Anda di halaman 1dari 3

Bab IX

Penutup

9.1 Kesimpulan
Dari hasil penilaian Program ASI Eksklusif yang dilakukan dengan pendekatan sistem di
Puskesmas Kecamatan Jatisari untuk periode Agustus 2015 sampai dengan Juli 2016,
didapatkan beberapa permasalahan dalam Program ASI Eksklusif yang mampu
mempengaruhi keberhasilan program ini. Adapun dari hasil evaluasi Program ASI Eksklusif
di Puskesmas Kecamatan Jatisari untuk periode Agustus 2015 sampai dengan Juli 2016
didapatkan:

Cakupan ASI eksklusif 2016 sebesar 59,35 % dari tolok ukur 90% dengan besar

masalah adalah 30,65%


Cakupan sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui sebesar 0% dari tolok ukur

100% dengan besar masalah adalah 100%


Cakupan penyuluhan mengenai ASI eksklusif kelompok sebessar 57,14 dari tolok
ukur 100% dengan besar masalah 42,86%

9.2 Saran
Saran untuk Puskesmas Kecamatan Jatisari:
1. Melakukan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif secara rutin dan teratur.
2. Membuat kebijakan yang diketahui oleh seluruh staf puskesmas tentang sepuluh
langkah menuju keberhasilan menyusui dan melaksanakannya.
3. Membuat ruang pojok ASI yang memenuhi persyaratan sesuai yang telah diatur
dalam peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 15 tahun 2013 dan
memilih penanggung jawab yang dapat bertugas sebagai konselor ASI.
4. Mengangkat konselor ASI yang baru dan melaksanakan pelatihan kader ASI yang
berkesinambungan sesuai dengan perencanaan.
Apabila saran penyelesaian masalah ini dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik
oleh petugas-petugas kesehatan, maka diharapkan dapat membantu keberhasilan program ASI
Eksklusif di Puskesmas Jatisari dan masalah-masalah yang sama untuk program ini tidak
akan terulang untuk periode berikutnya.

Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat


Gizi Masyarakat. Managemen laktasi buku panduan bagi bidan dan petugas kesehatan di
puskesmas. Jakarta; 2002.
2. Kementerian Kesehatan RI Dirjen Bina Gizi dan kesehatan ibu dan Anak. Materi
penyuluhan pemberian air susu ibu dan makanan pendamping asi. Direktorat Bina Gizi;
2014.
3. Kementerian Kesehatan RI Ditjend Bina Gizi dan KIA. Rencana aksi akselarasi
pemberian asi eksklusif. Direktorat Bina Gizi; 2013.
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rekomendasi praktik pemerian makan berbasis bukti
pada bayi dan batita di indonesia untuk mencegah malnutrisi. Diunduh dari :
http://www.idai.or.id/wp-content/uploads/2015/07/merged_document.pdf,

30

Agustus

2016.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman penyelenggaraan pelatihan
konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konselling menyusui. Jakarta: Departemen
Kesehatan; 2009. h. 5-7.
6. Kementrian Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia; 2015.

Anda mungkin juga menyukai