Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin, dan nifas masih
merupakan masalah besar di negara berkembang termasuk Indonesia. Di
negara miskin, sekitar 25-50% kematian usia subur disebutkan masih terkait
dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Lembaga kesehatan dunia world
health organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun
lebih dari 289.000 meningal pada saat hamil atau bersalin. Angka kematian
bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan
negara negara ASEAN. Berdasarkan survey demografi kesehatan Indonesia
(SDKI) 2012, angka kematian ibu (AKI) sebanyak 359 per 100.000 kelahiran
hidup dan angka kematian bayi (AKB) sebanyak 35 per 1.000 kelahiran hidup
. (Depkes RI 2012).
Sesungguhnya tragedi kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih
dari 80% kematian ibu sebenarnya dapat dicegah melalui kegiatan yang
efektif, yaitu melakukan pemeriksaan kehamilan, pemberian gizi yang
memadai dan lain-lain. Karena upaya penurunan AKI serta peningkatan
derajat kesehatan ibu tetap merupakan prioritas utama dalam pembangunan
kesehatan menuju tercapainya Indonesia sehat (Depkes RI).
Untuk dapat menciptakan pelayanan yang lebih baik program
diarahkan pada peningkatan mutu pelayanan serta memelihara mutu lembaga

secara berkelanjutan dengan dukungan sarana prasarana kesehatan yang


memadai. Persalinan sepontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (34-42 minggu), dengan proses lahirnya bayi
pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri tanpa
alat berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin.
Sedangkan sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin
dengan membuka dingding perut dan dingding rahim yang dilakukan bila
terdapat komplikasi atau kasus patalogi yang menyertai kehamilan yang
bertujuan untuk mengurangi mortalitas.
Seksio sesarea adalah suatu teknik melahirkan janin melalui insisi
dindingabdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerotomi). Definisi ini
tidak mencakup pengangkatan janin dari rongga abdomen pada kasus ruptur
uterus atau kasus kehamilan abdominal.
Pada operasi sectio caesaria selain bisa terjadi komplikasi, juga harus
diperhatikan hal-hal yang dapat menunjang tindakan anestesi. Salah satunya
Penyakit tiroid sering terjadi pada usia reproduktif termasuk saat kehamilan.
Kadar hormon tiroid abnormal, baik kurang maupun berlebih,dapat
berdampak buruk bagi ibu hamil dan juga janinnya. Kondisi hipotiroid pada
ibu hamil harus dikoreksi, sedapat mungkin sebelum kehamilan, dengan
suplementasi dan asupan makanan karena merupakan penyebab kerusakan
neurologis utama di seluruh dunia. Hipertiroid dalam kehamilan dapat
memberikan komplikas serius terhadap manajemen anestesi diantaranya,

sistem kardiovaskuler yang hiperdinamik dan kemungkinan terjadinya


kardiomiopati, obstruksi jalan nafas parsial sekunder akibat pembesaran
kelenjar tiroid, kelemahan otot pernafasan, dan kelainan elektrolit. Hipertiroid
dalam kehamilan sering memberikan gejala tidak khas, pengobatannya harus
mempertimbangkan efek obat yang mungkin teratogenik.
Untuk pembedanan tertentu ada beberapa pemilihan tehnik anestesi.
Ada beberapa pilihan tehnik anestesi untuk section caesaria, namun ahli
anestesi (anesthesiologist) harus benar-benar memahami dan mengerti tentang
fisiologi, patopisiologi dan farmakologi ibu hamil dan janin. Tehnik anestesi
yang biasa dilakukan adalah tehnik anestesi umum dan anestesi regional.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah ini
tentang keperawatan anestesi pada pasien yang akan menjalani operasi sectio
caesaria atas indikasi hipertiroid . hal ini berkaitan tindakan anestesi yang
tepat untuk pasien yang akan menjalani operasi sectio caesaria atas indikasi
hipertiroid.
1.2. identifikasi masalah
1. Bagaimana persiapan keperawatan anestesi pada pasien yang akan
menjalani operasi sectio caesaria atas indikasi hipertiroid?
2. Bagaimana penatalaksanaan keperawatan anestesi pada pasien yang
akan menjalani operasi sectio caesaria atas indikasi hipertiroid?
1.3. Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui dan memahami keperawatan anestesi pada pasien
yang akan menjalani operasi sectio caesaria atas indikasi hipertiroid.
1.3.2 Tujuan khusus

1. untuk mengetahui dan memahami persiapan pasien sebelum operasi


operasi sectio caesaria atas indikasi hipertiroid.
2. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan keperawatan
anestesi pada pasien yang akan menjalani operasi sectio caesaria atas
indikasi hipertiroid.
1.4. Manfaat penulisan
Sebagai pertimbangan untuk penatalaksanaan keperawatan anestesi
pada pasien yang akan menjalani operasi sectio caesaria atas indikasi
hipertiroid.
1.4.2 bagi pendidikan
Sebagai bahan acuan untuk mahasiswa program studi DIII
keperawatan konsentrasi anestesi dan gawat darurat medik.
1.5. metode penulisan
Metode penulisan bersifat deskriptif, dengan mengunakan metode
studi literatur yaitu untuk mendapatkan keterangan atau dasar teori yang
berhubungan dengan keperawatan anestesi pada pasien yang akan menjalani
operasi sectio caesaria atas indikasi hipertiroid.
1.6. sistematika penulisan
untuk mempermudah dalam memahami isi karya tulis ilmiah ini,
penulis member gambaran umum mengenai isi dari setiap bab yaitu :
BAB I
: pendahuluan
BAB II
: Tinjauan pustaka
BAB III
: pembahasan
BAB IV
: Kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai