yang sangat penting sekali, mengapa ? karena audit ini dapat memberikan
kepercayaan yang lebih kepada para pihak yang berkepentingan, misalkan saja
di dalam suatu perusahaan, suatu audit akan sangat dibutuhkan oleh para
pemegang saham untuk melihat kondisi ataupun memantau perkembangan
perusahaan yang menjadi hak milik para pemegang saham tanpa intervensi dari
pihak pihak manajemen atau karyawaan perusahaan.
Bukti audit merupakan suatu konsep yang fundamental di dalam audit, dan hal
itu dinyatakan dalam standar pekerjaan lapangan ketiga. Ikatan
Akuntan Indonesia (2001 : 326 pr. 1) menyatakan bahwa : Standar pekerjaan
lapangan ketiga berbunyi : Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pernyataan, dan konfirmasi sebagai
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan. . Sebagian besar pekerjaan auditor independen dalam rangka
memberikan pendapat atas laporan keuangan terdiri dari usaha
untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit. Rentang informasi ini sangat
beragam kemampuannya dalam mempengaruhi auditor memutuskan apakah
laoran keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Ukuran keabsahan (validity) bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada
pertimbangan auditor independen. Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya
terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka
memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Relevansi, objektivitas,
ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan,
seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti.
A. BUKTI AUDIT
I.
Mulyadi (2002 : 74) dalam Ricky Aditia (2012) mendefinisikan bukti audit
sebagai : Segala informasi yang mendukung angka angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor
sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya.
Arens, Elder dan Beasley (2008 : 225) mendefinisikan bukti audit sebagai setiap
informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang
diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Dalam akuntansia (2011) Bukti audit didefinisikan sebagai setiap informasi yang
digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah
sesuai dengan criteria yang ditetapkan.
Berdasarkan beberapa penjelasan pengertian bukti audit diatas maka dapat
ditarik kesimpulan, bukti audit adalah Segala informasi yang mendukung data
yang disajikan dalam laporan keuangan, yang digunakan auditor sebagai dasar
untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan.
Informasi tersebut terdiri dari Bukti yang berasal dari data akuntansi dan bersifat
sebagai informasi pendukung lainnya. Bukti yang berasal dari data akuntansi
dapat berupa jurnal, buku besar dan buku pembantu, pedoman akuntansi terkait,
III.
Behubungan dengan apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu
dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu.
2.
Asersi Kelengkapan
Berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya telah
disajikan dalam laporan keuangan.
3.
IV.
Bukti Audit
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari: data akuntansi dan
semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor.
Data akuntansi berupa jurnal, buku besar, dan buku pembantu, serta buku
pedoman akuntansi, memorandum, dan catatan tidak resmi, seperti daftar
lembaran kerja (work sheet) yang mendukung alokasi biaya, perhitungan dan
rekonsiliasi secara keseluruhan merupakan bukti yang mendukung laporan
keuangan.
Informasi penguat meliputi segala dokumen seperti cek, faktur, surat kontrak,
notulen rapat, konfirmasi, dan pernyataan tertulis dari pihak yang mengetahui;
informasi yang diperoleh auditor melalui permintaan keterangan, pengamatan,
inspeksi, dan pemeriksaan fisik; serta informasi lain yang dikembangkan oleh
atau tersedia bagi auditor yang memungkinkannya untuk menarik kesimpulan
berdasarkan alasan yang kuat.
2.
Cukup atau tidaknya bukti audit berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus
dikumpulkan oleh auditor. Pertimbangan profesional auditor memegang peranan
yang penting. Ada beberapa factor yang mempengaruhi pertimbangan auditor
dalam menetukan cukup atau tidaknya bukti audit:
v Materialitas dan Resiko
Akun yang saldonya besar dalam laporan keuangan diperlukan jumlah bukti
audit yang lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang bersaldo tidak
material. Untuk akun yang memiliki kemungkinan tinggi untuk disajikan salah
dalam laporan keuangan, jumlah bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor
umumnya lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang memilliki
kemungkinan kecil untuk salah disajikan dalam laporan keuangan.
v Risiko audit
Ada hubungan terbalik antara risiko audit dengan jumlah bukti yang
diperlukan untuk mendukung pendapat auditor atas laporan
keuangan. Rendahnya risiko audit berarti tingginya tingkat kepastian yang
diyakini auditor mengenai ketepatan pendapatnya. Tingginya tingkat kepastian
tersebut menuntut auditor untuk menghimpun bukti yang lebih banyak. Semakin
rendah tingkat risiko audit yang dapat diterima auditor, semakin banyak bukti
audit yang diperlukan.
v Faktor Ekonomi
Pengumpulan bukti audit yang dilakukan oleh auditor dibatasi oleh dua
faktor: waktu dan biaya. Jika dengan memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit
dapat diperoleh keyakinan yang sama tingginya dengan pemeriksaan terhadap
keseluruhan bukti, aditor memilih untuk memeriksa jumlah bukti yang lebih
sedikit berdasarkan pertimbangan ekonomi: biaya dan manfaat (cost and
benefit).
v Ukuran dan Karakteristik Populasi
Dalam pemeriksaan atas unsur-unsur tertentu laporan keuangan, auditor
seringkali menggunakan sampling audit. Dalam sampilng audit, auditor memilih
secara acak sebagian anggota populasi untuk diperiksa karakteristiknya.
Umumnya, semakin besar populasi, semakin banyak jumlah bukti audit yang
diperiksa oleh auditor.
Karakteristik populasi berkaitan dengan homogenitas atau variabilitas item
individual yang menjadi anggota populasi. Auditor memerlukan lebih banyak
sampel atau informasi yang lebih kuat atau mendukung atas populasi yang
bervariasi anggotanya daripada populasi yang seragam.
3.
Sumber,bukti audit yang berasal dari sumber di luar organisasi klien pada
umumnya merupakan bukti yang tingkat kompetensinya dianggap tinggi.
4.
Bukti Audit Sebagai Dasar yang Layak untuk Menyatakan Pendapat Auditor
2.
Pengujian fisik adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas
aktiva yang berwujud (tangible asset).Jenis bukti ini sering berkaitan
dengan persediaan dan kas, tetapi dapat pula diterapkan untuk berbagai
verifikasi atas surat berharga, surat piutang, serta aktiva tetap yang
berwujud Pemeriksaan langsung auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan
cara yang paling objektif dalam menentukan kualitas aktiva yang bersangkutan.
Oleh karena itu, bukti fisik merupakan jenis bukti yang paling bisa dipercaya.
Bukti fisik diperoleh melalui prosedur auditing yang berupa inspeksi,
penghitungan, dan observasi. Pada umumnya, biaya memperoleh bukti fisik
sangat tinggi. Bukti fisik berkaitan erat dengan asersi keberadaan dan
keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
b.
Konfirmasi (confirmation)
a.
Konfirmasi positif, merupakan konfirmasi yang respondennya diminta untuk
menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap informasi yang ditanyakan.
Blank confirmation, merupakan konfirmasi yang respondenya diminta untuk
mengisikan saldo atau informasi lain sebagai jawaban atas suatu hal yang
ditanyakan.
Konfirmasi negatif, merupakan konfirmasi yang respondenya diminta untuk
memberikan jawaban hanya jika ia menyatakan ketidaksetujuannya terhadap
informasi yang ditanyakan.
Jenis-jenis informasi utama yang seringkali dikonfirmasikan, bersama-sama
dengan sumber konfirmasinya, ditampilkan dalam tabel dibawah ini:
INFORMASI
SUMBER
Aktiva
Kas pada bank
Bank
Piutang dagang
Pelanggan
Surat piutang
Pembuat surat
Gudang umum
Perusahaan asuransi
Kewajiban
Utang dagang
Kreditur
Surat utang
Pemberi pinjaman
Pelanggan
Utang hipotik
Utang obligasi
Pemegang obligasi
Modal Sendiri
Saham yang beredar
Informasi Lainnya
Nilai cakupan asuransi
Perusahaan asuransi
Kewajiban kontingen
Perjanjian obligasi
Pemegang obligasi
Kreditur
Dokumentasi (documentation)
Dokumentasi adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien
untuk mendukung informasi yng tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan
keuangan. Berbagai dokumen yang di uji auditor adalah catatan-catatan yang
dipergunakan oleh klien untuk menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis
yang terorganisasi. Karena pada umumnya setip transaksi dalam organisasi klien
ini minimal didukung oleh selembar dokumen,maka jenis bukti audit ini tersedia
dalam jumlah besar.
Menurut sumber dan tingkat kepercayaan bukti, bukti dokumenter dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar dan dikirim kepada auditor secara
langsung.
Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui
klien.
Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien.
Dokumentasi merupakan suatu bentuk bukti yang dipergunakan secara luas
dalam setiap penugasan audit karena pada umumnya jenis bukti ini telah
tersedia bagi auditor dengan biaya perolehan bukti yang relative
rendah.seringkali jenis bukti ini merupakan satu-satunya jenis bukti audit yang
layak dan siap pakai.
d. Prosedur analitis (analytical procedures)
Prosedur Analitis menggunakan berbagai perbandingan dan hubungan-hubungan
untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak wajar.
e.
Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan maupun
tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai tanggapannya atas
berbagai pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Masalah yang dapat ditanyakan
antara lain meliputi kebijakan akuntansi, lokasi dokumen dan catatan,
pelaksanaan prosedur akuntansi yang tidak lazim, kemungkinan adanya utang
bersyarat maupun piutang yang sudah lama tidak ditagih.
Walaupun banyak bukti yang diperoleh dari klien berasal dari hasil wawancara
ini, bukti tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai bukti yang meyakinkan karena
tidak diperoleh dari sumber yang independen dan barangkali cenderung
mendukung pihak klien. Oleh karena itu, saat auditor memperoleh bukti dari
hasil wawancara ini, pada umumnya merupakan suatu keharusan bagi auditor
untuk memperoleh bukti audit lainnya yang lebih meyakinkan melalui berbagai
prosedur lainnya.
f.
Hitung uji ini melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer
informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode
audit pada sejumlah sampel yang diambil auditor. Pengujian kembali atas
berbagai perhitungan ini terdiri dari pengujian atas keakuratan aritmatis klien.
Hal ini mencakup sejumlah prosedur seperti pengujian perkalian dalam fakturfaktur penjualan dan persediaan, penjumlahan dalam jurnal-jurnal dan catatancatatan pendukung, serta menguji perhitungan atas beban depresiasi dan beban
dibayar di muka. Pengujian kembali atas berbagai transfer informasi mencakup
penelusuran nilai-nilai untuk memperoleh keyakinan bahwa pada saat informasi
tersebut dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut
selalu dicatat dalam nilai yang sama pada setiap saat.
g.
Observasi (observation)
Keputusan yang Harus Diambil Oleh Auditor Berkaitan dengan Bukti Audit
Karena audit terhadap laporan keuangan meliputi suatu jangka waktu tertentu,
biasa nya 1 tahun, maka auditor dapat mulai mengumpulkan bukti audit segera
awal tahun. Umumnya, klien menghendaki diselesaikan dalam jangka waktu satu
minggu dengan tiga bulan setelah tanggal neraca.
2.
3.
Harus relevan
v Waktu pengujian
v Luas pengujian substantif yang perlu untuk memenuhi tingkat risiko deteksi
yang dapat diterima untuk setiap asersi.
2.
3.
b.
Kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya, dan
merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.
2.
Auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dalam auditnya,
jika di kemudian hari ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan mengenai
simpulan atau pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam auditnya.
3. Sebagai bukti auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Dalam kertas kerja pemeriksaan harus
terlihat bahwa apa yang diatur dalam SPAP sudah diikuti dengan baik oleh
auditor. Misalnya melakukan penilaian terhadap pengendalian internal
dengan menggunakan internal control questioner.
4.
Audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit yang
dilaksanakan dalam berbagai waktu, tempat, dan pelaksana. Setiap audit
tersebut menghasilkan berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerja.
Pengkordinasian dan pengorganisasian berbagai tahap audit tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan kertas kerja.
5.
a.
Pihak pajak
b.
Pihak bank
c.
Pihak klien
Jika kertas kerja pemeriksaan lengkap, pertanyaan apa pun yang diajukan pihakpihak tersebut
yang berkaitan dengan laporan audit, bisa dijawab dengan mudah oleh aud
itor, dengan menggunakan kertas kerja pemeriksaan sebagai referensi.
6.
Dari Kertas Kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat untuk audit
berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam
periode akuntansi yang berlainan, auditor memerlukan informasi mengenai sifat
usaha klien, catatan dan ank e akuntansi klien, pengendaian intern klien, dan
rekomendasi perbaikan yang diajukan kepada klien dalam audit yang lalu, jurnaljurnal adjustment yang disarankan untuk menyajikan secara wajar laporn
keuangan yang lalu.
Contoh kertas kerja adalah program audit, hasil pemahaman terhadap
pengendalian intern, analisis, memorandum, surat konfirmasi, representasi klien,
ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar yang
dibuat atau diperoleh auditor. Data kertas kerja dapat disimpan dalam pita
magetik, film, atau media yang lain.
2.
3.
4.
5.
Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur
tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan
tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam
audit. Dalam program audit, auditor menyebutkan prosedur audit yang harus
diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan
keuangan, tanggal dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta
penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program
audit berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal
pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit. Program audit dapat digunakan
untuk merencanakan jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit
beserta komposisinya, jumlah asisten dan auditor junior yang akan ditugasi,
taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor yang
berperan sebagai supervisor dapat mengikuti program audit yang sedang
berlangsung.
Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku
besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya, kolomkolom untuk adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor,
serta saldo-saldo setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan
keuangan auditan (audited financial statements).
Working trial balance ini merupakan daftar permulaan yang harus dibuat oleh
auditor untuk memindahkan semua saldo akun yang tercantum dalam daftar
saldo (trial balance) klien. Dalam proses audit, working trial balance ini
digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan kembali yang
diusulkan oleh auditor kepada klient serta saldo akhir tiap-tiap akun buku besar
setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Dari kolom terakhir dalam working
trial balance tersebut,auditor menyajikan draft final laporan keuangan klient
setelah diaudit oleh auditor. Draft final inilah yang akan diusulkan oleh auditor
kepada klien untuk dilampirkan pada laporan audit.
Program Audit untuk Pengujian
substansi
Prosedur audit awal
1.Usut saldo kas yang tercantum
dalam neraca ke saldo akun kas
yang berkaitan dalam buku besar
2.Hitung kembali saldo akun kas
dalam buku besar
3.Lakukan preview terhadap mutasi
luar biasa dalam jumlah dan
sumber posting dalam akun kas
4.Usut saldo awal akun kas ke
kertas kerja tahun yang lalu
5.Usut posting pendebitan akun kas
ke dalam jurnal penerimaan kas dan
jurnal pengeluaran kas
Pengujian Analitik
Bandingkan saldo kas dengan angka
kas yang dianggarkan, saldo akhir
tahun yang lalu, atau angka
harapan lain
6. Hitung rasio saldo kas dengan
aktiva anak dan bandingkan dengan
angka harapan
Indeks Kertas
Kerja
Tanggal
Pelaksanaan
Pelaksana
transaksi kas
9.Buatlah dan lakukan analisis
terhadap rekonsilisasi bank 4 kolom
10.Buatlah daftar transfer bank
dalam priode sebelum dan sesudah
tanggal neraca untuk menemukan
kemungkinan terjadinya check
kitting
Working trial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembar kerja
(work sheet) yang digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan
keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan, klien menempuh beberapa
tahap sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Skedul Utama
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi
yang dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan.
Skedul utama ini digunakan untuk menggabungkan akun-akun buku besar yang
sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkan dalam laporan keuangan dalam
satu jumlah.
Skedul utama memiliki kolom yang sama dengan kolom-kolom yang terdapat
dalam working trial balance. Jumlah total tiap-tiap kolom dalam skedul utama
dipindahkan ke dalam kolom yang berkaitan dengan working trial balance.
Skedul Pendukung
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum
dalam laporan keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas kerja
pendukung yang menguatkan informasi keuangan dan operasional yang
dikumpulkannya. Dalam setiap skedul pendukung harus dicantumkanpekerjaan
yang telah dilakukan oleh auditor dalam memverifikasi dan menganalisis unsurunsur yang dicantumkan dalam daftar tersebut, metode verifikasi yang
digunakan, pertanyaan yang timbul dalam audit, serta jawaban atas pertanyaan
tersebut. Skedul pendukung harus memuat juga berbagai simpulan yang dibuat
oleh auditor.
a.
b.
c.
f.
Indeks silang dapat digunakan pula untuk menghubungkan program audit
dengan kertas kerja.
3. Jawaban konfirmasi, pita mesin hitung, print-out komputer, dan sebagainya
tidak diberi indeks kecuali jika dilampirkan di belakang kertas kerja yang
berindeks.
Arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai dilakukan, yang
disebut arsip kini (current file)
Arsip permanen (permanent file) untuk data yang secara relatif tidak
mengalami perubahan.
Arsip kini berisi kertas kerja yang informasinya hanya mempunyai manfaat untuk
tahun yang diaudit saja. Arsip permanen berisi informasi sebagai berikut :
1.
2.
Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggung jawab para manajer
3. Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang behubungan dengan
pengendalian
4.
Copy surat perjanjian penting yang mempunyai masa laku jangka panjang.
5.
Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.
a.
b.
Jika misalnya praktek kantor akuntan dijual kepada akuntan publik lain, jika
kertas kerjanya diserahkan kepada pembeli harus atas seijin klien.