Anda di halaman 1dari 10

Profil Foxconn

Foxconn didirikan sebagai Hon Hai Precision Industry., Ltd. Pada 20Februari 1974 (42
tahun) oleh Terry Gou. Terry Gou membangun Foxconn dengan US $ 7.500 sebagai bentuk
pengabdian dalam mengintegrasikan keahlian untuk bagian mekanik dan listrik dan konsep
umum untuk memberikan "total biaya" terendah sebagai solusi untuk meningkatkan
keterjangkauan produk elektronik untuk seluruh umat manusia. Foxconn Technology
merupakan perusahaan manufaktur multinasional elektronik yang berlokasi di New Taipei
City, Taiwan. Foxconn masuk ke dalam 3 perusahaan yang memiliki revenue terbesar dalam
industri teknologi informasi.
Foxconn Technology Group adalah mitra yang dapat diandalkan untuk pengembangan dan
desain, manufaktur, perakitan dan layanan purna jual untuk Computer, Communication and
Consumer-electronics ("3C"). Ditambah dengan pelaksanaan manufaktur yang ramah
lingkungan, pengabdian pelanggan tanpa kompromi dan pemenang penghargaan model bisnis
proprietary, eCMMS, Foxconn telah menjadi nama yang paling terpercaya dalam layanan
kontrak manufaktur (termasuk CEM, EMS, ODM dan CMMS) di dunia. Foxconn
memproduksi komponen komponen elektronik seperti pada Blackberry, iPad, iPod, iPhone,
Kindle, PlayStation 3 dan 4, Xbox One, Nokia, dan Wii U. Foxconn memiliki banyak anak
perusahaan yang tersebar di China, Brazil, Eropa, India, Jepang, Malaysia, Mexico, Korea
Selatan dan Amerika Serikat.
Visi Foxconn

Realizing the Vision of a New ICT Era


Adanya evolusi teknologi informasi dan komunikasi, dimana konvergensi telah
menciptakan apa yang disebut dengan Information and Communication Technologies,
sebuah ekosistem industi telah diciptakan. Ekosistem yang ada ini sangat dinamis,
cepat berubah dan luas, sehingga alasan untuk keberadaan untuk semua pemain di
industri ICT telah berkembang dan itu adalah untuk memberikan solusi teknologi
inovatif yang memenuhi informasi dan komunikasi kebutuhan dalam kehidupan
sehari-hari.
Empat area utama dalam ekosistem ICT : pembuatan konten, pengolahan informasi,
manajemen data cloud, dan transmisi jaringan.
Kemajuan teknologi juga telah berkembang dalam konten dimana komunikasi telah
berevolusi dari tulisan menjadi suara dan grafik menjadi video, perubahan cara
berkomunikasi satu sama lain telah membuat interaksi manuasia melalui teknologi
menjadi semakin natural dan intuitifd intuitive

Making Smarter Lives Possible


Dalam era 4G dan video ini, teknologi telah merubah banyak aspek dalam hidup kita
terutama dalam 8 area yaitu : pekerjaan , edukasi, hiburan, keluarga dan sosial,
keamanan, kesehatan, e-commerce dan e-money, dan transportasi hijau. Teknologi
telah mebuat hal ini menjadi semakin mudah, cepat dan pintar.

Strategi Foxconn : Menghubungkan titik-titik

Sebagai pemimpin dalam area pengolahan informasi, kerangka pengembangan


teknologi yang dimiliki Foxconn telah meliputi seluruh spectrum dari 11 layar, 3
jaringan dan 2 clouds

Teknologi pengolahan informasi terus menjadi landasan dalam strategi bisnis


berkelanjutan Foxconn. Selain itu, untuk memberikan skema bisnis strategis kami,
Foxconn adalah merebut peluang besar disajikan dalam era baru untuk memastikan
bahwa perusahaan kami tetap pada inti dari ekosistem ICT, mengendalikan sinergi
dan peluang di industri value-chain, dari hardware ke layanan dan solusi teknologi
lainnya.

Foxconn akan terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan produk,


teknologi dan aplikasi baru.

Sesuai dengan visi kami meningkatkan kehidupan masyarakat, Foxconn akan


berusaha untuk memberikan solusi, produk dan jasa, dan drive sinergi yang kuat
dalam ekosistem ICT. yang akan mendukung tujuan kami membantu teknologi orang
memanfaatkan seluruh aspek kehidupan mereka.

Filosofi Bisnis Foxconn


Sejak 1974, Foxconn menjalasikan bisnisnya dengan 3 filosofi yiatu :

Membuat "Biaya Total Keuntungan" menjadi sangat efisien untuk membuat


kenyamanan penggunaan produk elektronik yang memiliki menjadi realitas yang
dapat dicapai untuk semua umat manusia.

Dengan adanya kepemilikan tempat belanja yang terintegerasi secara vertical dengan
model eCMMS untuk merevolusi model outsourcing elektronik konvensional yang
tidak efisien.

Adanya pengabdian dalam bidang sosial yang lebih besar dan standar etika yang lebih
tinggi untuk mencapai model win-win untuk semua pihak termasuk pemegang saham,
karyawan, masyarakat dan manajemen.

Keuntungan Kompetitif Foxconn

Award-winning eCMMS business model


eCMMS merupakan singkatan dari e-enabled Components, Modules, Moves and
Services. eCMMS adalah model tempat perbelanjaan yang terintegrasi secara vertical
yang dilakukan dengan cara mengintegrasikan kemampuan mekanik, listrik dan optic
sekaligus. Melalui model eCMMS, Foxconn tidak hanya terbesar basis manufaktur 3C
dunia , tetapi juga suplly-chain terpendek pada waktu yang sama.

Budaya Foxconnian yang unik


Komitmen Foxconn untuk pendidikan berkelanjutan, investasi pada orang yang
jangka panjang dan lokalisasi global tidak hanya mengarah ke kolaborasi hubungan
yang mendalam dengan lembaga pendidikan tinggi terkemuka, tetapi juga membantu
untuk membuat Foxconn menjadi eksportir terbesar di China dan eksportir kedua
terbesar di Republik Ceko

Latar Belakang Kasus Banyaknya Kasus Bunuh Diri pada Perusahaan Foxconn
Foxconn merupakan industri manufaktur komponen elektronik terbesar di dunia. Foxconn
memproduksi sebagian besar produk perusahaan teknologi di seluruh dunia termasuk Apple,
Sony, Microsoft, HP, dan Nokia. Foxconn memiliki sekitar 800.000 orang pegawai dimana
separuh dari pegawainya bekerja di kawasan industri yang sangat luas di Shenzhen, Cina
dengan 15 buah gedung bertingkat. Berita mengenai praktik tenaga kerja yang amoral di
Foxconn dimulai dari pemberitaan yang dilakukan oleh British Newsweekly pada tahun 2006
mengenai masalah kondisi kerja dan jam kerja yang tidak employee friendly yang dihadapi
oleh buruh di Faxconn. Masalah yang ada antara lain adalah dimana dua pertiga dari buruh
masih berumur dibawah 25 tahun dan hanya dibayar US$ 32 per 60 jam kerja. Pegawai
disediakan tempat tidur bertingkat yang dihuni 19 orang dalam satu kamar dimana kondisi ini
sangat tidak layak. Selain itu hampir 80% pegawai frontliner Foxconn juga terlibat dalam
pekerjaan produksi selama 12 jam sehari dalam 6 hari dalam kondisi terus berdiri saat
bekerja. Kehidupan yang keras dan kondisi kerja seperti ini merupakan alasan yang mungkin
membuat berbagai percobaan bunuh diri dan berakhir dengan kematian.

Setelah adanya pemberitaan dari British Newsweekly pada 2006, Foxconn kembali
menghebohkan dunia pada pertengahan tahun 2010 dimana dilakukannya bunuh diri massal
oleh pegawai Foxconn. Pegawai Foxconn secara serentak melakukan bunuh diri bersamasama dengan melompat dari atap gedung pabrik. Berdasarkan laporan yang masuk, ada 12
orang pegawai yang meninggal, 2 pegawai lainnya mengalami luka yang serius dalam usaha
bunuh diri tersebut dan 20 orang lainnya sempat diselamatkan sebelum mereka terjun dari
atap gedung. Aksi bunuh diri yang berulang-ulang ini terjadi pada tahun 2010 dimana
kebanyakan kasus ini terjadi pada pekerja yang masih muda di Senzhen, Cina. Salah satu
pekerja di Shenzhen menyatakan bahwa lingkungan kerja yang tidak kondusif menjadi alasan
mereka bunuh diri. Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan kekerasan verbal yang juga
menjadi pemicu bunuh diri. Karena aksi bunuh diri massal tersebut, banyak karyawan yang
melakukan demo terhadap Foxconn. Atas aksi ini, Foxconn menjawab dengan melakukan
kenaikan upah, memperpendek jam kerja dan memperkerjakan konselor. Perusahaan mulai
membuat kontrak dengan pegawai mengenai pegawai tidak diperkenankan untuk melakukan

percobaan bunuh diri. Selain itu, demi meningkatkan keselamatan pegawai, Foxconn juga
memasang safety net di sekeliling bangunan pabrik dan tempat tinggal karyawan.
Kasus Foxconn tidak hanya berhenti sampai disitu. Kasus ini berlanjut lagi pada tanggal 11
Januari 2012 dimana sekitar 300 pekerja di Wuhan, Cina beramai-ramai naik ke atap
perusahaan dan mengancam akan melakukan bunuh diri massal. Ini terjadi pada pabrik
Foxconn yang memproduksi Xbox 360 milik Microsoft. Pangkal permasalahan ini terjadi
pada saat Foxconn menolak untuk menaikkan upah buruh saat para buruh meminta kenaikan
gaji. Bukan hanya itu, Foxconn pun mengancam para buruh untuk memilih antara tetap
bekerja dengan bayaran yang lama atau berhenti bekerja dan diberikan pesangon. Menurut
media Cina, Want China Times, sebagian buruh memilih mundur, namun Foxconn ternyata
tidak membayarkan pesangon seperti yang dijanjikan pada awalnya.
Pada tanggal 24 dan 27 April 2013 terjadi 2 kasus bunuh diri oleh pegawai Foxconn di pabrik
di daerah Zhengzhou, Provinsi Henan, China yang menimpa dua karyawan berjenis kelamin
wanita dan pria. Kemudian pada tanggal 19 Mei 2013, tragedi ini terjadi kembali dimana ada
satu pegawai Foxconn melakukan aksi bunuh diri dimana pegawai ini adalah karyawan ketiga
dari pabrik yang sama yang melompat dari gedung pada bulan April dan Mei 2013. Alasan di
balik bunuh diri itu memang masih belum jelas, namun beberapa pihak menduga kejadian itu
berkaitan dengan kebijakan "silent mode", di mana para pekerja mendapat ancaman akan
diberhentikan jika mereka berbicara di tempat kerja. Selain penerapan kebijakan
silentmode, faktor lain yang memicu kasus ini juga dikarenakan kecilnya gaji yang yang
diterima dan ancaman pemecatan yang sering dilakukan perusahaan terhadap karyawannya.

Business Ethics Level

Etika bisnis terbagi kedalam empat tingkat atau level berdasarkan pada jenis bisnis dan
bagaimana tindakan mereka dievaluasi. Tingkatan-tingkatan tersebut yaitu:
1. The society level, tingkat ini berhubungan dengan etika perilaku dan menilai
dampak dari bisnis tersebut kepada masyarakat, serta melihat apa yang berlaku di
masyarakat.
2. The industry level, bahwa tiap industri memiliki standar etikanya masingmasing, seperti industri farmasi dan industri kimia.
3. The company level, bahwa tiap perusahaan juga memiliki standar etika yang
berbeda tergantung dari masing-masing perusahaan. Etika terkait yaitu seperti
kebijakan perusahaan mengenai pakaian kerja, kontrak anti korupsi, dsb.
4. The individual manager level, di mana tiap manajer dan anggota perusahan
lain bertanggung jawab atas etika perilakunya masing-masing. Bahwa manajer
merupakan posisi kunci untuk menetapkan aturan di unitnya, sehingga harus
memahami etika bisnis.
Dalam kasus Foxconn ini, etika bisnis yang dilanggar yaitu pada company level. Pada
company level, suatu perusahaan memiliki suatu set standar etikanya sendiri.
Kode etik Perusahaan Foxconn yang dilanggar yaitu Global Code of Conduct Policy yang
merupakan kode etik berhubungan dengan tanggung jawab mereka terhadap sosial dan
lingkungan. Di dalam kebijakan tersebut, terdapat 2 bagian yang dilanggar:
1. Labor and Human Rights
Dalam aturan tersebut, terdapat beberapa poin yang mengatur tentang hak asasi buruh.
Beberapa poin yang dilanggar oleh Foxconn adalah
a.

Child Labor Prohibition and Young Workers Protection : aturan Foxconn

bahwa anak dibawah umur 16 tahun tidak dapat dipekerjakan sebagai buruh. Namun
pada kenyataannya di tahun 2012, Foxconn mengaku bahwa mereka telah
mempekerjakan anak magang yang berusia 14 tahun pada pabrik mereka di Yantai,
sebelah timur China. Hal ini dikarenakan Foxconn tidak mengecek dan mengkonfirmasi
identitas para siswa yang magang.
http://www.viva.co.id/prancis2016/read/359982-foxconn-akui-pekerjakan-buruhmagang-anak-anak
b.

Wages and Benefits : Foxconn menulis mengenai aturan pengupahan yang

diberikan kepada para buruhnya yang harus sesuai dengan upah minimum dan tarif upah
lembur harus diberikan pada tingkat yang lebih tinggi dibanding tarif upah jam kerja
regular. Namun pada kenyataannya terdapat konflik yang berkepanjangan mengenai

kasus buruh dari tahun 2007 hingga 2010. Hingga pada akhirnya Perdana Menteri
China, Wen Jia Bao meminta agar upah buruh dinaikkan hingga 24-30%. Akibat
tuduhan upah yan rendah tersebut, Foxconn mengumumkan kenaikan upah sebesar 30%
pada bulan Juli 2010. Sehingga dalam catatan The Economist 29 Juli 2010 upah di
China menjadi 1.348 yuan atau 197 dollar AS per bulan.
2. Health and Safety
Health and Safety merupakan aturan Foxconn terkait keamanan dan kesehatan kerja.
Beberapa poin yang dilanggar yaitu
a.

Machine Safety : bahwa setiap mesin yang digunakan harus di cek secara rutin

sehingga mesin dapat secara aman digunakan. Namun pada tahun 2011, seorang buruh
Zhang Tingzhen (26 tahun) tersengat listrik saat sedang bekerja dan harus dilarikan ke
rumah sakit dan mengakibatkan ia mengalami gangguan otak sehingga harus dioperasi
selama beberapa kali.
b. Occupational safety : perlindungan dalam keamanan di tempat kerja yang
seharusnya dipantau dan dikontrol secara rutin sehingga dapat menjadi area kerja yang
aman bagi para buruh. Namun pada Mei 2011, di kota Chengdu bagian China barat
sebuah ledakan terjadi di sebuah pabrik Foxconn yang membuat iPad

sehingga

menewaskan 3 orang dan 15 orang terluka. Sedangkan pada bulan Agustus 2014,
ledakan terjadi pada pabrik Foxconn di bagian China Timur yang membuat dop untuk
produsen mobil sehingga menewaskan 75 orang dan ratusan orang lainnya terluka.
Kejadian lainnya terjadi di Januari 2016, dimana kebakaran hebat terjadi di sebuah
kompleks pabrik di Cina tempat iPhone Apple dirakit. Kebakaran ini disebabkan karena
ledakan di kipas AC dan saluran ventilasi utama di atap pabrik sehingga api merambat
hingga ke beberapa lantai. Untungnya, kejadian ini tidak menimbulkan korban luka
akibat

kebakaran

yang

terjadi.

http://www.mirror.co.uk/news/technology-science/technology/watch-dramatic-fire-ripsthrough-7241054
c. Dormitory and Canteen : Foxconn mengatur mengenai kebersihan dan
kenyamanan dari asrama serta makanan bagi para buruh. Seperti adanya ventilasi, air
hangat untuk mandi, toilet yang bersih dsb. Namun pada tahun 2012, sebuah agen
berita yaitu Shanghai Evening Post, pernah menjalankan misi untuk mengetahui
bagaimana iPhone 5 diproduksi sehingga mereka mengirim jurnalis yang berpura-pura
bekerja sebagai buruh disana. Jurnalis tersebut membuat cerita mengenai 10 hari

kerjanya selama di pabrik Foxconn. Dan hal salah satu hal yang menjadi sorotan adalah
dormintory atau asrama bagi para buruh. Asrama yang menjadi tempat tinggal para
buruh tidak layak untuk dihuni karena bau busuk yang sangat menyengat dari bau
sampah dan bau keringat, ada serangga, dan banyaknya debu di asrama tersebut.

Foxconn provides basic dormitory for the workers. (Photo Credit: Daily Mail)
http://micgadget.com/29723/the-undercover-report-on-how-the-new-iphone-5-ismade-inside-foxconn-factory/

Foxconn telah melanggar kode etik yang dibuatnya sendiri pada level company / perusahaan.
Artinya, Foxconn membuat nama perusahaannya menjadi buruk karena telah melakukan
pelanggaran etika yang merugikan serta membahayakan para pekerja. Pelanggaran etika yang
dilakukan oleh Foxconn menunjukkan bahwa Foxconn tidak memiliki integritas atas
peraturan / kode etik / peraturan yang telah dibuatnya sendiri. Hal ini berdampak terhadap
nama perusahaan.
Business Ethics Triangle
1. Ethics sensitivity
Suatu organisasi terdiri dari individu
beragam dengan berbagai sistem nilai
dan teori etika. Seorang individu dalam

sebuah organisasi bekerja di kolaborasi dan koordinasi dengan pihak lain dalam memenuhi
nya atau tanggung jawabnya. Gamesmanship, loyalitas, tekanan teman sebaya, dan faktor
lainnya mempengaruhi keputusan dan tindakan etika seseorang. Sensitivitas etika
didefinisikan sebagai prinsip moral, faktor tempat kerja, gamesmanship, loyalitas, tekanan
teman sebaya, dan keamanan kerja yang mempengaruhi keputusan etis seseorang dan berasal
dari budaya etis organisasi.
Pada kasus Foxconn, dinyatakan bahwa kondisi kerja di Foxconn sangatlah keras. Shift kerja
dengan durasi yang lama, proses perakitaan yang terlalu cepat, serta manajer yang
menerapkan disiplin ala militer membuat kondisi dalam perusahaan menjadi tidak kondusif.
Selain lingkungan kerja yang tidak kondusif, karyawan yang masih junior juga mendapat
kekerasan verbal dari para senior. Hal ini menjadi menambah tekanan bagi para pekerja yang
masih muda. Mereka di bawah tuntutan perusahaan dan kekerasan dari sesama pekerja harus
bertahan untuk tetap dapat bekerja dan bertahan hidup.
Kehidupan sosial para pegawai juga diabaikan. Foxconn menerapkan Sistem kerja 'silent
mode' yang melarang karyawan Foxconn untuk berbicara selama jam kerja. Hal ini
menyebabkan para karyawan tidak memiliki ruang yang cukup untuk berkomunikasi dan
berinteraksi satu sama lain. Mereka dipaksa untuk fokus hanya pada pekerjaan. Hal ini
tentunya akan memperbesar tekanan terhadap para karyawan.
2. Ethics incentives
Karyawan biasanya akan termotivasi terhadap insentif, begitu juga sebaliknya, karyawan
cenderung tidak akan melakukan hal-hal yang bertentengan dengan peraturan ketika mereka
mengetahui bahwa akan ada sanksi yang diberikanketika mereka melakukan hal yang tidak
sesuai. Insentif etika mencakup imbalan, hukuman, dan persyaratan untuk berperilaku baik
etis atau tidak etis.
Pada kasus ini, Foxconn juga melanggar masalah upah buruh. Dalam pasal 49 UU
Perburuhan di China, upah minimum dipatok hanya untuk menutupi kebutuhan dasar para
buruh dan keluarganya, bukan untuk kebutuhan lainnya. Foxconn membayar upah terlalu
rendah dari yang seharusnya. Salah satu pekerja di Foxconn menyatakan bahwa ia hanya
dibayar US$ 32 per 60 jam kerja dalam waktu seminggu. Upah yang diberikan Foxconn
tidak cukup jika dibandingkan dengan biaya hidup tinggi di perkotaan. Hal inilah yang

mendorong para pekerja untuk lembur untuk mendapatkan upah lebih untuk membiayai
kehidupan keluarganya. Selain itu, masalah yang berkaitan dengan ethics incentives juga
terlihat dari rendahnya penghargaan terhadap prestasi kerja, serta larangan yang sangat ketat
untuk berserikat.
3. Ethical behavior
Tata kelola perusahaan harus dapat menciptakan lingkungan bisnis yang etis di mana para
pejabat perusahaan, direktur, dan semua karyawan didorong dan diberdayakan untuk
melakukanhal yang benar. Ethical behavior berkaitan dengan 2 pola pikir utama, Apakah ini
legal? serta Apakah ini benar?.
Dalam kasus ini, Foxconn melanggar aturan dalan UU Buruh yang ada di China. Pada pasal
39 UU Perburuhan China menyatakan bahwa jam kerja buruh adalah 8 jam per hari, 44 jam
per minggu dengan waktu lembur maksimum 36 jam per bulan. Pada Foxconn, secara umum
mereka bekerja 11 jam setiap hari termasuk hari libur. Mereka hanya dapat hari libur satu hari
setiap bulan dan harus bekerja selama berbulan bulan tanpa hari libur bila sedang peak
season. Kebanyakan dari mereka harus berdiri untuk mengerjakan pekerjaannya, mereka
hanya memiliki 30 menit untuk makan dalam satu hari.
Selain masalah jam kerja, ada pula masalah perekrutan pekerja di bawah umur. Sebanyak dua
pertiga pekerja di Foxconn berumur dibawah 25 tahun. Mereka hidup di asrama yang di
sediakan perusahaan dengan 1 kamar yang diisi oleh sampai 19 orang. Kondisi ini tentu
kurang layak dengan ukuran kamar yang seharusnya tidak diisi oleh 19 orang. Kondisi ini
juga dapat memperlihatkan bahwa perusahaan juga tidak memperhatikan kesehatan dan
keselamatan pekerja.
Dari beberapa masalah di atas dapat terlihat bahwa Foxconn melakukan hal yang salah dan
tidak sesuai dengan hukum atau standar yang ada di negaranya. Dalam hal ini Foxconn juga
melanggar perilaku etis yang seharusnya dimiliki oleh para manajemennya.

Anda mungkin juga menyukai