dan
penerimaan
dimengerti
rangsang.
penginderaan/sensasi
Jadi
gangguan
persepsi
proses
adalah
timbul
perasaan,
dari
sumber
sensasi
somatik
internal
dengan
seperti
impuls
pikiran,
dan
stimulus
dalam
membandingkan
dan
mengenal
mana
yang
ego
kemampuan
diliputi
untuk
rasa
kecemasan
menilai
realitas
yang
dapat
berat
maka
terganggu.
pengertian
emosional
akan
objek
yang
dirasakan.
penglihatan,
penciuman,
perabaan
dan
salah
satu
gangguan
persepsi,
dimana
(1987),
halusinasi
adalah
persepsi
sensorik
tanpa
meliputi
semua
penglihatan,
sedangkan
adanya
rangsangan
system
penciuman,
menurut
dari
luar
penginderaan
perabaan
Wilson
(1983),
atau
yang
dapat
(pendengaran,
pengecapan),
halusinasi
adalah
dari
luar
yang
dapat
terjadi
pada
sistem
2) Halusinasi
stimulus
penglihatan:
penglihatan
karakteristik
dalam
bentuk
dengan
pancaran
adanya
cahaya,
penghirup:
bau
seperti:
busuk,
darah,
karakteristik
amis
urine
dan
atau
bau
ditandai
yang
feses.
dengan
menjijikkan
Kadangkadang
peraba:
karakteristik
ditandai
dengan
Contoh:
merasakan
sensasi
listrik
datang
ditandai
dengan
pengecap:
karakteristik
atau
arteri,
makanan
dicerna
atau
pembentukan
Durant
Thomas
(1991),
Halusinasi
urine.
2. Etiologi
Menurut
Mary
dapat
adapat
juga
terjadi
dengan
epilepsi,
kondisi
Halusinasi
dapat
juga
terjadi
pada
saat
keadaan
biologis,
pencetusnya
psikologis,
adalah
stress
sosial
budaya,dan
lingkungan,
stressor
biologis,
pemicu
pusat
Gejala
yang
belajar,
dapat
menimbulkan
mungkin
berbicara,
timbul
daya
gangguan
adalah:
ingat
dan
realita.
hambatan
muncul
dalam
perilaku
menarik diri.
2) Psikologis
a) Keluarga
pengasuh
dan
lingkungan
klien
sangat
mempengaruhi respons
b) Psikologis klien, sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan
c) Orientasi realitas adalah: penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
3) Sosiobudaya
a) Kondisi
sosial
budaya
mempengaruhi
gangguan
orientasi realita
b) Kemiskinan,
konflik
sosial
budaya
(perang,
umum
gangguan
klien
dengan
setelahadanya
gangguan
halusinasi
hubungan
yang
timbul
bermusuhan,
Janice
Clok
(1962)
dalam
(Yosep,2007)
klien
kecemasan
perasaan
ringan
berdosa,
stresornya
dengan
diserta
gejala
klien
biasanya
koping
imajinasi
kesepian,
mengekspresikan
sehinga
merasa
biasanya
makin
kecemasan
moderat,
cemas
merasa
mendengarkan
takut
apa
yang
apabila
ia
orang
rasakan
lain
sehingga
ikut
timbul
3) Tahap controling
Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara
yang
timbul
tetapi
suara
tersebut
terus
menerus
merasa
panik,
suara
atau
ide
yang
datang
R. Adaptif
Aktualisasi
diri
Konsep diri
positif
R. Maladaptif
Harga diri
rendah
Kesatuan
identitas
Depersonalisasi
C. Pohon Masalah
Tidak efektifnya
penatalaksanaanan
regimen terapeutik
Koping individu
inefektif
Gangguan
pemeliharaan
kesehatan
Defisit perawatan
diri : mandi dan
berhias
halusinasi pendengaran
menciderai
pada
diri
sendiri,
orang
lain
dan
regimen
terapeutik
inefektif
berhubungan
menjawab
perawat,
dan
salam,
mau
duduk
berdampingan
mengutarakan
masalah
dengan
yang
dihadapinya.
Intervensi :
a) Bina
Hubungan
saling
percaya
dengan
menggunakan
perhatian
pada
klien
dan
perhatikan
dapat
menyebutkan
waktu,
isi,
frekuensi
perasaan
terhadap
timbulnya halusinasi
b.) Klien
dapat
mengungkapkan
halusinasinya
Intervensi:
a) Adakan kontak sering dan singkat
b) Observasi
perilaku
(verbal/non
verbal)
yang
dan
frekuensi
siang,
malam,
terjadinya
atau
jika
halusinasi
sendiri,
dapat
menyebutkan
tindakan
yang
bisa
dapat
memilih
cara
untuk
mengatasi
bersama
klien
tindakan
yng
bisa
Katakan
saya
tidak
mau
dengan
kamu
(nada
Membuat
jadwal
kegiatan
sehari-hari
agar
mendapat
dukungan
keluarga
dalam
mengontrol
halusinasinya
Intervensi:
a) Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga ketika
mengalami halusinasi
b) Lakukan
kunjungan
rumah:
Diskusikan
dengan
keluarga tentang:
1. Halusinasi klien
2. Cara memutuskan hausinasi
3. Cara merawat anggota keluarga halusinasi
4. Cara memodifikasi lingkungan untuk menurunkan
kejadian halusinasi
5. Cara
memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
dapat
menggunakan
obat
untuk
mengontrol
halusinasinya
Intervensi:
a) Diskusikan
dengan
klien
tentang
manfaat
obat
DAFTAR PUSTAKA
Directorat
Kesehatan
Jiwa,
Dit.
Jen
Yan.
Kes.
Dep.
Kes
R.I.
Keperawatan
Kesehatan
Mental
Psikiatri
Terintegrasi
&
Sunden,
Jakarta, 1998
Guide
to
Psychiatric
Nursing,
EGC,
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI DENGAR
DI RUANG MELATI RSJ PROVISI NTB
OLEH :