Sebuah perusahaan manufaktur hendak menetukan besarnya lot. Berikut ini informasi
yang didapat:
Cost per komponen atau harga per komponen : 10$
Order atau set-up cost per order (SC) atau biaya pesan per pemesanan : 47$
Carrying Cost/week atau Holding Cost (HC) atau biaya simpan per minggu 10%
Kebutuhan bersih minggu ke-1 sebanyak 50 unit, minggu ke-2 sebanyak 60 unit, minggu ke-3
sebanyak 70 unit, minggu ke-4 turun menjadi 60 unit, mingu ke-5 sebanyak 95 unit, minggu ke6 sebanak 75 unit, minggu ke-7, 60 unit dan minggu ke-8 sebanyak 55 unit.
Tentukan metode lot sizing bila alternatif teknik lot sizing yang akan digunakan adalah 1) Lot
For Lot (L4L), 2) Economic Order Quantity, 3) Least Total Cost (LTC) dan 4) Least Unit Cost
(LUC)
Pembahasan
Untuk menentukan metode lot sizing mana yang sebaiknya digunakan, dilakukan analisis
dampak biaya persediaan dari setiap alternatif teknik lot sizing. Berikut analisis untuk tiap-tiap
teknik lot sizing:
1) Lot for Lot (L4L)
Yakni suatu teknik penentuan lot size yang jumlahnya sama dengan jumlah
pesanan/kebutuhan. Dengan demikian L4L menyusun pesanan yang direncanakan tepat
sesuai dengan kebutuhan bersih, memproduksi secara tepat apa yang dibutuhkan setiap
minggu, sehingga meminimumkan biaya simpan dan tidak memperhitungkan biaya set up dan
keterbatasan kapasitas.
Bila contoh soal di atas diselesaikan dengan menggunakan metode L4L, maka Perhitungan
dan skedul MRP dengan metode L4L adalah sbb:
Ming
Net.R
Prod.
Quan
End.
Inv.
TIC
141
188
235
282
329
376
Keterangan
HC = biaya simpan. Dihitung dengan cara End Inventory x biaya simpan perminggu
Misalnya pada minggu pertama End Inventory = 0 dan biaya simpan per minggu = 10% x 10 =
1, maka HC = 0 x 1 = 0
SC = biaya pesan setiap kali pesan. Dihitung dengan cara: product quantity x biaya pesan
setiap kali pemesanan
Misalnya pada minggu pertama, Net Requirement = 50 dan product quantity = 50 jadi
pemesanan hanya dilakukan 1x, sedang biaya pesan setiap kali pemesanan sebesar 47, maka
SC = 1 x 47 = 47.
Hasil perhitungan sebagaimana terlihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa bila digunakan
metode L4L, TIC untuk 8 minggu adalah 376
Bab 2
INDUSTRIAL OF ENGINEERING
Senin, 29 Juni 2015
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
Menurut Rangkuti (2007), MRP (Material Requirement Planning) adalah suatu system
perencanaan dan penjadwalan kebutuhan materialuntuk produksi yang memerlukan
beberapa tahapan proses /fase atau dengan kata lain adalah suatu rencana produksi untuk
sejumlah produk jadi yang diterjemahkanke bahan mentah atau komponen yang
dibutuhkan dengan menggunakan waktu tenggang sehingga dapat ditentukan kapan dan
berapa banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan
dibuat.
Yamit (1999), menyebutkan bahwa MRP merupakan system yang dirancang secara khusus
untuk situasi permintaan bergelombang, yang secara tipikal karena permintaan tersebut
dependen.
Tujuan
dan
Filosofi
MRP
System MRP digunakan untuk mengendalikan tingkat persediaan dengan prioritas utamanya
pada persediaan item-item dan merencanakan kapasitas system produksi. Dalam MRP
terdapat tiga prinsip yaitu :
1. Dalam penentuan persediaan dengan prinsip pemesanan komponen yang tepat, pemesanan
dalam jumlah yang tepat dan pemesanan pada waktu yang tepat.
2. Dalam menentukan prioritas meliputi pesanan dengan jatuh tempo yang tepat dan
menjaga jatuh tempo yang valid.
3. Dalam penentuan kapasitas meliputi: merencanakan muatan yang lengkap, merencanakan
muatan yang akurat dan merencanakan waktu yang cukup untuk muatan dimasa yang akan
datang.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip dari MRP adalah memperoleh
material yang tepat pada tempat yang tepat dan diwaktu yang tepat.
MRP
MRP banyak digunakan diberbagai jenis industry yang menggunakan aliran proses
intermiten dan tidak termasuk proses kontinyu seperti perusahaan minyak dan baja. MRP
sangat bermanfaat pada perusahaan yang beroperasi dalam perakitan dan kurang
bermanfaat bagi perusahaan pabrikasi. Disisi lain MRP kurang menguntungkan digunakan
untuk perusahaan yang memiliki jumlah produksi pertahunnya rendah, terutama pada
perusahaan yang menghasilkan produk yang mahal dan kompleks dan yang membutuhkan
riset dan design. Berdasarkan pengalaman yang ada leadtime menyebabkan terlalu lama
dan terjadi ketidakpastian.
MRP juga diterapkan diperusahaan jasa, tetapi jarang sekali bukan karena teknik ini tidak
dapat diterapkan tetapi karena pertumbuhan MRP dibatasi oleh item persediaan. System
MRP sangat besar kemungkinannya untuk dikembangkan, system ini dapat digunakan untuk
mengendalikan sumber daya yang berupa bahan baku, fasilitas, peralatan, dan tenaga
kerja dengan baik. System ini dapat mengendalikan itemyang tidak dapat diperbaharui
seperti tenaga kerja.
Dengan demikian MRP merupakan asset yang penting dalam produksi jasa, apabila
persediaan dalam industry jasa peralatan, ruangan dan personalia, maka metode yang
digunakan ini sangat tepat.sebagai contoh rencana ruang operasi, hotel, MPS berupa
jadwal konsultasi, BOM berupa kebutuhan peralatan dan personalia, dokter, perawat, ahli
ruang operasi dan lain-lain. Catatan persediaan berupa kemampuan sumberdaya dan
komitmen mereka terhadap proyek tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka menghasilkan
jadwal yang berisi waktu dimulainya operasi, keseluruhan waktu yang diharapkan,
kebutuhan bahan dan lain-lain. Kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan adalah
system MRP dapat diaplikasikan dibidang jasa.
Komponen
MRP
(Input
MRP)
MRP
Proses MRP merupakan aktivitas yang dilakukan berdasarkan jadwal induk, struktur
produk dan file catatan yang tersedia. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah dengan
mengetahuilead time setiap komponen, menentukan kebutuhan kotor, kebutuhan bersih,
persediaan on hand, rancana pemesanan, rencana penerimaan dan rencana realisasi
penerimaan.
7. Kebutuhan kotor merupakan jumlah total setiap item yang dibutuhkan untuk memproduksi
sejumlah barang tertentu.
8. Lead time. Yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam menghasilkan produknya adalah
menentukan kapan barang tersebut dibutuhkan. Apabila waktunya sudah diketahui, maka
perusahaan harus pula merancang waktu mulai dari persiapan sampai penyelesaian dimana
dalam penyelesaian ini akan berhadapan dengan waktu menunggu, pemindahan, pembelian
dan mempersiapkan komponen yang akan dibeli dan waktu untuk kegiatan-kegiatan ini
disebut dengan lead time.
9. Jadwal penerimaan merupakan jadwal yang berkaitan dengan penyelesaian dan pengiriman
pesanan barang ke konsumen dan jadwal penerimaan pesanan item untuk menghasilkan
produk tersebut.
10.Menentukan persediaan yang tersedia di perusahaan (on hand) adaah jumlah persediaan
yang masih tersisa di setiap akhir periode yang didasarkan pada keseimbangan, proyeksi
kebutuhan dan jadwal penerimaan.
Output
MRP
Keluaran MRP adalah informasi yang dapat dgunakan untuk melakukan pengendalian
produksi. Keluaran pertama berupa rencana pemesanan yang disusun berdasarkan waktu
ancang dari setiap komponen / item. Dengan adanya rencana pemesanan, maka kebutuhan
bahan pada tingkat yang lebih rendah dapat diketahui. Selain itu proyeksi kebutuhan
kapasitas juga akan diketahui, yang selanjutnya akan memberikan revisi atas perencanaan
kapasitas yang dilakukan pada tahap sebelumnya.
Dengan demikian, pada garis besarnya, MRP bukan hanya menyangkut manajemen material
dan persediaan saja, tetap juga mempengaruhi aktivitas perencanaan dan pengendalian
produksi sehari-hari di perusahaan.
Keuntungan
MRP
Pembahasan
Untuk menentukan metode lot sizing mana yang sebaiknya digunakan,
dilakukan analisis dampak biaya persediaan dari setiap alternatif teknik lot
sizing. Berikut analisis untuk tiap-tiap teknik lot sizing:
Mingg
u
Net.R
1
2
3
4
5
6
7
8
50
60
70
60
95
75
60
55
Prod.
Quant
.
50
60
70
60
95
75
60
55
End.
Inv.
HC
SC
TIC
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
47
47
47
47
47
47
47
47
47
94
141
188
235
282
329
376
Keterangan
HC = biaya simpan. Dihitung dengan cara End Inventory x biaya simpan
perminggu
Misalnya pada minggu pertama End Inventory = 0 dan biaya simpan per
minggu = 10% x 10 = 1, maka HC = 0 x 1 = 0
SC = biaya pesan setiap kali pesan. Dihitung dengan cara: product quantity x
biaya pesan setiap kali pemesanan
Misalnya pada minggu pertama, Net Requirement = 50 dan product quantity =
50 jadi pemesanan hanya dilakukan 1x, sedang biaya pesan setiap kali
pemesanan sebesar 47, maka SC = 1 x 47 = 47.
Hasil perhitungan sebagaimana terlihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa
bila digunakan metode L4L, TIC untuk 8 minggu adalah 376
model EOQ permintaan diasumsikan konstan, atau dengan kata lain diperlukan
safety stock untuk mengantisipasi variabilitas permintaan. EOQ menggunakan
estimasi total permintaan tahunan, stup cost atau order cost, dan holding cost
tahunan. EOQ tidak didisain untuk sistim dengan periode waktu yang diskrit
seperti halnya MRP. MRP mengasumsikan bahwa kebutuhan telah dipenuhi
pada awal periode. Holding cost hanya diperhitungkan pada persediaan akhir,
tidak dihitung berdasarkan rata-rata persediaan sebagaimana EOQ. Sementara
EOQ berasumsi bahwa penggunaan persediaan didasarkan pada basis kontinyu
selama periode. Berdasarkan hal-hal tersebut maka pemecahan contoh sola di
atas bila digunakan metode EOQ akan sebagai berikut:
Permintaan tahunan berdasarkan kebutuhan 8 minggu = D= (525/8) x 52 =
3.412, 5 unit
Holding cost tahunan = H = 0,5% x 10 x 52 = 2,6
Set up cost = S = 47 (tetap)
dengan menggunakan rumus EOQ diperoleh EOQ sebesar 351, sehingga
pemesanan pertama kali sebanyak 351 unit
selengkapnya skedul pemesanan MRP dengan loot sizing EOQ adalah sebagai
berikut:
Mingg
Net.
Prod.
Endin
HC
SC
TIC
u
Req
Quant
g.
.
Invent
.
1
50
351
301
15,05
47
62,05
2
60
0
241
12,05
0
74,1
3
70
0
171
8,55
0
82,65
4
60
0
111
5,55
0
88,2
5
95
0
16
0,8
0
89
6
75
351
292
14,6
47
150,6
7
60
0
232
11,6
0
162,2
8
55
0
177
8,85
0
171,05
Keterangan:
cara menghitung HC dan SC sama dengan cara menghitung HC
dan SC pada teknik L4L
Dari perhitungan yang ditunjukkan pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa bila digunakan metoda EOQ, maka TIC akan sebesar 171,05
Minggu
CC
OC
TIC
Jumlah
yang
dipesan
50
47
47
1-2
110
47
50
1-3
180
10
47
57
1-4
240
19
47
66
1-5
1-6
1-7
335
410
470
38
56,75
74,75
47
47
47
85
103,75
121,75
1-8
525
94
47
141
75
47
47
6-7
135
47
50
6-8
190
8,5
47
55,5
Keteran
gan
*LTC
* LTC
Mingg
u
Net
Req
Prod.
Quant
.
1
2
3
4
5
6
7
8
50
60
70
60
95
75
60
55
335
0
0
0
0
190
0
0
Endin
g
Invent
.
285
225
155
95
0
115
55
0
HC
SC
TIC
14,25
11,25
7,75
4,75
0
5,75
2,75
0
47
0
0
0
0
47
0
0
61,25
72,5
80,25
85
85
137,75
140,5
140,05
110
47
50
0,4545
1-3
180
10
47
57
0,3167
1-4
240
19
47
66
0,2750
1-5
335
38
47
85
0,2537
1-6
1-7
410
470
56,75
74,75
47
47
103,75
121,75
0,2530
0,2590
1-8
525
94
47
141
0,2686
60
47
47
0,7833
*LUC
7-8
115
2,75
47
49,75
0,4326
*LUC
Berdasarkan model LUC pembelian pertama kali dilakukan sebanyak 410 untuk
memenuhi kebutuhan minggu pertama hingga minggu keenam. Kemudian
pembelian kedua sebanyak 115 untuk memenuhi kebutuhan minggu ke tujuh
dan ke delapan. Skedul MRP menjadi sebagai berikut:
Mingg
Net
Prod.
Endin
HC
SC
TIC
u
Req
Quant
g
.
Invent
.
1
50
410
360
18
47
65
2
60
0
300
15
0
80
3
70
0
230
11,5
0
91,5
4
60
0
170
8,5
0
100
5
95
0
75
3,75
0
103,75
6
75
0
0
0
0
103,75
7
60
115
55
2,75
47
153,5
8
55
0
0
0
0
153,5
Dari skedul MRP di atas dapat dilihat bahwa bila pengadaan inventori
dilakukan dengan menggunakan model LUC maka total cost untuk delapan
minggu sebesar 153,5.
Berdasarkan analisis biaya TIC, maka untuk situasi dan kondisi seperti yang
ada dalam kasus, penentuan inventori disarankan menggunakan model LUC
karena menghasilkan TIC yang terendah .
1.
2.
3.
4.
Diminta
Membandingkan kebutuhan bersih atau Net Component Requirement (NCR)
yang dihitung dengan menggunakan cara lama (tradisional) dan dengan
menggunakan pendekatan MRP!
Membuat bagan product structure tree!
Menentukan kapan dilakukan pemesanan untuk tiap-tiap komponen agar
produk akhir dapat diselesaikan tepat pada waktunya!
Membuat skedul MRP dimana lot sizing dengan menggunakan teknik L4L atau
jumlah pemesanan sesuai dengan kebutuhan bersih!
Pembahasan
Membandingkan kebutuhan bersih atau Net Component Requirement (NCR)
yang dihitung dengan menggunakan cara lama (tradisional) dan dengan
menggunakan pendekatan MRP
NCR yang dihitung dengan cara lama:
NCR sama dengan jumlah komponen yang diperlukan untuk memenuhi
permintaan produk akhir dikurangi persediaan komponen, sehingga:
Komponen
A
B
C
Jumlah
komponen
untuk
membuat
1250 produk
akhir
1250
1250
1250
Jumlah
persediaan
NCR
450
250
500
800
1000
750
Komponen
A
B
C
Gross
componen
t
requireme
nt
1250
800
550
Scheduled
receipts
Number of
componen
ts in
inventory
NCR
0
0
0
450
250
500
800
550
50
Komponen A selesai
dikirim
Lead time A
minggu ke
20
Saat pemesanan A
minggu ke
16
Komponen B selesai
dikirm
Lead time B
minggu ke
16
Saat pemesanan B
minggu ke
15
Komponen C selesai
dikirim
Lead time C
minggu ke
15
4 (-)
1(-)
2(-)
Saat pemesanan C
minggu ke
13
Ko
m
p
Z
Lt
=
1
Ke
tr.
Mi
ng
gu
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Gr
os
s
re
qu
ire
m
en
t
12
50
Sc
he
du
le
d
re
cei
pt
s
On
ha
nd
in
ve
nt
or
y
NC
R
A
Lt
=
4
12
50
Pl
an
ne
d
or
de
r
rel
ea
se
12
50
*
Gr
os
s
re
qu
ire
m
en
t
12
50
Sc
he
du
le
d
re
cei
pt
s
On
ha
nd
in
ve
nt
or
45
0
y
NC
R
B
Lt
=
1
80
0
Pl
an
ne
d
or
de
r
rel
ea
se
80
0*
Gr
os
s
re
qu
ire
m
en
t
80
0
Sc
he
du
le
d
re
cei
pt
s
On
ha
nd
in
ve
nt
or
25
0
y
NC
R
C
Lt
=
2
55
0
Pl
an
ne
d
or
de
r
rel
ea
se
55
0*
Gr
os
s
re
qu
ire
m
en
t
55
0
Sc
he
du
le
d
re
cei
pt
s
On
ha
nd
in
ve
nt
or
50
0
y
NC
R
Pl
an
ne
d
or
de
r
rel
ea
se
50
50
*
E12.2012.00619
syofa adelya yositasari
Lihat profil lengkapku
Wikipedia