Anda di halaman 1dari 10

PROTOZOA

(Laporan Praktikum Avertebrata Air)

Ris Restu Pertiwi


1514111008
Kelompok 3

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

PROTOZOA

Pertanyaan :
1. Ambil sample air yang telah disediakan lalu amati sediaan di bawah
mikroskop. Gambar dan berilah keterangan pada kertas gambar !
2. Sebutkan, apa yang Anda ketahui tentang ciri umum Filum Protozoa !
3. Filum Protozoa dikelompokkan dalam beberapa kelas, apakah dasar
pengelompokan itu?
4. Bagaimanakah sistem/cara reproduksi pada Protozoa ?
5. Banyak hewan avertebrata berukuran kecil. Beberapa kelompok mampu
memperbesar ukuran tubuhnya dengan cara mereplikasi segmen-segmen
tubuhnya. Selain itu, hewan kecil dapat memperbesar ukurannya dengan
membentuk koloni sehingga masing-masing individu dapat saling bekerja
sama. Buatlah esai yang membandingkan kedua cara memperbesar ukuran
tubuh tersebut ! Berilah contoh filum yang melakukannya dan cantumkan
setiap sumber pustaka (referensi) yang menjadi acuan Anda menulis esai
ini !
Jawaban :
1. Jawaban ada di lampiran.
2. Adapun ciri umum Filum Protozoa yaitu sebagai berikut :
Hidup bebas (simbiotik), saprofit atau parasit
Memiliki satu nukleus atau eukariotik
Tidak memiliki organ atau jaringan
Memiliki ukuran mikroskopis, uniseluler (bersel tunggal)
Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
Bergerak dengan flagell, cilia, pseudopodia atau dengan seluruh
tubuhnya
Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
Berkembang biak secara seksual dan aseksual
Cara mendapatkan makanan ada yang komensal, mutualistik dan
parasitik (Neil A, 1974).

3. Menurut Ronald M (1995) protozoa dapat dikelompokkan berdasarkan


alat geraknya. Protozoa dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu :
1) Kelas Flagellata (Mastigophora)
Alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk) dan flagel juga dapat
digunakan sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap
makanan. Hewan-hewan kelas ini mempunyai satu atau lebih
flagella (bulu cambuk). Bentuk tubuh lebih tetap tanpa rangka
luar, tubuhnya dilindungi oleh suatu selaput yang fleksibel
yang

disebut pellice, di sebelah luarnya terdapat selaput plasma.

Flagellata hidup di air tawar, di laut atau sebagai parasit pada


organisme lain/manusia. Flagellata dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Fitoflagellata atau Flagellata autotrofik (berkloroplas), yang
dapat berfotosintesis.
b. Zooflagellata
atau

Flagellata

heterotofik

(Tidak

berkloroplas).
2) Kelas Ciliata (Ciliophora)
Alat gerak berupa silia (rambut getar). Silia juga digunakan untuk
mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel.
Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan air dalam tubuhnya. Ciliata banyak ditemukan hidup
di laut maupun di air tawar yang banyak mengandung bakteri atau
zat-zat organik. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor,
Didinium, Vorticella, Balantidium coli.
3) Kelas Sporozoa
Umumnya hewan-hewan ini tidak memiliki alat gerak. dan
hidupnya parasit di dalam darah, dalam saluran usus, atau dalam
jaringan tubuh lainnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual)
disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut
Sporogoni. Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora
(sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Hidupnya parasit
pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium falciparum,
Plasmodium malariae, Plasmodium vivax, Gregarina, Babesia,
Theileria.
4) Kelas Rhizopoda (Sarcodina)

Rhizopoda bergerak dan makan dengan menggunakan pseudopoda


(kaki semu). Hewan-hewan anggota kelas ini bersifat amoeboid,
yaitu bentuk tubuhnya tidak tetap (selalu berubah-ubah) karena
aliran protoplasma yang membentuk pseudopodia (kaki semu).
Tidak semua anggota Rhizopoda itu telanjang
misalnya Foraminifera yang

seperti

amoeba,

tubuhnya berselubung. Rhizopoda

umumnya hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan


sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia. Adapun
contoh Rhizopoda selain Amoeba sp yaitu Foraminifera,
Radiolaria, dan Nonion.
4. Protozoa umumnya bereproduksi secara aseksual, seksual. Tetapi, sebagian
besar Protozoa bereproduksi atau berkembang biak secara aseksual
(vegetatif) yaitu dengan cara :
a. Pembelahan Mitosis (Biner)
Pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti
pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.
Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena.
b. Pembelahan Ganda atau Pertunasan
Pembelahan dengan penumbuhan tunas pada protozoa yang
kemudian menjadi individu baru.
Reproduksi secara seksual (generatif) pada Protozoa dengan cara :
a. Konjugaasi
Perpaduan antara dua individu protozoa yang jenis kelaminnya
belum bisa ditentukan.
b. Pembentukan Spora
Pembentukan spora yang berlangsung di dalam tubuh inang
perantaranya (hospes intermediet).
Dalam siklus hidupnya, beberapa protozoa menghasilkan sel tidak aktif
yang disebut kista. Kista diselubungi oleh kapsul polisakarida yang
melindungi protozoa dari lingkungan yang tidak menguntungkan,
misalnya kekeringan (Jasin, 1992).
5. Esai

REPLIKASI SEGMEN DAN PEMBENTUKAN KOLONI PADA


AVERTEBRATA

Avertebrata mempunyai berbagai cara untuk mempertahankan


dirinya dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Diantaranya adalah
dengan memperbesar ukuran tubuhnya. Dalam memperbesar ukuran
tubuhnya,

beberapa

organisme

kecil

melakukannya

dengan

cara

mereplikasikan segmen-segmen disetiap tubuhnya. Replikasi tersebut


merupakan cara bagi suatu individu dalam memperbanyak jumlah sel-sel
yang ada dalam tubuhnya untuk memperbanyak diri sehingga mampu
membentuk individu baru atau upaya dalam memperbesar ukuran
tubuhnya agar bisa beradaptasi terhadap predator ataupun yang lainnya.
Selain itu, upaya organisme lain dalam memperbesar ukuran tubuhnya
yaitu dengan membentuk koloni. Koloni tersebut merupakan suatu
kumpulan dari individu-individu yang sejenis yang membentuk kumpulan
untuk mempertahan dirinya dari predator atau yang lain dalam bertahan
hidup (Rahmat, 2007).
Pada avertebrata, filum yang memperbesar diri dengan cara
mereplikasi segmen-segmen tubuhnya yaitu contohnya Filum Annelida.
Filum ini mampu memperbesar dirinya dengan memanjangkan tubuhnya
dengan cara mereplikasi segmen-segmen tubuhnya. Segmentasi pada
annelida tidak hanya membagi otot dinding tubuh saja melainkan
menyekat rongga tubuh dengan sekatan yang disebut septum, yang
mengalami segmentasi yaitu sepanjang sumbu anterior dan posterior
(Suwigyo,1998).
Sedangkan

hewan

yang

memperbesar

ukurannya

dengan

membentuk koloni yaitu contohnya terumbu karang yang termasuk Filum


Zoantharia, karena jenis koral merupakan koloni dengan sejumlah besar
polip-polip kecil. Dengan sejumlah koloni tersebut dapat menjadi besar.
Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip.
Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang

mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di


bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel (Setijanto, 2006).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap hewan avertebrata mempunyai
berbagai cara dalam memperbesar ukuran tubuhnya. Baik secara replikasi
segmen maupun pembentukan koloni, masing-masing cara tersebut
memiliki mekanisme sendiri dalam prosesnya. Perbedaannya terletak pada
cara memperbesar tubuh. Pada hewan yang memperbesar tubuh dengan
cara mereplikasi segmen tubuhnya, dilakukan dengan memperpanjang
tubuhnya dengan menarik segmennya sehingga semakin besar. Sedangkan
pada hewan yang memperbesar tubuh dengan membentuk koloni caranya
dengan pertumbuhan koloni baru pada tubuhnya, polip baru tumbuh
sehingga semakin lama, tubuhny semakin besar. Tetapi meskipun memiliki
cara sendiri dalam memperbesar ukuran tubuhnya, cara tersebut memiliki
fungsi

yang

sama

yaitu

sebagai

adaptasi

terhadap

lingkungan,

mengoptimalkan segala aktifitas mereka dan sebagai sarana perlindungan


diri terhadap para predator.

DAFTAR PUSTAKA

Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata. Sinar Wijaya : Surabaya.


Neil A. 1974. Biology fifth edition. California : University of California.
Rahmat. 2009. Avertebrata. Bina Rupa : Bandung.
Ronald M. 1995. Microorganism in our world. Louiseville : University of
Louiseville.
Setijanto. 2006. Avertebrata Akuatik (Buku 1 dan 2). Purwokerto : Universitas
Jenderal Soedirman.
Suwignyo, S. 2005. Avertebrata Air Jilid II. Penebar Swadaya : Jakarta.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai