PENDAHULUAN
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada
kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak
pada tepi kelopak biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai
dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar didekat kelopak mata yang
merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di kulit.1,2
Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi biasanya berjalan kronis atau
menahun. Blefaritis alergi biasanya berasal dari debu, asap, bahan kimia iritatif, dan
bahan kosmetik. Infeksi kelopak mata dapat disebabkan kuman streptococcus alfa
atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Bentuk blefaritis yang biasanya dikenal
adalah skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.1,2
Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat
lengket dan epiforia. Blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini
mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan, kerusakan sistem
imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri, sisa buangan dan
enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan adanya
dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.1,2
Survei dari dokter mata AS, 37-47% pasien memiliki tanda-tanda blefaritis.
Blefaritis mempengaruhi semua usia dan kelompok etnis. Dari sebuah penelitian
didapatkan 90 orang pasien dengan blefaritis rata-rata usia adalah 50 tahun. Pasien
dengan blefaritis staphylococcal memiliki usia relatif lebih muda (42 tahun) dan
sebaian besar adalah perempuan (80%).3
BAB II
Page 1
TINJAUAN PUSTAKA
I. Anatomi Palpebra
Struktur mata yang berfungsi sebagai proteksi lini pertama adalah palpebra.
Kelopak mata atau palpebra superior dan inferior merupakan modifikasi lapisan
kulit yang dapat menutup yang berguna untuk melindungi bola mata bagian anterior
terhadap trauma, trauma sinar, dan pengeringan bola mata. Palpebra atau kelopak
mata mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi
kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Kelopak mata
mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang
ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.1,2,4
Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena
pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup
kelopak mata. Kedipan kelopak mata dapat membantu menyebarkan lapisan tipis air
mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk, melindungi kornea dan
konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata, palpebra
inferior menyatu dengan pipi. Gangguan penutupan kelopak akan mengakibatkan
keringnya permukaan mata sehingga terjadi keratitis et lagoftalmos.1,2,4
Page 2
Page 3
Page 4
(N.
V).
Nervus
lacrimalis,
subpraorbitalis,
supratrochlearis,
infratrochlearis, dan nasalia eksterna adalah cabang divis oftalika nervus kranial
kelima (nervus trigeminus). Nervus infraorbitalis, zygomaticofacialis, dan
zygomaticotemporalis merupakan cabang-cabang divisi maksilaris (kedua) nervus
trigeminus.1,2,4
Serabut otot muskulus orbikularis okuli pada kedua palpebra dipersarafi
cabang zigomatikum dari nervus fasialis sedangkan muskulus levator palpebra dan
beberapa muskulus ekstraokuli dipersarafi oleh nervus okulomotoris. Otot polos
pada palpebra dan okuler diaktivasi oleh saraf simpatis. Oleh sebab itu, sekresi
adrenalin akibat rangsangan simpatis dapat menyebabkan kontraksi otot polos
tersebut.1,2,4
Pembuluh Darah Dan Limfe
Pasokan darah palpebra datang dari arteria lacrimalis dan ophthalmica melalui
cabang-cabang palpebra lateral dan medialnya. Drainase vena dari palpebra
mengalir ke dalam vena ophthalmica dan vena-vena yang membawa darah dari dahi
dan temporal. 1,2,4
Page 5
Page 6
Page 7
II.2 Etiologi
Blefaritis dapat disebabkan infeksi staphylococcus, dermatitis seboroik,
gangguan kelenjar meibom, atau gabungan dari ketiganya. Blefaritis anterior biasanya
disebabkan karena infeksi staphylococcus atau dermatitis seboroik yang menyerang
bulu mata. Pada infeksi staphylococcus aureus, didapatkan pada 50% pada pasien
yang menderita blefaritis, tapi hanya 10% orang yang tidak memberikan gejala
blefaritis namun ditemukan bakteri staphylococcus. 1,2,3
Page 8
II.3 Klasifikasi
Berdasarkan letaknya, blefaritis dibagi menjadi:
Blefaritis superfisial
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka
pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan
sulfisolksazol. Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas
basah. Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual
kelenjar
Meibom
untuk
mengeluarkan
nanah
Page 9
dari
kelenjar
Meibom
2.
Blefaritis Seboroik
Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun), dengan keluhan mata
kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar
meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertropi papil
pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis,
poliosis dan jaringan keropeng. Blefaritis seboroik merupakan peradangan
menahun
yang
sukar
penanganannya.
Pengobatannya
adalah
dengan
Blefaritis Skuamosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta
pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka
kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit
didaerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak.
Blefaritis ini berjalan bersama dermatitik seboroik. Penyebab blefaritis skuamosa
adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa
akan terasa panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna
halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah
dikupas dari dasarnya mengakibatkan perdarahan. Pengobatan blefaritis
skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi, salep
mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien.
Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis,
konjungtivitis. 1
4.
Blefaritis Ulseratif
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat
infeksi staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna
kekunung-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan
Page 10
mengeluarkan darah di sekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang
terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai
perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lebih lanjut dan
lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok
(madarosis). Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan
pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin.
Biasanya disebabkan stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila
ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi
roboransia. Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang
merusak folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata,
hordeolum dan kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi
tarikan jaringan parut yang juga dapat berakibat trikiasis. 1
5.
Blefaritis angularis
Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak
disudut kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak
mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan
padafungsi puntum lakrimal. Blefariris angularis disebabkan Staphylococcus
aureus. Biasanya kelainan ini bersifat rekuren. Blefaritis angularis diobati
dengan sulfa, tetrasiklin dan seng sulfat. Penyulit pada pungtum lakrimal bagian
medial sudut mata yang akan menyumbat duktus lakrimal. 1
6.
Meibomianitis
Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan tanda
peradangan lokal pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu
pengobatan kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam
berulang kali disertai antibiotik lokal. 1,2,3
Blefaritis Virus
1.
Herpes zoster
Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri saraf
trigeminus. Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila
Page 11
yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes
zoster pada mata dan kelopak mata atas. 1,2,3
Gejala tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang
terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa
demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bilamata
terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus superfisial
merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata. 1,2,3
2.
Herpes simplek
Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang
sama pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal bentuk
blefaritis simpleks yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan
terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang mengakibatkan
kedua kelopak lengket. 1,2,3
Blefaritis Jamur
1.
Infeksi superficial
2.
3.
Blefaritis pedikulosis
Kadang-kadang pada penderita dengan hygiene yang buruk akan dapat bersarang
tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra. 1,2,3
II.4 Patofisiologi
Patofisiologi pasti dari blefaritis masih belum diketahui, namun dicurigai
sebagai multifaktor. Blefaritis Stafilokokus dipercayai berhubungan dengan bakteri
stafilokokus pada permukaan okuler. Pada satu penelitian mengenai flora okuler,
46% sampai 51% pada pasien yang di diagnosis blefaritis Stafilokokus mempunyai
kultur positif
Page 12
Page 13
II.6 Diagnosa
Diagnosis blefaritis biasanya berdasarkan riwayat pasien yang khas dan
karakteristik dari slit-lamp pada pemeriksaan dengan biomicroscopic. Pemeriksaan
tambahan seperti, kultur konjungtiva dapat membantu.3
Penyebab
Penyakit
Page 14
infeksi parasit
Dermatitis atopik
dermatitis kontak
eritema multiforme
pemfigus foliaseus
Okular pemfigoid membran mukosa
kondisi imunologi
Sindrom Stevens-Johnson
Gangguan jaringan ikat (discoid lupus,
dermatomiositis)
Graft-versus-host penyakit
penyakit Crohn
dermatosis
Psorias
ichthyosis
dermatitis eksfoliatif
Page 15
eritroderma
hiperplasia Pseudoepitheliomatous
actinic keratosis
papilloma sel skuamosa
Tumor jinak kelopak mata
hiperplasia kelenjar sebaceous
hemangioma
granuloma piogenik
Page 16
Mekanis
bedah
kondisi beracun
medicamentosa
II. 8 Penatalaksanaan
Blepharitis adalah suatu kondisi kronis dengan eksaserbasi yang sering. Saat
ini,
terapi
standar
ditujukan
untuk
mengontrol
gejala
dan
tanda-tanda
Page 17
Gambar 5. Cara membersihkan kelopak mata: (A) vertikal kelopak mata pijat untuk
mengekspresikan sekresi meibom lilin, dan (B) horizontal membersihkan batas
kelopak mata dan bulu mata.
Penatalaksanaan Umum
Langkah awal dalam mengobati pasien yang memiliki blepharitis adalah
merekomendasikan kebersihan kelopak mata, meliputi kompres hangat, pijat kelopak
mata, dan scrub kelopak mata. Salah satu tindakan adalah dengan menerapkan
kompres hangat pada kelopak mata untuk beberapa menit, dua sampai empat kali
sehari untuk melunakkan skuama dan sisik dan / atau menghangatkan sekresi
meibom. Pijat kelopak mata vertikal dapat dilakukan untuk melancarkan sekresi
meibom. Scrub kelopak mata dengan kain basah dan deterjen seperti sampo bayi
membantu untuk membersihkan skala dan puing-puing yang telah terakumulasi pada
margin kelopak mata.3
Sebagai blepharitis adalah penyakit kronis, kebersihan kelopak mata harus
dilakukan bahkan setelah eksaserbasi akut telah teratasi. Efek samping pengobatan
tutup kebersihan sedikit tetapi mungkin termasuk iritasi mekanis dari terlalu kuat
menggosok atau sensitivitas reaksi terhadap deterjen yang digunakan.3
Penatalaksanaan Khusus
Antibiotik topikal
Untuk anterior blepharitis, antibiotik topikal telah ditemukan berguna untuk
mengurangi gejala dan efektif dalam memberantas bakteri dari margin kelopak mata.
Salep topikal seperti bacitracin atau erythromycin dapat diterapkan pada satu margin
kelopak mata atau lebih kali sehari atau sebelum tidur selama dua sampai delapan
minggu atau sampai gejala tekad. Beberapa pasien memerlukan terapi kronis agar
tetap bebas dari gejala.3,5
Antibiotik Oral
Page 18
dalam
kasus-kasus
dengan
peradangan
mata
klinis
yang
signifikan. [1] [2] [3] tetes kortikosteroid atau salep dapat diterapkan beberapa kali sehari
untuk kelopak mata atau permukaan mata sampai peradangan berkurang . Agen ini
dapat meruncing dari waktu ke waktu dan secara bertahap dihentikan, kemudian
diperkenalkan kembali sesuai kebutuhan. Dosis minimal yang efektif dengan durasi
terpendek penggunaan harus digunakan untuk mengurangi risiko peningkatan tekanan
intraokular
dan
katarak. Menggunakan
kortikosteroid
situs-spesifik,
seperti
Page 19
Page 20
3,5
II.9 Komplikasi
Komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang
paling sering terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin
sebaiknya disarankan untuk sementara waktu menggunakan alat bantu lain seperti
kaca mata sampai gejala blefaritis benar-benar sudah hilang
Masalah bulu mata . Jika blepharitis parah bulu mata mungkin akan jatuh dan
tumbuh ke dalam atau kehilangan warnanya.
Kalazion
adalah
benjolan
seukuran
kacang
yang
disebabkan
oleh
Page 21
Dry eye syndrome. Ini adalah ketika mata tidak memiliki cukup air mata
untuk menjaga mata lembab. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kekeringan,
grittiness dan nyeri pada mata.
Pembengkakan akibat kista meibom pada bagian dalam kelopak mata . Kista
dapat berkembang jika salah satu dari kelenjar meibom menjadi meradang
akibat blepharitis.
II.10 Prognosis
Blepharitis adalah suatu kondisi kronis yang memiliki periode eksaserbasi dan
remisi. Pasien harus diberitahu bahwa gejala dapat sering diperbaiki namun jarang
dihilangkan. Jarang, blepharitis parah dapat mengakibatkan perubahan permanen
pada batas kelopak mata atau kehilangan penglihatan dari keratopati dangkal,
neovaskularisasi kornea, dan ulserasi. Pasien dengan inflamasi kelopak mata yang
dicurigai keganasan agar dirujuk ke spesialis yang tepat.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta. Ilmu penyakit Mata. Edisi 4. FKUI, Jakarta 2011.
KKS Ilmu Mata RSUD SIAK
Page 22
2. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury Oftalmology Umum. Edisi 17. EGC,
Jakarta 2009.
3. Tonk , Rahul Singh. Blepharitis. Up dated on November 27, 2014
from http://eyewiki.aao.org/Blepharitis. Accessed on Februari 14, 2016.
4. Snell, Richard S,. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran; alih bahasa
Liliana Sugiharto.Edisi 6. EGC : Jakarta 2006
5. Farmakologi dan Terapi. Editor; Gunawan, Sulistia Gan. Ed: 5, 2007. FKUI
Page 23