Anda di halaman 1dari 5

MANGGA ( Mangifera indica L )

Mangga adalah nama sejenis buah dan nama pohon. Mangga termasuk ke
dalam Marga Mangifera ,terdiri dari 35 -40 anggota dan suku Anacardiaceae.
Nama ilmiah mangga
tumbuhan tingkat tinggi

adalah

Mangifera indica . Pohon mangga termasuk

dengan

struktur batangnya ( habitus ) termasuk

kelompok arboreus , yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang


lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai tinggi 10-40 m (USDA).
Ciri-ciri fisik tanaman mangga adalah sebagai berikut: daun berwarna
hijau,

berselang seling, dan mempunyai bentuk lonjong, dengan panjang

sebanyak 15-35

cm dan lebar 6-16 cm. Daun yang masih muda biasanya

berwarna kemerahan, keunguan atau kekuningan, yang kemudian hari akan


berubah pada bagian

permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat ,

sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Daun berpangkal


lancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung meruncing, dengan 12 -30
tulang daun sekunder (Janick & Paul , 2008).
Bunga berbentuk bulir ujungnya dengan panjang 1-1,5 cm, ukuran bunga
kecil dan berwarna putih, dengan lima kelopak yang panjangnya 5-10 mm,
apabila kelopak bunga mangga rontok, buah akan matang setelah 3-6 bulan.
Apabila masak buah akan terjuntai-juntai dari dahan dengan tangkai yang
panjang, ukuran buah panjang antara 10-25 cm, diameter 7-12 cm. Berat hingga
2,5 kg dan memberikan bau yang wangi. Warna buah yang masak antara warna
kuning, jingga, atau merah pada bagian yang menghadap ke matahari, dan warna
kuning pada bagian yang tidak menghadap ke matahari (Redaksi Agromedia,
2007).

Klasifikasi botani tanaman mangga adalah sebagai berikut: Divisi

Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Keluarga :


Anarcadiaceae Genus : Mangifera Spesies : Mangifera spp. Jenis yang banyak
ditanam di Indonesia

Mangifera indica

L. yaitu mangga arumanis, golek,

gedong, manalagi dan cengkir dan Mangifera foetida yaitu kemang dan kweni.
Perbanyakan Tanaman Mangga
1) Perbanyakan dengan Biji
a) Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji
dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.
b) Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan media tanah
kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula
mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas
tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman,
tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab. Biji
ditanam dengan perut ke arah

bawah supaya akar tidak bengkok. Selama

penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan
berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu
yang benar-benar kuat dan baik. Bibit di kotak

persemaian harus

dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm.


Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan

tumbuh

abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6


bulan.
2) Okulasi

Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas
yang buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya
kuat). Batang

bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yang sudah

berumur 9-12 bulan.

Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi)

dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di musim kemarau
agar bagian yang ditempel tidak busuk.
3) Pencangkokan
Batang yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal dari tanaman
berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan
diberitanah dan pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau sabut
kelapa.
Sambung Pucuk (garfting)
Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan
batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa
sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk
tanaman baru.
Grafting ini bukanlah sekedar pekerjaan menyisipkan dan menggabungkan
suatu bagian tanaman, seperti cabang, tunas atau akar pada tanaman yang lain.
Melainkan sudah merupakan suatu seni yang sudah lama dikenal dan banyak
variasinya. Sharocks (1672) dalam Wudianto (2002) menyatakan bahwa seni
grafting ini telah digemari sejak dua abad yang lalu, yaitu sekitar abad ke-15 dia
menggambarkan betapa pelik dan banyaknya ragam dari seni grafting ini.
Disamping itu Thouin dalam Wudianto (2002) mengatakan bahwa ada 119 bentuk

grafting. Dari sekian banyak grafting ini digolongkan menjadi tiga golongan besar
yaitu :
1. Bud-grafting atau budding, yang kita kenal dengan istilah okulasi.
2. Scion grafting, lebih populer dengan grafting saja, yaitu sambung pucuk atau
enten.
3. Grafting by approach atau inarching, yaitu cara menyambung tanaman sehingga
batang atas dan batang bawah masih berhubungan dengan akarnya masingmasing.
Penyambungan disini berarti penyatuan antara batang atas (sepotong
cabang dengan dua atau tiga tunas vegetatif) dengan batang bawah yang sehingga
gabungan ini bersama-sama membentuk individu yang baru.
Batang bawah sering juga disebut stock atau rootstock atau bahasa
belandanya onder stam. Ciri dari batang ini adalah batang masih dilengkapi
dengan akar, sedangkan batang atas yang disambungkan sering disebut entris atau
scion. Batang atas dapat berupa potongan batang atau bisa juga cabang pohon
induk, kadang-kadang untuk penyambungan ini memerlukan batang perantara
(Inter-Stock). Agar batang atas dan batang bawah bisa terus merupakan perpaduan
yang kekal, maka sebaiknya dipilih batang atas dan batang bawah yang masih
mempunyai hubungan keluarga dekat. Hal demikian tidak selamanya benar,
klasifikasi botani biasanya hanya berdasarkan sifat-sifat reproduksinya, sedangkan
penyambungan justru yang dipertimbangkan adanya persamaan sifat-sifat
vegetatif tanaman. Selama ini yang digunakan sebagai patokan untuk melakukan
penyambungan adalah berdasarkan sifat botaninya, maka tidak jarang suatu
penyambungan mengalami kegagalan. (Wudianto. 2002).

Anda mungkin juga menyukai