Anda di halaman 1dari 13

Sistem Ekskresi Manusia (Hati)

Hati (bahasa Yunani: hpar) merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh. Hati terletak dalam
rongga perut sebelah kanan, tepatnya dibawah diafragma. Beratnya kurang lebih sekitar 2 kg
atau 3-5% dari total berat tubuh kita, berwarna kecoklatan. Hati terdapat pembuluh darah dan
empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat.
Pada bagian luar hati terdapat suatu selaput pembungkus tipis yang dinamakan selaput hati
(Capsula Hepatica).Dalam jaringan hati, tampak beberapa pembuluh yang mengandung
pembuluh-pembuluh darah, dan pembuluh empedu yang dipersatukan oleh selaput jaringan ikat
yang disebut Kapsula Gliosin.Sel-sel hati saling berhubungan, merupakan deretan sel yang
dipisahkan satu dengan deretan-deretan lainnya oleh ruang-ruang lakuna.Darah disuplai ke
dalam hati melalui dua pembuluh yaitu arteri hati dan vena porta hepatis.Arteri hati membawa
darah dengan kandungan oksigen dari jantung.Sedangkan vena porta membawa darah yang
mengandung sari makanan dari usus halus.
Hati merupakan organ homeostasis yang memainkan peranan penting dalam proses metabolisme
dalam manusia. Hati menghasilkan empedu yang penting bagi penghadaman (penceranaan).Hati
berwarna perang kemerahan dan terletak di bawah diafragma yaitu di dalam rongga
abdomen.Hati menerima makanan terlarut dalam darah apabila makanan ini tercerna dan diserap
di usus.
Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal.Sel parenkimal pada hati
disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama
hati.40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal.Hepatosit merupakan sel endodermal yang
terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga
berkembang menjadi sel parenkimal.Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi
mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.
Lumen lobus terbentuk dari SEC dan ditempati oleh 3 jenis sel lain, seperti sel Kupffer, Sel Ito,
Limfosit Intrahepatik seperti Sel Pit. Sel non-parenkimal menempati sekitar 6,5% volume hati
dan memproduksi berbagai substansi yang mengendalikan banyak fungsi hepatosit.
Filtrasi merupakan salah satu fungsi lumen lobus sinusoidal yang memisahkan permukaan
hepatosit dari darah, SEC memiliki kapasitas endositosis yang sangat besar dengan berbagai
ligan seperti glikoprotein, kompleks imun, transferin, dan seruloplasmin.SEC juga berfungsi
sebagai sel presenter antigen yang menyediakan ekspresi MHC I dan MHC II bagi sel T.
Sekresiyang terjadi meliputi berbagai sitokina, eikosanoid dan , endotelin-1, nitrogen monoksida
dan beberapa komponen ECM.
Sel Kupffer berada pada jaringan intrasinusoidal, merupakan makrofaga dengan kemampuan
endositik dan fagositik yang mencengangkan.Sel Kupffer sehari-hari berinteraksi dengan
material yang berasal saluran pencernaan yang mengandung larutan bakterial, dan mencegah
aktivasi efek toksin senyawa tersebut ke dalam hati. Paparan larutan bakterial yang tinggi,
terutama paparan LPS, membuat sel Kupffer melakukan sekresiberbagai sitokina yang memicu
proses peradangan dan dapat mengakibatkan cedera pada hati. Sekresi antara lain meliputi spesi

oksigen reaktif,eikosanoid, nitrogen monoksida, karbon monoksida, TNF-, IL-10, sebagai


respon kekebalan turunan dalam fase infeksi primer.
Sel Ito berada pada jaringan perisinusoidal, merupakan sel dengan banyak vesikel lemak di
dalam sitoplasma yang mengikat SEC sangat kuat hingga memberikan lapisan ganda pada lumen
lobus sinusoidal.Saat hati berada pada kondisi normal, sel Ito menyimpan vitamin A guna
mengendalikan kelenturan matriks ekstraselular yang dibentuk dengan SEC, yang juga
merupakan kelenturan dari lumen sinusoid.
Sel Pit merupakan limfosit dengan granula besar, seperti sel NK yang bermukim di hati.Sel Pit
dapat menginduksi kematian seketika pada sel tumor tanpa bergantung pada ekspresi antigen
pada kompleks histokompatibilitas utama. Aktivitas sel pit dapat ditingkatkan dengan
stimulasiinterferon-
Selain berperan dalam proses pencernaan makanan, hati juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Hal
ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang
bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen
dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Zat yang dikeluarkan dari hati adalah cairan empedu.Cairan empedu merupakan cairan berwarna
hijau kebiruan yang berfungsi dalam mencerna makanan berlemak.ini disimpan dalam suatu
bagian yang disebut kantung empedu. Zat-zat yang terkandung dalam cairan empedu yakni
garam mineral, pigmen (bilirubin dan biliverdin), kolesterol, fosfolopid, dan air.
Selain itu, hati juga berfungsi untuk: menyimpan gula dalam bentuk glikogen, tempat
berlangsungnya pembentukan protein tertentu maupun perombakannya, menetralkan racun-racun
yang ada, serta ikut baik dalam pembentukan maupun perombakan sel darah merah.
Di dalam hati terdapat sel yang berfungsi merombak sel darah merah yang sudah tua dan
rusak.Sel yang demikian dinamakan sel histiosit. Sel darah merah yang tua dan rusak di dalam
hati sekitar lebih dari 10 juta sel. Dalam proses perombakannya, hemoglobin (Hb) dipecah
menjadi zat besi (Fe), hemin, dan globin. Zat besi akan diambil dan di simpan dalam hati, yang
selanjutnya dikembalikan ke sumsum tulang sehingga terbentuk eritrosit baru. Globin akan
dibentuk menjadi Hb baru. Sementara hemin dipecah menjadi bilirubin dan biliverdin yang
berwarna hijau biru.Zat warna empedu dikeluarkan ke usus 12 jari dan dioksidasi menjadi
urobilin yang berwarna kuning coklatan. Warna ini akan memberikan warna khas tersendiri pada
feses dan urine yang kita keluarkan setiap harinya.
Terjadi gangguan, pembuluh empedu dapat mengalami penyumbatan.Penyebabnya adalah
adanya pengendapan kolesterol yang membentuk batu empedu.Alhasil, feses yang keluar
berwarna cokelat abu-abu. Oleh karena pembuluh empedu mengalami penyumbatan, empedu
akan masuk ke dalam peredaran darah, sehingga mengakibatkan darah berwarna kekuningkuningan. Keadaan demikian lazim dinamakan penyakit kuning.
Organ hati dapat pula menghasilkan enzim arginase. Enzim arginase merupakan enzim yang
berperan dalam proses penguraianasam amino. Prosesnya dinamakan deaminasi.Asam amino
yang diuraikan yakni asam amino arginin menjadi ornitin dan urea.Ornitinakan mengikat amonia
dan karbondioksida yang bersifat racun. Selanjutnya ornitin akan dinetralkan dalam hati. Adapun

urea akan diserap ginjal untuk dikeluarkan bersama urine. Dengan demikian, dari penjelasan di
atas ada beberapa fungsi hati bagi tubuh manusia. Fungsi itu antara lain penyimpan lemak dalam
bentuk glikogen, perombak dan pembentuk protein, penawar racun pada makanan, dan perombak
sel darah merah.
Struktur Hati

Hati pada bagian luar dilengkapi oleh selaput tipis yang disebut selaput hati (Kapsula
Hepatica).Dalam jaringan hati terdapat beberapa pembuluh darah.Pembuluh arteri hepatikus dan
vena portal hepatikus mengalami percabangan yang disebut Sinusoid. Sinusoid pada vena portal
hepatikus akan membentuk vena. Jaringan hati ini tersusun oleh sel-sel hati yang disebut
Hepatosit.
Antar lapisan hepatosit dipisahkan oleh Lakuna, sedang antara hepatosit satu dengan yang lain
dipisahkan oleh Kanalikuli yang merupakan tempat dihasilkannya empedu. Kanalikuli ini
kemudian bergabung membentuk pembuluh empedu yang berfungsi mengangkut cairan empedu
menuju kantong empedu.Kantong empedu sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum
empedu dialirkan ke duodenum.

Pada Sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk Sel Kupffer.Sel Kupffer ini mempunyai
sifat Fagositosis. Apabila dalam proses pencernaan di usus halus terdapat organisme asing atau
zat-zat berbahaya maka sel-sel ini akan menghancurkan organisme asing atau zat berbahaya

tersebut dengan cara Fagositosis. Dari proses penghancuran ini akan menghasilkan pigmen
Bilirubin. Bilirubin kemudian dialirkan ke Kanalikuli dan diekskresikan sebagai empedu.
Hal inilah yang membuat hati berfungsi sebagai alat ekskresi.Hati mengekskresikan kurang lebih
liter empedu setiap hari.Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 77,6yang mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna
empedu) yang disebut Bilirubin dan Biliverdin.
Apabila saluran empedu tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita
menjadi kekuningan.Oleh karena itu, orang yang mengalaminya diindikasikan menderita
penyakit kuning.
Gangguan & Kelainan Pada Hati
Hati (Liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-proses
penting bagi kehidupan kita, yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam
empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun atau obat yang masuk dalam
tubuh kita. Apabila fungsi hati terganggu maka akan terjadi dampak yang kompleks pada
kesehatan tubuh. Berikut akan dipaparkan beberapa gangguan dan kelainan pada hati:
1.Hepatitis
Merupakan peradangan pada sel-sel hati. Peradangan ini disebabkan oleh virus, terutama virus
hepatitis A, B, C, D, dan E. Pada umumnya penderita hepatitis A dan E dapat disembuhkan,
sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi kronis. Sementara itu hepatitis D hanya dapat
menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B sehingga kondisi ini dapat
memperparah keadaan penderita.
2.Sirosis hati
Merupakan gangguan hati yang disebabkan oleh banyaknya jaringan ikat pada hati. Sirosis hati
ini dapat terjadi karena virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan. Berkembangnya virus ini
dapat dipicu oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, salah gizi, atau penyakit lain yang
disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu. Penyakit ini belum dapat
disembuhkan.Sementara itu pengobatan yang dilakukan hanya berguna mengobati komplikasi
yang terjadi seperti berak darah, perut membesar, mata kuning, serta koma hepatikum.Perhatikan
gambar 8.12 untuk mengetahui perbedaan hati yang sehat dan terkena sirosis.

3.Kanker Hati
Merupakan kelainan hati yang disebabkan oleh berkembangnya sel-sel kanker pada jaringan hati.
Kanker ini sebagai komplikasi akhir dari hepatitis kronis karena virus hepatitis B, C, dan
Hemokromatis.
4.Perlemakan Hati
Merupakan kelainan hati akibat adanya penimbunan lemak yang melebihi 5% dari berat hati,
sehingga lemak ini membebani lebih dari separuh jaringan hati. Perlemakan hati sering
berpotensi menjadi penyebab sirosis hati.Kelainan ini dapat dipicu oleh konsumsi alkohol yang
berlebih.
5.Kolestasis dan Jaundice
Merupakan keadaan akibat terjadinya kegagalan hati dalam memproduksi dan atau pengeluaran
empedu. Kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, dan K
oleh usus, juga dapat menyebabkan terjadinya penumpukan asam empedu, bilirubin, dan
kolesterol di hati.
6.Hemokromatosis
Merupakan kelainan metabolisme yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara
berlebihan dalam jaringan. Penyakit ini bersifat genetik atau keturunan.
Mengatasi Kelainan-Kelainan Pada Hati
1.Pemberian vaksinasi
2.Makan makanan yang sehat dan bergizi
3.Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang
4.Berolahraga dengan teratur
5.Sterilisasi penggunaan jarum suntik
6.Menghindari pergaulan bebas (berganti-ganti pasangan)

. HATI Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (Beratnya bisa sekitar 2 kg) yang
terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.Hati menghasilkan enzim arginase
yang dapat mengubah arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat
NH3 dan CO2 yang bersifat racun .Hati juga menghasilkan cairan empedu yang berasal dari
hemoglobin sel darah merah yang telah tua dan rusak yang dihancurkan di dalam limpa. Sel
darah merah (hemoglobin) didalam hati akan dipecah menjadi hemin dan globin. Hemin diubah
menjadi zat warna empedu, (bilirubin & biliverdin). Zat warna ini akan memberi warna pada
feses & urine jadi warna kuning dan globin dipakai kembali untuk menghasilkan sel darah merah
yang baru.
2. FUNGSI HATI a. MELAKUKAN PEROMBAKAN ERITROSIT Sel sel hati yang
bertugas merombak eritrosit disebut sel histiosit. Melalui sel tersebut, hemoglobin akan
diuraikan menjadi senyawa hemin, zat besi (Fe), dan globin. Dalam hati, senyawa hemin diubah
menjadi zat warna (bilirubin dan biliverdin) lalu dikirim ke usus dan setelah melalui proses
tertentu dibuang ke luar tubuh bersama feses. Dalam usus, zat warna empedu (berwarna hijau
biru) dioksidasi menjadi urobilin (berwarna kuning coklat) yang berfungsi memberi warna pada
feses dan urine.Sementara itu, zat besi tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan ke
sumsum tulang sedangkan globin digunakan lagi untuk pembentukan eritrosit baru dan
metabolisme protein.
3. Proses Pembentukan Hemoglobin di dalam Hati Sel darah merah yang sudah tua dipecah
didalam hati. Hb Fe Globin Hemin Sumsum tulang Metabolisme protein Pembentukan Hb baru
bilirubin urobilin urine feses
4. FUNGSI HATI b) Menetralisir racun sehingga tidak membahayakan tubuh, kemudian
racun ini dikeluarkan melalui urine. c) Mengubah glukosa menjadi glikogen untuk mengatur
kadar gula dalam darah. d) Sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan warna empedu dan urine.
Setiap hari, hati menghasilkan empedu mencapai liter. e) Tempat sintesis beberapa zat. Hati
menghasilkan enzim arginase yang mengubah arginin menjadi ornifin dan urea.Ornifin yang
terbentuk dapat meningkatkan NH3 dan CO2 yang bersifat racun.
5. FUNGSI HATI f) Hati menghasilkan empedu yang berasal dari hemoglobin sel darah
merah yang telah tua. Empedu disimpan di dalam kantung empedu dan merupakan cairan hijau
serta berasa pahit.Empedu mengandung kolesterol, garam empedu, garam mineral, dan pigmen
bilirubin dan biliverdin.Empedu ini berfungsi untuk mencerna lemak agar mudah diserap tubuh,
membantu daya absorpsi lemak di usus, mengaktifkan enzim lipase, dan mengubah zat yang
tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air. g) Hati merombak sel-sel darah merah
yang sudah tua. Hemoglobin dalam darah tersebut dipecah menjadi zat besi, globin, dan
heme.Zat besi dan globin dipakai kembali untuk menghasilkan sel darah merah yang
baru.Sedangkan, heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru.Zat
warna empedu ini mengalami oksidasi di dalam usus menjadi urobilin yang memberi warna
kekuningan pada feses dan urine.
6. FUNGSI HATI f) Hati menghasilkan empedu yang berasal dari hemoglobin sel darah
merah yang telah tua. Empedu disimpan di dalam kantung empedu dan merupakan cairan hijau
serta berasa pahit.Empedu mengandung kolesterol, garam empedu, garam mineral, dan pigmen
bilirubin dan biliverdin.Empedu ini berfungsi untuk mencerna lemak agar mudah diserap tubuh,
membantu daya absorpsi lemak di usus, mengaktifkan enzim lipase, dan mengubah zat yang
tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air. g) Hati merombak sel-sel darah merah
yang sudah tua. Hemoglobin dalam darah tersebut dipecah menjadi zat besi, globin, dan
heme.Zat besi dan globin dipakai kembali untuk menghasilkan sel darah merah yang

baru.Sedangkan, heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru.Zat
warna empedu ini mengalami oksidasi di dalam usus menjadi urobilin yang memberi warna
kekuningan pada feses dan urine.
7. STRUKTUR HATI Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat celah
transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis.Omentum minor terdapat mulai dari sistem
porta yang mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus koledokus. Sistem porta terletak
di depan vena kava dan dibalik kandung empedu. Permukaan anterior yang cembung dibagi
menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan
yang berukuran kira-kira 2 kali lobus kiri.Hati terbagi 8 segmen dengan fungsi yang berbeda.
Pada dasarnya, garis cantlie yang terdapat mulai dari vena cava sampai kandung empedu telah
membagi hati menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan adanya daerah dengan vaskularisasi relatif
sedikit, kadang-kadang dijadikan batas reseksi. Secara mikroskopis didalam hati manusia
terdapat 50.000-100.000 lobuli, setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati
berbentuk kubus yang tersusun radial mengelilingi vena sentralis.Hati tersusun menjadi unit-unit
fungsional yang dikenal sebagi lobulus yaitu susunan heksagonal jaringan yang mengelilingi
sebuah vena sentral.Hati memiliki bagian terkecil yang disebut sel hati (hepatosit).
8. STRUKTUR HATI
9. STRUKTUR HATI Bagian luar hati diselaputi oleh kapsula hepatika.Dalam jaringan hati
terdapat beberapa pembuluh darah yaitu arteri hepatika dan vena portal hepati ka.30% darah di
hati yang diangkut arteri hepatika merupakan darah kaya oksigen.Sedangkan 70% sisanya
diangkut oleh vena portal hepatika mengangkut sari-sari makananan dari usus halus.Pertemuan
antara pembuluh arteri hepatika dan vena portal hepatika membentuk sinosoid dimana
spesialisasi sel terjadi sehingga membentuk sel kupffer.
10. STRUKTUR HATI
11. PENYAKIT DAN GANGGUAN PADA HATI Penyakit hepatitis (penyakit kuning)
disebabkan oleh virus.Virus hepatitis dapat menular melalui makanan, minuman, jarum suntik,
dan transfusi darah.Penderita hepatitis mengalami kerusakan pada sel hatinya, sehingga empedu
beredar ke seluruh tubuh.Akibatnya, warna tubuh menjadi kekuningan. Ada beberapa jenis
hepatitis, yaitu: 1. Hepatitis A, dapat ditularkan melalui makanan dan minuman. Ditandai dengan
infeksi dalam jangka waktu lama.Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian antibodi dan
vaksin.
12. PENYAKIT DAN GANGGUAN PADA HATI 2. Hepatitis B ditularkan melalui darah
atau cairan tubuh yang terinfeksi, atau dari ibu ke bayi yang dilahirkan.Kebanyakan penderita
dapat sembuh dan mendapat kekebalan.Tetapi, ada juga yang berkembang menjadi penyakit hati
kronis bahkan menjadi kanker.Penderita dapat sembuh dengan interferon, obat penghenti
perbanyakan virus dan pemberian vaksin. 3. Hepatitis C, ditularkan melalui cairan tubuh(Darah).
Hepatitis C juga dapat menyebabkan kanker hati, tetapi biasanya tidak menimbulkan
gejala.Hepatitis C sulit didiagnosis, dan menimbulkan gejala yang parah, biasanya 20 tahun
setelah infeksi terjadi.Penyakit ini belum ada vaksinnya, tetapi pemberian interferon dan obatobatan yang dapat menghambat perbanyakan virus dapat membantu.
13. PENYAKIT DAN GANGGUAN PADA HATI 4. Penyakit kuning Penyakit kuning
disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat
dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi
kuning.Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan,
dan kuku jaripun berwarna kuning.Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh
darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan empedu.

14. PENYAKIT DAN GANGGUAN PADA HATI 5. Sirosis Hati (Pengerasan Organ Hati)
Penyakit hati kronik yang dianggap dalam dunia kedokteran penyakit irreversible, ditandai
dengan kerusakan pada jaringan hati. Namun masih diusahakan perbaikan, untuk menunda
proses kerusakan lebih lanjut. Gejalanya : Kembung, banyak angin di perut, nyeri pada daerah
ulu hati. Perut mengeras dan membesar. Demam dan meriang, juga sulit untuk
bergerak.Penyebabnya : Kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan dan minuman ber-alkohol.
Infeksi oleh virus dan bakteri. Adanya sel tumor dan kanker, sehingga menghambat kerja organ
liver. Penumpukan racun dalam tubuh yang berlebihan dan kurang istirahat.
15. PENYAKIT DAN GANGGUAN PADA HATI SIROSIS PADA HATI

Bagian-Bagian Alat Ekskresi Hati (dalam Bahasa Indonesia)

Nah, kini saya akan memberikan bagian-bagian alat ekskresi hati. Hati
adalah salah satu alat pada sistem ekskresi pada manusia.Di atas adalah
gambar anatomi hati beserta detailnya dalam Bahasa Indonesia. Nah, ini dia
bagian-bagian alat ekskresi hati:

Penampang anterior

Vena cava inferior

Penampang posterior

Ligamentum falsiform

Ligamentum triangular kiri

Lobus kaudatus

Ligamentum koroner

Lobus kanan

Lobus kiri

Ports hepatis

V. hepatica

Proc. caudatus

Lig. triangular kanan

V. porta

A. hepatica

Lobus quadratus

Ligamentum teres

Empedu

Ductus biliaris

Struktur dan Fungsi Hati Manusia


Struktur dan Fungsi Hati Manusia - Hati pada bagian luar dilengkapi oleh selaput tipis
yang disebut selaput hati (kapsula hepatica).Dalam jaringan hati terdapat beberapa pembuluh
darah.Pembuluh arteri hepatikus dan vena portal hepatikus mengalami percabangan yang disebut
sinusoid. Sinusoid pada vena portal hepatikus akan membentuk vena. Jaringan hati ini tersusun
oleh sel-sel hati yang disebut hepatosit. Antar lapisan hepatosit dipisahkan oleh lakuna,
sedang antara hepatosit satu dengan yang lain dipisahkan oleh kanalikuli yang merupakan tempat
dihasilkannya empedu. Kanalikuli-kanalikuli ini kemudian bergabung membentuk pembuluh
empedu yang berfungsi mengangkut cairan empedu menuju kantong empedu.Kantong empedu
sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum empedu dialirkan ke duodenum.Perhatikan
Gambar 1 dan 2.

Gambar 1. Organ hati sebagai alat ekskresi

Gambar 2. Struktur hati manusia


Pada sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk sel kupffer.Sel kupffer ini mempunyai
sifat fagositosis. Apabila dalam proses pencernaan di usus halus terdapat organisme asing atau
zat-zat berbahaya maka sel-sel ini akan menghancurkan organisme asing atau zat
berbahaya tersebut dengan cara fagositosis. Dari proses penghancuran ini akan menghasilkan
pigmen bilirubin. Bilirubin kemudian dialirkan ke kanalikuli dan diekskresikan sebagai
empedu. Hal inilah yang membuat hati berfungsi sebagai alat ekskresi.Empedu berupa cairan
berwarna kehijauan dan berasa pahit. Empedu mempunyai pH sekitar 77,6 dan mengandung
kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen bilirubin dan biliverdin. Apabila saluran
empedu tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita
menjadi kekuningan.Oleh karena itu, orang yang mengalaminya diindikasikan menderita
penyakit kuning.

Mengapa Feses dan Urine Berwarna Kuning ?


Di dalam hati, sel-sel eritrosit dirombak, hemoglobin dalam eritrosit dipecah menjadi zat
besi, globin, dan heme.Zat besi disimpan di hati, kemudian dikembalikan ke sumsum
tulang. Globin dipakai lagi dalam metabolisme protein.Heme diubah menjadi bilirubin dan
biliverdin yang berwarna hijau biru dan disimpan dalam kantong empedu.Dari kantong empedu,
zat ini dikeluarkan ke usus.Bilirubin yang berwarna kuning kecokelatan.Zat warna inilah yang
memberikan warna pada feses dan urine.

Anda mungkin juga menyukai