Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
Hiperpigmentasi dapat disebabkan oleh sel melanosit
bertambah maupun hanya karena pigmen melanin saja yang
bertambah.1 Hiperpigmentasi pasca inflamasi sering ditemukan,
nama lainnya adalah hipermelanosis pasca inflamasi, merupakan
masalah utama pada pasien tipe kulit IV, V dan VI. Kelainan
hiperpigmentasi pasca inflamasi dapat disebabkan oleh kelainan
kulit

berupa

eritroderma,

acne,

psoriasis,

lichen

planus,

dermatitis atopi, dermatitis kontak, atau juga karena trauma


pada kulit.2
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan
adanya eritema universal(90%-100%), biasanya disertai skuama.
Eritroderma merupakan representasi dari berbagai penyakit lain.
Lebih dari 50% disebabkan oleh penyakit kulit lain yang
mengalami generalisasi menjadi eritroderma.3
Dampak dari peradangan kulit yang bersifat kronik-residif
pada Dermatitis Atopik menyebabkan adanya resiko untuk
komplikasi seperti, infeksi, edema, eritroderma, dan komplikasikomplikasi

lain

akibat

pengobatan.3

sedangkan

menurut

Djuanda(2015), jumlah pasien eritroderma makin bertambah


seiring dengan insiden psoriasis yang meningkat 4. Sedangkan
menurut Kartwigno(2011) penyakit yang mendasari tercatat
pada suatu penelitian adalah dermatitis(24%), Psoriasis(20%),
reaksi obat(19%). Peningkatan jumlah pasien tersebut diikuti oleh
resiko peningkatan kejadian hiperpigmentasi paska inflamasi,
yang mana hiperpigmentasi pasca inflamasi dapat terjadi pada
semua usia dan jumlah/rasio penderita pria atau wanita sama
banyak.3
Eritroderma yakni lkarena alergi obat secara sistemik,
prognosis

nya

baik.

Sedangkan

pada

sindrom

sezary

prognosisnya

buruk

sehingga

mahasiswa

diharapkan

mengetahui diagnosis dan penatalaksanaan dari kelainan ini.


Sebagai bahan belajar, maka dibahas NyDawiya,98 tahun yang
datang dengan keluhan merah seluruh tubuh sejak 2 bulan yang
lalu.

Anda mungkin juga menyukai