Anda di halaman 1dari 19

INSTALASI FARMASI

DOKUMEN FARMASI PENDERITA

RSUD ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI


DFP 1-LEMBAR PENGOBATAN
Name
Address
Payakumbuh
Age
Height
Weight: 55 kg
Admission Date
Discharge

: Zulbaidah
: Parit Kantung

Lembar Ke :
IRNA/ Ruangan : Bangsal bedah

Alasan
MRS

: 73 tahun
:
150 cm
: 5 oktober 2016
:-

Kurang lebih 2 bulan yang lalu OS


jatuh terpeleset dikamar mandi,
OS terjatuh dg panggul menyentuh
lantai, OS lalu mengalami nyeri
pada panggul kiri, tak lama
kemudian
OS lalu di bawa ke
tukang urut namun tidak ada
perubahan.

Patient ID :
Room No. :
Pharmacy :
Gender
: perempuan
Nama Dokter : dr Erinaldi Sp,
OT.

Diagno
sis

Closed
fraktur

of

left

intertrochanteric

Diagno
sis
skunde Anemia akut
r
Riwaya
t
Penya
kit
N
O
.

JENIS
OBAT
Nama
Dagang/
Generik

DM, Penyakit jantung

Tanggal Pemberian Obat (Mulai MRS)


Regime
n Dosis

5/10

6/1
0

7/10

8/1
0

9/1
0

10/1
0

11/1
0

12/1
0

13/1
0

14/1
0

15/1
0

20 tts/
menit

1. Infus RL
2

Meloxicam
tab
4 Ranitidin inj
5 Omeprazol
Asam
6.
Mefenamat
7. Osteocal
Cefepim inj
8.

1
0
1
1

Infus NaCl

9.

2 x 7,5
mg
2 x 1 gr

2 x 1 gr

Ketorolak
inj

2 x 1 gr

Cefixim

200 mg

Ranitidin
tab

2 x150
mg

Catatan:
Riwayat Transfusi
Foto rontgen

: pada tanggal 5,6,7 pasien diberi transfusi darah


:-

Status pasien : a. Umum b. Askes c. Inhealt


Nama Pasien :
No
2

TH
Data Klinik

d. BPJS

RM : 283189
Normal

e. Jamkesda f. PKS g. JPKTH h. SKTM

IRNA/Ruangan :
9/10

10/10

i. Lain-lain..
Lembar Ke :

11/10

12/10

TD

<130/80

2
3

Nadi
RR

60-80x/menit
18-20x/menit

Suhu

36-37 0,3 C

nyeri

160/80
80x/ menit
20x/ menit

80x/ menit
36,5C
Skala 5

DATA LABORATORIUM
Tanggal
No
Darah
1
2
3
4
5

DATA LAB
Lengkap
Hb
RBC
WBC
Trombosit
HCT

No
SE
4
5
6
7
3

DATA LAB
K
Na
Cl
Ca

Nilai Normal

11-18 g/dL
4,5-5,0 X 103 /l
4,5-10,5 x 103 /l
150-400 103 /l
37,0-43 103 /l

9/10
12,06
3,76

31,1

Nilai Normal
3,8-5,0 mmol/L
136-114 mmol/L
97-103 mmol/L
7,6-11,0 mg/dL

4,08
136,5
101,9

10/10

11/10

12/10

13/10

11
4,02
24,45
33,3
Tanggal

4,46
136,4
105,9

14/10

RFT
8
9
BGA
10
11
12
13
14
15

BUN
SCr

10-20 mg/dL
0,5-1,2 mg/dL

pH
PCO2
PO2
HCO3
BE
SaO2

7,35-7,45
35-45 mmHg
80-107 mmol/L
21-25 mmol/L
-3,5 - +2,0

16
17
18

SGOT
SGPT
Bili Total

< 38 U/L
< 41 U/L
0,3-1

19
20
21
22

Albumin
GDA
GD 2 jam PP
CRP Kimia

23
24

Leu
Leukosit

3,4-5.0 g/dL
14-121 mg/dL

175 mg/dL

0,0-0,90 mg/L
Negative
0-5 / Lp

LEMBARAN PENGKAJIAN OBAT

Mula
i

Jenis
obat

Rut
e

Dosi
s

Berhen Indikasi
ti
obat

Tepat
atau
tidak
tepat

Komentar dan Alasan

5/10

Infus RL

IV

Infus
NaCl
Meloxica
m tablet

IV

Ranitidin
Inj
Omepraz
ol

IV

oral

20 tts
/
menit

tepat

tepat
2x
7,5
mg

Digunakan
untuk
menghilan
gkan nyeri
inflamasi
fraktur.

tepat

PO
.

NO

JENIS
PERMASALA
HAN

ANALISA MASALAH

PERMASALAHAN
YANG TERKAIT
DENGAN OBAT

KOMENTAR /REKOMENDASI

Korelasi antara
terapi obatdengan penyakit

1. Adakah ada obat tanpa indikasi 1. Tidak ada


medis?
permasaalahan.

INSTALASI FARMASI
RSUAM
2. Adakah pengobatan yang tidak
dikenal ?
Nama : Zulbaidah

No. DMK :
Ruangan : Kelas 1-4

Umur : 73 tahun
BB : 55 kg

TB: 150cm
3.

Adakah kondisi klinis yang


tidak diterapi? dan apakah
kondisi tersebut membutuhkan
terapi obat ?

2
6

Pemilihan obat
yang sesuai

Tidak ada
permasaalahan

Tidak ada
permasaalahan

DFP 2-LEMBAR
PENGKAJIAN OBAT
Dokter
: dr. Erinaldi Sp.,OT.
Farmasis :

INSTALASI FARMASI RSU


DFP 3-LEMBAR MONITORING EFEK SAMPING OBAT (AKTUAL)
Nama : TH
Umur : 1 tahun

BB : 7,8 kg

: 150 cm
Hari
Nama
N
dan
Obat
o. Tangg
al
1.

No. DMK : 10.45.84.09


Ruangan : Mutiara

Dokter :
Farmasis :
kelompok 1

TB

2.

3.
4.

Maninfest
asi ESO

Regimen
Dosis

Cara Mengatasi ESO

Evaluasi
Tgl

Uraian

5.

6.

INSTALASI FARMASI RSU


DFP 4-FORM RENCANA KERJA FARMASIS DAN LEMBAR PEMANTAUAN
Nama : TN
Umur : 1 Tahun
TB

Dokter :
Farmasis : Kelompok 1

: -cm

Pharmacotherapeut
ic Goal

BB :7,8 kg

No. DMK :
Ruangan : Mutiara

Recommendat
ions for
therapy

Monitoring
Parameter

Desired
Endpoint(s)

Monitoring
Frequency

19/1
0

Date/Time
21/1 22/1 24/1
0
0
0

INSTALASI FARMASI RSU


DFP 5-LEMBAR KONSELING
Nama : Zulbaidah
Umur :73 tahun
TB

BB : 45 kg

Dokter : dr. Erizal Sp.,OT


Farmasis : Kelompok 1

: 150cm
Uraian

10

No. DMK :
Ruangan : Kelas 1-4

Rekomendasi/Saran

Ketorolak

11

Farmakologi
Farmakodinamik
Ketorolac tromethamine merupakan suatu analgesik non-narkotik. Obat ini merupakan obat anti-inflamasi nonsteroid yang
menunjukkan aktivitas antipiretik yang lemah dan anti-inflamasi. Ketorolac tromethamine menghambat sintesis
prostaglandin dan dapat dianggap sebagai analgesik yang bekerja perifer karena tidak mempunyai efek terhadap reseptor
opiat.
Uji Klinis
Beberapa penelitian telah meneliti efektivitas analgesik Ketorolac tromethamine intramuskular pada dua model nyeri pasca
bedah akut; bedah umum (ortopedik, ginekologik dan abdominal) dan bedah mulut (pencabutan M3 yang mengalami
impaksi). Penelitian ini merupakan uji yang dirancang paralel, dosis tunggal primer, yang membandingkan Ketorolac
tromethamine dengan Meperidine (Phetidine) atau Morfin yang diberikan secara intramuskular. Pada tiap model, pasien
mengalami nyeri sedang hingga berat pada awal penelitian. Jika dibandingkan dengan Meperidine 50 dan 100 mg, atau
Morfin 6 dan 12 mg pada pasien yang mengalami nyeri pasca bedah, Ketorolac tromethamine 10, 30 dan 90 mg
menunjukkan pengurangan nyeri yang sama dengan Meperidine 100 mg dan Morfin 12 mg. Onset aksi analgesiknya
sebanding dengan Morfin. Durasi analgesia Ketorolac tromethamine 30 mg dan 90 mg lebih lama daripada narkotik.
Berdasarkan pertimbangan efektivitas dan keamanan setelah dosis berulang, dosis 30 mg menunjukkan indeks terapetik
yang terbaik. Suatu penelitian multisenter, multi-dosis (20 dosis selama 5 hari), pasca bedah (bedah umum)
membandingkan Ketorolac tromethamine 30 mg dengan Morfin 6 dan 12 mg dimana tiap obat hanya diberikan bila perlu.
Efek analgesik keseluruhan dari Ketorolac tromethamine 30 mg berada di antara Morfin 6 mg dan 12 mg, walaupun
perbedaan antara Ketorolac tromethamine 30 mg dan Morfin 12 mg tidak bermakna secara statistik. Tidak tampak adanya
depresi napas setelah pemberian Ketorolac tromethamine pada uji klinis kontrol. Ketorolac tromethamine tidak
menyebabkan konstriksi. Pada pasien pasca bedah, dibandingkan dengan plasebo : Ketorolac tromethamine tidak
menyebabkan kantuk dan dibandingkan dengan Morfin, Ketorolac lebih sedikit menyebabkan kantuk.

12

Farmakokinetik
Ketorolac tromethamine diserap dengan cepat dan lengkap setelah pemberian intramuskular dengan konsentrasi puncak
rata-rata dalam plasma sebesar 2,2 mcg/ml setelah 50 menit pemberian dosis tunggal 30 mg. Waktu paruh terminal
plasma 5,3 jam pada dewasa muda dan 7 jam pada orang lanjut usia (usia rata-rata 72 tahun). Lebih dari 99% Ketorolac
terikat pada konsentrasi yang beragam. Farmakokinetik Ketorolac pada manusia setelah pemberian secara intramuskular
dosis tunggal atau multipel adalah linear. Kadar steady state plasma dicapai setelah diberikan dosis tiap 6 jam dalam
sehari. Pada dosis jangka panjang tidak dijumpai perubahan bersihan. Setelah pemberian dosis tunggal intravena, volume
distribusinya rata-rata 0,25 L/kg. Ketorolac dan metabolitnya (konjugat dan metabolit para-hidroksi) ditemukan dalam urin
(rata-rata 91,4%) dan sisanya (rata-rata 6,1%) diekskresi dalam feses. Pemberian Ketorolac secara parenteral tidak
mengubah hemodinamik pasien.

Indikasi
Ketorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang sampai berat setelah prosedur
bedah. Durasi total Ketorolac tidak boleh lebih dari lima hari. Ketorolac secara parenteral dianjurkan diberikan segera
setelah operasi. Harus diganti ke analgesik alternatif sesegera mungkin, asalkan terapi Ketorolac tidak melebihi 5 hari.
Ketorolac tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai obat prabedah obstetri atau untuk analgesia obstetri karena belum
diadakan penelitian yang adekuat mengenai hal ini dan karena diketahui mempunyai efek menghambat biosintesis
prostaglandin atau kontraksi rahim dan sirkulasi fetus.

13

Kontra Indikasi

Pasien yang sebelumnya pernah mengalami alergi dengan obat ini, karena ada kemungkinan sensitivitas silang.
Pasien yang menunjukkan manifestasi alergi serius akibat pemberian Asetosal atau obat anti-inflamasi nonsteroid
lain.

Pasien yang menderita ulkus peptikum aktif.

Penyakit serebrovaskular yang dicurigai maupun yang sudah pasti.

Diatesis hemoragik termasuk gangguan koagulasi.

Sindrom polip nasal lengkap atau parsial, angioedema atau bronkospasme.

Terapi bersamaan dengan ASA dan NSAID lain.

Hipovolemia akibat dehidrasi atau sebab lain.

Gangguan ginjal derajat sedang sampai berat (kreatinin serum >160 mmol/L).

Riwayat asma.

14

Pasien pasca operasi dengan risiko tinggi terjadi perdarahan atau hemostasis inkomplit, pasien dengan antikoagulan
termasuk Heparin dosis rendah (2.5005.000 unit setiap 12 jam).
Terapi bersamaan dengan Ospentyfilline, Probenecid atau garam lithium.

Selama kehamilan, persalinan, melahirkan atau laktasi.

Anak < 16 tahun.

Pasien yang mempunyai riwayat sindrom Steven-Johnson atau ruam vesikulobulosa.

Pemberian neuraksial (epidural atau intratekal).

Pemberian profilaksis sebelum bedah mayor atau intra-operatif jika hemostasis benar-benar dibutuhkan karena
tingginya risiko perdarahan.

Dosis
Ketorolac ampul ditujukan untuk pemberian injeksi intramuskular atau bolus intravena. Dosis untuk bolus intravena harus
diberikan selama minimal 15 detik. Ketorolac ampul tidak boleh diberikan secara epidural atau spinal. Mulai timbulnya efek
analgesia setelah pemberian IV maupun IM serupa, kira-kira 30 menit, dengan maksimum analgesia tercapai dalam 1
hingga 2 jam. Durasi median analgesia umumnya 4 sampai 6 jam. Dosis sebaiknya disesuaikan dengan keparahan nyeri
dan respon pasien. Lamanya terapi : Pemberian dosis harian multipel yang terus-menerus secara intramuskular dan
intravena tidak boleh lebih dari 2 hari karena efek samping dapat meningkat pada penggunaan jangka panjang.
Dewasa
Ampul : Dosis awal Ketorolac yang dianjurkan adalah 10 mg diikuti dengan 1030 mg tiap 4 sampai 6 jam bila diperlukan.
Harus diberikan dosis efektif terendah. Dosis harian total tidak boleh lebih dari 90 mg untuk orang dewasa dan 60 mg untuk
orang lanjut usia, pasien gangguan ginjal dan pasien yang berat badannya kurang dari 50 kg. Lamanya terapi tidak boleh
lebih dari 2 hari. Pada seluruh populasi, gunakan dosis efektif terendah dan sesingkat mungkin. Untuk pasien yang diberi
15

Ketorolac ampul, dosis harian total kombinasi tidak boleh lebih dari 90 mg (60 mg untuk pasien lanjut usia, gangguan ginjal
dan pasien yang berat badannya kurang dari 50 kg).
Instruksi dosis khusus
Pasien lanjut usia
Ampul : Untuk pasien yang usianya lebih dari 65 tahun, dianjurkan memakai kisaran dosis terendah: total dosis harian 60
mg tidak boleh dilampaui (lihat Perhatian).
Anak-anak : Keamanan dan efektivitasnya pada anak-anak belum ditetapkan. Oleh karena itu, Ketorolac tidak boleh
diberikan pada anak di bawah 16 tahun. Gangguan ginjal : Karena Ketorolac tromethamine dan metabolitnya terutama
diekskresi di ginjal, Ketorolac dikontraindikasikan pada gangguan ginjal sedang sampai berat (kreatinin serum > 160
mmol/l); pasien dengan gangguan ginjal ringan dapat menerima dosis yang lebih rendah (tidak lebih dari 60 mg/hari IV
atau IM), dan harus dipantau ketat. Analgesik opioid (mis. Morfin, Phetidine) dapat digunakan bersamaan, dan mungkin
diperlukan untuk mendapatkan efek analgesik optimal pada periode pasca bedah awal bilamana nyeri bertambah berat.
Ketorolac tromethamine tidak mengganggu ikatan opioid dan tidak mencetuskan depresi napas atau sedasi yang berkaitan
dengan opioid. Jika digunakan bersama dengan Ketorolac ampul, dosis harian opioid biasanya kurang dari yang dibutuhkan
secara normal. Namun efek samping opioid masih harus dipertimbangkan, terutama pada kasus bedah dalam sehari.

Efek Samping
Efek samping di bawah ini terjadi pada uji klinis dengan Ketorolac IM 20 dosis dalam 5 hari.
Insiden antara 1 hingga 9% :
Saluran cerna : diare, dispepsia, nyeri gastrointestinal, nausea.
Susunan Saraf Pusat : sakit kepala, pusing, mengantuk, berkeringat.
16

Peringatan & Perhatian


Seperti obat analgesik anti-inflamasi nonsteroid lainnya, Ketorolac dapat menyebabkan iritasi, ulkus, perforasi atau
perdarahan gastrointestinal dengan atau tanpa gejala sebelumnya dan harus diberikan dengan pengawasan ketat pada
pasien yang mempunyai riwayat penyakit saluran gastrointestinal. Ketorolac tidak dianjurkan untuk digunakan selama
kehamilan, persalinan, kelahiran, dan pada ibu menyusui.
Peringatan khusus mengenai inkompatibilitas:
Ketorolac ampul tidak boleh dicampur dalam volume kecil (mis. dalam spuit) dengan Morfin sulfat, Phetidine hydrochloride,
Promethazine hydrochloride atau Hydroxyzine hydrochloride karena akan terjadi pengendapan Ketorolac tromethamine.
Ketorolac ampul kompatibel dengan larutan normal saline, 5% dekstrosa, Ringer, Ringer-laktat, atau larutan Plasmalyte.
Kompatibilitas dengan obat lain tidak diketahui.
Perhatian
Efek Renal : Sama seperti obat lainnya yang menghambat biosintesis prostaglandin, telah dilaporkan adanya peningkatan
urea nitrogen serum dan kreatinin serum pada uji klinis dengan Ketorolac tromethamine.
Efek Hematologis : Ketorolac menghambat agregasi trombosit dan dapat memperpanjang waktu perdarahan. Ketorolac
tidak mempengaruhi hitung trombosit , waktu protrombin (PT) atau waktu tromboplastin parsial (PTT). Pasien dengan
gangguan koagulasi atau yang sedang diberi terapi obat yang mengganggu hemostasis harus diawasi benar-benar saat
diberikan Ketorolac.
Efek Hepar : Bisa terjadi peningkatan borderline satu atau lebih tes fungsi hati. Pasien dengan gangguan fungsi hati akibat
sirosis tidak mengalami perubahan bersihan Ketorolac yang bermakna secara klinis. Ketorolac tromethamine tidak
dianjurkan untuk digunakan sebagai medikasi prabedah, untuk mendukung anestesi atau analgesia obstetri. Belum ada
data klinis mengenai keamanan dan efektivitas pemberian bersama Ketorolac tromethamine dengan obat anti-inflamasi

17

nonsteroid lainnya. Ketorolac tidak dianjurkan digunakan secara rutin bersama dengan obat anti-inflamasi nonsteroid lain,
karena adanya kemungkinan efek samping tambahan.
Untuk pasien gangguan ginjal ringan : Fungsi ginjal harus dipantau pada pasien yang diberi lebih dari dosis tunggal IM,
terutama pada pasien tua.
Retensi cairan dan edema: Pernah dilaporkan terjadinya retensi cairan dan edema pada penggunaan Ketorolac. Oleh karena
itu, Ketorolac harus hati-hati diberikan pada pasien gagal jantung, hipertensi atau kondisi serupa.

Interaksi Obat

Pemberian Ketorolac bersama dengan Methotrexate harus hati-hati karena beberapa obat yang menghambat sintesis
prostaglandin dilaporkan mengurangi bersihan Methotrexate, sehingga memungkinkan peningkatan toksisitas
Methotrexate.

Penggunaan bersama NSAID dengan Warfarin dihubungkan dengan perdarahan berat yang kadang-kadang fatal.
Mekanisme interaksi pastinya belum diketahui, namun mungkin meliputi peningkatan perdarahan dari ulserasi
gastrointestinal yang diinduksi NSAID, atau efek tambahan antikoagulan oleh Warfarin dan penghambatan fungsi
trombosit oleh NSAID. Ketorolac harus digunakan secara kombinasi hanya jika benar-benar perlu dan pasien tersebut
harus dimonitor secara ketat.

ACE inhibitor karena Ketorolac dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal yang dihubungkan dengan penggunaan
ACE inhibitor, terutama pada pasien yang telah mengalami deplesi volume.

18

Ketorolac mengurangi respon diuretik terhadap Furosemide kira-kira 20% pada orang sehat normovolemik.

Penggunaan obat dengan aktivitas nefrotoksik harus dihindari bila sedang memakai Ketorolac misalnya antibiotik
aminoglikosida.

Pernah dilaporkan adanya kasus kejang sporadik selama penggunaan Ketorolac bersama dengan obat-obat antiepilepsi.

Pernah dilaporkan adanya halusinasi bila Ketorolac diberikan pada pasien yang sedang menggunakan obat psikoaktif.

Anak-anak
Keamanan dan efektivitas pada anak belum ditetapkan.
Lanjut usia
Pasien di atas 65 tahun dapat mengalami efek samping yang lebih besar daripada pasien muda. Risiko yang berkaitan
dengan usia ini umum terdapat pada obat yang menghambat sintesis prostaglandin. Seperti halnya dengan semua obat,
pada pasien lanjut usia harus dipakai dosis efektif yang terendah.
Penyalahgunaan dan ketergantungan fisik
Ketorolac tromethamine bukan merupakan agonis atau antagonis narkotik. Subjek tidak memperlihatkan adanya gejala
subjektif atau tanda objektif putus obat bila dosis intravena atau intramuskular dihentikan tiba-tiba.

19

Anda mungkin juga menyukai