Anda di halaman 1dari 21

Fixed Drug Eruption

Pathogenesis and
Diagnostic Test

Untuk

mengetahui bagaimana dari


kehadiran sel limfosit CD8 T
intraepidermal pada erupsi kulit yang
timbul akibat obat
Studi ini dibuat untuk mencari informasi
tentang pengaruh CD8 T limfosit
intraepidermal

Pendahuluan

Fixed

Drug Eruption (FDE), muncul sebagai lesi


pruritus yang soliter dengan batas yang tegas
berbentuk makula eritematosa yang biasa
berubah menjadi plak edematosa
Lesi akan muncul di tempat yang sama pada
pemberian obat dan akan hilang ketika obat
diberhentikan, meninggalkan bekas
hiperpigmentasi
Setelah stadium resolusi, sisa lesi akan menetap
sebagi makula atau plak abu kecoklatan

Gejala Klinis dan Patogenesis

Gejala Klinis dan Patogenesis


Lesi

akan muncul 30 menit hingga 8 jam


setelah mengonsumsi obat. Paling sering
lesi timbul setelah 2 jam, mengonsumsi
obat
Lesi akan menimbulkan rasa sensasi
seperti terbakar

Predileksi

posisi lesi biasanya akan timbul

pada:
1. Bibir
2. Telapak tangan dan kaki
3. Glans penis
4. Pubis
. Biasanya penyakit ini juga akan
mereaktivasi herpes simplex (HSV) pada
orang sehat yang terkena FDE

Gejala Klinis dan Patogenesis

Di

dalam beberapa kasus FDE, lesi akan


menjadi bula dan bisa menyerang mukosa
dalam dan menyebar dengan luas,
menirukan penyakit SJS atau TEN (toxic
epidermal necrolisys)
Lesi ini akan terus bermunculan hingga
obat kausatif di stop

Gejala Klinis dan Patogenesis

Pada

pasien yang menderita FDE, lesi


akan muncul pada obat-obatan spesifik
Lesi akan sering muncul pada pasien yang

Gejala Klinis dan Patogenesis

Lesi

FDE awalnya akan muncul ketika pasien ter


sensitisitasi oleh obat. Sensitisasi akan muncul lebih
cepat dan banyak pada pasien yang mendapatkan
obat secara intermiten dibanding pada pasien yang
menggunakan obat terus menerus.
Periode sensitasi pada kulit juga bervariasi dari
minguan hingga tahunan
Tempat yang dahulu timbul lesi juga tidak selalu
menjadi tempat tumbuh lesi selanjutnya.
Durasi dari lesi juga bervariable dari mingguan
hingga bulanan

Gejala Klinis dan Patogenesis

Makanan

dan radiasi ultraviolet dapat


menjadi faktor presipitat dari FDE
Pada beberapa pasien yang menderita
FDE dan masih mengonsumsi obat yang
sama, lesi dapat hilang sendiri, bahkan
terdesensitasi.
Kelsi dan Keating telah melporkan pasien
yang telah berhasil terjadi desensitasi
untuk pengobatan FDE pada allopurinol

Gejala Klinis dan Patogenesis

Diagnosis

FDE tidak semudah seperti namanya,


karena banyak diferensial diagnosis yang dapat
diambil, seperti:
SJS
TEN
Eritema multiforme
Celulitis
Paronichia
Neutrophylic dermatosis
Lichen planus
Parapsoriasis

Diagnosis

Diagnosis

diatas dapat mudah dilakukan


pada dokter yang telah berpengalaman yang
melihat banyak macam dari penyakit kulit
Bisa FDE telah muncul bula dan
menyebabkan demam, akan lebih sulit untuk
mendiagnosa FDE atau TEN
Anamnesis tentang penggunaan obat dan lesi
rekuren yang timbul adalah hal yang esensial
untuk mendiagnosis FDE

Diagnosis

Histology

Systemic

oral challenge
Topical provication test
Adalah 2 percobaan untuk
mengindentifikasi obat yang bertanggung
jawab sebagai kausatif FDE
Patch Test pada punggung belakang dapat
tidak tepat sebagai sarana diagnosis FDE

Percobaan In-Vivo dan In-Vitro


untuk menentukan obat kausatif

Systemic

oral challange
Percobaan dimulai dengan dosis tunggal
obat yang dicurigai sebagai obat kausatif
Mulai dari 1/10 dosis hingga dosis
terapetik untuk kemananan.

Percobaan In-Vivo dan In-Vitro


untuk menentukan obat kausatif

Patch

test
Patch Test pada punggung belakang dapat tidak
tepat sebagai sarana diagnosis FDE karena
Tempat patch test harus sama dengan tempat muncul
lesi awal
Timing harus dilakukan 2 minggu setelah stadium
resolusi
Pasien belum tentu tersensitasi dengan pengobatan
sebelumya
Yang akhirnya akan memberikan hasil false-negative.
Patch

test dapat digunakan sebagai test untuk


screening

Percobaan In-Vivo dan In-Vitro


untuk menentukan obat kausatif

Limfochyte

transformation test (LTT)


LTT dapat memberikan hasil positif dalam
mendiagnosa FDE, namun tidak dapat
membedakan antara FDE dengan TEN

Percobaan In-Vivo dan In-Vitro


untuk menentukan obat kausatif

Intraepidermal

sel CD8 T yang terdapat


pada lesi FDE mempunyai peran besar
dalam timbulnya lesi dan kerusakan
jaringan sekitar.
Sel CD8 T intraepidermal yang ditemukan
dalam lesi FDE bersifat protektif secara
alamiah dan tidak selalu destruktif

Pathogenesis of FDE

CD8T

sel ketika diaktifkan oleh CD3-TCR


kompleks akan bersifat sitolotik terhadap
NK sel atau NK resistant tumor sel dan
keratinosit
Kerusakan jaringan akan timbul ketika
CD8T sel intraepidermal diaktifkan untuk
membunuh keratinosit dan menghasilkan
sitokin seperti IFNy masuk ke lingkungan
mikro sekitar.

Pathogenesis of FDE

Sitokin

yang dihasilkan dengan sel CD4


dan CD8 T dan neutrofil akan melekat
pada jaringan yang terluka dan
meningkatkan perlukaan, yang
menyebabkan stase akhir dalam lesi FDE.

Pathogenesis of FDE

Kesimpulan
Melihat

adanya persamaan yang bermakna


dalam fenotipe dan fungsi antara sel
intraepidermal CD8 T pada lesi FDE dan sel
virus spesifik efektor memory CD8 T , kami
mengambil kesimpulan, sel CD8T
intraepidermal akan masuk ke dalam epidermis
ketika kulit terkena trauma atau infeksi untuk
melindungi integritas jaringan dari kerusakaan
eksternal. Jika ini benar, klinisi yang
berhubungan dengan pengobatan FDE perlu
mengetahuo resiko dari kehilanganya sel CD8T
limfosit intra epidermal, yang menyebabkan
meningkatnya infeksi virus hingga ke sistemik.

Anda mungkin juga menyukai