Latar Belakang
Menurut Bintarto (1983) dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu
sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi
dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis
atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsurunsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup
besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis
dibandingkan dengan daerah dibelakangnya. Sedangkan menurut Arnold Tonybee
(1969) mengungkapkan bahwa sebuah kota tidak hanya merupakan pemukiman
khusus tetapi juga merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota
menunjukkan perwujudan pribadinya masing-masing. Berdasarkan pengertian
dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kota merupakan suatu
permukiman dengan kepadatan tinggi yang heterogen dan materialistis serta
memiliki perwujudan pribadi atau identitas masing-masing sebagai bentuk hasil
interaksi sosial budaya masyarakat yang ada di dalamnya.
Kota Yogyakarta merupakan salah satu contoh kota yang memiliki
identitas kuat sebagai bentuk perwujudan interaksi sosial budaya masyarakat yang
ada di dalamnya, kita tahu bahwa masyarakat Kota Yogyakarta masih kental
menganut budaya tradisional sebagai bentuk pelestarian warisan nenek moyang
mereka. Tetapi hal tersebut tidak mengurangi kemampuan sebuah kota dalam
mengembangkan karakteristik tradisional tersebut menjadi suatu potensi yang
dapat digunakan sebagai daya tarik masyarakat diluar Kota Yogyakarta untuk
datang dan mengunjungi Kota Yogyakarta. Sebagai salah satu kota yang
berkembang pesat dan maju, sudah sewajarnya bahwa Kota Yogyakarta memiliki
peranan yang lebih luas lagi. Kita tahu bahwa peranan sebuah kota tidak hanya
terpaku dengan fungsi utama kota sebagai pusat permukiman penduduk, banyak
peranan lain yang disesuaikan dengan identitas atau karakteristik kota sehingga
potensi yang ada di kota termasuk identitas dapat dioptimalkan. Peranan atau
fungsi lainnya yaitu kota sebagai pusat kegiatan ekonomi, kota sebagai pusat
I- 1
Laporan Pendahuluan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Kusumanegara
kegiatan sosial budaya, dan kota sebagai pusat kegiatan politik dan administrasi
pemerintah serta tempat kedudukan pemimpin pemerintah.
Terkenal dengan budaya tradisional mulai dari pagelaran budaya hingga
arsitektur bangunan, Kota Yogyakarta tidak dapat melepaskan sarana perdagangan
dan jasa sebagai pendukung perekonomian kota. Oleh sebab itu perlu adanya
kawasan yang mendukung peranan Kota Yogyakarta sebagai pusat kegiatan sosial
budaya agar dapat dilaksanakan secara optimal dan berkelanjutan. Salah satu
kawasan yang mendukung peranan tersebut adalah Koridor Jalan Kusumanegara
yang ada di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Koridor Jalan
Kusumanegara merupakan kawasan yang memiliki dominasi guna lahan
perdagangan dan jasa, tetapi juga diwarnai dengan guna lahan yang lain seperti
perkantoran dan ruang terbuka hijau. Selain itu juga berbatasan dengan Kali
Gajahwong dan Kebun Raya yang memiliki makna historis terhadap Kota
Yogyakarta dan Jalan Kusumanegara khususnya, maka perlu juga adanya arahan
untuk pengendalian di sekitar kawasan tersebut agar tidak merusak fungsi ruang
terbuka yaitu untuk perlingdungan setempat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kawasan
tersebut adalah dengan pengendalian untuk mengurangi pembangunan fisik yang
dapat menghilangkan karakteristik koridor sebagai pintu masuk menuju Kota
Yogyakarta melalui Kabupaten Bantul dan fungsi pendukung ruang terbuka yang
ada di kawasan tersebut. Pengendalian yang dilakukan dapat berupa rencana untuk
mengatur tata bangunan dan lingkungan koridor. Selain untuk mempertahankan
nilai-nilai budaya pada Koridor Jalan Kusumanegara, pengendalian yang
dilakukan juga untuk mewujudkan kesatuan dan keterkaitan karakter antar koridor
dan kawasan di sekitar. Kualitas bangunan dan lingkungan diharapkan juga akan
tetap terjaga dengan baik bahkan meningkat.
1.2
tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun suatu
I- 2
Laporan Pendahuluan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Kusumanegara
lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang,
penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan
program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,
rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian
pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.
Sedangkan dokumen RTBL adalah dokumen yang memuat materi pokok
RTBL sebagai hasil proses identifikasi, perencanaan dan perancangan suatu
lingkungan/kawasan, termasuk di dalamnya adalah identifikasi dan apresiasi
konteks lingkungan, program peran masyarakat dan pengelolaan serta
pemanfaatan aset properti kawasan. Materi pokok Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan meliputi:
a. Program Bangunan dan Lingkungan;
b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
c. Rencana Investasi;
d. Ketentuan Pengendalian Rencana;
e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.
Penyusunan Dokumen RTBL dilaksanakan pada suatu kawasan/lingkungan
bagian wilayah kabupaten/kota, kawasan perkotaan dan/atau perdesaan meliputi:
a. kawasan baru berkembang cepat;
b. kawasan terbangun;
c. kawasan dilestarikan;
d. kawasan rawan bencana;
e. kawasan gabungan atau campuran dari keempat jenis kawasan
Penyusunan Dokumen RTBL berdasarkan pola penataan bangunan dan
lingkungan yang ditetapkan pada kawasan perencanaan, meliputi:
a. perbaikan kawasan, seperti penataan lingkungan permukiman
kumuh/nelayan
(perbaikan
kampung),
perbaikan
desa
pusat
kawasan
terpadu,
revitalisasi
kawasan,
serta
I- 3
Laporan Pendahuluan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Kusumanegara
c. pembangunan
baru
kawasan,
seperti
pembangunan
kawasan
1.3.1
Maksud
Maksud dari penyusunan dokumen Rencana Tata Bangunan dan
Tujuan
Tujuan penyusunan dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
I- 4
Laporan Pendahuluan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Kusumanegara
1.3.3
Sasaran
Berdasarkan tujuan umum di atas maka penyusunan dokumen Rencana
atau
proyek
pembangunan
maupun
pengawasan
dan
pengendalian pembangunan;
4. Mengoptimalkan kemampuan penggunaan ruang kota yang serasi terhadap
lingkungan dengan cara pengaturan kepadatan, ketinggian bangunan, dan
persyaratan fasilitas kebutuhan lingkungan;
5. Mewujudkan pemanfaatan ruang yang efektif dan tepat guna serta sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah.
1.4
Ruang Lingkup
1.4.1
Bangunan dan Lingkungan Koridor Jalan Kusumanegara memiliki batasanbatasan. Berikut merupakan batasan-batasan ruang lingkup wilayah penelitian:
1.4.1
Sebelah Utara
: Kec. Gondokusuman
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
: Kabupaten Bantul
Sebelah Barat
tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan materi pokok
RTBL meliputi:
a. Program Bangunan dan Lingkungan;
I- 5
Laporan Pendahuluan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Kusumanegara
b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
c. Rencana Investasi;
d. Ketentuan Pengendalian Rencana;
e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.
1.5
Kedudukan RTBL
Dalam pelaksanaan, sesuai kompleksitas permasalahan kawasannya,
I- 6
Laporan Pendahuluan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Kusumanegara
Pada Gambar 1.1 Kedudukan RTBL dalam Pengendalian Gedung dan
Lingkungan ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota. RTBL merupakan
bentuk pengaturan kawasan yang lebih detail daripada RDTR dan RTR. Dengan
demikian, RTBL akan lebih efektif ketika dokumen RDTRK Kab/Kota dan
RTRK sudah ada.
1.6
06/PRT/M/2007.
Tahapan
atau
sistematika
penyusunan
RTBL
I- 7
Laporan Pendahuluan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Kusumanegara
I- 8
Laporan Pendahuluan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Kusumanegara
Pada Gambar 1.2 merupakan tahapan/sistematika penyusunan RTBL
yang terbagi menjadi tiga tahap yaitu tahap analisis kawasan perencanaan, tahap
perumusan dan pengembangan perancangan, dan tahap pengembangan dukungan
pelaksanaan.
1.7
Dasar Hukum
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada Koridor Jalan
Kusumanegara mengacu pada dasar hukum yang berlaku, berikut ini merupakan
dasar hukum yang digunakan pada penyusunan dokumen RTBL :
1. Undang undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.
3. Undang Undang Republik Indonesia nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Permukiman
4. Undang - Undang Republik Indonesia nomor 2 Tahun 2012
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
5. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan
6. Peratutan
Pemerintah
Nomor
71
Tahun
2012
Tentang
I- 9
Laporan Pendahuluan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Kusumanegara
1.8
Sistematika Pembahasan
Bab ini berisi tentang sistematika pembahasan yang dipergunakan dalam
I- 10
Laporan Pendahuluan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Koridor Jalan Kusumanegara
BAB V ORGANISASI PELAKSANA
Bab ini berisi tentang Struktur organisasi, deskripsi tugas dan tanggung
jawab yang meliputi koordinator kelompok, survei, peta, koordinator analisis dan
rencana, koordinator data dan dokumentasi serta jadwal kerja.
I- 11