PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Monoclonal antibody adalah antibody monospesifik yang dapat mengikat
satu epitope saja. Monoclonal antibody adalah antibody sejenis yang diproduksi
oleh sel plasma klon sel-sel positif sejenis. Antibody ini dibuat oleh sel-sel
hybridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel positif Limpa dan sel myeloma)
yang dikultur. Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan antibody adalah
limpa. Fungsi antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan.
Monoclonal antibody adalah zat yang diproduksi oleh sel gabungan tipe
tunggal yang memiliki kekhususan tambahan. Ini adalah komponen penting dari
sistem kekebalan tubuh. Mereka dapat mengenali dan mengikat ke antigen yang
spesifik. Pada teknologi antibody monklonal, sel tumor yang dapat mereplikasi
tanpa henti digabungkan dengan sel mamalia yang memproduksi antibody. Hasil
penggabungan sel ini adalah hybridoma, yang akan terus memproduksi antibody.
Monoclonal antibody mengenali setiap determinan antigen ( bagian dari
makromolekul yang dikenali oleh sistem kekebalan tubuh/epitopee ). Mereka
menyerang molekul targetnya dan mereka bisa memilah antara epitopee yang
sama. Selain sangat spesifik, mereka memberikan landasan untuk perlindungan
melawan patogen. Monoclonal antibody sekarang telah digunakan untuk banyak
masalah diagnostik seperti : mengidentifikasi agen infeksi, mengidentifikasi
tumor, antigen dan autoantibody, mengukur protein dan level drug pada serum,
mengenali darah dan jaringan, mengidentifikasi sel spesifik yang terlibat dalam
respon kekebalan dan mengidentifikasi serta mengkuantifikasi hormon.
B. Tujuan Makalah
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bioteknologi
Farmasi tahun ajaran 2015/2016 dan mengkaji lebih dalam mengenai topik
terkait monoclonal antibody.
1
Monoclonal Antibody
C. Manfaat
Untuk mengetahui pemanfaatan dan atau aplikasi monoclonal antibody.
Untik menambah pemahaman mengenai monoclonal antibody.
Untuk mengetahui bagaimana cara mendapatkan monoclonal antibody
dengan baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Monoclonal Antibody
Pada tahun 1908 Metchnikoff dan Erlich mengemukakan mengenai teori
imunologi yang membawa perubahan besar pada pemanfaatan antibody untuk
mendeteksi adanya antigen (zat asing) dalam tubuh. Sebelum ditemukannya
teknologi monoclonal antibody antibody dahulunya diperoleh dengan cara
konvensional yakni mengimunisasi hewan percobaan, mengambil darahnya dan
mengisolasi antibody dalam serum sehingga menghasilkan monoclonal antibody.
Selain itu bila diproduksi dalam jumlah besar monoclonal antibody jumlah
antibody spesifik yang diproduksi juga sangat sedikit, sangat heterogen dan sangat
2
Monoclonal Antibody
sulit menghilangkan antibody lain yang tidak diinginkan (Radji M. 2010). Maka
dari itu dilakukan serangkaian penelitian untuk membuat antibody spesifiik secara
in vitro, sehingga dapat diproduksi antibody spesifik dalam jumlah besar, dan
tidak terkontaminasi dengan antibody lain.
Tahun 1975, Geoges Kohler, Cesar Milstein, dan Niels Kaj Jerne
menemukan cara baru dalam membuat antibody dengan mengimunisasi hewan
percobaan, kemudia limfositnya difusikan dengan sel myeloma, sehingga sel
hybrid dapat dibiakkan terus menerus. Sel myeloma adalah sel limfosit B yang
abnormal yang mampu bereplikasi terus menerus dan menghasilkan sebuah
antibody spesifik berupa paraprotein sel myeloma disebut juga dengan sel B
kanker. Antibody tersebut lebih spesifik dibanding antibody poliklonal karena
dapat mengikat epitod antigen dan dapat dalam jumlah yang tak terbatas. Definisi
epitod sendiri adalah daerah spesifik pada antigen yang dapat dikenali oleh
antibody (Riechmann, 1992). Antibody yang homogen dan spesifik ini disebut
monoclonal antibody.
Monoclonal antibody dibuat dengan cara penggabungan atau fusi dua jenis
sel yakni sel limfosit B yang memproduksi antibody dengan sel kanker (sel
myeloma) yang dapat hidup dan membelah terus menerus. Hasil fusi antara sel
limfosit B dengan sel kanker secara in vitro disebut dengan hybridoma. Apabila
sel hybridoma dibiakkan dalam kultur sel, sel yang secara genetik mempunyai
sifat identik akan memproduksi antibody sesuai dengan antibody yang diproduksi
oleh sel aslinya yaitu sel limfosit B. Hal yang perlu diperhatikan adalah
pembelahan sel klon yang identik yang dapat mensekresi antibody yang spesifik.
Karena antibody yang diproduksi berasal dari sel hybridoma tunggal (mono-klon),
maka antibody yang diproduksi disebut dengan monoclonal antibody.
Monoclonal antibody adalah zat yang diproduksi oleh sel gabungan tipe
tunggal yang memiliki kekhususan tambahan. Ini adalah komponen penting dari
sistem kekebalan tubuh. Mereka dapat mengenali dan mengikat ke antigen yang
spesifik.
3
Monoclonal Antibody
Pada teknologi antibody monklonal, sel tumor yang dapat mereplikasi tanpa
henti digabungkan dengan sel mamalia yang memproduksi antibody. Hasil
penggabungan sel ini adalah hybridoma, yang akan terus memproduksi antibody.
Monoclonal antibody mengenali setiap determinan yang antigen ( bagian dari
makromolekul yang dikenali oleh sistem kekebalan tubuh/epitope ). Mereka
menyerang molekul targetnya dan mereka bisa memilah antara epitope yang sama.
Selain sangat spesifik, mereka memberikan landasan untuk perlindungan melawan
patogen.
Monoclonal antibody sekarang telah digunakan untuk banyak masalah
diagnostik seperti :
1. Mengidentifikasi agen infeksi.
2. Mengidentifikasi tumor, antigen dan antibody auto.
3. Mengukur protein dan level drug pada serum.
4. Mengenali darah dan jaringan.
5. Mengidentifikasi sel spesifik yang terlibat dalam respon kekebalan
dan mengidentifikasi serta mengkuantifikasi hormon.
Terapi monoclonal antibody merupakan bentuk pasif dari imunoterapi,
karena antibody dibuat dalam kuantitas besar di luar tubuh (di laboratorium). Jadi
terapi ini tidak membutuhkan sistem imun pasien untuk bersikap aktif melawan
kanker. Antibody diproduksi secara masal dalam laboratorium dengan
menggabungkan sel myeloma (tipe kanker sumsum tulang) dari sel B mencit yang
menghasilkan antibody spesifik. Sel hasil penggabungan ini disebut hybridoma.
Kombinasi sel B yang bisa mengenali antigen khusus dan sel myeloma yang
hidup akan membuat sel hybridoma menjadi semacam pabrik produksi antibody
yang tidak ada habisnya. Karena semua antibody yang dihasilkan identik, berasal
dari satu (mono) sel hybridoma, mereka disebut monoclonal antibody (kadang
disingkat MoAbs atau MAbs). Ilmuwan bisa membuat monoclonal antibody yang
mampu bereaksi dengan antigen spesifik berbagai jenis sel kanker. Dengan
ditemukannya lebih banyak lagi antigen kanker, berarti akan semakin banyak
monoclonal antibody yang bisa digunakan untuk terapi berbagai jenis kanker.
yangterdapat
dalam
jumlah
besar
pada
sel-sel
kankerpayudara).
b) Rituximab, digunakan untuk terapi sel B pada limfoma nonHodgkin,
bereaksi
dengan
sasaran
antigen
CD20
yang
ditemukanpada sel B.
c) Alemtuzumab, diigunakan untuk terapi B cell lymphocytic
leukimia (B-CLL) kronik yang sudah mendapat kemoterapi,
Senyawa ini menyerang antigen CD52, yang terdapat pada sel B
maupun sel T.
d) Cetuximab, digunakan untuk kanker kolorektal stadium lanjut
(bersamaan dengan obat kemoterapi irinotechan) dan kanker leher
dan kepala yang tidakbisa dilakukan tindakan pembedahan.
Senyawa ini ditujukan untuk protein epidermal growth factor
receptors (EGFR),dimana EFGR terdapat dalam jumlah besar pada
beberapa sel kanker.
e) Bevacizumab, bekerja melawan protein Vascular Endhotelial
Growth Factor (VEGF) yang normalnya membantu tumor untuk
membangun jaringan pembuluh darah baru (angiogenesis).
5
Monoclonal Antibody
FDA
untuk
terapi
kanker
adalah
Brentuximab
FDA menyetujui
6
Monoclonal Antibody
menunjukkan
respon
terhadap
Rituximab
(Rituxan)atau
kemoterapi.
c) Immunotoksin
Immunotoksin adalah antibody monoclonal dikonjugasikan dengan
racun. Imunotoksin dibuat dengan menempelkan racun yang
berasal dari tanaman maupun bakteri pada antibody monoclonal.
Berbagai
racun
dibuat
untuk
ditempelkan
pada
antibody
7
Monoclonal Antibody
BAB III
PEMBAHASAN
Teknologi monoclonal antibody yaitu teknologi menggunakan sel-sel
sistem imunitas yang membuat protein yang disebut antibody. Sistem kekebalan
kita tersusun dari sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk melokalisir dan
menghancurkan substansi yang dapat memasuki tubuh kita. Tipe-tipe sel
mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat membedakan dari sel
tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing (non self). Salah satu dari sel tersebut adalah
sel limfosit B yang mampu menanggapi masuknya substansi asing denngan
spesivitas yang luar biasa.
mengenali satu jenis antigen. Antibody inilah yang dikenal sebagai Monoclonal
Antibody.
Proses pembuatan Monoclonal Antibody melalui 5 tahapan yaitu :
1. Imunisasi tikus dan seleksi tikus donor untuk pengembangan sel
hybridoma Tikus
diimunisasi dengan
antigen
tertentu untuk
10
Monoclonal Antibody
11
Monoclonal Antibody
monoclonal
menggunakan
mekanisme
kombinasi
untuk
13
Monoclonal Antibody
15
Monoclonal Antibody
16
Monoclonal Antibody
monoclonal
antibody
juga
banyak
dipakai
untuk
17
Monoclonal Antibody
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
jumlah besar.
Cara mendapatkannya melalui beberapa tahap, antara lain : imunisasi
mencit, fusi sel limfa dan sel myeloma, imunisasi sel induk yang tidak
kanker.
Memilik beberapa efek samping akibat penggunaannya dalam terapi
kanker hingga beberapa diantaranya menjadikan pasien berada dalam
keadaan gawaat darurat
B. Saran
Lebih banyak untuk membaca literatur tentang Monoclonal Antibody untuk
mengetahui lebih lengkapnya dan mungkin bisa memberi saran setelahnya
apabila terdapat perbedaan pendapat atau salah pemahaman dalam makalah
ini.
18
Monoclonal Antibody