yang tidak terkait
langsung (atau tidak dapat ditelusur secara langsung) dengan operasi usaha.
Dalam kasus ini, jumlah biaya tidak langsung mencakup seluruh armada bus
yang ada di bawah naungan PT Bengawan Solo Trans. Total biaya ini kemudian
dibagi dengan seluruh unit bus yang beroperasi dan hasilnya dibagi dengan total
km-tempuh per tahun sehingga dapat diketaui proporsi biaya tidak langsung
dalam menentukan tarif.
Dalam hal ini biaya tidak langsung dapat diabaikan karena jumlah aset yang ada
tidak diketahui dengan pasti nilainya (misalnya adalah nilai halte bus). Biaya
tidak langsung mempunyai nilai yang tidak terlalu signifikan dalam hal
menentukan tariff jika banyak data yang tidak diketahui. Jadi, dapat diasumsikan
bahwa nilai untuk biaya tidak langsung adalah Rp0.

C. Biaya Pokok per Bus dan Biaya Pokok per Penumpang


Biaya pokok per bus-km:
Biaya langsung = Rp2.799,33
Biaya tidak langsung = Jumlah
= Rp2.799,33
Biaya pokok per penumpang
Biaya pokok per penumpang = biaya per bus-km/kapasitas bus
= 2.799,33/30
= Rp93,31/penumpang-km
D. Biaya per Penumpang
Sebagaimana telah dihitung pada poin (C.), diketahui bahwa biaya pokok per
penumpang adalah Rp93/pnp-km. Akan tetapi, jumlah tersebut hanya dapat
diaplikasikan jika factor muat (load factor) 100% atau bus selalu dalam keadaan
penuh.
Berdasarkan survey dari DLLAJ Kota Surakarta, rata-rata load factor existing
adalah sebesar 40%, sehingga biaya pokok per penumpang pada posisi load
factor existing adalah:
= (biaya pokok per bus-km)/(40% x kapasitas angkut)
= 2.799,33 / (40% x 30)
= Rp233,28/pnp-km
Sehingga, dapat diketahui bahwa:
Biaya per penumpang = biaya total per penumpang x jarak tempuh satu kali
perjalanan
= Rp233,28/pnp-km x 20 km
= Rp4.665,55/penumpang

Strategic Cost Management


Setelah diketahui berapa biaya per penumpang, dilakukanlah analisis yang
menyeluruh terhadap biaya-biaya yang dibebankan ke dalam biaya per
penumpang. Hal ini perlu dilakukan karena pemerintah (melalui PT Bengawan Solo
Trans) juga harus memperhatikan daya beli masyarakat kota Surakarta dan
sekitarnya khususnya dalam hal ability to pay (ATP) dan willingness to pay (WTP).
Dalam hal ini akan ditentukan strategi-strategi apa saja untuk dapat melakukan
penghematan biaya agar tercapai value for money dengan tetap memperhatikan
kepentingan umum.
Sebagaimana
diketahui
bahwa
biaya
per
penumpang
adalah
Rp4.665,55/penumpang. Biaya tersebut mungkin cukup besar bagi masyarakat
kota Surakarta dan sekitarnya. Oleh karena itu, manajemen haruslah dapat
mengatur biaya-biaya yang ada seefektif dan seefisien mungkin. Hal-hal yang bisa
dikurangkan misalnya adalah dengan memilih supplier oli yang paling murah
dengan kualitas yang baik, melakukan penambahan oli tidak sehari sekali tetapi

cukup dua hari sekali, mengurangi kebocoran biaya dalam hal pengurusan perizinan
dan retribusi, dan sebagainya. Setelah itu efisiensi dan efektivitas dapat dicapai
sehingga biaya per penumpang adalah Rp4.500.

Cost Reporting
Tahap terakhir adalah melakukan pelaporan kepada pimpinan untuk dapat dijadikan
pertimbangan oleh pimpinan. Dalam tahap ini, informasi biaya secara lengkap
diberikan kepada pimpinan dalam bentuk internal report (benrbentuk laporan biaya)
yang kemudian diagregasikan ke dalam satu laporan yang akan disampaikan
kepada pihak eksternal. Setelah itu, barulah dilakukan evaluasi atau persetujuan
dan kemudian disampaikan kepada masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai