Anda di halaman 1dari 9

Perilaku yang berbeda terlihat untuk batubara / kayu campuran India terhadap

persepsi umum penurunan suhu pengapian dengan penambahan kayu volatilitas


tinggi. Hal ini disebabkan karena kayu dan batu bara terbakar secara
independen. Hal ini menunjukkan bahwa rilis awal volatil karena penambahan
bahan bakar reaktif yang tinggi tidak selalu menghasilkan penurunan temperatur
pengapian, melainkan tergantung pada berbagai faktor lain seperti ketersediaan
oksigen dan partikel laju pemanasan. Diharapkan bahwa bahan bakar yang
sangat reaktif seperti kayu dapat meningkatkan kelelahan batubara karena
perbedaan reaktivitas bahan-bahantersebut.yang memiliki penurunan berat lebih
lama.
https://www.translate.com/english/perilaku-yang-berbeda-terlihat-untukbatubara-kayu-campuran-india-terhadap-persepsi-umum-penurunan/43135902

BAB II
MEKANIKA BATUAN DALAM PERTAMBANGAN
A. Pendahuluan
Aplikasi Mekanika Batuan Dalam Dunia Pertambangan Defenisi mekanika batuan
telah diberikan oleh beberapa ahli atau komisi-komisi yang bergerak dibidang ilmu-ilmuu
tersebut.
1. Menurut Us National Commite On Rock Mechanics.
Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku (behaviour)
batuan baik secara teoritis maupun terapan yang merupakan cabang dari jumlah mekanika
yang berkenaan dengan setiap batuan terhadap medan-medan gaya pada lingkungannya.
2. Menurut Tablore.
Mekanika batuan adalah sebuah teknik yang juga sebuah sains yang tujuannya adalah
mempelajari perilaku batuan ditempat asalnya untuk dapat mengendalikan pekerjaanpekerjaan yang dibuat pada batuan tersebut.
3. Menurut Coates.
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari efek dari gaya atau tekanan pada sebuah
benda.
4. Menurut Umum.
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari sifat dan perilaku batuan bila dikenakan
gaya atau tekanan.
Bagaimana Sifat Batuan Yang Sebenarnya Di Alam Sebelum Dilakukan Kegiatan
Penambangan. Sifat batuan yang sebenarnya di alam sebelum dilakukan kegiatan
penambangan antara lain :
a. Heterogena) Jenis mineral pembentuk batuan yang berbeda.
b. Ukuran dan bentuk partikel atau butir berbeda di dalam batuan.
c. Ukuran, bentuk dan penyebaran void berbeda di dalam batuan.
Diskontiniu Massa batuan di alam tidak kontiniu (diskontiniu) karena adanya bidangbidang lemah (crack, joint, fault, fissure) dimana kekerapan, perluasan dan orientasi dari
bidang-bidang lemah tersebut tidak kontiniu.Anisotrope Karena sifat batuan yang heterogen,
diskontiniu, anisotrope uk dapat menghitung secara matematis sebuah lubang bukaan yang
disekitarnya terdiri dari batuan, yang mempunyai sifat homogen, kontiniu dan isotrop.
Bagaimana Ciri-Ciri Mekanika Batuan Bekerja Pada Sebuah Batuan.
Didalam ukuran besar, solid dan massa batuan yang kuat atau keras, maka batuan
dianggap kontiniu. Bagaimanapun juga karena keadaan alamiah dan lingkungan geologi,
maka batuan tidak kontiniu (diskontiniu) karena adanya kekar, fissure, schistoty, crack,

cavities dan diskontinuitas lainnya. Untuk kondisi tertentu, dapat dikatakan bahwa mekanika
batuan adalah mekanika diskontiniu atau mekanika dari struktur batuan.
Secara mekanika, batuan adalah sistem Multiple Body. Analisis mekanika tanah
dilakukan pada bidang, sedang analisis mekanika batuan dilakukan pada bidang dan ruang.
Mekanika batuan dikembangkan secara terpisah dari mekanika tanah, tetapi ada beberapa
bagian yang tumpang tindih.
Mekanika batuan banyak menggunakan :
a. Teori elastisitas
b. Teori plastisitas
c. Dan mempelajari batuan, sitem struktur batuan secara eksperimen
Selain itu juga faktor-faktor penyebab tekanan batuan antara lain :
a. Berat batuan itu sendiri, merupakan perkalian bobot isi batuan denga kedalaman
letaknya dari permukaan bumi.
b. Tegangan pada batuan di bawah permukaan yang terjadi apabila disekitar batuan
terdapat gejala geologi seperti perlipatan da patahan. Dengan dibukanya lubang
bukaan maka akan terjadi pelepasan energi secara tiba-tiba.
c. Absorbsi air. Batuan yang sifatnya menyerap air akan lebih mudah terintegrasi
kekuatannya karena cenderung mengalami tingkat pelapukan dan swelling yang
tinggi. Pada lubang bukaan, kuat tarik terdistribusi di bagian atap dan lantai
sedangkan kuat tekan di dinding terowongan. Berikut ini diperlihatkan beberapa
kekuatan batuan pada kondisi batuan kering.
Secara umum tegangan tergantung pada :
a. Tegangan dimana dia dikenakan.
b. Orientasi dari luas permukaan dimana dia dikenakan.
c. Sistem dari gaya-gaya luar yang dikenakan pada sebuah benda.
Bagaimana Aplikasi Mekanika Batuan Di DalamDunia Pertambangan Semua bahan
galian yang di tambang baik itu ditambang secara tambang terbuka ataupun tambang bawah
tanah, sangat berhubungan dengan batuan. Karena semua bahan-bahan galian tersebut
menempel ataupun berada didalam batuan itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan suatu cara,
teknik, bagaimana cara memisahkan bahan galian tersebut dari batuan-batuan yang tidak
bermamfaat. Karena batuan mimiliki sifat-sifat yang berbeda pada tiap jenis batuannya,
diskontiniu dan anisotrope, maka dalam hal ini dibutuhkan suatu teknik yaitu mekanika
batuan. Telah dijelaskan sebelumnya pengertian mekanika batuan, dimana fungsi dari pada

mekanika batuan tersebut adalah mempelajari bagaimana sifat, cara dan teknik agar proses
kegiatan penambangan tidak terganggu.

http://fardensaragih.blogspot.co.id/2012/03/mekanika-batuan-dalam-pertambangan.html
Mengenal Dasar Teknik Mekanika Batuan ialah menafsirkan tentang asal-usul dan
mekanisme pembentukan suatu struktur geologi akan menjadi lebih mudah apabila kita
memahami prinsip-prinsip dasar mekanika batuan, yaitu tentang konsep gaya (force), tegasan
(stress), tarikan (strain) dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi karakter suatu
materi/bahan.
1. Gaya (Force)
Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah pergerakan suatu benda.
Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu benda (seperti gaya gravitasi dan
elektromagnetik) atau bekerja hanya pada bagian tertentu dari suatu benda (misalnya gayagaya yang bekerja di sepanjang suatu sesar di permukaan bumi).
Gaya gravitasi merupakan gaya utama yang bekerja terhadap semua obyek/materi yang ada di
sekeliling kita. Besaran (magnitud) suatu gaya gravitasi adalah berbanding lurus dengan
jumlah materi yang ada, akan tetapi magnitud gaya di permukaan tidak tergantung pada luas
kawasan yang terlibat. Satu gaya dapat diurai menjadi 2 komponen gaya yang bekerja dengan
arah tertentu, dimana diagonalnya mewakili jumlah gaya tersebut. Gaya yang bekerja diatas
permukaan dapat dibagi menjadi 2 komponen yaitu: satu tegak lurus dengan bidang
permukaan dan satu lagi searah dengan permukaan.

Pada kondisi 3-dimensi, setiap komponen gaya dapat dibagi lagi menjadi dua komponen
membentuk sudut tegak lurus antara satu dengan lainnya. Setiap gaya, dapat dipisahkan
menjadi tiga komponen gaya, yaitu komponen gaya X, Y dan Z.
2. Tekanan Litostatik
Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air dikenal sebagai tekanan
hidrostatik. Tekanan hidrostatik yang dialami oleh suatu benda yang berada di dalam air
adalah berbanding lurus dengan berat volume air yang bergerak ke atas atau volume air yang
dipindahkannya.
Sebagaimana tekanan hidrostatik suatu benda yang berada di dalam air, maka batuan yang
terdapat di dalam bumi juga mendapat tekanan yang sama seperti benda yang berada dalam
air, akan tetapi tekanannya jauh lebih besar ketimbang benda yang ada di dalam air, dan hal
ini disebabkan karena batuan yang berada di dalam bumi mendapat tekanan yang sangat
besar yang dikenal dengan tekanan litostatik. Tekanan litostatik ini menekan kesegala arah
dan akan meningkat ke arah dalam bumi.
3. Tegasan (Stress forces)
Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu benda. Tegasan
juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada batuan sebagai respon dari
gaya-gaya yang berasal dari luar. Tegasan dapat didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada
luasan suatu permukaan benda dibagi dengan luas permukaan benda tersebut: Tegasan (P)=
Daya (F) / luas (A).
Tegasan yang bekerja pada salah satu permukaan yang mempunyai komponen tegasan
prinsipal atau tegasan utama, yaitu terdiri daripada 3 komponen, yaitu: P, Q dan R.
Tegasan pembeda adalah perbedaan antara tegasan maksimal (P) dan tegasan minimal (R).
Sekiranya perbedaan gaya telah melampaui kekuatan batuan maka retakan/rekahan akan
terjadi pada batuan tersebut. Kekuatan suatu batuan sangat tergantung pada besarnya tegasan
yang diperlukan untuk menghasilkan retakan/rekahan.
4. Gaya Tarikan (Tensional Forces)

Gaya Tegangan merupakan gaya yang dihasilkan oleh tegasan, dan melibatkan perubahan
panjang,

bentuk

(distortion)

atau

dilatasi

(dilation)

atau

ketiga-tiganya.

Bila terdapat perubahan tekanan litostatik, suatu benda (homogen) akan berubah volumenya
(dilatasi) tetapi bukan bentuknya. Misalnya, batuan gabro akan mengembang bila gaya
hidrostatiknya diturunkan. Perubahan bentuk biasanya terjadi pada saat gaya terpusat pada
suatu benda. Bila suatu benda dikenai gaya, maka biasanya akan dilampaui ketiga fasa, yaitu
fasa elastisitas, fasa plastisitas, dan fasa pecah. Bahan yang rapuh biasanya pecah sebelum
fase plastisitas dilampaui, sementara bahan yang plastis akan mempunyai selang yang besar
antara sifat elastis dan sifat untuk pecah. Hubungan ini dalam mekanika batuan ditunjukkan
oleh tegasan dan tarikan.
Kekuatan batuan, biasanya mengacu pada gaya yang diperlukan untuk pecah pada suhu dan
tekanan permukaan tertentu. Setiap batuan mempunyai kekuatan yang berbeda-beda,
walaupun terdiri dari jenis yang sama. Hal ini dikarenakan kondisi pembentukannya juga
berbeda-beda.
Batuan sedimen seperti batupasir, batugamping, batulempung kurang kuat dibandingkan
dengan batuan metamorf (kuarsit, marmer, batusabak) dan batuan beku (basalt, andesit,
gabro).
Batuan yang terdapat di Bumi merupakan subyek yang secara terus menerus mendapat gaya
yang berakibat tubuh batuan dapat mengalami pelengkungan atau keretakan. Ketika tubuh
batuan melengkung atau retak, maka kita menyebutnya batuan tersebut terdeformasi (berubah
bentuk dan ukurannya). Penyebab deformasi pada batuan adalah gaya tegasan (gaya/satuan
luas). Oleh karena itu untuk memahami deformasi yang terjadi pada batuan, maka kita harus
memahami konsep tentang gaya yang bekerja pada batuan. Tegasan (stress) dan tegasan tarik
(strain stress) adalah gaya gaya yang bekerja di seluruh tempat dimuka bumi. Salah satu jenis
tegasan yang biasa kita kenal adalah tegasan yang bersifat seragam (uniform-stress) dan
dikenal sebagai tekanan (pressure). Tegasan seragam adalah suatu gaya yang bekerja secara
seimbang kesemua arah. Tekanan yang terjadi di bumi yang berkaitan dengan beban yang
menutupi batuan adalah tegasan yang bersifat seragam. Jika tegasan kesegala arah tidak sama
(tidak seragam) maka tegasan yang demikian dikenal sebagai tegasan diferensial.
Tegasan diferensial dapat dikelompokaan menjadi 3 jenis, yaitu:

Tegasan tensional (tegasan extensional) adalah tegasan yang dapat mengakibatkan


batuan mengalami peregangan atau mengencang.

Tegasan kompresional adalah tegasan yang dapat mengakibatkan batuan mengalami


penekanan.

Tegasan geser adalah tegasan yang dapat berakibat pada tergesernya dan
berpindahnya batuan.

Ketika batuan terdeformasi maka batuan mengalami tarikan. Gaya tarikan akan merubah
bentuk, ukuran, atau volume dari suatu batuan. Tahapan deformasi terjadi ketika suatu batuan
mengalami peningkatan gaya tegasan yang melampaui 3 tahapan pada deformasi batuan.
Gaya tarikan dan gaya tegasan yang terjadi pada proses deformasi batuan.

Deformasi yang bersifat elastis (Elastic Deformation) terjadi apabila sifat gaya
tariknya dapat berbalik (reversible).

Deformasi yang bersifat lentur (Ductile Deformation) terjadi apabila sifat gaya
tariknya tidak dapat kembali lagi (irreversible).

Retakan / rekahan (Fracture) terjadi apabila sifat gaya tariknya yang tidak kembali
lagi ketika batuan pecah/retak.

Kita dapat membagi material menjadi 2 (dua) kelas didasarkan atas sifat perilaku dari
material ketika dikenakan gaya tegasan padanya, yaitu :

Material yang bersifat retas (brittle material), yaitu apabila sebagian kecil atau
sebagian besar bersifat elastis tetapi hanya sebagian kecil bersifat lentur sebelum
material tersebut retak/pecah (gambar 4-3 kiri).

Material yang bersifat lentur (ductile material) jika sebagian kecil bersifat elastis dan
sebagian besar bersifat lentur sebelum terjadi peretakan / fracture (gambar 4-3 kanan).

Bagaimana suatu batuan / material akan bereaksi tergantung pada beberapa faktor,
antara lain adalah:
1. Temperatur Pada temperatur tinggi molekul molekul dan ikatannya dapat
meregang dan berpindah, sehingga batuan/material akan lebih bereaksi pada
kelenturan dan pada temperatur, material akan bersifat retas.
2. Tekanan bebas pada material yang terkena tekanan bebas yang besar akan sifat
untuk retak menjadi berkurang dikarenakan tekanan disekelilingnya cenderung untuk
menghalangi terbentuknya retakan. Pada material yang tertekan yang rendah akan
menjadi bersifat retas dan cenderung menjadi retak.
3. Kecepatan tarikan Pada material yang tertarik secara cepat cenderung akan retak.
Pada material yang tertarik secara lambat maka akan cukup waktu bagi setiap atom
dalam material berpindah dan oleh karena itu maka material akan berperilaku /
bersifat lentur.
4. Komposisi Beberapa mineral, seperti Kuarsa, Olivine, dan Feldspar bersifat sangat
retas. Mineral lainnya, seperti mineral lempung, mica, dan kalsit bersifat lentur. Hal
tersebut berhubungan dengan tipe ikatan kimianya yang terikat satu dan lainnya. Jadi,
komposisi mineral yang ada dalam batuan akan menjadi suatu faktor dalam
menentukan tingkah laku dari batuan. Aspek lainnya adalah hadir tidaknya air. Air
kelihatannya berperan dalam memperlemah ikatan kimia dan mengitari butiran
mineral sehingga dapat menyebabkan pergeseran. Dengan demikian batuan yang
bersifat basah cenderung akan bersifat lentur, sedangkan batuan yang kering akan
cenderung bersifat retas.
http://dapurtambang.blogspot.co.id/2013/10/dasar-teknik-mekanika-batuan-dalam.html
Mekanika batuan adalah ilmu teoritis dan ilmu terapan dari perilaku mekanik batuan dan
massa batuan; Dalam geologi, mekanika batuan adalah cabang mekanika yang mengkaji
tentang respon batuan dan massa batuan terhadap medan gaya dari lingkungan mereka.
Mekanika batuan merupakan bagian dari subjek yang lebih luas yakni geomekanika, yang
mengkaji tentang tanggapan mekanik dari semua material geologi, termasuk tanah. Mekanika

batuan, seperti yang diterapkan di geologi teknik, pertambangan, perminyakan, dan


praktik teknik sipil, memerhatikan penerapan prinsip-prinsip mekanika rekayasa untuk desain
struktur batuan yang dihasilkan oleh pertambangan, pengeboran, produksi waduk, atau
kegiatan konstruksi sipil seperti pembangunan terowongan, lubang tambang, penggalian
bawah tanah, tambang terbuka, sumur minyak dan gas, pemotongan jalan, repositori limbah,
dan struktur lainnya yang dibangun dengan batuan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_batuan

Anda mungkin juga menyukai