Anda di halaman 1dari 18

Tabel 1.

Kesehatan mata Puskesmas Poasia Januari-April 2016


Bulan

No
1

April

2
3
4

Maret

2
3
4

Februari

Januari

2
3
4

1
2
3
4

Jenis penyakit
Kelainanan
refraksi/visus
Katarak
Kelainan kornea
Penyakit mata lain
Konjungtivitis
Odem mata
Katarak senil
Hordeolum
Ptrigium
Glaukoma
Kelainanan
refraksi/visus
Katarak
Kelainan kornea
Penyakit mata lain
Konjungtivitis
Odem mata
Katarak senil
Hordeolum
Petrigium
Glaukoma
Kelainanan
refraksi/visus
Katarak
Kelainan kornea
Penyakit mata lain
Konjungtivitis
Odem mata
Katarak senil
Hordeolum
Ptrigium
Glaukoma
Kelainanan
refraksi/visus
Katarak
Kelainan kornea
Penyakit mata lain
Konjungtivitis
Odem mata

Total

Total

baru

lama

17

23

4
0

0
0

4
0

4
0
1
6
13
1

0
0
0
0
0
0

4
0
1
6
13
1

27

34

5
0

1
0

6
0

6
0
1
1
6
1

0
0
0
0
0
0

6
0
1
1
6
1

18

22

6
0

0
0

6
0

18
0
2
7
6
0

0
0
0
0
0
0

18
0
2
7
6
0

22

26

3
0

0
0

3
0

11
0

3
0

14
0

Total

Katarak senil
Hordeolum
Ptrigium
Glaukoma

1
9
4
0

0
1
0
0

1
10
4
0

Tabel 2. Total penyakit mata dari bulan januari-april 2016


No Jenis penyakit
1
Kelainanan
2
3

refraksi/visus
Katarak
Kelainan

kornea
Penyakit mata
lain
Konjungtivitis
Odem mata
Katarak senil
Hordeolum
Ptrigium
Glaukoma

Total
105
19
0

42
0
5
24
29
2

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa penderita penyakit mata terbanyak pada
kesehatan mata dari bulan januari hingga april 2016 adalah:
1. kelainan refraksi (105),
2. konjungtivitis (42),
3. Pterigium (29),
4. Hordeolum (24),
5. katarak senile (5), dan
6. Glaucoma (2).
Kelainan refraksi menduduki urutan pertama kemungkinan disebabkan karena
kelainan anatomis bola mata, keseringan kontak dengan radiasi sinar dalam jarak
dekat, serta kurangnya penyuluhan tentang faktor resiko dan pencegahan
kelaianan refraksi. Alternative pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai kelainan refraksi.

Tabel 3. Kesehatan olahraga Puskesmas Poasia Januari-April 2016

Uraian

Jumlah

o
1

Kelompok/klub Kelompok

Keterangan
Kumulatif

olahraga yang
dibina
Pendataan

Kelompok

kelompok/klub

(penanggulangan penyakit kronis)

olahraga
Pemeriksaan

Kelompok

kesehatan
Penyuluhan

(penanggulangan penyakit kronis)


Kelompok
sen
am
prolanis 1 kelompok

kesehatan
2

senam

senam

prolanis 1 kelompok

prolanis 1 kelompok

olag (penanggulangan penyakit kronis)

raga
Pelayanan

Orang

Kasus baru

211orang

9 orang

0 orang

0 orang

0 orang

0 orang

kesehatan
olahraga
Konsultasi
kesehatan
olahraga
Pengukuran
tingkat
kebugaran
jasmani
Penanganan
cedera olahraga
akut
Masalah pada kesehatan olahraga adalah kurang aktifnya kegiatan pengukuran
tingkat kebugaran jasmani pada peserta, hal ini kemungkinan disebabkan oleh
kurangnya sumber daya manusia dan sarana prasarana. Altenatif pemecahan

masalah dapat berupa terbentuknya tim yang bertanggung jawab atas


pelaksanaannya serta pengadaan sarana prasarana yang lebih memadai.
Tabel 4. Posbindu Puskesmas Poasia Januari-April 2016

Bulan
April(94orang)

No
1

Tipe
Posbindu

Pengukuran
Imt

ptm dasar

Lingkar

Faktor resiko
Kurus
Normal
Bb lebih
Obesitas 1

Total
4
49
33
8

Obesitas 2
Obesitas sentral

49

pinggang
3

Sadari

Tekanan darah

Posbindu

Gula darah

ptm plus
6

Maret
(68orang)

Kolesterol darah

Trigliserida

Uji paru

Utama

Iva

Posbindu

Imt

ptm dasar

Normal
Benjolan
Normal
Hipertensi
Normal
Hipotensi
Dm
Tgt
Normal
Hiperkolesterol
Normal
Hipertrigliserida
Normal
Terganggu
Normal
Positif
Negatif
Kurus
Normal
Bb lebih
Obesitas 1

45

54
4
1
8
2

5
32
23
8

Obesitas 2

Lingkar

pinggang
Sadari

Tekanan darah

Posbindu

Gula darah

ptm plus

Februari

Kolesterol darah

Trigliserida

Uji paru

Utama

Iva

Posbindu

Imt

(91orang)

ptm dasar

Lingkar

pinggang
Sadari

Tekanan darah

Posbindu

Gula darah

ptm plus
6

Kolesterol darah

Trigliserida

Uji paru

Obesitas sentral
Normal

34
34

Benjolan
Normal
Hipertensi
Normal
Hipotensi
Dm
Tgt
Normal
Hiperkolesterol
Normal
Hipertrigliserida
Normal
Terganggu
Normal

11
49
3

Positif
Negatif
Kurus
Normal
Bb lebih
Obesitas 1

7
43
36
11

Obesitas 2
Obesitas sentral
Normal

40
63

Benjolan
Normal
Hipertensi
Normal
Hipotensi
Dm
Tgt
Normal
Hiperkolesterol
Normal
Hipertrigliserida
Normal
Terganggu
Normal

22
71
3

Januari

Utama

Iva

Posbindu

Imt

(62orang)

Positif
Negatif
Kurus

10

Normal
Bb lebih
Obesitas 1

32
14
6

Obesitas 2
Obesitas sentral

33

ptm dasar

Lingkar
pinggang

Posbindu

Sadari

Normal
Benjolan

Tekanan darah

Normal
Hipertensi

Gula darah

Normal
Hipotensi
Dm

29

13
48
3

ptm plus

Kolesterol darah

Trigliserida

Uji paru

Utama

Iva

Tgt
Normal
Hiperkolesterol
Normal
Hipertrigliserida
Normal
Terganggu
Normal
Positif
Negatif

Masalah pada posbindu adalah kurang aktifnya kegiatan pada pemeriksaan


sadari, trigliserida, uji paru dan pemeriksaan iva. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh kurangnya sarana prasaran yang kurang memadai serta kurangnya
pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan tersebut. Alternative

pemecahan masalahpada kasus ini adalah pengadaan sarana prasarana yang lebih
memadai seperti ruang pemeriksaan sadari, peningkatan pengadaan alat
pemeriksaan yang lebih efektif dan efisien, serta promosi kesehatan yang lebih
ditingkatkan.
Selain itu pada tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa
masyarakat masih memiliki hasil pemeriksaan yang abnormal, hal ini
kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pola
hidup dan pola makanan yang sehat. Alternative pemecahan masalah adalah
meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pola hidup dan pola makan yang
sehat melaui promosi kesehatan yang lebih ditingkatkan serta penambahan sumber
daya manusia dalam hal melakukan promosi kesehatan.
Tabel 5. Kesehatan usia lanjut Puskesmas Poasia Maret-April 2016

Bulan
Maret

Total
April

Total

Nama kelurahan Jumlah posyandu Jumlah

o
1
2
3
4

Anduonohu
Rahandouna
Anggoeya
Matabubu

lansia
2
0
1
2

1
2
3
4

Anduonohu
Rahandouna
Anggoeya
Matabubu

2
0
1
2

979
1093
480
165
2717
716
804
351
121
2717

Mendapat
pelkes
58
0
22
62
142
34
0
12
31
142

Masalah pada kesehatan usia lanjut adalah sangat kurangnya masyarakat


yang mendapatkan pelayanan kesehatan sedang jumlah lansia pada wilayah kerja
poasia cukup banyak. Hal ini kemungkinanan disebabkan oleh kurangnya
posyandu pada wilayah kerja puskesmas poasia terkhusus pada kelurahan
rahandouna, sulit terjangkaunya tempat posyandu oleh kalangan lansia mengingat
secara fisiologis tubuh mereka sudah tidak sekuat orang dewasa maupun anak-

anak, serta kurangnya pengetahuan masyarakat lansia tentang adanya posyandu


lansia. Alternative pemecahan masalah pada kasus ini dapat berupa penambahan
jumlah posyandu lansia pada wilayah kerja puskesmas poasia, meningkatnya
pelayanan kesehatan kerumah warga lansia, serta perlunya ditingkatkan
penyampaian jadwal dan tempat posyandu lansia kepada masyarakat lansia,
kerabat, maupun keluarga lansia.
Tabel 6. Kesehatan kerja Puskesmas Poasia Januari-April 2016
Bulan

Pekerja

Kasus

Kasus diduga Kasus

Kasus

sakit

penyakit

penyakit

kecelakaan

yang

umum

akibat

dilayan

pada

pada pekerja

pada

pekerja

April
Mare

i
25
20

pekerja
18
15

5
3

pekerja
2
2

0
0

t
Febr

15

10

uari
Janu

39

20

18

penyakit

kerja akibat kerja akibat kerja pada

ari

Masalah pada kesehatan kerja adalah masih didapatkannya pekerja yang


diduga ataupun yang memang menderita penyakit akibat kerja serta terdapatnya
kasus kecelakaan akibat kerja. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kelalaian
dari pekerja tersebut ataupun kurangnya pemahaman pekerja tentang bagaimana
menjaga kesehatan saat bekerja serta kurangnya sarana dan prasarana dalam
menjaga kesehatan kerja. Alternative pemecahan masalah pada kasus ini berupa
peningkatan jumlah media promosi kesehatan yang dapat mengingatkan pekerja
jika mereka lalai, perlunya peningkatan promosi promosi kesehatan kepada para
pekerja, serta sebaiknya pihak puskesmas memberitahu tempat pekerja bekerja
bahwa pentingnya pengadaan alat pelindung diri maupun sarana dan prasarana

yang dapat mencegah terjadinya penyakit akibat kerja pada pekerja seperti
penyediaan tempat cuci tangan, sanitaiser, dan lain-lain.

Tabel 7. Kesehatan jiwa Puskesmas Poasia Januari-April 2016


Bulan
April

Maret

Februari

Januari

No
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4

Jenis penyakit
Gangguan psikotik
Gangguan neurosa
Retardasi mental
Gangguan jiwa lainnya
Gangguan psikotik
Gangguan neurosa
Retardasi mental
Gangguan jiwa lainnya
Gangguan psikotik
Gangguan neurosa
Retardasi mental
Gangguan jiwa lainnya
Gangguan psikotik
Gangguan neurosa
Retardasi mental
Gangguan jiwa lainnya

Jumlah penderita
2
1
1
0
8
1
1
0
7
1
1
0
6
1
2
0

Masalah pada kesehatan jiwa berupa masih ditemukannya penderita


gangguan jiwa. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya promosi
kesehatan jiwa bagi kelompok masyarakat yang sehat sejak usia dini sampai
lanjut, tidak adanya program pencegahan masalah kesehatan jiwa pada kelompok
masyarakat yang memiliki faktor resiko, masyarakat tidak tahu kapan
memutuskan untuk membawa pasien ke puskesmas, serta kurangnya pengontrolan
terhadap pasien yang telah mendapatkan pengobatan. Alternatif pemecahan
masalah dapat berupa peningkatan promosi kesehatan jiwa bagi kelompok
masyarakat yang sehat sedini mungkin, adanya program pencegahan masalah

kesehatan jiwa pada kelompok yang memiliki faktor resiko, serta adanya home
visit bagi penderita yang telah mendapat pengobatan.
Tabel 8. Perkesmas Puskesmas Poasia Februari-April 2016

Bulan
April

No
1

Variabel
Jumlah
Pembinaan individu
Jumlah pasien rawat jalan yang diberikan 4241
asuhan keperawatan
Jumlah pasien rawat inap yang diberikan 164

asuhan keperawatan
Pembinaan keluarga
Jumlah keluarga binaan
15
Jumlah kunjungan ke keluarga binaan
15
Jumlah kasus dalam keluarga binaan per kode
sasaran
A. Jumlah kasus maternal risti/rawan 0
kesehatan
B. Jumlah kasus

anak

risti/rawan 0

kesehatan
C. Jumlah kasus masalah gizi
0
D. Jumlah kasus penyakit menular
12
E. Jumlah kasus usia lanjut risti/rawan 2

kesehatan
F. Jumlah kasus penyakit tidak menular
1
Pembinaan kelompok
Jumlah kelompok binaan
7
Jumlah kunjungan kekelompok binaan
5
Jumlah kelompok binaan dengan spesifik
kasus sebagai berikut
A. Jumlah kelompok balita
B. Jumlah kelompok anak sekolah
C. Jumlah kelompok meternitas
D. Jumlah kelompok jamaah haji
E. Jumlah kelompok usia lanjut
F. Jumlah kelompok dengan kasus

0
0
0
0
5
0

penyakit menular
G. Jumlah kelompok dengan kasus tidak 0
10

Maret

penyakit menular
Penemuan kasus rujukan
Jumlah kasus yang ditemukan
0
Jumlah kasus yang dirujuk
0
Pembinaan individu
Jumlah pasien rawat jalan yang diberikan 4439
asuhan keperawatan
Jumlah pasien rawat inap yang diberikan 0

asuhan keperawatan
Pembinaan keluarga
Jumlah keluarga binaan
15
Jumlah kunjungan ke keluarga binaan
15
Jumlah kasus dalam keluarga binaan per kode
sasaran
G. Jumlah kasus maternal risti/rawan 0
kesehatan
H. Jumlah kasus

anak

risti/rawan 0

kesehatan
I. Jumlah kasus masalah gizi
0
J. Jumlah kasus penyakit menular
11
K. Jumlah kasus usia lanjut risti/rawan 2

kesehatan
L. Jumlah kasus penyakit tidak menular
2
Pembinaan kelompok
Jumlah kelompok binaan
7
Jumlah kunjungan kekelompok binaan
5
Jumlah kelompok binaan dengan spesifik
kasus sebagai berikut
H. Jumlah kelompok balita
I. Jumlah kelompok anak sekolah
J. Jumlah kelompok meternitas
K. Jumlah kelompok jamaah haji
L. Jumlah kelompok usia lanjut
M. Jumlah kelompok dengan kasus

0
0
0
0
5
0

penyakit menular
N. Jumlah kelompok dengan kasus tidak 0
4

penyakit menular
Penemuan kasus rujukan
Jumlah kasus yang ditemukan

11

Februari

Jumlah kasus yang dirujuk


0
Pembinaan individu
Jumlah pasien rawat jalan yang diberikan 4479
asuhan keperawatan
Jumlah pasien rawat inap yang diberikan 188

asuhan keperawatan
Pembinaan keluarga
Jumlah keluarga binaan
15
Jumlah kunjungan ke keluarga binaan
15
Jumlah kasus dalam keluarga binaan per kode
sasaran
M. Jumlah kasus maternal risti/rawan 0
kesehatan
N. Jumlah kasus

anak

risti/rawan 0

kesehatan
O. Jumlah kasus masalah gizi
0
P. Jumlah kasus penyakit menular
10
Q. Jumlah kasus usia lanjut risti/rawan 2

kesehatan
R. Jumlah kasus penyakit tidak menular
3
Pembinaan kelompok
Jumlah kelompok binaan
7
Jumlah kunjungan kekelompok binaan
5
Jumlah kelompok binaan dengan spesifik
kasus sebagai berikut
O. Jumlah kelompok balita
P. Jumlah kelompok anak sekolah
Q. Jumlah kelompok meternitas
R. Jumlah kelompok jamaah haji
S. Jumlah kelompok usia lanjut
T. Jumlah kelompok dengan kasus

0
0
0
0
5
0

penyakit menular
U. Jumlah kelompok dengan kasus tidak 0
4

penyakit menular
Penemuan kasus rujukan
Jumlah kasus yang ditemukan
Jumlah kasus yang dirujuk

0
0

12

Masalah pada perkesmas adalah masih adanyanya kasus binaan penyakit


menular serta terdapatnya kelompok binaan yang tidak terkunjungi. Penyebab
masih terdapatnya kasus binaan penyakit menular ini kemungkinan disebakan
oleh masih kurangnya hygiene pada pasien, pola hidup dari pasien, atau
kurangnya pemahaman pasien tersebut tentang bahayanya penyakit menular.
Alternative pemecahan pada kasus ini adalah perlunya ditingkatkan promosi
kesehatan tentang penyakit menular.
Terdapatnya kelompok binaan yang tidak terkunjungi hal ini mungkin
disebabkan oleh kurangnya sarana prasaran yang memadai serta masalah dari
petugas yang bertanggung jawab pada program tersebut. Alternative pemecahan
masalah dari kasus ini adalah diperlukannya sarana prasarana yang lebih memadai
serta penekanan terhadap petugas yang bertanggung jwab agar lebih memiliki
motivasi dalam melakukan tugasnya.
Tabel 9. Kesehatan gigi dan mulut Puskesmas Poasia Januari-April 2016
No

Jumlah sd/mi

11

No

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah posyandu

desa

desa

posyandu

dengan ukgmd

ukgmd
-

20

Jumlah

sd/mi mendapat pelayanan

gigi
11
Tabel 10.cakupan desa dan penduduk binaan ukgm

Masalah pada kesehatan gigi dan mulut adalah tidak terlaksananya kegiatan
UKGMD. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya sumber daya
manusia. Alternative pemecahan masalah adalah dengan dilakukannya pengadaan
sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya.
Tabel 11. Kesehatan sekolah Puskesmas Poasia Januari-April 2016

No Nama

Jumla

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah

13

sekola h
h

sekolah

sekolah

sekolah

sekolah

sekola yang

yang

yang

yang

memili

tidak

memiliki

tidak

ki

memilikir

dokter

memiliki

ruang

uang uks

kecil

dokter

1
2

Sd/mi
Smp/

15
5

uks
5
2

mts
Sma/s

10
3

11
2

kecil
4
3

mk/m
4

a
Pesan
tren
Masalah pada kesehatan sekolah adalah masih terdapatnya sekolah-

sekolah yang tidak memiliki ruang uks serta tidak memiliki dokter kecil.
Terdapatnya beberapa sekolah yang masih belum memiliki ruang uks hal ini
mungkin disebabkan kurangnya motivasi pihak sekolah untuk memiliki ruang uks
serta kurangnya dana untuk membangun ruang uks. Alternative pemecahan
masalah dari kasus ini adalah penting pemberian pemahaman kepada pihak
sekolah tentang pentingnya ruang uks.
Sekolah-sekolah yang belum memiliki dokter kecil, kemungkinan
disebabkan oleh kurangnya pemahaman pihak sekolah tentang pentingnnya dokter
kecil, serta kurangnya motivasi dari siswa untuk menjadi dokter kecil. Alternative
pemecahan masalah dari kasus ini adalah ditingkatkannya pemberian informasi
kepada pihak sekolah maupun pihak siswa sendiri untuk membentuk dan menjadi
dokter kecil.
Analisis masalah dilakukan untuk menentukan kemungkinan penyebab
masalah dengan metode pendekatan sistem (input, proses, lingkungan, dan
output). Pendekatan input meliputi 5m (man, money, methode, material,
machine) yang akan dibahas pada tabel.

14

Tabel 12. Analisis penyebab masalah puskesmas Poasia bulan


Januari-april 2016
Komponen
Input

Kemungkinan penyebab

Man

Kurangnya sumber daya manusia


dan rasa tanggung jawab pihak yang terkait

Money

Tidak ada masalah

Material

Kurangnya media informasi terkait promosi


kesehatan
Kurangnya sarana prasarana yang memadai

Metode

Masih

kurangnya

sosialisasi

yang

penyuluhan
variatif

dan

tentang

pentingnnya kesehatan.
marketing

Kurangnya peran aktif lintas sektor


dalam

Lingkunga

mensosialisasikan

pentingnya

kesehatan
Tingkat kesadaran masyarakat masih

rendah tentang kesehatan.


Masih
banyaknya
ketidaktahuan

masyarakat

tentang

pentingnya

kesehatan.
Masih ditemukannya lingkungan dan
tempat-tempat yang kurang termotivasi
dalam memahami kesehatan.

15

Proses

P1

Tidak ada masalah

(perencanaan)
Masih kurangnya kerja sama dengan lintas
P2

sector

(pelaksanaan)
P3

Tidak ada masalah

(pengawasan)
Adapun alternatif pemecahan masalah yaitu:
A. Melakukan penambahan terhadap sumber daya manusia
B. Melakukan pengadaan sarana prasarana yang lebih memadai
C. Melakukan penempelan poster, pamphlet dan penyuluhan serta sosialisasi
yang variatif tentang penyakit yang terkait suatu program pengembangan.
D. Bekerjasama dengan lintas sector dalam upaya pencegahan dan sosialisasi.
E. Melakukan kunjungan rumah di tempat yang bersangkutan.
Dari alternatif pemecahan masalah di atas, maka di buat kriteria mutlak
dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 13. Kriteria mutlak dapat atau tidaknya ruk dilakukan
Kegiata
n

Out
-put

Input
Man

Money

Materia
l

Met
h

Mark

Ket.

Dapat
Dilakukan
Dapat
Dilakukan
Dapat
Dilakukan
Dapat
Dilakukan
Dapat
Dilakukan

16

Dari analisis priotitas penyebab masalah maka dibawah ini ditampilkan


tabel paired comparison dan tabel kumulatif untuk menyelesaikan suatu
masalah dalam program pengembangan.
Tabel 14. Tabel paired comparison
A
A
B
C
D

Total

C
C

A
D
C

A
B
E
D

3
1
1
1

0
0

Total

horizontal
Total

Total vertical

10

Tabel 15. Tabel kumulatif


A
C
D
B
E

3
3
2
1
1

3/10 x 100%
3/10 x 100%
2/10 x 100%
1/10 x 100%
1/10 x 100%

30 %
30 %
20 %
10 %
10 %
100

30 %
60 %
80 %
90 %
100 %

Berdasarkan nilai kumulatif untuk menyelesaikan suatu masalah sesuai


standar maka dapat dilakukan kegiatan diantaranya :
1. Melakukan penambahan terhadap sumber daya manusia (A)
2. Melakukan penempelan poster, pamphlet dan penyuluhan serta sosialisasi
yang variatif tentang penyakit yang terkait suatu program pengembangan
(C)
3. Bekerjasama dengan lintas sector dalam upaya pencegahan dan sosialisai
(D)
Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan

17

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dapat dijadikan rencana kegiatan/


plan of action (poa) yaitu melakukan penambahan terhadap sumber daya manusia,
melakukan penempelan poster, pamphlet dan penyuluhan serta sosialisasi yang
variatif tentang penyakit yang terkait suatu program pengembangan, dan
bekerjasama dengan lintas sector dalam upaya pencegahan dan sosialisai.

Tujuan

Kegiatan
1. melakukan penambahan

pengetahuan

Lokasi
Puskesmas

Waktu
Disesuaik

terhadap sumber daya

jadwal

manusia

puskesma

2. Melakukan
Meningkatkan

Sasaran
Puskesmas

dan

penyuluhan

sosialisasi

yang

variatif

dan penerapan

Masyarakat ,

Tempat-

lingkungan di

tempat yang

wilayah kerja

masih

pkm poasia

memiliki

terkait masalah

masalah yang

dalam program

terkait

pengembangan

program
3. Bekerjasama dengan lintas
sector

dalam

upaya

pencegahan dan sosialisai


yang pernah menderita dbd

Kelurahan,
kantor dan
sekolah di
walayah kerja
PKM poasia

1 x seming

pengembangan
Kantor lurah,
kantor maupun
sekolah yang

Disesuaik

berada di

waktu ker

wilayah kerja

PKM Poasia
Tabel 16. Plan of action (poa) masalah program pengembangan di PKM Poasia
tahun 2016

18

Anda mungkin juga menyukai