Anda di halaman 1dari 16

METODE BROWN GIBSON

Jenis produk yang akan dibuat adalah Bandeng Fresto


Perusahaan Bandeng Fresto ini akan didirikan dengan alternative pilihan 5 lokasi :
1. Lokasi A ( daerah Tlogo Mas )
2. Lokasi B ( daerah Pedurungan )
3. Lokasi C ( daerah Bandungan )
4. Lokasi D ( daerah Patimura )
5. Lokasi E ( daerah Jatingaleh )
Faktor obyektif dipengaruhi 4 jenis biaya :
1.

Annual cost / tahun untuk karyawan

2.

Annual cost / tahun untuk distribusi produk

3.

Annual cost / tahun untuk pajak

4.

Annual cost / tahun untuk pemeliharaan

Faktor Subyektif :
1.

Kentrampilan tenaga kerja

2.

Bahan baku

3.

Pasar

4.

Iklim
Perusahaan Bandeng Fresto menetapkan bahwa factor obyektif (OFi) 6 kali

lebih penting dari pada Subyektif (SFi)


A.

Kondisi Faktor Obyektif (OFi) Yang Dianalisa


1. Lokasi A, di daerah Tlogo Mas
Faktor obyektif yang berpengaruh adalah : annual cost/tahun untuk karyawan
sebesar Rp 150.000.000 ; annual cost/tahun untuk distibusi produk sebesar
Rp 80.000.000 ; annual cost/tahun untuk pajak sebesar Rp 3.120.000 ; annual
cost/tahun untuk pemeliharaan sebesar Rp 30.000.000

2. Lokasi B, di daerah Pedurungan


Faktor obyektif yang berpengaruh adalah : annual cost/tahun untuk karyawan
sebesar Rp 120.000.000 ; annual cost/tahun untuk distibusi produk sebesar Rp
50.000.000 ; annual cost/tahun untuk pajak sebesar Rp 2.280.000 ; annual
cost/tahun untuk pemeliharaan sebesar Rp 20.000.000
3. Lokasi C, di daerah Bandungan
Faktor obyektif yang berpengaruh adalah : annual cost/tahun untuk karyawan
sebesar Rp 100.000.000 ; annual cost/tahun untuk distibusi produk sebesar Rp
20.000.000 ; annual cost/tahun untuk pajak sebesar Rp 1.560.000 ; annual
cost/tahun untuk pemeliharaan sebesar Rp 10.000.000
4. Lokasi D, di daerah Patimura
Faktor obyektif yang berpengaruh adalah : annual cost/tahun untuk karyawan
sebesar Rp 100.000.000 ; annual cost/tahun untuk distibusi produk sebesar Rp
10.000.000 ; annual cost/tahun untuk pajak sebesar Rp 1.500.000 ; annual
cost/tahun untuk pemeliharaan sebesar Rp 15.000.000
5. Lokasi E, di daerah Jatingaleh
Faktor obyektif yang berpengaruh adalah : annual cost/tahun untuk karyawan
sebesar Rp 100.000.000 ; annual cost/tahun untuk distibusi produk sebesar Rp
80.000.000 ; annual cost/tahun untuk pajak sebesar Rp 2.760.000 ; annual
cost/tahun untuk pemeliharaan sebesar Rp 50.000.000
B.

Kondisi Faktor Subyektif Yang di Analisa


Kondisi factor subyektif (SFi) yang diharapkan perusahaan adalah kondisi dimana
faktor kentrapilan tenaga kerja (1), faktor bahan baku (2), dan faktor pasar
(3), dinilai lebih penting dari pada faktor keadaan iklim (4).
Sedangkan faktor kentrampilan tenaga kerja, faktor bahan baku dan pasar dinilai
sama pentingnya
Kondisi Faktor Subyektif dari tiap-tiap lokasi yang dianalisa :
1. Lokasi A, di daerah Tlogo Mas
Faktor Subyektif yang dipertimbangkan adalah faktor bahan baku (2) artinya
mudahnya mendapatkan bahan baku di karenakan daerah tlogo mas dekat

dengan laut. Sedangkan Iklim (4) sangat mendukung di karenakan daerah


tlogo mas sangat panas. Tetapi Keterampilam tenaga kerja (1)tidak cukup baik
disertai pasar (3) yang cukup jauh
Kondisi faktor Subyektif untuk lokasi A (daerah Tlogo Mas)
-

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< bahan baku (2)


Dalam hal ini, faktor ketrampilan tenaga kerja (1) kalah penting dengan faktor
bahan baku ( 2)

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< pasar (3)


Dalam hal ini, faktor ketrampilan tenaga kerja (1) sama sama kurang penting
dengan faktor pasar (3)

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor ketrampilan tenaga kerja (1) kalah jauh lebih penting
daripada faktor iklim (4)

Bahan baku (2) >< pasar (3)


Dalam hal ini, faktor bahan baku (2) lebih penting dengan faktor pasar (3)

Bahan baku (2) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor bahan baku (2) sama penting daripada faktor iklim (4)

Pasar (3) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor pasar (3) kalah penting daripada faktor iklim (4)

2. Lokasi B, di daerah Pedurungan


Faktor Subyektif yang dipertimbangkan adalah faktor Iklim (4) dan bahan
baku (2). Sedangkan faktor pasar (3) dan tenaga kerja(1) kurang maksimal.
Kondisi Faktor Subyektif untuk lokasi B di daerah Pedurungan)
-

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< bahan baku (2)


Dalam hal ini, faktor ketrampilan tenaga kerja (1) kalah penting dengan faktor
bahan baku ( 2)

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< pasar (3)


Dalam hal ini, faktor ketrampilan tenaga kerja (1) sama kurang pentingnya
dengan faktor pasar (3)

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor ketrampilan tenaga kerja (1)jauh kalah lebih penting
dengan faktor iklim (4)

Bahan baku (2) >< pasar (3)


Dalam hal ini, faktor bahan baku (2) lebih penting daripada faktor pasar (3)

Bahan baku (2) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor bahan baku (2) sama penting daripada faktor iklim (4)

Pasar (3) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor pasar (3) kalah penting dengan faktor iklim (4)

3. Lokasi C, di daerah Bandungan


Faktor Subyektif yang dipertimbangkan adalah faktor pasar (3) dan faktor
ketrampilan tenaga kerja (1). Sedangkan bahan baku (2) dan iklim (4) kurang
terjamin.
Kondisi Faktor Subyektif untuk lokasi C (di daerah Bandungan)
-

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< bahan baku (2)


Dalam hal ini, faktor bahan baku (2) lebih penting daripada faktor ketrampilan
tenaga kerja (1)

Ketrampilan tenaga kerja (1) >< pasar (3)


Dalam hal ini, faktor pasar (3) lebih penting dari pada faktor ketrampilan
tenaga kerja (1)

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor ketrampilan tenaga kerja (1) lebih penting dari pada
faktor iklim (4)

Bahan baku (2) >< pasar (3)


Dalam hal ini, faktor bahan baku (2) kalah penting dengan faktor pasar (3)

Bahan baku (2) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor bahan baku (2) sama jeleknyadengan faktor iklim (4)

Pasar (3) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor pasar (3) kalah jauh lebih penting daripada faktor iklim
(4)

4. Lokasi D, di daerah Patimura


Faktor Subyektif yang dipertimbangkan adalah faktor pasar (3) dan
ketrampilan tenaga kerja (1). Sedangkan faktor bahan baku (2) dan iklim (4)
kurang terjamin.
Kondisi Faktor Subyektif untuk lokasi D (di daerah Patimura)
-

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< bahan baku (2)


Dalam hal ini, faktor ketrampilan tenaga kerja (1) lebih baik daripada faktor
bahan baku (2)

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< pasar (3)


Dalam hal ini, faktor ketrampilan tenaga kerja (1) sama baiknya dengan faktor
pasar (3)

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor ketrampilan tenaga kerja (1) lebih baik daripada faktor
iklim (4)

Bahan baku (2) >< pasar (3)


Dalam hal ini, faktor pasar (3) lebih baik daripada faktor bahan baku (2)

Bahan baku (2) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor bahan baku (2) sama jeleknya dengan kaktor iklim (4)

Pasar (3) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor pasar (3) lebih baik daripada faktor iklim (4)

5. Lokasi E, di daerah Jatingaleh


Faktor Subyektif yang dipertimbangkan adalah faktor kerampilan tenaga kerja
(1) dan pasar (3). Sedangkan faktor bahan baku (2) dan iklim (4) kurang
terjamin.
Kondisi Faktor Subyektif untuk lokasi E (di daerah Jatingaleh)
-

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< bahan baku (2)


Dalam hal ini, faktor bahan baku (2) Kalah Penting dengan faktor ketrampilan
tenaga kerja (1)

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< pasar (3)


Dalam hal ini, faktor pasar (3) dan faktor ketrampilan tenaga kerja (1) sama
penting

Kentrampilan tenaga kerja (1) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor iklim (4) kalah penting dengan

faktor ketrampilan

tenaga kerja (1)


-

Bahan baku (2) >< pasar (3)


Dalam hal ini, faktor bahan baku (2) kalah penting daripada faktor pasar (3)

Bahan baku (2) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor bahan baku (2) sama baiknya dengan kaktor iklim (4)

Pasar (3) >< iklim (4)


Dalam hal ini, faktor iklim (4) kalah penting daripada faktor pasar (3)

C. Hubungan Faktor Obyektif (OFi) dan Faktor Subyektif (SFi)


Industri Bandeng Fresto dalam hal ini menetapkan bahwa faktor obyektif
(OFi) 6 kali lebih penting daripada faktor Subyktif. Ini berarti bahwa faktor obyektif =
K = 0,84 sedangkan faktor subyektif = 1 K = 0,14
D. Pengolahan Data
Analisa Kondisi Faktor Obyektif (OFi)
Tabel Faktor Obyektif Lokasi Pabrik Baru
Lokasi

Biaya Tahunan ( juta Rp )

Total (Ci)

I / Ci

Karyawan
150

Distribusi
80

Pajak
3.12

Pemeliharaan
30

263,12

0,0038005

B(Pedurungan)

120

50

2,28

20

192,28

0,0052007

C(Bandungan)

100

20

1,56

10

131,56

0,0076011

D(Patimura)

100

10

1,5

15

126,5

0,0079051

E(Jatingaleh)

100

80

2,76

50

232,76

0,0042963

Total

0,0242033

A(Tlogo Mas)

Rumus :

OFi =

Ci x 1 / Ci

Faktor Obyektif untuk setiap alternatif lokasi adalah:


OF (A) = 263,12 0,0288038 1 0,13195
OF (B) = 192,28 0,0288038 1 0,18056
OF (C) = 131,56 0,0288038 1 0,26389
OF (D) = 126,5 0,0288038 1 0,27445
OF (E) = 232,76 0,0288038 1 0,14916

1,00001
Total OFi = 1
Analisa Kondisi Faktor Subyektif (SFi)
Tabel Relative Infortance Index (Wj)
Faktor Subyektif
Ketrampilan TK (1)
Bahan baku (2)
Pasar (3)
Iklim (4)

(1)

(2)

1
1

Pair Wise Companison


(3)
(4)

(5)

(6)

1
1
1

1
0

1
0

1
0

Total

Relatif Inportant

(Ci)
3
3
3
0
9

Indek
3/9 = 0,33
3/9 = 0,33
3/9 = 0,33
0
Total = 1

Tabel Rangking Ketrampilan Tenaga Kerja (faktor


Site Lokasi
A(Tlogo Mas)

(1)
1

B(Pedurungan)

C(Johar)

(2)
1

(3)
1

Pair Wise Companison


(4)
(5)
(6)
(7)
1
1

D(Patimura)

(9)

Site Rangking
(Ri I)
4/12 = 0,33
4/12 = 0,33

(10)

E(Jatingaleh)

(8)

1)

0=0

4/12 = 0,33

0=0
Total = 1

Tabel Rangking Bahan Baku (faktor


Site Lokasi
A(Tlogo Mas)

(1)
1

B(Pedurungan)

C(Johar)

(2)
1

(3)
1

Pair Wise Companison


(4)
(5)
(6)
(7)
1
1

D(Patimura)

(8)

0
1

(10)

Site Rangking
(Ri I)
4/25 = 0,25
4/25 = 0,25

(9)

E(Jatingaleh)

2)

4/25 = 0,25

0
1

0
1

0=0
4/25 = 0,25
Total = 1

Tabel Rangking Pasar (faktor


Site Lokasi
A(Tlogo Mas)

(1)
1

B(Pedurungan)

C(Johar)
D(Patimura)
E(Jatingaleh)

(2)
1

(3)
1

Pair Wise Companison


(4)
(5)
(6)
(7)
1
0

(9)

(10)

4/12 = 0,33

1
0

Site Rangking
(Ri I)
4/12 = 0,33
0=0

1
1

(8)

1
1

3)

1
0

4/12 = 0,33
0=0
Total = 1

4)

Tabel Rangking Keadaan Iklim (faktor


Site Lokasi
(1)

(2)

(3)

A(Tlogo Mas)

B(Pedurungan)

Pair Wise Companison


(4)
(5)
(6)
(7)

D(Patimura)

(10)

Rangking
(Ri I)
0 =0

0=0

E(Jatingaleh)

(9)

0
0

C(Johar)

Site
(8)

0=0
0

0=0

4/4 = 1
Total = 1

Tabel Evaluasi Faktor Subyektif


Faktor Subyektif
(A)
Ketrampilan TK (1)
Bahan baku (2)
Pasar (3)
Iklim (4)

0,33
0,25
0,33
0

Rumus :

Pair Wise Companison


(B)
(C)
(D)
(E)
0,33
0,25
0
0

0
0,25
0,33
0

0,33
0
0,33
0

0
0,25
0
1

Relatif Important Index


(wj)
0,33
0,33
0,33
0
Total = 1

SFi =

Rij . wj

Faktor Subyektif untuk setiap alternative lokasi adalah:


SF (A) = (0,33) (0,33) + (0,25) (0,33) + (0,33) (0,33) + (0) (0) = 0,3003
SF (B) = (0,33) (0,33) + (0,25) (0,33) + (0) (0,33) + (0) (0)

= 0,1914

SF (C) = (0) (0,33) + (0,25) (0,33) + (0,33) (0,33) + (0) (0)

= 0,1914

SF (D) = (0,33) (0,33) + (0) (0,33) + (0,33) (0,33) + (0) (0)

= 0,2178

SF (E) = (0) (0,33) + (0,25) (0,33) + (0) (0,33) + (1) (0)

= 0,0825 +

0,983
Total

SFi = 1

Pemecahan Masalah :
Untuk menentukan setiap alternative lokasi diperlukan kombinasi antara hasil
evaluasi faktor obyektif (OFi), hasil analisa faktor subyektif (SFi) dan bobot k = 6
Dalam hal ini industri Bandeng Fresto telah menetapkan bobot faktor obyektif
(k) 6 kali lebih penting daripada bobot faktor obyektif (1-k)
Sehingga : OF = 6 x SF
OF = k = 0,84
SF = 1 k = 0,14
(k) : (1-k) = 0,84 : 0,14 = 6
Harga LPMi untuk setiap alternative lokasi ditentukan dengan rumus:
LPMi = k ( OFi ) + ( 1-k ) ( SFi )

Dimana

LPMi 1

LPM (A) = (0,84) ( 0,22333) + (0,14) (0,3003) = 0,2296392


LPM (B) = (0,84) ( 0,22333) + (0,14) (0,1914) = 0,2143932
LPM (C) = (0,84) ( 0,20154) + (0,14) (0,1914) = 0,1960896
LPM (D) = (0,84) ( 0,17215) + (0,14) (0,2178) = 0,175098
LPM (A) = (0,84) ( 0,17964) + (0,14) (0,0825) = 0,1624476 +
0,9776676
Total

LPMi 1

Dari evaluasi yang tlah dilakukan sesuai dengan metode pendekatan Broen
Gibson maka Industri Bandeng Fresto tersebut memilih lokasi A ( daerah Kelun )
untuk lokasi pendirian Industri Bandeng Fresto, karena lokasi ini memiliki nilai
Location Preformence Measure (LPM) yang terbesar.

10

Analia Sensitivitas Pemilihan Lokasi


Brdasarkan Harga LPM Terbesar

Dari gambar diatas : faktor Subyektif Lokasi A lebih baik dari lokasi B,C,D,
dan E. Sedangkan Faktor obyektif lokasi A dan B sama baik disbanding lokasi
C,D,dan E. Karena Industri Bandeng Fresto menetapkan bobot faktor obyektif 6 kali
lebih penting daripada faktor subyektif maka perusahaan sebaiknya memilih lokasi A
(Kelun) sebagai lokasi yang tepat untuk mendirikan Industri Bandeng Fresto.

21 SEPTEMBER 2015
TUGAS 1 (presentasi 28 september 2015):
1. ANDA BERKELOMPOK 1 KELOMPOK 4 (EMPAT) ORANG

11

2. KERJAKAN DALAM BENTUK WORD DAN POWER POINT


KIRIM KE email: julianus1961@yahoo.com
3. FAKTOR SUBJECTIVE ADA 5 (LIMA) TENTUKAN SENDIRI
4. FAKTOR OBJECTIVE ADA 5 (LIMA) TENTUKAN SENDIRI
5. ALTERNATIF LOKASI ADA 5 (LIMA) TENTUKAN SENDIRI
6. FAKTOR KONVERSI TENTUKAN SENDIRI
SAUDARA DIMINTA MENENTUKAN:
1. LOKASI MANA YANG AKAN DIPILIH GUNAKAN METODA
BROWN GIBSON
2. BUAT ANALISA SENSITIFITAS
CATATAN:
JENIS

PERUSAHAAN

YANG

AKAN

SAUDARA

GUNAKAN

TENTUKAN SENDIRI

METODE VOGELS APPROXIMATION (VAM)


Perusahan Bandeng Fresto mempunyai 5 pabrik Bandeng Fresto yang baru
yaitu = I,II,III,IV. Perusahaan ingin memasarkan produksinya ke 5 lokasi pemasaran

12

yaitu Kelun (A), Nasabyu Kidul (B), Kepatihan (C), Madiun Lor (D), dan
Nambaingan Lor (E).
Kapasitas pabrik I,II,III,IV
Pabrik
I
II
III
IV
Jumlah

Kapasitas Produksi Tiap Bulan


100 kardus
85 kardus
70 kardus
95 kardus
350 kardus

Kebutuhan A,B,C,D,E
Lokasi pemasaran
A
B
C
D
E
Jumlah

Kebutuhan Tiap Bulan


80 kardus
110 kardus
50 kardus
100 kardus
60 kardus
400 kardus

Biaya pengangkutan dari pabrik I,II,III,IV ke lokasi A,B,C,D,E


Ke

Biaya / kardus (dalam ribuan rupiah)


A
B
C
D
E
20
5
8
24
7
15
20
18
14
19
25
10
15
35
25
30
25
30
40
16

Dari
I
II
III
IV

Tabel kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber dan biaya pengangkutan


Ke

Kapasitas

20
15
25
30
0
80
15

5
20
10
15
0
110
5

8
18
15
30
0
5
8

24
14
35
40
0
100
14

7
19
25
16
0
60
7

100
85
70
95
50
400

Dari
I
II
III
IV
Dummy
Kebutuhan
Perbedaan kolom

Perbedaan
Baris
2
1
5
1
0

13

Tabel Iterasi I
Ke

Kapasitas

20
15
25
30
80
5

5
20
10
15
110
5

8
18
15
30
50
7

24
14
35
40
100
10

7
19
25
16
60
9

100
85
70
95

Dari
I
II
III
IV
Kebutuhan
Perbedaan kolom

Perbedaan
Baris
2
1
5
1

Tabel Iterasi 2
Ke

Kapasitas

20
25
30
30
5

5
20
15
110
5

8
15
30
50
7

24
35
40
15
11

7
25
16
60
9

100
70
95

Dari
I
III
IV
Kebutuhan
Perbedaan kolom

Perbedaan
Baris
2
5
1

Tabel Iterasi 3
Ke

Kapasitas

20
25
30
30
5

5
10
15
110
5

8
15
30
50
7

24
35
40
15
11

40
70
95

Dari
I
III
IV
Kebutuhan
Perbedaan kolom

Perbedaan
Baris
3
5
15

Tabel Iterasi 4
Ke

Kapasitas

20
25
30
5

5
10
15
5

8
15
50
7

24
35
15
11

40
70

Dari
I
III
Kebutuhan
Perbedaan kolom

Perbedaan
Baris
3
5

Tabel Iterasi 5
Ke

Kapasitas

Perbedaan

14

Dari
I
III
Kebutuhan
Perbedaan kolom

20
25
30
5

5
10
15
5

8
15
50
7

Baris
3
5

25
70

Tabel Iterasi 6
Ke

Kapasitas

25
30

10
15

15
50

70

Dari
III
Kebutuhan

Tabel Iterasi 7
Ke

Kapasitas

25
30

15
50

55

Dari
III
Kebutuhan

Tabel Iterasi 8
Ke

Kapasitas

25
30

30

Dari
III
Kebutuhan

Sehingga tabel optimalnya sebagai berikut:


Ke

Kapasitas

Dari
I

20

II

15

20

100

18

14

19

85

III

25

10

15

35

25

70

30

40

16

95

25

24
15

60

85
30
IV

15
30

25
15

95

15

Dummy
50
Kebutuhan
80

0
110

0
50

0
100

0
60

50
400

Biaya trasportasi :
25 (8) + 15(24) +60 (7) + 85 (14) + 30 (25) + 15 (10) + 25 (15) + 95(15) + 50 (0)
= 4870

16

Anda mungkin juga menyukai