Anda di halaman 1dari 142

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Index
Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya SDM yang
sehat, cerdas, terampil dan ahli menuju keberhasilan Pembangunan Kesehatan.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan kepada prinsipprinsip dasar, meliputi : (1) perikemanusiaan (2) hak asasi manusia (3) adil dan
merata

(4)

pemberdayaan

dan

kemandirian

masyarakat

(5)

kematian

(6) pengutamaan dan manfaat (7) tata kepemerintahan yang baik, dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, dan usia lanjut
(Usila) serta keluarga miskin.
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025 menetapkan
bahwa Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud. Selanjutnya, dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-1014 telah ditetapkan
bahwa Visi Kementerian Kesehatan adalah Masyarakat Sehat yang Mandiri
dan Berkualitas.
Dalam

mewujudkan

Visi

Kementerian

Kesehatan

dan

untuk

meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu, maka


pada periode 2010-2014, Kementerian Kesehatan melakukan terobosan dalam
bentuk reformasi kesehatan masyarakat yang mencakup tujuh upaya, yaitu :
1. Revitalisasi pelayanan kesehatan dasar; 2. Penyediaan, distribusi, dan retensi
Sumber Daya Manusia Kesehatan; 3. Menjamin ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkauan obat melalui peningkatan akses obat bagi masyarakat;
4. Penyediaan Jaminan Kesehatan menuju Jaminan Kesehatan Semesta
(Universal Coverage); 5. Peningkatan ketersediaan, pemerataan, dan kualitas
tenaga kesehatan terutama di DTPK dan DBK dalam rangka mendekatkan akses
pelayanan kesehatan pada masyarakat; 6. Reformasi Birokrasi Kesehatan;
7.

Meningkatkan

kualitas

fasilitas

pelayanan

kesehatan

agar

bertaraf

internasional.
Upaya nyata Kementerian Kesehatan dalam mencapai terobosan
Reformasi Kesehatan periode 2010-2014 adalah pelayanan kesehatan berbasis
masyarakat dengan menekankan upaya promotif dan preventif, menekan

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


pencegahan penyakit tidak menular yang disebabkan pola makan dan pola hidup
yang tidak sehat, serta pengendalian penyakit menular. Selain itu juga
diupayakan dengan meningkatkan pelayanan kesehatan primer dan rujukan di
rumah sakit daerah maupun pusat
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan pemerintah,
tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga
kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku yang sehat
dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan Pembangunan
Kesehatan. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan tidak semata-mata ditentukan
oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh
hasil kerja keras serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya.
Tantangan dan permasalahan pembangunan kesehatan makin bertambah
berat, kompleks dan bahkan terjadi secara tidak terduga, karena Indonesia
merupakan negara yang daerahnya rawan bencana. Upaya meningkatkan status
kesehatan masyarakat tidak akan tercapai apabila tidak mengikut sertakan peran
masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat tidak lagi sebagai obyek
melainkan sebagai subyek dalam pembangunan kesehatan, seperti yang telah
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Masalah kesehatan perlu diatasi oleh masyarakat sendiri dan pemerintah. Selain
itu banyak permasalahan kesehatan yang wewenang dan tanggung jawabnya
berada di luar sektor kesehatan.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat jelas tidak mungkin hanya
dilakukan oleh sektor kesehatan saja, karena masalah kesehatan ditimbulkan oleh
berbagai determinan antara lain perilaku, ekonomi, sosial budaya, dan politik.
Kesehatan juga sesuatu yang kompleks, dipengaruhi oleh banyak faktor baik
internal (perilaku dan keturunan) maupun eksternal (lingkungan fisik dan non
fisik).
Pemerintah memiliki tanggung jawab yang harus dilaksanakannya yang
meliputi tanggung jawab untuk merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,
membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat. Tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara
dan meningkatkan kesehatan segenap warga negara, yaitu setiap individu,
keluarga dan masyarakat Indonesia, tanpa meninggalkan upaya menyembuhkan
penyakit dan atau memulihkan kesehatan penderita.

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Untuk dapat terselenggaranya tugas ini, upaya kesehatan yang harus
diutamakan adalah yang bersifat promotif dan preventif, yang didukung oleh
upaya kuratif dan atau rehabilitatif. Dalam pengertian ini, upaya kesehatan akan
lebih memprioritaskan kepada upaya mempertahankan orang sehat agar tetap
sehat, dan bila terjadi kesakitan tentu harus diberikan pelayanan pengobatan yang
memadai. Selain itu, agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat secara paripurna, perlu pula diciptakan
lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, upaya penyehatan lingkungan juga harus
diprioritaskan. Upaya pembangunan kesehatan juga diarahkan guna mencapai
tujuan Millenium Development Goals (MDGs).
Dalam rangka memberikan gambaran situasi kesehatan di Kota Gorontalo
Tahun 2011 maka diterbitkan Buku Profil Kesehatan Kota Gorontalo, Dengan
maksud kiranya Profil Kesehatan Kota Gorontalo merupakan salah satu sarana
untuk menilai pencapaian kinerja pembangunan kesehatan di Kota Gorontalo.
Dalam Profil Kesehatan ini menyajikan data yang diantaranya upaya
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang menyangkut Kesehatan
Ibu dan Anak, Keluarga Sadar Gizi, Kesehatan Usia lanjut, Pengendalian
Penyakit Menular dan tidak menular, Kesehatan Lingkungan, Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di berbagai tatanan, serta pembinaan
Kelurahan Siaga Aktif.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Profil Kesehatan Kota Gorontalo tahun 2011
adalah menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat, upaya kesehatan,
sumber daya kesehatan dan factor-faktor terkait lainnya, dengan membandingkan
hasil cakupan dari tahun 2006 sampai dengan 2011, Sehingga dapat dijadikan dasar
dalam monitoring dan evaluasi program serta pengambilan keputusan untuk
perencanaan kedepan.
C. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kota Gorontalo tahun 2011
adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan
tujuan, serta sistematika penyajiannya.
Bab II : Gambaran Umum. Bab ini menyajikan gambaran umum Kota
Gorontalo seperti letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya
seperti kependudukan, ekonomi, dan pendidikan.

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Bab III : Situasi Derajat Kesehatan.
Bab ini berisi uraian tentang indikator derajat kesehatan yaitu : angka
kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan.
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang pemberantasan penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyaakat, pelayanan
kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situsi bencana.
Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir
indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta
upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggaraan oleh Kabupaten/
Kota.
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan.
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya
Bab VI : Kesimpulan.
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan Kota Gorontalo tahun 2011. Selain
keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan
hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
Lampiran :
Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian di tingkat Kota
Gorontalo serta 79 tabel data kesehatan dan data terkait kesehatan yang
responsif gender. Profil Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak
(berupa buku) atau dalam bentuk lain (softcopy, tampilan di situs internet,
dan lain-lain).

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


BAB II
GAMBARAN UMUM
Bab ini akan menguraikan gambaran umum Kota Gorontalo yang meliputi :
Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk
menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Jumlah Rumah Tangga/Kepala
Keluarga, Kepadatan Penduduk, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin,
Persentase Penduduk Berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf, Persentase
Penduduk Laki-laki dan Perempuan berusia 10 tahun ke atas menurut tingkat
pendidikan yang ditamatkan.
a.

Luas Wilayah
Berdasarkan data statistik tahun 2011, Kota Gorontalo memiliki luas
sebesar 64,79 km2 atau 0,53 % dari luas Provinsi Gorontalo. Secara geografis
Kota Gorontalo terletak terletak pada 000 28 17 000 35 56 Lintang Utara
dan 1220 59 44 1230 05 59 Bujur Timur.
Gambar 1. Peta Wilayah Kota Gorontalo

Secara administratif Kota Gorontalo terdiri dari 9 kecamatan dan 50


kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara

: Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango

- Sebelah Timur

: Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


- Sebelah Selatan

: Teluk Tomini (Teluk Gorontalo)

- Sebelah Barat

: Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo

b. Jumlah Kecamatan
Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di
bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahankelurahan. Kota Gorontalo berdasarkan data Statistik terdiri dari Sembilan
kecamatan yang terdiri dari:
- Kecamatan Kota Timur
- Kecamatan Kota Selatan
- Kecamatan Kota Utara
- Kecamatan Kota Tengah
- Kecamatan Kota Barat
- Kecamatan Dungingi
- Kecamatan Dumbo Raya
- Kecamatan Hulonthalangi
- Kecamatan Sipatana
c. Jumlah Kelurahan
Kota Gorontalo memiliki 50 kelurahan hasil perpecahan dari sembilan
kecamatan yakni :
- Kecamatan Kota timur terdiri dari 5 kelurahan.
- Kecamatan Kota Selatan terdiri dari 6 kelurahan.
- Kecamatan Kota Utara terdiri dari 6 kelurahan.
- Kecamatan Kota Tengah terdiri dari 6 Kelurahan.
- Kecamatan Kota Barat terdiri dari 7 kelurahan.
- Kecamatan Dungingi terdiri dari 4 Kelurahan.
- Kecamatan Dumbo Raya terdiri dari 5 kelurahan.
- Kecamatan Hulonthalangi terdiri dari 5 kelurahan.
- Kecamatan Sipatana terdiri dari 5 Kelurahan.
d. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Jumlah Penduduk Kota Gorontalo menurut hasil sensus penduduk oleh
BPS sampai dengan akhir Desember 2010 sebesar 185.378 jiwa. Terdiri dari
90.763 jiwa penduduk laki-laki dan 94.615 jiwa penduduk perempuan, dan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 2,93 % .
Umur dan Jenis kelamin merupakan faktor penting dalam demografi.
Dengan melihat data jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin, maka
6

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


penduduk dapat diklasifikasikan. Komposisi penduduk menurut usia dan jenis
kelamin itu pada setiap negara tidak selalu sama.
Jumlah penduduk Kota Gorontalo tahun 2011 menurut kelompok umur
dan jenis kelamin dapat dilihat pada grafik 1 di bawah ini.
Tabe1.1 Jumlah Penduduk Kota Gorontalo
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2011
Kelompok Umur

Penduduk

Jumlah

Rasio Jenis
Kelamin

Laki-laki

Perempuan

0-4 Tahun

9.163

8.795

17.958

104

5-14 Tahun

18.238

17.222

35.460

106

15-44 Tahun

46.783

49.313

96.096

95

45-64 Tahun

14.159

15.580

29.739

91

65 Tahun

2.420

3.705

6.125

65

Total

90.763

94.615

185.378

96

Pada Tabel 1 Penduduk Kota Gorontalo pada tahun 2011 terdiri dari
90,763 penduduk laki-laki dan 94,615 penduduk perempuan. Berdasarkan data
tersebut dapat dihitung bahwa rasio jenis kelamin penduduk mencapai 96 persen.
Ini berarti ada 96 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Jika dilihat menurut
kelompok umur, rasio jenis kelamin tertinggi terdapat pada kelompok umur
514 tahun yaitu 105 persen, sedangkan paling rendah pada kelompok umur
> 60 tahun hanya sebesar 65 persen. Gambaran ini sejalan dengan kenyataan
bahwa pada usia tua kemampuan bertahan hidup (survival rate) perempuan lebih
tinggi dibanding laki-laki.
e. Jumlah Rumah Tangga / Kepala Keluarga
Di Kota Gorontalo terdapat sebanyak 51.631 rumah tangga, dengan
jumlah penduduk 185. 378 jiwa.
Pada Tabel. 2 gambaran jumlah rumah tangga dan rata-rata jiwa per
rumah tangga untuk Kota Gorontalo tahun 2011, dari jumlah penduduk
185.378 jiwa total jumlah rumah tangga yang ada sebanyak 51.631 jiwa,
dimana satu rumah tangga terdiri dari 3 sampai 4 jiwa. Begitu juga bila
diamati tiap kecamatan maka rata-rata anggota rumah tangga yang mendiami
satu rumah tangga adalah berkisar antara 3 sampai 6 jiwa.

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Tabel 2. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-rata Jiwa Per Rumah Tangga
Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo
Tahun 2011

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kecamatan
Kota Timur
Kota Selatan
Kota Utara
Kota Tengah
Kota Barat
Dungingi
Dumbo Raya
Hulonthalangi
Sipatana
Kota

Jumlah
Penduduk

Jumlah Rumah
Tangga

Rata-Rata Jiwa
per Rumah
Tangga

25.585
21.408
17.155
28.305
20.751
22.659
17.411
15.076
17.028
185.378

6.586
7.104
4.172
9.481
5.354
6.240
4.436
3.855
4.403
51.631

3.88
3.01
4.11
2.99
3.88
3.63
3.92
3.91
3.87
3.59

f. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk masih menjadi masalah di Indonesia, hal ini disebabkan
karena persebaran penduduk yang tidak merata. Kepadatan penduduk erat kaitannya
dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya yakni
dalam hal daya dukung lingkungan.
Tabel 3. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo
Tahun 2011
No

Kecamatan

Luas Wilayah
(km)

Jumlah
Kelurahan

Kepadatan
Penduduk
per km

Kota Timur

5.77

4.434

2
3
4
5
6
7
8
9

Kota Selatan

3.42

6.260

Kota Utara
Kota Tengah
Kota Barat
Dungingi
Dumbo Raya
Hulonthalangi
Sipatana

8.36
4.13
15.16
4.10
8.66
10.97
4.22
64.79

6
6
7
5
5
5
5
50

2.052
6.854
1.369
5.527
2.011
1.374
4.035
2.861

Kota

Tabel 3 dapat dilihat kepadatan penduduk Kota Gorontalo dengan luas wilayah
64,79 km2 dengan 50 kelurahan, dengan kepadatan penduduk sebesar 2,861 km2..
Hal ini menunjukkan bahwa Kota Gorontalo belum terlalu padat untuk ukuran
Ibukota Provinsi. Meski bila dilihat per kecamatan, Kecamatan Kota Tengah

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


memiliki kepadatan penduduk tertinggi yakni 6,854 per km2. dengan luas wilayah
hanya 4,31 km2 dengan 6 kelurahan. Hal ini berbanding terbalik dengan kecamatan
Hulonthalangi dengan luas wilayah besar, 10,97 km2 dengan 5 kelurahan dan angka
kepadatan penduduk rendah hanya 1,374 km2. Kemampuan suatu wilayah dalam
mendukung kehidupan ada batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam
mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibat pada terjadinya tekanan-tekanan
penduduk.
g. Rasio Beban Tanggungan
Indikator penting yang digunakan untuk melihat produktivitas penduduk
adalah dengan melihat beban ketergantungan atau Dependency Ratio, angka yang
menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur
dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang termasuk
umur produktif (15-64 tahun). Semakin tinggi Rasio beban ketergantungan,
semakin besar pula beban tanggungan umur produktif terhadap umur tidak
produktif.
Tabel.4 Jumlah Penduduk dan Angka Beban Ketergantungan
menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Usia Produktif (15-64 tahun) dengan
Kelompok usia non Produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas)
Di Kota Gorontalo
Tahun 2011
Jika dilihat struktur umur penduduk menurut kelompok usia muda (0-14
tahun), usia produktif (15-64 tahun), dan usia lanjut ( 65 tahun keatas ), maka
67,88 Kota Gorontalo bila dilihat dari struktur umur memiliki penduduk dengan
jumlah usia kerja atau usia produktif (15- 44 tahun ) terbanyak yakni 96.096 jiwa,
dibandingkan dengan usia muda atau yang belum produktif (<15 tahun) sebesar
53.418 jiwa dan usia yang tidak produktif (45-65 tahun keatas). Dilihat dari
struktur umur penduduk Kota Gorontalo maka tersebut dapat dihitung rasio
beban tanggungan atau dependency ratio, dimana orang yang belum atau tidak
sanggup bekerja menjadi tanggungan orang yang sanggup bekerja. Untuk kota
gorontalo Rasio Beban Tanggungan sebesar 47,3. Berarti tiap-tiap 100 orang usia
produktif harus menanggung 47,3 penduduk yang tidak produktif.
h. Rasio Jenis Kelamin

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Rasio jenis kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan
jumlah penduduk perempuan, yang berguna untuk pengembangan perencanaan
pembangunan yang berwawasan gender.
i. Presentase Penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf

j. Presentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan berusia 10 tahun keatas


menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Keadaan tingkat pendidikan adalah salah satu indikator yang sering
digunakan dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui
pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk
berperilaku sehat. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan dan kemampuan membaca dan menulis.
Persentase penduduk yang sudah memiliki ijazah/STTB secara umum di
Kota Gorontalo tahun 2010 yaitu SD/MI sebanyak 17,8 %, SLTP/MTs sebanyak
14,2 %, SMU/SMK/MA sebanyak 28,8 %, dan Diploma sampai dengan
Universitas sebanyak 9,1 %. Dengan demikian maka persentase penduduk
berumur 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah SMU/SMK/MA atau pendidikan
yang lebih tinggi sebesar 37,9 %.
Kecamatan dengan persentase tertinggi penduduknya berpendidikan
SMU/SMK atau lebih tinggi adalah Kota Tengah (48,1 %), Dungingi (40,4 %)
dan Kota Selatan (39,6 %). Sedangkan yang terendah adalah Kota Barat
(29,6 %), Kota Utara (32,5 %) dan Kota Timur (37,0 %). Jumlah penduduk
berumur 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan
dan kecamatan dapat dilihat pada tabel 4 dari lampiran.
Kemampuan membaca dan menulis penduduk tercermin dari Angka
Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat
membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Persentase penduduk yang
dapat membaca huruf latin secara umum di kota Gorontalo tahun 2010 sebesar
69,9 %. Persentase melek huruf pada laki-laki sebesar 70,2 % sedangkan
perempuan sebesar 69,7 %.
Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dapat
dilihat pada tabel 5 di lampiran. Kecamatan dengan persentase melek huruf
tertinggi adalah Kota Tengah sebesar 72,8 % dan terendah adalah Kota Barat
sebesar 65,2 %.

10

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Salah satu aspek yang menjadi ukuran dalam penentuan keberhasilan
pembangunan suatu wilayah adalah kondisi perekonomian. Data Badan Pusat
Statistik (BPS) Kota Gorontalo menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota
Gorontalo meningkat dari 7,06 % pada tahun 2006 menjadi 7,49 % pada tahun
2009. Relatif stabilnya pertumbuhan ekonomi Kota Gorontalo antara lain
didukung oleh iklim investasi di berbagai sektor yang kondusif sehingga banyak
pihak swasta yang menanamkan modalnya baik dalam skala kecil, menengah dan
besar.
Kemiskinan telah lama menjadi persoalan mendasar yang menjadi pusat
perhatian pemerintah dan berbagai kalangan karena sangat erat hubungannya
dengan dimensi ekonomi. Penduduk miskin di Kota Gorontalo sampai dengan
tahun 2011 sebesar 31,5 % yang tersebar di 9 (sembilan) kecamatan. Grafik 2
menunjukkan persentase penduduk miskin tertinggi adalah Kecamatan Kota
Barat dan terendah adalah Kecataman Kota Tengah.

Keadaan tingkat pendidikan adalah salah satu indikator yang sering


digunakan dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui
pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk
berperilaku sehat. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan dan kemampuan membaca dan menulis.
Persentase penduduk yang sudah memiliki ijazah/STTB secara umum di
Kota Gorontalo tahun 2010 yaitu SD/MI sebanyak 17,8 %, SLTP/MTs sebanyak
14,2 %, SMU/SMK/MA sebanyak 28,8 %, dan Diploma sampai dengan
Universitas sebanyak 9,1 %. Dengan demikian maka persentase penduduk
berumur 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah SMU/SMK/MA atau pendidikan
yang lebih tinggi sebesar 37,9 %.

11

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Kecamatan dengan persentase tertinggi penduduknya berpendidikan
SMU/SMK atau lebih tinggi adalah Kota Tengah (48,1 %), Dungingi (40,4 %)
dan Kota Selatan (39,6 %). Sedangkan yang terendah adalah Kota Barat
(29,6 %), Kota Utara (32,5 %) dan Kota Timur (37,0 %). Jumlah penduduk
berumur 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan
dan kecamatan dapat dilihat pada tabel 4 dari lampiran.
Kemampuan membaca dan menulis penduduk tercermin dari Angka
Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat
membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Persentase penduduk yang
dapat membaca huruf latin secara umum di kota Gorontalo tahun 2010 sebesar
69,9 %. Persentase melek huruf pada laki-laki sebesar 70,2 % sedangkan
perempuan sebesar 69,7 %.
Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dapat
dilihat pada tabel 5 di lampiran. Kecamatan dengan persentase melek huruf
tertinggi adalah Kota Tengah sebesar 72,8 % dan terendah adalah Kota Barat
sebesar 65,2 %.

12

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak
hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan serta ketersediaan
sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi,
pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.
Indikator-indikator yang dapat digunakan dalam menilai derajat kesehatan
masyarakat adalah angka kematian (mortalitas), angka kesakitan (morbiditas) dan
status gizi. Pada bab ini akan diuraikan gambaran situasi derajat kesehatan di Kota
Gorontalo melalui angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKABA),
angka kematian ibu (AKI), angka kesakitan beberapa penyakit, dan status gizi.
A. Angka Kematian (Mortalitas)
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit
maupun sebab lainnya. Angka kematian digunakan sebagai indikator untuk
mengukur frekuensi kematian pada populasi spesifik dalam interval waktu dan
tempat tertentu. Pada bab ini akan disajikan Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Kasar.
Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) yaitu
jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan
dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama dan merupakan salah satu
indikator derajat kesehatan.
Grafik 3 Angka Kem atian Bayi di Kota Gorontalo
Tahun 2007 - 2011

14

12,8

12
10

8,7

7,6

6,9

6,9

6
4
2

20
11

20
10

20
09

20
08

20
07

1.

Pada Grafik 3 Angka kematian Bayi mengalami kenaikan dibanding


tahun 2010 sebesar 6,9 per 1.000 kelahiran hidup, menjadi 8,7 per 1.000

13

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


kelahiran hidup di tahun 2011 atau terjadi kenaikan sebesar 2,1 persen.
Berbagai faktor dapat menyebabkan peningkatan Angka Kematian Bayi
seperti yang terlihat pada data diatas, diantaranya adalah pelayanan kesehatan
khususnya Kesehatan bayi yang belum berkualitas, ketrampilan petugas
dalam penanganan kegawatdaruratan neonatal serta dukungan pihak yang
dapat berkontribusi terhadap akselarasi penurunan Angka Kematian Bayi
yang belum optimal
Adapun penyebab kematian bayi berbeda dari tahun 2010, pada tahun
2011 penyebab kematian bayi di Kota Gorontalo terbanyak adalah Asphksia
(51,5%), BBLR ( 30,3%) dan penyebab lainnya (18,2%).
2.

Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita (AKABA) adalah Jumlah kematian umur 1-4
tahun per 1000 kelahiran hidup. AKABA mempresentasikan peluang
terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum berumur 5 tahun.
Selain itu Angka Kematian balita menggambarkan keberhasilan program
KIA, disamping itu juga dapat menggambarkan faktor-faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap kesehatan balita, seperti gizi, sanitasi, penyakit
menular dan kecelakaan. Secara menyeluruh selain kematian bayi kematian
balita juga merupakan indikator dalam menggambarkan tingkat sejahteraan
sosial penduduk
Grafik 4. Angka Kematian Anak Balita di Kota Gorontalo
Tahun 2007 - 2011

Grafik 4 terlihat angka kematian Anak Balita selama 5 tahun terakhir


di Kota Gorontalo sejak tahun 2007 sebesar 3,2 per 1.000 kelahiran hidup ,
kemudian turun menjadi 1,6 per 1000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2011
mengalami kenaikan sebesar 0,8 persen atau 2,4 per 1.000 kelahiran hidup.

14

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif
AKABA yaitu Sangat tinggi 71-40, Sedang 20-70 dan rendah < 20. SDKI
tahun 2007 mengestimasikan nilai AKABA sebesar 44 per 1.000 kelahiran
hidup.
Berdasarkan angka kematian Anak Balita diatas, Kota Gorontalo masuk
ke dalam kategori rendah, seperti yang telah ditetapkan dalam nilai nominatif
pada MDGs.
Penyebab kematian balita di Kota Gorontalo tahun 2011 adalah Infeksi
Saluran Pernapasan Atas/ISPA (33,3%), Diare (11,1%), Thypoid (22,2%),
tidak diketahui penyebabnya (11,1%) dan karena Lain-lain (22,2%).
3.

Angka Kematian Ibu


Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR)
menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan di
Indonesia. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya
tidak termasuk penyebab karena kecelakaan atau insidentil.
AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Grafik 5 Angka Kematian ibu di Kota Gorontalo
Tahun 2007-2011

.
Grafik 5 menunjukkan Angka Kematian Ibu terjadi peningkatan yang
terus menerus sejak tahun 2007 sampai dengan 2011. Dimana pada tahun
2007 angka kematian hanya 87 per 100.000 kelahiran, pada 2011 naik
menjadi 211 per 100.000 kelahiran hidup.

15

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Meningkatnya kasus kematian ibu ini menggambarkan bahwa tingkat
kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu masih kurang
baik, selain itu kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa
nifas belum adekuat.
Untuk Penyebab kematian ibu di Kota Gorontalo tahun 2011 adalah
Eklampsi sebanyak 4 kasus, DCC 2 kasus, Susp Ruptura hepar dan anemia
masing-masing 1 kasus.
B. Angka Kesakitan
Morbiditas atau angka kesakitan baik insiden maupun prevalensi dari
suatu penyakit. Angka kesakitan menggambarkan kejadian penyakit dalam
populasi dalam kurun waktu tertentu. Angka kesakitan juga berpengaruh pada
penilaian derajat kesehatan.
1. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada Anak Usia < 15 Tahun Per
100.000 Anak dalam 5 tahun terakhir.
Upaya meningkatkan kepekaan terhadap kasus polio secara terus
menerus, dilakukan pengamatan terhadap semua kelumpuhan yang terjadi
secara akut dan layu (flaccid) seperti pada kasus polio.
AFP (Acut Flaccyd Paralysis) adalah kelumpuhan layu (flaccid) yang
terjadi pada anak berusia kurang dari 15 tahun, dikarenakan anak seusia
tersebut merupakan kelompok rentan terhadap penyakit polio.
Untuk Kota Gorontalo berdasarkan data sejak tahun 2008 ditemukan
kasus kelumpuhan AFP sebanyak 1 kasus, dengan angka AFP per 100.000
anak sebesar 2,3. Sedangkan pada tahun 2009 tidak ditemukan kasus AFP di
Kota Gorontalo. Pada tahun 2010, ditemukan sebanyak 7 kasus, dengan
angka per 100.000 anak sebesar 14,1. Sedangkan untuk tahun 2011 AFP yang
ditemukan sebanyak 10 kasus dengan angka per 100.000 anak sebesar 18,7.
penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun.
Dengan melihat data yang ada diperoleh gambaran bahwa penemuan
kasus AFP di Kota Gorontalo semakin meningkat. Artinya kemampuan dari
tenaga kesehatan dalam hal penemuan kasus polio semakin baik.
2. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +
Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular
yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya, yaitu bisa menyebabkan
kematian. Penyakit yang disebabkan oleh mikobakterium ini merupakan
penyebab utama kecacatan dan kematian

16

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Angka kesembuhan dibawah 70% dapat mengakibatkan masalah TB
dan reistensi obat akan meningkat. Penderita TB paru BTA positif yang tidak
sembuh dapat menimbulkan resisten terhadap obat anti tuberkulosis (OAT)
terutama resistensi sekunder yang dikarenakan pengobatan yang tidak
lengkap atau tidak teratur.
Angka kesembuhan penderita TB paru BTA positif di Kota Gorontalo
tahun 2010 adalah 98,7 % turun 1 % jika dibandingkan dengan angka
kesembuhan tahun 2009. (lihat tabel 9 pada lampiran).
Grafik 9 menunjukkan, masih terdapat 3 (tiga) puskesmas yang angka
kesembuhan penderita TB tahun 2010 belum mencapai 100 % yakni
Puskesmas Limba B, Pilolodaa dan Dulalowo.

3. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani


Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian pada balita. Data
WHO Tahun 2005 menunjukkan Pneumonia masih menjadi penyebab
kematian balita tertinggi (23%). Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO/UNICEF) tahun 2006 dalam Pneumonia: The Forgotten Killer of
Children, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus
pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa.
Persentase balita pneumonia yaitu jumlah balita yang menderita
pneumonia dibanding dengan jumlah balita secara keseluruhan yang berada
pada wilayah dan waktu, dan dinyatakan dalam bentuk persentase.
Penemuan kasus pneumonia pada balita di Kota Gorontalo tahun 2011
sebanyak 110 kasus turun 12 % jika dibandingkan dengan penemuan kasus
yang sama pada tahun 2010. Dari jumlah balita penderita pneumonia yang
ditemukan tersebut, seluruhnya ditangani. Hasil penemuan penderita
pneumonia, pneumonia balita dan penderita pneumonia balita yang ditangani
di Kota Gorontalo tahun 2010 dapat dilihat pada lampiran tabel ...

17

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


4. Persentase HIV/AIDS Ditangani
Penemuan kasus HIV/AIDS dan yang ditangani di Kota Gorontalo pada
tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010, dimana pada
tahun 2010 kasus yang ditemukan hanya 1 kasus. Tahun 2011 kasus HIV
sebanyak 4 kasus dan untuk AIDS sebanyak 5 kasus. Dari 5 kasus AIDS ada
1 orang yang meninggal.
Berdasarkan data diatas dapat diperoleh gambaran bahwa setiap tahun
kasus HIV/AIDS ini terus meningkat. Ini berarti, diperlukan peran aktif dari
petugas serta dukungan penuh dari pemerintah dalam hal penemuan dini
kasus HIV/AIDS di Kota Gorontalo, sehingga bisa mengungkap fenomena
gunung es dibalik kasus HIV/AIDS.
5. Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati
Jumlah kasus infeksi menular seksual (IMS) yang ditemukan di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebanyak 28 kasus, naik 53,6 % dari penemuan kasus
IMS tahun 2009. Kasus IMS ini tersebar di 4 (empat) wilayah puskesmas
dengan jumlah kasus terbanyak berada di wilayah Puskesmas Limba B
Kecamatan Kota Selatan. Sedangkan di wilayah Puskesmas Wongkaditi,
Pilolodaa dan Buladu tidak ditemukan kasus IMS.
Persentase IMS yang diobati di Kota Gorontalo tahun 2010 sebanyak
100 %. Jumlah kasus IMS yang ditemukan dan ditangani di Kota Gorontalo
tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 10 dalam lampiran.
6. Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk
Berdasarkan data yang ada pada tahun 2011, penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) menurun dari tahun 2010 sebanyak 205 kasus dengan angka
kesakitan 112.1 per 100.000 penduduk, yakni hanya sebesar 14 kasus dengan
Incidence rate 7,6 %. Bahkan ada kecamatan yang tidak ditemukan kasus
DBD. Salah faktor yang mendukung turunnya kejadian DBD diantaranya
Pemberantasan sarang nyamuk yang gencar oleh petugas maupun oleh
masyarakat yang ada di wilayah Kota Gorontalo, serta laporan cepat oleh
masyarakat yang menemukan kasus DBD sehingga penanganan awal untuk
kasus DBD ini segera teratasi.
7. Persentase DBD Ditangani
Pada tabel ... dalam lampiran terlihat bahwa dari 14 kasus DBD yang
ditemukan di Kota Gorontalo tahun 2011, seluruhnya ditangani sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP).

18

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


8. Persentase Balita dengan Diare Ditangani
Diare adalah penyebab nomor satu kematian balita diseluruh Indonesia.
Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita no 2 setelah ISPA (infeksi
saluran pernapasan akut). Sementara UNICEF memperkirakan bahwa setiap
30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare. Di Indonesia,
setiap tahun 100.000 balita meninggal karena diare.
Kasus Diare yang ditemukan dan ditangani di Kota Gorontalo pada
tahun 2011 yakni 6.521. Angka ini mengalami kenaikan bila dibandingkan
dengan kasus diare pada tahun 2010 sebanyak 5998 kasus.
Dari semua kasus diare pada tahun 2011 terdapat 6 kasus bayi dan 1
balita yang meninggal dengan faktor penyebabnya diare. Untuk menekan
angka kematian yang disebabkan kasus diare ini, diperlukan peningkatan
perilaku hidup bersih oleh masyarakat, serta pendidikan kesehatan melalui
penyuluhan rutin di tingkat puskesmas mengenai pencegahan serta
penanganan awal kasus diare, sehingga kematian yang disebabkan oleh diare
tidak ditemukan lagi pada bayi ataupun balita.
9. Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk
Menurut perkiraan WHO, tidak kurang dari 30 juta kasus malaria terjadi
setiap tahunnya di Indonesia, dengan 30.000 kematian. Survai kesehatan
nasional tahun 2001 mendapati angka kematian akibat malaria sekitar 8-11
per 100.000 orang per tahun. United Nation Development Program (UNDP,
2004) juga mengklaim bahwa akibat malaria, Indonesia sedikitnya
mengalami kerugian ekonomi sebesar $ 56,6 juta pertahun.
Target angka kesakitan malaria yang ingin dicapai secara nasional pada
tahun 2010, yaitu sebesar 5 per 1.000 penduduk. Jumlah kasus dengan gejala
klinis malaria di Kota Gorontalo tahun 2010 sebanyak 4.309 kasus dengan
angka kesakitan 23,56 per 1.000 penduduk. Kasus ini menyebar di hampir
seluruh wilayah puskesmas dengan persebaran yang tidak merata. Wilayah
puskesmas dengan jumlah kasus terbanyak adalah Puskesmas Pilolodaa dan
puskesmas dengan jumlah kasus sedikit adalah Puskesmas Dungingi.
Puskesmas Wongkaditi merupakan satu-satunya puskesmas yang tidak
ditemukan kasus malaria. Jumlah penderita dan persentase penderita malaria
yang diobati dapat dilihat pada lampiran (tabel 11).
10. Persentase Penderita Malaria Diobati
Untuk tahun 2011 tidak ada penderita malaria yang diobati karena Kota
Gorontalo termasuk...

19

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011

11. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat


Pada tahun 2010, di Kota Gorontalo masih terdapat 35 kasus Kudsta
tipe Multi Basiler. Dimana kasus Multi Basiler merupakan tipe kusta yang
menular.sedangkan untuk tahun 2011 kasus tipe Multi Basiler ini meningkat
menjadi 42 kasus. Dari 42 kasus yang dilaporkan tersebut terdapat 4 kasus
pada usia 0-14 tahun, dan yang sudah ditemukan dalam keadaan cacat tingkat
2 (cacat yang tampak) sebanyak 8 kasus.
Keadaan ini menunjukkan, penularan penyakit kusta masih ada di
masyarakat dan keterlambatan penemuan kasus masih terjadi. Berdasarkan
data ini maka diharapkan kerja sama lintas sektor terkait, organisasi profesi
kesehatan, LSM dan seluruh lapisan masyarakat harus bekerja keras, bekerja
cerdas, dan berpikir keras untuk mengatasi berbagai hambatan dan tantangan
dalam mengendalikan kusta
Jumlah penderita kusta dan persentase penderita kusta yang selesai
berobat di Kota Gorontalo tahun 2010 tertera pada tabel...
12. Kasus Penyakit Filarisis Ditangani
Indonesia merupakan wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di daerah
iklim tropis, kemungkinan terjadinya penyakit filariasis atau kaki gajah lebih
besar daripada didaerah yang beriklim sedang maupun dingin. Filariasis
merupakan jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit yang dulunya
sempat ada, kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali. Filariasis
(penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasi yaitu penyakit
menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang
ditularkan melalui gigitan berbagai spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor
penular filariasis hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari
genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Filariasis dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, tangan, dan organ
kelamin.
Program eliminasi penyakit Filariasis dilaksanakan atas dasar
kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu The Global Goal of Elimination
of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020 yang
merupakan realisasi dari resolusi WHO tahun 1997. Program eliminasi ini
dilaksanakan melalui dua pilar kegiatan yaitu : Pertama, pengobatan masal
kepada semua penduduk di kabupaten/kota dengan menggunakan DEC 6 mg/
kg BB dikombinasikan dengan Albendazol 400 mg sekali setahun untuk

20

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


memutuskan rantai penularan. Kedua, tatalaksana kasus klinis penyakit
Filariasis guna mencegah dan mengurangi kecacatan.
Kasus penyakit Filariasis tidak ditemukan di Kota Gorontalo sejak
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 ini (lihat tabel .....).
13. Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Imunisasi tidak hanya menciptakan kekebalan tubuh tetapi juga bisa
memutus mata rantai penularan penyakit pada anak maupun orang dewasa.
Karenanya, imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian
Kesehatan untuk menanggulangi angka kematian anak.
Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian
Kesehatan, yang merupakan salah satu bentuk kegiatan promotif preventif
serta bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Milenium
Development Goals (MDGs), khususnya untuk menurunkan angka kematian
pada anak dan ibu
Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah
penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan
program imunisasi. PD3I mencakup penyakit Difteri, Pertusis (Batuk Rejan),
Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. Seperti halnya
pada tahun 2009,
Jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat
ditangani (PD3I) di Kota Gorontalo tahun 2011 hanyalah penyakit Campak
tercatat sebanyak 68

kasus dan ditemukan di wilayah kecamatan Kota

Gorontalo, kecuali wilayah kecamatan Pilolodaa yang tidak ditemukan kasus


campak. Meskipun tidak terjadi peningkatan kasus yang cukup besar dari
tahun 2010 akan tetapi masih ada kasus yang terjadi pada PD3I di tahun
2011, hal ini menunjukkan masih ada kantung-kantung wilayah yang
potensial terjadi KLB. (lihat tabel ....).
C. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh adanya keseimbangan
antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (required)
oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik,
perkembangan, aktivitas dan produktivitas, pemeliharaan kesehatan dan lain-lain.
Status gizi masyarakat selain sebagai indikator kesejahteraan rakyat juga
merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan
masyarakat. Status gizi masyarakat dapat digambarkan terutama pada status gizi
bayi, anak balita dan ibu hamil.
21

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


1. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram, yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan
24 jam pertama setelah lahir. Kejadian BBLR ini erat kaitannya dengan gizi
kurang sebelum dan selama masa kehamilan. Dampak dari tingginya angka
BBLR ini akan berpengaruh pada tinggi rendahnya angka kematian bayi.
Penanganan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar
seperti tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan
eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan
pemberian imunisasi; pemberian vitamin K; Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM); penanganan penyulit/komplikasi atau masalah pada BBLR dan
penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Kecenderungan Persentase Bayi dengan BBLR di Kota Gorontalo
Tahun 2007-2011
4
3

2.95

2.36

1.31

1.31

2008

2009

2.37

1
0
2007

2010

2011

Bayi yang lahir hidup di Kota Gorontalo tahun 2011 sebanyak 3.778
bayi dan sebanyak 3756 bayi yang ditimbang atau sebesar 99,4 %. Dari hasil
penimbangan ini ditemukan sebanyak 89 bayi dengan BBLR atau sebesar
2,4 % dari jumlah bayi lahir hidup (lihat tabel 26 pada lampiran).
Tabel ....... menunjukkan bahwa persentase bayi dengan BBLR di
Kota Gorontalo selama 5 tahun terakhir berfluktuasi dan cenderung tetap.
Pada tahun 2008 terjadi penurunan persentase BBLR dari 2,36 % pada tahun
2007 menjadi 1,31 %. Pada tahun 2010 naik menjadi 2,95 % dan turun lagi
pada tahun 2011 menjadi 2,37 %.
2. Persentase Balita dengan Gizi Kurang
Gizi kurang adalah istilah status gizi berdasarkan indeks berat badan
menurut umur (BB/U) dengan Z_skor terletak dari < -2 SD sampai -3 SD).
Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan
antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang
mengikuti pertambahan umur.
Persentase balita gizi kurang di Kota Gorontalo selama 5 tahun
terakhir berfluktuasi tetapi cenderung menurun dari 4,0 % pada tahun 2007
22

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


menjadi 0,82 % pada tahun 2011. Pada tahun 2009 dan 2010 terjadi
peningkatan yang cukup siginfikan yakni sebesar 7,42 % dan 7,38 %.
Peningkatan ini disebabkan oleh perubahan jumlah sampel yang digunakan
pada Pemantauan Status Gizi (PSG) balita. Pada tahun 2008 ke bawah,
jumlah sampel yang digunakan pada PSG sebesar 80 % dari jumlah seluruh
balita. Sejak tahun 2009 kegiatan pemantauan status gizi balita diintegrasikan
dengan pemantauan keluarga sadar gizi (Kadarzi) yang menggunakan kepala
keluarga sebagai sampel sebanyak 300 KK per kecamatan, sehingga jumlah
sampel balita menjadi sedikit dibanding sampel PSG. Sedangkan pada tahun
2011 kegiatan PSG maupun PSG-Kadarzi tidak dilaksanakan, sehingga data
hasil pemantauan status gizi balita secara khusus tidak tersedia. Data status
gizi balita tahun 2011 menggunakan data hasil penimbangan bulanan secara
kumulatif selama tahun 2011.
Kecenderungan Persentase Balita Gizi Kurang di Kota Gorontalo
Tahun 2007-2011
8
7
6
5
4
3
2
1
0

7.42

7.38

3.37
0.82

2007

2008

2009

2010

2011

Persentase balita gizi kurang di Kota Gorontalo tahun 2011 secara


umum sebesar 0,82 %. Walaupun belum merupakan masalah kesehatan
masyarakat, akan tetapi terdapat 3 (tiga) puskesmas dengan persentase balita
gizi kurang lebih dari 1 % yakni Puskesmas Dulalowo (1,80 %), Puskesmas
Buladu (1,72 %) dan Puskesmas Dungingi (1,40 %). Sedangkan puskesmas
lainnya persentase balita gizi kurangnya berada di bawah 1 % (lihat table 27
pada lampiran).
3. Persentase Balita dengan Gizi Buruk
Gizi buruk adalah istilah status gizi berdasarkan indeks berat badan
menurut umur (BB/U). Gizi buruk merupakan keadaan kurang gizi tingkat
berat pada anak dengan Z_skornya kurang dari -3 SD dan atau ditemukan
tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor.
Marasmus adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan tampak
sangat kurus, iga gambang, perut cekung, wajah seperti orang tua dan kulit
23

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


keriput. Kwashiorkor adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan edema
seluruh tubuh terutama di punggung kaki, wajah membulat dan sembab, perut
buncit, otot mengecil, pandangan mata sayu dan rambut tipis/kemerahan.
Marasmus-Kwashiorkor adalah keadaan gizi buruk dengan tanda-tanda
gabungan dari marasmus dan kwashiorkor.
Kecenderungan Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Gorontalo
Tahun 2007-2011
3.42

2.66

3
2

0.67

0.69

0
2007

Status

2008

gizi

merupakan

2009

keadaan

2010

yang

diakibatkan

2011

oleh

status

keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk berbagai fungsi biologis (pertumbuhan fisik, perkembangan
aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya).
Status gizi masyarakat selain sebagai indikator kesejahteraan rakyat juga
merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan
masyarakat. Status gizi masyarakat dapat digambarkan terutama pada status gizi
bayi, anak balita dan ibu hamil.

24

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Strategi Utama dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia salah satunya adalah Meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka pada tahun 2010
ini Dinas Kesehatan Kota Gorontalo telah melakukan berbagai upaya pelayanan
kesehatan masyarakat.
A. Pelayanan Kesehatan
1. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Selama masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur
karena masa kehamilan merupakan masa yang rawan terhadap kesehatan,
baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya.
Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa
berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan
masa pertumbuhan bayi dan anaknya.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan profesional seperti pengukuran berat badan, tekanan darah,
pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta
pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama masa kehamilan. Hasil
pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 (akses pelayanan ibu hamil) merupakan gambaran besaran
ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4
ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ibu hamil sesuai dengan stndar serta paling sedikit empat kali
kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada
trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat
dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
Cakupan Kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal di Kota Gorontalo tahun 2010 seperti
tampak pada grafik 13. Secara umum cakupan K1 rata-rata puskesmas turun
dari 99,0 % pada tahun 2009 menjadi 97,7 % pada tahun 2010. Terdapat 3
(tiga) puskesmas yang memiliki cakupan K1 di bawah rata-rata puskesmas,
yakni Puskesmas Buladu, Wongkaditi dan Dungingi, sedangkan puskesmas
lainnya sudah di atas rata-rata.

25

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Cakupan K4 ibu hamil secara umum juga mengalami penurunan 92,7 %
pada tahun 2009 menjadi 89,6 % pada tahun 2010. Hanya 2 (dua) puskesmas
yang cakupannya masih berada di bawah rata-rata puskesmas terutama
Puskesmas Buladu, sedangkan puskesmas lainnya cakupannya sudah di atas
rata-rata. Jumlah kunjungan pertama (K1) dan kunjungan ke empat (K4) ibu
hamil menurut puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2009 terdapat pada
lampiran ( tabel 17 ).

96,5
91,7

91,2
55,7

99,2
94,5

99,4
91,2

96
89,2

99,6
93,8

100
90
80
70
60
50

98,3
92,1

Grafik 13 Cakupan K1 dan K4 Ibu Hamil menurut Puskesmas


di Kota Gorontalo Tahun 2010

K1
K4

2. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi


Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian
besar terjadi pada masa persalinan. Salah satu penyebabnya adalah
pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi kebidanan. Data lima tahun terakhir menunjukkan
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurun dari 97,3 % pada tahun
2006 menjadi 90,0 % pada tahun 2010 seperti terlihat pada grafik 14 di
bawah ini.
Grafik 14 Kecenderungan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Kota Gorontalo Tahun 2006-2010

110

97,3

100
90

85,6

90
83,5

83,9

80
70

Puskesmas dengan cakupan di bawah rata-rata terdapat 3 (tiga)


puskesmas terutama Puskesmas Buladu. sedangkan puskesmas lainnya
cakupannya sudah berada di atas rata-rata. Jumlah persalinan oleh tenaga
kesehatan dan persentasenya dapat dilihat pada tabel 17 dari lampiran.
26

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


3. Ibu Nifas Mendapat Pelayanan
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu nifas 6 (enam) jam pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.
Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan/
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal
sebanyak 3 (tiga) kali dengan ketentuan waktu : kunjungan nifas pertama
pada 6 (enam) jam sampai dengan 3 (tiga) hari setelah persalinan; kunjungan
nifas kedua dalam waktu 2 (dua) minggu setelah persalinan (8-14 hari);
kunjungan nifas ketiga dalam waktu 6 (enam) minggu setelah persalinan
(36-42 hari).
Pelayanan yang diberikan adalah pemeriksaan tekanan darah, nadi,
respirasi dan suhu, pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uteri),
pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya, pemeriksaan
payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 (enam) bulan, pemberian kapsul
vitamin A sebanyak dua kali, pertama segera setelah melahirkan, kedua
diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama, dan pelayanan
KB pasca bersalin.
Secara umum cakupan pelayanan nifas di Kota Gorontalo tahun 2010
naik dari 83,9 % pada tahun 2009 menjadi 89,5 % pada tahun 2010.
Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas Pilolodaa dan
terendah Puskesmas Buladu. Tiga puskesmas yang cakupannya masih berada
di bawah rata-rata puskesmas adalah Puskesmas Buladu, Wongkaditi dan
Dungingi (lihat tabel 17 pada lampiran).
4. Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil
5. Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe
Pelayanan pemberian tablet Fe (tablet besi) dimaksudkan untuk
mengatasi kasus anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat
kekurangan zat besi khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan
cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-3) di Kota
Gorontalo tahun 2006 2010 dapat dilihat pada grafik 15.
Grafik 16 Kecenderungan Cakupan Pemberian Tablet Fe-1 dan Fe3 pada Ibu Hamil di Kota Gorontalo Tahun 2006 - 2010
95
90
85
80
75
70
65
60

90,4

86,3
81

93,6
79,5

78,6
83,6

80,7
68,3

67,8
Fe-1
Fe-3

27

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011

Cakupan pemberian tablet Fe-1 pada ibu hamil di Kota Gorontalo


seperti tertera pada grafik 16 mengalami penurunan dari 86,3 % pada tahun
2006 menjadi 79,5 % pada tahun 2010, namun sempat terjadi peningkatan
pada tahun 2008 dan 2009. Demikian pula dengan pemberian tablet Fe-3
pada ibu hamil mengalami penurunan dari 80,7 % pada tahun 2006 menjadi
67,8 % pada tahun 2010. Puskesmas dengan cakupan Fe-1 tertinggi adalah
Puskesmas Limba B dan terendah adalah Puskesmas Tamalate. Untuk Fe-3
juga demikian, Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas
Limba B dan terendah Puskesmas Tamalate. Cakupan pemberian Fe-1 dan
Fe-3 pada ibu hamil menurut puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2009 tertera
pada tabel 25 dari lampiran.
6. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan
komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar
oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Diperkirakan sekitar 15-20 % ibu hamil akan mengalami komplikasi
kebidaanan. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat
diduga sebelumnya, oleh karenanya semua persalinan harus ditolong oleh
tenaga kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi dan
ditangani.
Upaya meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan komplikasi
kebidanan diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu
memberikan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi secara berjenjang
mulai dari bidan, puskesmas mampu PONED sampai rumah sakit PONEK.
Grafik 17 Kecenderungan Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi
yang Ditangani di Kota Gorontalo Tahun 2006 - 2010
81.8
85
80
75
70
65
60
55
50
45

72.3
64.7

20
10

20
09

51.5

20
08

20
07

20

06

55.5

Cakupan ibu hamil resiko tinggi yang ditangani di Kota Gorontalo


selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik 17. Pada grafik tersebut
28

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


terlihat bahwa cakupan ibu hamil dengan resiko tinggi yang ditangani
mengalami penurunan terutama pada tahun 2007, namun mulai meningkat
lagi pada tahun 2008 dan 2009 tetapi menurun lagi pada tahun 2010. Terdapat
2 (dua) puskesmas yang cakupannya berada di bawah rata-rata, yakni
Puskesmas Wongkaditi dan Tamalate. Puskesmas dengan cakupan tertinggi
adalah Puskesmas Buladu dan terendah adalah Puskesmas Wongkaditi (lihat
tabel 28 pada lampiran).
7. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus
dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan
dan kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di polindes, puskesmas,
puskesmas PONED, rumah bersalin dan rumah sakit pemerintah/swasta.
Diperkirakan sekitar 15 % dari bayi lahir hidup akan mengalami komplikasi
neonatal. Hari pertama kelahiran bayi sangat penting, oleh karena banyak
perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di
dalam rahim kepada kehidupan di luar rahim. Bayi baru lahir yang
mengalami gejala sakit dapat cepat memburuk, sehingga bila tidak ditangani
dengan adekuat dapat terjadi kematian. Kematian bayi sebagian besar terjadi
pada hari pertama, minggu pertama kemudian bulan pertama kehidupannya.
Cakupan neonatal resiko tinggi yang ditangani juga mengalami penurunan
sejak tahun 2008 hingga mencaoai 86,1 % pada tahun 2010 (lihat grafik 18).
Terdapat 3 (tiga) puskesmas yang cakupannya tahun 2010 berada di bawah
rata-rata terutama Puskesmas Tamalate, sedangkan puskesmas lainnya sudah
mencapai 100 %. Cakupan neonatal resiko tinggi yang ditangani menurut
kecamatan dan puskesmas tahun 2010 dapat dilihat pada lampiran (tabel 28).
Grafik 18 Kecenderungan Cakupan Neonatal Resiko Tinggi
yang Ditangani di Kota Gorontalo Tahun 2006 - 2010
100
95

100

100

98.9

90

93.5

85

86.1

80

20
10

20
09

20
08

20
07

20
06

75

29

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


8. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi
9. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita
Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul vitamin A
adalah bayi yang berumur 6-11 bulan dan anak umur 12-59 bulan yang
mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi.
Kapsul vitamin A dosis tinggi terdiri dari kapsul vitamin A berwarna
biru dengan dosis 100.000 Satuan Internasional (SI) yang diberikan kepada
bayi umur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis
200.000 SI yang diberikan kepada anak umur 12-59 bulan.
Grafik 15 Kecenderungan Balita Mendapat Kaps ul Vitamin A
di Kota Gorontalo Tahun 2006-2010

98
100
91.1

93.3
89.6

90

83.1

80

10
20

20
09

20
08

20
07

20
0

70

Cakupan balita yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi di Kota


Gorontalo lima tahun terakhir mengalami penurunan dari 98,0 % pada tahun
2006 menjadi 83,1 % pada tahun 2010 (lihat grafik 15). Hal ini disebabkan
antara lain oleh ketersediaan kapsul vitamin A yang masih kurang
dibandingkan dengan kebutuhan terutama kapsul vitamin A untuk bayi.
Puskesmas yang cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balitanya
kurang dari cakupan rata-rata terdapat tiga puskesmas terutama Puskesmas
Dungingi yang hanya mencakup 74,9 %. Sedangkan empat puskesmas
lainnya cakupannya berada di atas cakupan rata-rata puskesmas tapi belum
mencapai 90 %. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita menurut
puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2010 tertera pada lampiran (tabel 24).
10. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas

11. Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi


Cakupan tingkat pemanfaatan kontrasepsi di antara para Pasangan Usia
Subur menurut jenis kontrasepsi yang digunakan di Kota Gorontalo sampai
dengan tahun 2010 ini adalah MKJP sebesar 34,8 % dan Non MKJP sebesar
65,2 %.

30

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Jenis kontrasepsi MKJP terbanyak yang digunakan berturut-turut adalah
IUD (65,9 %), Implant (23,5 %) dan MOP/MOW (10,6 %). Sedangkan Non
MKJP yang terbanyak digunakan berturut-turut adalah pil (49,3 %), suntik
(48,6 %), dan kondom (2,1 %) serta Non MKJP lainnya tidak ada yang
menggunakannya.
12. Persentase Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi
Jenis kontrasepsi dapat dibagi menjadi dua, yakni Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non
MKJP). MKJP terdiri dari IUD, MOP, MOW dan Implant. Sedangkan yang
termasuk Non MKJP adalah suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya.
Jumlah peserta KB baru yang menggunakan MKJP di Kota Gorontalo
tahun 2010 sebanyak 1243 PUS atau 25,8 % dari seluruh jumlah peserta KB
baru. Jenis kontrasespsi MKJP yang digunakan adalah beturut-turut IUD
(50,1 %), Implant (27,8 %) dan MOP/MOW (22,1 %).
Kecamatan dengan akseptor yang menggunakan IUD tertinggi
persentasenya adalah Kecamatan Dungingi dan terendah adalah Kecamatan
Kota Selatan. Kecamatan yang tertinggi persentase penggunaan Implant
adalah Kecamatan Kota Tengah dan terendah adalah Kecamatan Dungingi.
Sedangkan yang menggunakan MOP/MOW, kecamatan yang tertinggi
persentasenya adalah Kota Tengah dan terendah Kota Barat.
Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru menggunakan Non MKJP
sebanyak 3582 PUS atau 74,2 % dari seluruh peserta KB baru dengan jenis
kontrasespsi yang digunakan beturut-turut adalah pil (38,3 %), Suntik
(28,6 %) dan kondom (7,3 %). Sedangkan jenis kontrasepsi obat vagina dan
lainnya tidak ada yang menggunakannya. Jumlah peserta KB baru dan
persentasenya menurut jenis kontrasepsi dan kecamatan tertera pada tabel 21
dari lampiran.
13. Persentase Peserta KB Baru
Peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali
menggunakan salah satu cara/alat dan/atau pasangan usia subur yang
menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka
berakhir masa kehamilannya.
Peserta KB baru di Kota Gorontalo tahun 2010 sebanyak 4.825
pasangan usia subur atau 15,5 % dari 31.063 pasangan usia subur yang ada
dengan kisaran antara 8,9 % sampai dengan 20,7 %. Puskesmas dengan
presentase peserta KB baru tertinggi adalah Puskesmas Pilolodaa dan
terendah adalah Puskesmas Dungingi. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
31

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


dan peserta KB baru di Kota Gorontalo tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 19
dari lampiran.
14. Persentase Peserta KB Aktif
Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat ini memakai
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.
Cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi di
antara para Pasangan Usia Subur (PUS).
Akseptor yang saat ini memakai kontrasepsi untuk menjarangkan
kehamilan atau yang mengakhiri kehamilan di Kota Gorontalo tahun 2010
sebesar 79,7 %, naik 1,6 % dari tahun 2009. Puskesmas yang tertinggi
persentase peserta KB aktifnya adalah Puskesmas Pilolodaa dan terendah
adalah Puskesmas Dungingi. Jumlah peserta KB aktif di Kota Gorontalo
tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 19 dari lampiran.
15. Cakupan Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang
dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain pelayanan kesehatan
pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari
(KN1) dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari (KN2).
Petugas kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada
neonatus di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan
konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan
kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia,
pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan
mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K;
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan
neonatus di rumah menggunakan buku KIA.

97.1

85

72.8

92.7

83.9

96.1
73.4

2008
2009

un
gi
ng
i
D

2010

Bu
la
d

93.2
a
lo
da

Pi
lo

lo
w
o
ul
a
D

ba

on
gk

ad
i ti

65.2

99.8

98.7

88.7

95.2

94.4

85.3

99.7

98.1

88.1

93.2

94.7
Li
m

Ta
m
al

at

100
90
80
70
60
50

89.4

Grafik 11 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN2) menurut P uskesmas


di Kota Gorontalo Tahun 2008 s/d 2010

32

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Seperti terlihat pada grafik 11, cakupan kunjungan neonatal (KN2) di
Kota Gorontalo tahun 2010 secara umum sebesar 96,4 % naik 12.2 % dari
cakupan KN2 tahun 2008 sebesar 84,2 %. Puskesmas dengan cakupan KN2
tertinggi tahun 2010 adalah Puskesmas Dulalowo (98,7 %) dan terendah
adalah Puskesmas Buladu (92,7 %). Jumlah kunjungan neonatal (KN2) dan
persentasenya tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 15 dari lampiran.
16. Persentase Kunjungan Bayi
Bayi adalah anak berumur 29 hari 11 bulan. Kunjungan bayi adalah
kunjungan bayi umur 29 hari - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan
(polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di
rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya
melalui kunjungan petugas.
Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu
kali pada umur 29 hari-3 bulan, satu kali pada umur 3-6 bulan, satu kali pada
umur 6-9 bulan, dan satu kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan
yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB 1-3,
Polio 1-4, Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi yang meliputi
konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6
bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan
pertumbuhan dan pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan.

93.2
74.8
40.1

95.2
47

2010

Du
ng
in
gi

B
ul
ad
u

Pi
lo
lo
da
a

w
o
Du
la
lo

ad
iti

11.6
W
on
gk

2008
2009

25.3

55.8
67.8

60.2

81.4

94.4
91.9
64

81.6
73.7

94.2
85.7
B
Li
m
ba

Ta
m
al
at
e

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10

79.6
74.2
89

Grafik 12 Cakupan Kunjungan Bayi (K4 Bayi) menurut Puskesmas


di Kota Gorontalo Tahun 2008 s/d 2010

Pada grafik 12 terlihat bahwa secara umum cakupan kunjungan bayi

(K4 bayi) di Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar 50,0 % turun 27,2 % dari
cakupan kunjungan bayi tahun 2009. Terdapat 4 (empat) puskesmas yang
cakupannya berada di bawah rata-rata puskesmas terutama Puskesmas Limba
B dan Dulalowo. Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas
Tamalate dengan cakupan 89,0 %. Jumlah sasaran dan kunjungan bayi serta
persentase kunjungan bayi dapat dilihat pada lampiran (tabel 15).
17. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

33

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya
merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada
sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah
tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat
kekebalan masyarakat atau bayi terhadap penularan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I). Pemerintah menargetkan pencapaian UCI
pada wilayah administrasi desa atau kelurahan.
Suatu desa atau kelurahan telah mencapai target UCI apabila 80 %
bayi yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar
lengkap. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis
DPT, 4 dosis Polio, 3 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak.
Persentase kelurahan yang sudah mencapai UCI di Kota Gorontalo
tahun 2010 sebesar 75,5 % atau sebanyak 37 kelurahan dari 49 kelurahan
yang ada. Jika dipilah menurut wilayah kerja puskesmas, maka terdapat 3
(tiga) puskesmas yang seluruh kelurahannya sudah mencapai UCI, yakni
Puskesmas Limba B, Buladu dan Dungingi. Sedangkan 4 (empat) puskesmas
lainnya cakupan kelurahan yang mencapai UCI belum mencapai 100 %
terutama Puskesmas Pilolodaa (lihat tabel 22 pada lampiran).
18. Cakupan Imunisasi Bayi
Pelayanan imunisasi pada bayi adalah suatu kegiatan pemberian
imunisasi pada bayi yang bertujuan untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan bayi secara aktif terhadap suatu penyakit.
Cakupan imunisasi DPT 1 memberikan gambaran jangkauan program
imunisasi bayi karena imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak
pertama dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi. Sedangkan target
perlindungan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi campak
karena imunisasi ini merupakan antigen kontak terakhir dari semua imunisasi
yang diberikan kepada bayi.
Cakupan tingkat perlindungan imunisasi bayi secara umum di Kota
Gorontalo tahun 2010 sudah cukup baik. Jika dilihat menurut puskesmas,
terdapat 4 (empat) puskesmas yang cakupannya berada di bawah rata-rata
terutama Puskesmas Dulalowo. Sedangkan cakupan puskesmas lainnya sudah
berada di atas rata-rata, bahkan cakupan Puskesmas Wongkaditi sudah
melebihi 100 %. Cakupan imunisasi bayi untuk masing-masing jenis antigen
menurut puskesmas tahun 2010 dapat dilihat pada table 23 dari lampiran.
17. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif

34

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


ASI Eksklusif adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sampai
bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman. Bayi yang
mendapat ASI Eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak
lahir sampai usia 6 bulan.
Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebesar 44,9 % atau sebanyak 1.155 bayi dari 2.570
bayi usia 0-6 bulan yang ada. Terdapat 3 (tiga) puskesmas yang cakupannya
berada di bawah rata-rata, yakni Puskesmas Tamalate, Wongkaditi dan
Buladu. Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas Dungingi
dan terendah adalah Puskesmas Tamalate (lihat tabel 32).
18. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6-24
Bulan Keluarga Miskin

19. Jumlah Balita Ditimbang


Kegiatan bulanan di posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan
untuk memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS), memberikan konseling gizi, serta memberikan
pelayanan gizi dan kesehatan dasar. Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan
balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan. Di dalam KMS, berat
badan balita hasil penimbangan bulanan diisikan dengan titik dan
dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak.
Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak
hasil penimbangan dua bulan berturut-turut naik (N) atau tidak naik (T).
Jumlah balita (umur 0-59 bulan) yang ada di Kota Gorontalo tahun
2010 berdasarkan proyeksi sebanyak 22.860 anak. Dari jumlah tersebut, yang
datang dan ditimbang (D) selama tahun 2010 rata-rata sebanyak 16.682 anak
atau sebesar 73,0 %. Hanya Puskesmas Tamalate yang cakupan balitanya
ditimbang berada di bawah rata-rata puskesmas dan cakupan puskesmas
lainnya sudah berada di atas rata-rata dengan kisaran 77,5 81,0 %.
Balita yang ditimbang dan berat badannya dinyatakan naik (N) sebesar
85,4 % atau sebanyak 14.271 anak. Terdapat 1 (satu) puskesmas dimana
cakupan balita yang naik berat badannya berada di bawah rata-rata
puskesmas yakni Puskesmas Limba B (72,3 %) dan puskesmas lainnya sudah
berada di atas rata-rata..
Jumlah balita BGM baru yang ditemukan di Kota Gorontalo selama
tahun 2010 sebanyak 275 anak atau 1,6 % dari rata-rata balita yang
ditimbang. Puskesmas dengan jumlah balita BGM terbanyak adalah

35

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Puskesmas Dungingi dan yang sedikit jumlah balita BGM-nya adalah
Puskesmas Tamalate. Jika dilihat menurut persentasenya maka puskesmas
dengan persentase balita BGM tertinggi adalah Puskesmas Buladu (3,9 %)
dan terendah Puskesmas Tamalate (0,7 %). Jumlah balita, jumlah balita
ditimbang, jumlah balita yang naik berat badannya dan jumlah balita BGM
serta persentasenya tertera pada tabel 16 dari lampiran.
1.

Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan


Balita adalah anak usia di bawah lima tahun (0 tahun sampai dengan 4
tahun 11 bulan) yang ada di wilayah kerja. Gizi buruk adalah status gizi
menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score < -3 dan
atau dengan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor, dan marasmuskwashiorkor.
Perawatan sesuai standar yaitu pelayanan yang diberikan mencakup :
pemeriksaan klinis meliputi kesadaran, dehidrasi, hipoglikemi dan hipotermi;
pengukuran antropometri menggunakan parameter berat badan dan tinggi
badan; pemberian larutan elektrolit dan multi-mikronutrien serta memberikan
makanan dalam bentuk, jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan, mengikuti
fase stabilisasi, transisi dan rehabilitasi; diberikan pengobatan sesuai penyakit
penyerta; ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan berat badan
sampai mencapai Z-score -1; konseling gizi kepada orang tua/pengasuh
tentang cara memberi makan anak.
Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan dan mendapat perawatan di
Kota Gorontalo tahun 2010 sebanyak 24 balita atau 100 %. Jumlah balita gizi
buruk yang mendapat perawatan menurut puskesmas di Kota Gorontalo tahun
2009 dapat dilihat pada lampiran (tabel 24).

21. Cakupan Pelayanan Anak Balita


Setiap anak umur 0 5 tahun memperoleh pelayanan deteksi dini
tumbuh kembang (DDTK) minimal 2 kali per tahun (setiap 6 bulan sekali).
Pelayanan DDTK diberikan oleh Dokter, Bidan dan Perawat yang memiliki
kompetensi klinis kesehatan anak, DDTK, MTBM dan MTBS di dalam
gedung maupun di luar gedung (posyandu, Taman Kanak-kanak, tempat
penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya).
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah meliputi
kegiatan deteksi dini masalah kesehatan anak menggunakan MTBS,
monitoring pertumbuhan menggunakan KMS/Buku KIA dan pemantauan
perkembangan (motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan
kemandirian); penanganan penyakit sesuai MTBS, penanganan masalah
36

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


pertumbuhan, stimulasi perkembangan anak balita dan pra sekolah; pelayanan
rujukan ke tingkat yang lebih mampu.
Secara umum cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebesar 73,0 % atau 16.682 balita yang dideteksi dari
22.860 balita yang ada. Puskesmas Tamalate merupakan puskesmas dengan
cakupan terendah dan Puskesmas lainnya cakupannya sudah berada di atas
rata-rata. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran (tabel 18).
17. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program
dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta
membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah.
Pelayanan kesehatan pada UKS adalah pemeriksaan kesehatan umum,
gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan
terhadap murid kelas 1 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama dengan guru UKS terlatih dan
dokter kecil secara berjenjang (penjaringan awal oleh guru dan dokter kecil,
penjaringan lanjutan oleh tenaga kesehatan).
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat secara umum
di Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar 19,4 %. Puskesmas yang melakukan
pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI dengan persentase tertinggi adalah
Puskesmas Wongkaditi dan terendah adalah Puskesmas Pilolodaa. Sedangkan
jika dilihat dari jumlah siswa yang diperiksa, maka puskesmas yang
melakukan pemeriksaan kesehatan pada siswa dengan jumlah terbanyak
adalah Puskesmas Limba B dan yang paling sedikit adalah Puskesmas
Pilolodaa.
18. Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

19. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila


Pra usia lanjut (pra usila) adalah seseorang yang berusia antara 45 59
tahun dan usia lanjut (usila) adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih.
Jumlah penduduk pra usia lanjut yang ada di Kota Gorontalo tahun
2010 sebanyak 24.807 orang atau 13,7 % dari total penduduk dan usia lanjut
sebanyak 10.366 orang atau 5,7 % dari total penduduk. Sehingga jumlah pra
usia lanjut dan usia lanjut sebanyak 35.173 orang dan yang mendapat
pelayanan kesehatan sebanyak 28.576 orang atau rata-rata sebesar 81,2 %.
37

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Cakupan pelayanan pra usila dan usila menurut puskesmas di Kota Gorontalo
tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 39 dari lampiran.
20. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan
Pelayanan Kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
Sarana kesehatan dengan kemampuan gawat darurat adalah sarana
kesehatan (Rumah Bersalin, Puskesmas dan Rumah Sakit) yang telah
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai
standar dan dapat diakses oleh masyarakat.
Jumlah sarana kesehatan di Kota Gorontalo sampai dengan tahun 2010
sebanyak 12 unit yang seluruhnya telah mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar (lihat tabel 29).
21. Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 Jam
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada desa/kelurahan dalam waktu tertentu. Desa/kelurahan mengalami KLB
bila terjadi peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB,
penyakit karantina atau keracunan makanan.
Persentase kelurahan terkena KLB yang ditangani < 24 jam menurut
kecamatan dan puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2010 dapat dilihat pada
tabel 30 dari lampiran. Tabel 30 menunjukkan bahwa jumlah kelurahan
terkena KLB di Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar 49,0 % atau 24 kelurahan
dari 49 kelurahan yang ada. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan
persentase tahun 2009 yang hanya mencapai 26,5 %. Puskesmas dengan
persentase kelurahannya mengalami KLB tertinggi adalah Dungingi dan yang
tidak mengalami KLB adalah Buladu. Seluruh KLB yang terjadi di masingmasing wilayah puskesmas ditangani < 24 jam.
22. Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB
Penduduk yang tinggal di daerah (kelurahan/desa) yang terkena
kejadian luar biasa disebut sebagai penduduk terancam. Attack Rate adalah
angka pengukuran yang dipakai untuk menghitung insidens kasus baru
selama kejadian wabah. Angka serangan sekunder dihitung berdasarkan
jumlah kasus baru yang sebelumnya mengadakan kontak dengan kasus
primer (kasus yang menjadi sumber penularan) dalam masa inkubasi penyakit
tersebut. Penyebut merupakan jumlah total orang yang terpapar dengan kasus
primer pada masa yang sama. Case Fatality Rate (CFR) adalah persentase
orang yang meninggal karena suatu penyakit terhadap seluruh kasus penyakit
yang sama.

38

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Jenis kejadian luar biasa (KLB) di Kota Gorontalo tahun 2010 adalah
chikungunya, keracunan makanan, Demam Berdarah Dengue (DBD), campak
dan Acute Flaccid Paralysis (AFP). Dari keempat jenis KLB ini, campak
adalah yang tertinggi attack rate-nya (2,3 %) dan terendah adalah acute
flaccid paralysis (0,1 %). Sedangkan case fatality rate tidak terjadi pada
seluruh jenis KLB.
Kasus chikungunya merupakan jenis KLB yang terjadi pada 14 desa di
4 (empat) kecamatan, disusul kasus AFP yang terjadi pada 7 (tujuh) desa di 5
(lima) kecamatan. Sedangkan kasus lainnya masing-masing hanya terjadi
pada 1 (satu) desa (lihat tabel 31 pada lampiran).
23. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap
Pemeriksaan gigi dan mulut merupakan bentuk upaya promotif,
preventif dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan
dan penambalan sementara, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk
ke puskesmas minimal 2 kali dalam setahun.
Rasio tambal/cabut gigi tetap di Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar
0,11 % atau tumpatan gigi tetap sebanyak 93 orang dan pencabutan gigi tetap
sebanyak 833 orang. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas se
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kota
Gorontalo tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 34 dari lampiran.
24. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat
Siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di Kota Gorontalo yang
mendapat pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada tahun 2010 sebanyak
4.269 siswa atau sebesar 19,4 % dari 22.018 siswa SD/MI yang ada.
Puskesmas dengan persentase pemeriksaan gigi dan mulut tertinggi adalah
Puskesmas Tamalate dan terendah adalah Puskesmas Pilolodaa. Jumlah siswa
SD/MI yang diperiksa kesehatan gigi dan mulut menurut puskesmas di Kota
Gorontalo tahun 2010 tertera pada lampiran (tabel 34).
Siswa SD/MI yang diperiksa kesehatan gigi dan mulutnya sebanyak
4.269 siswa, 1.461 siswa atau 34,2 % diantaranya memerlukan perawatan
lebih lanjut. Puskesmas Tamalate merupakan puskesmas yang tertinggi
persentase siswanya yang memerlukan perawatan dan terendah adalah
Puskesmas Buladu (lihat tabel 34 pada lampiran).
25. Upaya Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Upaya penyuluhan kesehatan adalah semua usaha secara sadar dan
berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai
prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Penyuluhan kelompok
39

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


adalah penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu.
Penyuluhan massa merupakan penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran
massal, seperti pameran, pemutaran film melalui media massa baik cetak
maupun elektronik.
Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Kota Gorontalo selama
tahun 2010 sebanyak 8.544 kali yang terdiri dari penyuluhan kelompok
sebesar 97,4 % dan penyuluhan massa 2,6 %. Puskesmas se Kota Gorontalo
melaksanakan kegiatan penyuluhan sebanyak 8.249 kali. Persentase
penyuluhan kelompok yang dilaksanakan sebesar

97,5 % dan penyuluhan

massa 2,5 %. Dinas Kesehatan Kota Gorontalo melaksanakan kegiatan


penyuluhan sebanyak 38 kali, 63,2 % diantaranya adalah penyuluhan
kelompok dan 36,8 % penyuluhan massa. Sedangkan Rumah Sakit Aloei
Saboe hanya melaksanakan penyuluhan kelompok sebanyak 257 kali dan
tidak melaksanakan penyuluhan massa.
Kegiatan penyuluhan kelompok di Kota Gorontalo selama tahun 2010
sebanyak 8.321 kali yang dilaksanakan oleh Puskesmas se Kota Gorontalo
(96,6 %), Dinas Kesehatan Kota Gorontalo (0,3 %) dan Rumah Sakit Aloei
Saboe Kota Gorontalo (3,1 %). Puskesmas yang banyak melaksanakan
kegiatan penyuluhan kelompok adalah Puskesmas Limba B (46,4 %) dan
Puskesmas yang paling sedikit melaksanakan penyuluhan kelompok adalah
Puskesmas Dulalowo (0,6 %).
Kegiatan penyuluhan massa dilaksanakan oleh puskesmas se Kota
Gorontalo (93,7 %) dan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo (6,3 %). Puskesmas
yang banyak melaksanakan kegiatan penyuluhan massa adalah Puskesmas
Wongkaditi dan yang sedikit melaksanakan penyuluhan massa adalah
Puskesmas Limba B. Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan menurut
puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2010 tertera pada tabel 35 dari lampiran.
B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
Jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar merupakan suatu cara
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas
usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan dengan mutu yang
terjamin dan biaya yang terkendali.
Askes adalah asuransi kesehatan yang dikelola oleh PT Askes Indonesia
yang para anggota utamanya merupakan para pegawai negeri baik sipil
maupun non-sipil termasuk anak-anak mereka juga dijamin sampai dengan

40

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


usia 21 tahun. Juga para pensiunan beserta istri ataupun suami juga dijamin
seumur hidup. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) adalah program
publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi
resiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan
mekanisme asuransi sosial. Sedangkan askeskin adalah kartu yang
dikeluarkan oleh PT Askes dengan maksud membantu masyarakat miskin
yang digunakan berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut
biaya. Jaminan kesehatan masyarakat mandiri (Jamkesman) adalah program
inovasi Pemerintah Kota Gorontalo yang mulai dilaksanakan pada tahun
2010. Program ini merupakan bentuk kerja sama antara Pemerintah Kota
Gorontalo dengan PT Askes yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dengan membayar premi secara
mandiri. Motto dari program Jamkesman ini adalah Yang sehat membantu
yang sakit, yang mampu membantu yang kurang mampu.
Masyarakat yang sudah memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan pra
bayar di Kota Gorontalo Tahun 2011 sebanyak 107.088 penduduk atau
57,8 % dari total penduduk Kota Gorontalo. Tabel 55 pada lampiran
menunjukkan bahwa pemegang kartu Askeskin merupakan jumlah terbesar
(53,8%) dari semua jenis jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar, diikuti
oleh pemegang kartu Askes sebesar 20,3 %, pemegang kartu Jamkesman
sebesar 117,8 % dan pemegang kartu Jamsostek hanya 8,1 %. Khusus untuk
peserta Jamsostek, tidak tersedia data menurut puskesmas atau kecamatan.
Sedangkan data peserta asuransi sosial lainnya yang dikelola swasta tidak
tersedia.
2.

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin


(dan Hampir Miskin)
Rawat jalan adalah pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang
meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilatasi medik tanpa tinggal di
ruang rawat inap pada sarana kesehatan. Cakupan rawat jalan adalah cakupan
kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kunjungan pasien baru adalah
seseorang yang baru berkunjung ke sarana kesehatan dengan kasus penyakit
baru.
Keluarga miskin adalah keluarga yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota melalui Tim Koordinasi Kabupaten/Kota (TKK)
dengan melibatkan Tim Desa dalam mengidentifikasi nama dan alamat
keluarga miskin secara tepat sesuai dengan keluarga miskin yang disepakati.

41

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Jumlah penduduk miskin di Kota Gorontalo tahun 2011 sebanyak
57.617 jiwa atau 31,1 % dari total penduduk Kota Gorontalo. Dari jumlah
tersebut seluruhnya sudah dicakup oleh Askeskin atau 100 %.
Jumlah kunjungan rawat jalan masyarakat miskin di sarana kesehatan
strata 1 (puskesmas) di Kota Gorontalo selama tahun 2011 sebanyak 92.644
kunjungan atau sebesar 160,8 %. Sedangkan kunjungan rawat jalan
masyarakat miskin di sarana kesehatan strata 2 dan strata 3 sebanyak 5.950
kunjungan atau sebesar 10,3 % dari jumlah masyarakat miskin.
3.

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin


(dan Hampir Miskin)
Kunjungan rawat inap adalah pelayanan keperawatan kesehatan
perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik
dan tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan.
Masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan adalah
masyarakat miskin yang memperoleh pelayanan kesehatan (rawat jalan/inap)
di sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Kunjungan rawat inap masyarakat miskin di sarana kesehatan strata 1 di
Kota Gorontalo tahun 2011 sebesar 0,4 % atau sebanyak 211 kasus dari
57.618 penduduk miskin. Persentase ini meningkat jika dibandingkan dengan
tahun 2010. Sedangkan kunjungan rawat inap di sarana kesehatan strata 2 dan
strata 3 tidak tersedia data.

4.

Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan


Kesehatan

5.

Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di sarana Pelayanan


Kesehatan

6.

Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit

7.

Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah sakit


Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan rumah sakit biasanya dilihat
dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat
efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain persentase pemakaian
tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan seorang pasien (LOS),
rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), angka kematian umum
untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar (GDR), dan angka kematian 48 jam
setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.
42

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Persentase pemakaian tempat tidur (BOR) di Rumah Sakit Aloei Saboe
Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar 52,0 % dengan rata-rata jumlah hari
rawat seorang pasien selama 4 (empat) hari. Sementara itu angka kematian
umum dibandingkan dengan jumlah seluruh penderita yang keluar (Gross
Death Rate/GDR) adalah sebesar 29,9 per 1.000 penderita. Sedangkan angka
kematian 48 jam setelah dirawat sebesar 17,9 per 1.000 penderita yang keluar
Indikator pelayanan rumah sakit di Kota Gorontalo tahun 2010 disajikan pada
tabel 63 dari lampiran.

C. Perilaku Hidup Masyarakat


1. Rumah Tangga Ber-PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Rumah tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10
PHBS di rumah tangga, yaitu : persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan
air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan
jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan
sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari serta tidak merokok di
dalam rumah. Akan tetapi, apabila dalam rumah tangga tersebut tidak ada ibu
yang pernah melahirkan dan tidak ada balita, maka pengertian rumah tangga
ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 8 indikator.
Hasil survei rumah tangga ber-PHBS di Kota Gorontalo tahun 2010
menunjukkan bahwa terdapat 76,2 % rumah tangga sudah ber-PHBS atau
sebanyak 7.859 rumah tangga dari 10.311 rumah tangga yang disurvei.
Jumlah ini tidak termasuk jumlah rumah tangga dari wilayah Puskesmas
Dulalowo. Puskesmas dengan persentase rumah tangga ber-PHBS tertinggi
adalah Puskesmas Wongkaditi dan terendah adalah Puskesmas Dungingi.
Persentase rumah tangga ber-PHBS di Kota Gorontalo tahun 2010 disajikan
pada tabel 45 dari lampiran.

D. Ketersediaan Obat Esensial dan Generik Sesuai Kebutuhan

43

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah tingkat persediaan obat di
instalasi farmasi kabupaten/kota untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar.
Obat esensial adalah obat yang paling banyak diperlukan oleh suatu populasi
dan ditetapkan oleh para ahli yang kemudian dibakukan dalam Daftar Obat
Esensial Nasional. Sedangkan yang dimaksud dengan obat generik adalah
obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk
zat berkhasiat yang dikandungnya.
Obat yang dibutuhkan di Kota Gorontalo tahun 2010 yaitu 61 jenis dan
seluruhnya sudah mampu disediakan bahkan jumlah yang tersedia melampaui
jumlah kebutuhan. Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan dasar di Kota Gorontalo tahun 2010 disajikan pada tabel 44.
E. Keadaan Lingkungan
1. Persentase Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang
baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak
terbuat dari tanah.
Bangunan rumah tinggal yang ada di Kota Gorontalo tahun 2010
sebanyak 30.339 unit dan yang diperiksa sebanyak 23.179 unit atau 76,4 %.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, sebanyak 18.242 unit atau 78,7 %
dinyatakan sehat. Persentase rumah sehat menurut kecamatan di Kota
Gorontalo tahun 2010 dapat dilihat pada lampiran ( tabel 47 ).
2. Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes
Pengendalian vektor adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk
menekan kepadatan jentik nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit di
rumah atau bangunan yang meliputi perumahan, perkantoran, tempat umum,
sekolah, gudang, dan sebagainya. Jentik nyamuk penular (vektor) adalah
semua jentik nyamuk yang terdapat dalam tempat penampungan air di dalam
maupun di sekitar rumah/bangunan.
Rumah / bangunan yang diperiksa dalam rangka pengendalian vektor di
Kota Gorontalo sebanyak 13.400 unit atau 41,8 % dari 32.069
rumah/bangunan yang ada. Dari jumlah yang diperiksa tersebut,

81,6 %

diantaranya dinyatakan bebas jentik nyamuk aedes. Puskesmas dengan


persentase tertinggi rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk aedes adalah
Dulalowo dan Pilolodaa masing-masing 100 %, sedangkan terendah adalah
Puskesmas Limba B (lihat tabel 52 pada lampiran).
44

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


3. Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan
Keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah keluarga yang
memakai sehari-hari kebutuhan air minum yang meliputi air dalam kemasan,
ledeng, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak
minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah.
Keluarga yang ada di Kota Gorontalo tahun 2010 adalah 49.425,
sebanyak 35.106 keluarga atau 71,0 % yang diperiksa aksesnya terhadap air
bersih. Secara umum sebanyak 92,8 % diantaranya menggunakan atau dapat
mengakses air bersih. Jumlah keluarga yang dapat mengakses air bersih
berupa air ledeng sebesar 55,4 %, sumur pompa tangan sebesar 4,5 %, sumur
gali sebesar 36,2 % dan lainnya sebesar 3,9 %. Persentase keluarga yang
memiliki akses terhadap air bersih di Kota Gorontalo tahun 2010 dapat dilihat
pada lampiran (tabel 48).
4. Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Sarana sanitasi dasar antara lain sarana air bersih, jamban, saluran
pembuangan air limbah, dan tempat sampah. Jamban adalah tempat buang air
besar yang pembuatannya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain
menggunakan tangki septik.
Keluarga yang memiliki jamban di Kota Gorontalo tahun 2010
sebanyak 33.223 KK atau 94,6 % dari 35.106 KK yang diperiksa dan
dinyatakan memiliki jamban sehat sebanyak 28.748 KK atau 86,5 %.
Puskesmas dengan persentase jamban sehat tertinggi adalah Puskesmas
Buladu (97,9 %) dan terendah adalah Puskesmas Tamalate (75,1 %).
Keluarga yang memiliki tempat sampah sebanyak 33.615 KK atau 95,8
% dari 35.106 KK yang diperiksa. Namun yang dinyatakan memiliki tempat
sampah yang memenuhi syarat kesehatan hanya 50,2 % atau sebanyak 16.876
KK. Puskesmas dengan persentase KK yang memiliki tempat sampah sehat
tertinggi adalah Puskesmas Wongkaditi (94,9 %) dan terendah adalah
Puskesmas Dungingi (28,0 %).
Keluarga yang memiliki sarana pengelolaan air limbah sebanyak 33.556
KK atau 95,6 % dari 35.106 KK yang diperiksa. Jumlah sarana pengelolaan
air limbah yang sehat sebanyak 19.384 KK atau 57,8 % dari yang diperiksa.
Puskesmas dengan persentase KK yang memiliki sarana pengelolaan air
limbah sehat tertinggi adalah Puskesmas Wongkaditi (85,8 %) dan terendah
adalah Puskesmas Pilolodaa (29,2 %).
Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar menurut kecamatan
dan puskesmas disajikan pada tabel 49 dari lampiran.
45

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


5. Persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)
Sehat
Tempat-tempat umum adalah suatu tempat yang dimanfaatkan oleh
masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, depot air isi
ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah,
restoran, dan lain-lain. Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat adalah
terpenuhinya akses sanitasi dasar seperti air bersih, jamban, limbah, sampah;
terlaksananya pengendalian vektor; higiene sanitasi makanan dan minuman;
pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan atau
standar kesehatan.
Tempat umum dan pengelolaan makanan (TUPM) yang ada di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebanyak 1411 unit yang terdiri dari hotel sebanyak 30
unit (2,1 %), restoran/rumah makan sebanyak 133 unit (9,4 %), pasar 11 unit
(0,8 %) dan TUPM lainnya sebanyak 1.237 unit (87,7 %). Sebanyak 774 unit
atau 54,9 % diantaranya diperiksa sesuai dengan kriteria, persyaratan dan
atau standar kesehatannya. Jumlah hotel yang diperiksa sebanyak 50,0 % dari
jumlah hotel yang ada, restoran/rumah makan sebanyak 78,2 % dari jumlah
yang ada, pasar sebanyak 54,5 % dari jumlah pasar yang ada serta TUPM
lainnya yang diperiksa sebanyak 52,5 % dari yang ada.
Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan yang dinyatakan memenuhi
syarat higiene sanitasi sebanyak 622 unit atau sebesar 80,4 %, masing-masing
hotel 100 %, restoran/rumah makan 77,9 %, pasar 66,7 % dan TUPM lainnya
80,4 %. Puskesmas dengan persentase TUPM sehat tertinggi adalah
Puskesmas Pilolodaa (95,0 %) dan terendah Puskesmas Dulalowo (57,7 %).
Persentase tempat umum dan pengelolaan makanan sehat menurut
kecamatan di Kota Gorontalo tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 50.
6. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya
Institusi yang dibina adalah unit kerja yang dalam memberikan
pelayanan/jasa potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan, mencakup
rumah sakit, puskesmas, sekolah, instalasi pengolahan air minum,
perkantoran, industri rumah tangga, dan industri kecil serta tempat
penampungan pengungsi.
Tabel 51 pada lampiran menunjukkan jumlah dan persentase institusi
yang dibina kesehatan lingkungannya di Kota Gorontalo tahun 2010. Dari
tabel tersebut terlihat bahwa jumlah institusi/sarana yang ada sebanyak 925
sarana yang terdiri dari sarana kesehatan 43,2 %, sarana pendidikan 23,4 %,
sarana ibadah 12,9 % dan perkantoran 20,5 %. Khusus untuk sarana ibadah,

46

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


belum termasuk sarana yang ada di wilayah Puskesmas Tamalate Kecamatan
Kota Timur dan Puskesmas Limba B.
Sarana atau institusi yang dibina kesehatan lingkungannya di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebanyak 403 sarana atau 44,7 % dari 925 sarana yang
ada. Sarana yang dibina kesehatan lingkungannya tersebut masing-masing
sarana kesehatan 67,5 %, sarana pendidikan 19,8 %, sarana ibadah 2,0 % dan
perkantoran 10,7 %. Puskesmas yang tertinggi persentase sarana yang dibina
kesehatan lingkungannya adalah Puskesmas Tamalate dan terendah adalah
Puskesmas Dulalowo.

BAB V
SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan
1. Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat
Ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah tingkat persediaan obat di
instalasi farmasi kabupaten/kota untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar.
Obat esensial adalah obat yang paling banyak diperlukan oleh suatu populasi
dan ditetapkan oleh para ahli yang kemudian dibakukan dalam Daftar Obat
Esensial Nasional. Sedangkan yang dimaksud dengan obat generik adalah
obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk
zat berkhasiat yang dikandungnya.
Obat yang dibutuhkan di Kota Gorontalo tahun 2010 yaitu 61 jenis dan
seluruhnya sudah mampu disediakan bahkan jumlah yang tersedia melampaui
jumlah kebutuhan. Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan dasar di Kota Gorontalo tahun 2010 disajikan pada tabel 44.
47

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/Pengelola
Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kota Gorontalo sampai dengan
tahun 2010 sebanyak 10 jenis. Jenis sarana pelayanan kesehatan tersebut
antara lain rumah sakit umum, puskesmas perawatan, puskesmas non
perawatan, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, rumah bersalin, balai
pengobatan/ klinik, praktek dokter perorangan, apotik dan toko obat.
Sebanyak 1 (satu) jenis sarana dikelola oleh pemerintah daerah dan swasta,
4 (empat) jenis sarana dikelola oleh pemerintah daerah dan 5 (lima) jenis
sarana lainnya dikelola oleh pihak swasta. Jumlah sarana kesehatan yang ada
di Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel 62 dari lampiran.
3. Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki
4 Spesialis Dasar
Puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2010 tercatat sebanyak 7 (tujuh)
unit yang terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas perawatan dan 6 (enam) unit
4. Posyandu menurut Strata
Posyandu aktif adalah posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka
dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader yang
bertugas 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi lebih
dari 50 % dan sudah ada atau lebih program tambahan, serta cakupan dana
sehat > 50 %. Posyandu yang memenuhi kriteria tersebut adalah posyandu
dengan strata purnama dan mandiri.
Posyandu aktif yang ada di Kota Gorontalo pada tahun 2010 sebanyak
118 posyandu dari 132 posyandu yang ada atau 89,4 %. Posyandu dengan
strata purnama sebanyak 116 unit (98,3 %), sedangkan posyandu strata
mandiri sebanyak 2 unit (1,7 %). Dengan jumlah balita sebanyak 22.860
anak, maka setiap posyandu melayani rata-rata 173 balita. Jumlah dan
persentase posyandu menurut strata dan kecamatan di Kota Gorontalo tahun
2010 tertera pada tabel 46 dari lampiran.
5. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara
mandiri. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut
telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
Desa/kelurahan yang ada di Kota Gorontalo seluruhnya sudah menjadi
desa siaga yang ditunjang oleh penempatan empat tenaga profesi di setiap
kelurahan yakni tenaga perawat, bidan, nutrisionis dan sanitarian. Sementara

48

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


itu jumlah polindes sebanyak 20 unit, poskesdes 9 unit dan posyandu 132 unit
yang tersebar di seluruh wilayah Kota Gorontalo (lihat tabel 62 pada
lampiran).
6. Data Dasar Puskesmas
Puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2010 tercatat sebanyak 7 (tujuh)
unit yang terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas perawatan dan 6 (enam) unit
puskesmas non perawatan yang tersebar di 6 (enam) kecamatan. Selain itu
terdapat 33 unit puskesmas pembantu yang ditunjang oleh 7 (tujuh) unit
puskesmas keliling, 1 (satu) unit mobil operasional penyuluhan (promosi
kesehatan, 1 (satu) unit mobil Instalasi Farmasi, 1 (satu) unit mobil crisis
centre dan 1 (satu) unit mobil ambulance gawat darurat penanggulangan
bencana.
B. Tenaga Kesehatan
1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (dokter umum, spesialis, dokter gigi) di
Sarana Kesehatan
Tenaga medis terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi dan
dokter keluarga. Jumlah seluruh tenaga medis di Kota Gorontalo tahun 2010
sebanyak 151 orang yang terdiri dari dokter spesialis 27,3 %, dokter umum
64,7 % dan dokter gigi 8,0 %. Sedangkan tenaga medis yang bekerja di
puskesmas se Kota Gorontalo sebanyak 9,3 %, rumah sakit 89,4 % dan Dinas
Kesehatan Kota Gorontalo 1,3 %.
Dokter spesialis yang ada di Kota Gorontalo sampai dengan tahun 2010
sebanyak 41 orang. Dengan jumlah penduduk sebanyak 182.861 jiwa, maka
rasio dokter spesialis tahun ini sebesar 22,4 per 100.000 penduduk. Angka ini
telah mencapai target yang diharapkan berdasarkan indikator Indonesia Sehat
2010 untuk rasio dokter spesialis yakni 6 per 100.000 penduduk.
Tabel 2 Rasio Tenaga Kesehatan Berdasarkan Indikator Indonesia
Sehat 2010
No

Jenis Tenaga

Rasio Per 100.000


Penduduk

1. Dokter Spesialis

2. Dokter Umum

40

3. Dokter Gigi

11

4. Apoteker

10

5. Nutrisionis/Ahli Gizi

22

6. Perawat

117

7. Bidan

100

8. Sarjana Kesehatan Masyarakat

40
49

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


9. Sanitarian
10. Keteknisian Medis

40
15

Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 81/MENKES/SK/I/2004.

Dokter umum di Kota Gorontalo tahun 2010 sebanyak 97 orang yang


tersebar di puskesmas sebanyak 13,4 %, rumah sakit 84,5 % dan Dinas
Kesehatan 2,1 %. Dengan jumlah ini, maka rasio dokter umum sebesar 53,0
per 100.000 penduduk. Angka ini sudah melampaui target yang diharapkan
berdasarkan indikator Indonesia Sehat 2010 yakni sebesar 40 per 100.000
penduduk.
Jumlah dokter gigi sampai dengan tahun 2010 ini sebanyak 12 orang
dengan rasio 6,6 per 100.000 penduduk. Angka ini masih jauh dari angka
yang diharapkan berdasarkan indikator Indonesia Sehat 2010 yakni 11 per
100.000 penduduk (lihat tabel 2). Jumlah tenaga medis di sarana kesehatan
tertera pada lampiran (tabel 55).
2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (bidan, perawat) di sarana
Kesehatan
Perawat adalah lulusan S1 Keperawatan, lulusan D III Keperawatan dan
lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Sampai dengan tahun 2010 ini
jumlah tenaga perawat yang ada di Kota Gorontalo sebanyak 481 orang yang
tersebar di puskesmas se Kota Gorontalo 19,1 %, Rumah Sakit (79,8 %) dan
Dinas Kesehatan (1,1 %). Sebagian besar tenaga perawat adalah lulusan D III
Keperawatan (71,1 %), sedangkan lainnya adalah lulusan SPK (18,7 %) dan
lulusan S1 Keperawatan (10,2 %).
Rasio tenaga perawat di Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar 263,0 per
100.000 penduduk. Angka ini sudah jauh di atas angka yang ditargetkan
secara nasional tahun 2010 sebesar 117 per 100.000 penduduk.
3. Jumlah dan Rasio Tanaga Kefarmasian (apoteker, asisten apoteker) di
Sarana Kesehatan
Tenaga kefarmasian meliputi Apoteker, S1 Farmasi, D III Farmasi dan
Asisten Apoteker. Jumlah tenaga kefarmasian di Kota Gorontalo tahun 2010
sebanyak 58 orang yang terdiri dari Apoteker 36,2 %, S1 Farmasi 12,1 %,
D III Farmasi 20,7 % dan Asisten Apoteker 31,0 %. Tenaga kefarmasian ini
bekerja di puskesmas se Kota Gorontalo 20,7 %, rumah sakit 74,1 % dan
Dinas Kesehatan 5,2 %.
Apoteker sebanyak 21 orang maka rasio Apoteker tahun 2010 ini
sebesar 11,5 per 100.000 penduduk (lihat tabel 56 pada lampiran). Angka ini
sudah mencapai target yang diharapkan berdasarkan indikator Indonesia
Sehat 2010 sebesar 10 per 100.000 penduduk.

50

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


4. Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi (ahli gizi) di Sarana Kesehatan
Tenaga gizi adalah mereka yang memiliki ijazah D IV dan atau S1 Gizi,
D III Gizi dan D I Gizi. Sampai dengan tahun 2010 ini, jumlah tenaga gizi
yang ada di Kota Gorontalo sebanyak 59 orang yang tersebar di Puskesmas se
Kota Gorontalo 42,4 %, Rumah Sakit 52,5 % dan Dinas Kesehatan 5,1 %.
Persentase tenaga gizi yang berijazah D IV dan atau S1 sebesar 3,4 %, D III
94,9 % dan D I 1,7 %.
Rasio tenaga gizi yang ditarget untuk dicapai pada tahun 2010 sebesar
22 per 100.000 penduduk. Angka ini sudah dicapai di Kota Gorontalo dimana
rasio tenaga gizi tahun 2010 sebesar 32,3 per 100.000 penduduk (lihat tabel
56 pada lampiran).
5. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat (kesmas, sanitarian) di
Sarana Kesehatan
Lulusan S1 dan D III Kesehatan Masyarakat merupakan tenaga
kesehatan masyarakat. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebanyak 49 orang yang seluruhnya adalah lulusan S1
(tidak termasuk lulusan S2 dan S3). Sedangkan lulusan D III tidak ada.
Tenaga kesehatan masyarakat ini tersebar di 6 (enam) wilayah Puskesmas
sebesar 51,0 %, Rumah Sakit 12,3 % dan Dinas Kesehatan 36,7 %. Rasio
tenaga kesehatan masyarakat tahun 2010 sebesar 26,8 per 100.000 penduduk
yang berarti angka ini masih berada di bawah angka yang ditargetkan
berdasarkan indikator Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per 100.000
penduduk.
Tenaga sanitasi yang dimaksud adalah tenaga kesehatan yang bertugas
di bidang kesehatan lingkungan di suatu wilayah dengan pendidikan D I
sampai dengan D III. Sampai dengan tahun 2010 ini, jumlah tenaga sanitasi
di Kota Gorontalo sebanyak 63 orang yang tersebar di Puskesmas sebesar
58,7 %, Rumah Sakit 28,6 % dan Dinas Kesehatan 12,7 %. Berdasarkan
pendidikannya, lulusan D III sebanyak 42,9 % dan D I 57,1 %. Rasio tenaga
sanitasi tahun 2010 sebesar 34,5 per 100.000 penduduk. Angka ini masih
berada di bawah target indikator Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per
100.000 penduduk.
6. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di sarana
Kesehatan
Tenaga Teknisi Medis terdiri dari Analis Laboratorium, Teknisi Medis
dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, dan Fisioterapis. Jumlah tenaga teknisi
medis di Kota Gorontalo tahun 2010 sebanyak 31 orang yang sebagian besar

51

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


bertugas di rumah sakit (Rumah Sakit Aloei Saboe 27 orang dan RSUD
Otanaha 2 orang) dan sisanya 2 orang bertugas di Puskesmas. Berdasarkan
profesinya, Analis Laboratorium sebanyak 13 orang dengan rasio sebesar 7,1
per 100.000 penduduk, Teknisi Medis dan Penata Rontgen sebanyak 10 orang
dengan rasio 5,5 per 100.000 penduduk, Penata Anestesi sebanyak 2 orang
dengan rasio 1,1 per 100.000 penduduk dan Fisioterapis sebanyak 6 orang
dengan rasio 3,3 per 100.000 penduduk.
C. Pembiayaan Kesehatan
1. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten/Kota
Persentase anggaran kesehatan dalam APBD kabupaten/kota adalah
dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang
dialokasikan melalui APBD.
Persentase pembiayaan kesehatan di Kota Gorontalo selama lima tahun
terakhir mengalami penurunan dari 11 % pada tahun 2006 menjadi 5,5 %
dari total APBD Kota Gorontalo pada tahun 2010 (lihat grafik 20). Akan
tetapi jika dilihat dari jumlah anggaran, maka anggaran untuk bidang
kesehatan dari APBD Kota Gorontalo setiap tahunnya meningkat.
Grafik 20 Persentase Anggaran Kesehatan dari Total APBD
di Kota Gorontalo Tahun 2006 - 2010
11

12
10
8
6
4
2

5,6

4,7

4,9

5,5

Pembiayaan kesehatan di Kota Gorontalo tahun 2010 tertera pada tabel


60 dari lampiran. Pada tabel tersebut terlihat bahwa anggaran kesehatan di
Kota Gorontalo hanya bersumber dari APBD Kota Gorontalo sebesar
Rp. 27.351.668.206,- atau 5,5 % dari Rp. 494.626.470.027,- APBD Kota
Gorontalo. Sedangkan data untuk anggaran kesehatan yang bersumber dari
APBD Provinsi, APBN maupun sumber lain tidak tersedia.
Alokasi anggaran kesehatan pemerintah per kapita per tahun adalah
jumlah anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah (melalui APBN, APBD
dan PHLN) untuk biaya penyelenggaraan upaya kesehatan per kapita per
tahun.

52

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


Anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah untuk kesehatan di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebesar Rp. 149.6 per kapita per tahun yang berarti
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009 (lihat tabel 60 pada
lampiran).

BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil pencapaian pembangunan kesehatan di Kota
Gorontalo tahun 2010 tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa derajat
kesehatan masyarakat di Kota Gorontalo tahun 2010 mengalami peningkatan. Hal ini
terlihat dari indikator derajat kesehatan, antara lain menurunnya angka kematian bayi
selama lima tahun terakhir dari 9,8 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2006
menjadi 6,9 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2010, menurunnya angka kematian
balita lima tahun terakhir dari 4,6 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2006 menjadi
1,6 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2010, meningkatnya umur harapan hidup
dari 65 pada tahun 2005 menjadi 67,3 pada tahun 2009 dan menurunnya angka
kesakitan dari beberapa penyakit serta menurunnya prevalensi gizi buruk dari 2,9 %
pada tahun 2009 menjadi 1,6 % pada tahun 2010. Salah satu indikator kematian yang
menjadi masalah adalah meningkatnya angka kematian ibu dari 161,8 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 183,0 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2010.
Indikator pelayanan kesehatan dasar yang mengalami peningkatan selama
lima tahun terakhir, akan tetapi ada juga indikator yang cakupannya mengalami
penurunan antara lain menurunnya cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita
sebanyak 2 kali dari 98,0 % pada tahun 2006 menjadi 81,4 % pada tahun 2010,
menurunnya cakupan pemberian tablet Fe 3 pada ibu hamil dari 80,7 % pada tahun

53

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011


2006 menjadi 67,8 % pada tahun 2010, menurunnya cakupan ibu hamil resiko tinggi
yang ditangani dari 81,8 % pada tahun 2006 menjadi 51,5 % pada tahun 2010 serta
menurunnya cakupan neonatal resti yang ditangani dari 100 % pada tahun 2006
menjadi 86,1 % pada tahun 2010.
Menurunnya beberapa indikator dari pelayanan kesehatan dasar tidak terlepas
dari dukungan sumberdaya kesehatan antara lain sarana dan prasarana, tenaga serta
pembiayaan kesehatan. Khusus untuk pembiayaan kesehatan, jumlah anggaran
kesehatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Akan tetapi jika dilihat
persentasenya terhadap APBD maka setiap tahunnya mengalami penurunan yakni
dari 11,0 % pada tahun 2006 menjadi 5,53 % pada tahun 2010. Berdasarkan jenis
belanja, belanja gaji dan belanja fisik mengalami peningkatan sejak tahun 2007
sedangkan belanja non fisik mengalami penurunan.

54

Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011

55

RESUME PROFIL KESEHATAN


KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
NO
A.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

INDIKATOR

ANGKA/NILAI
L+P

Satuan

No. Lampiran

GAMBARAN UMUM
Luas Wilayah
Jumlah Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk
Rata-rata jiwa/rumah tangga
2
Kepadatan Penduduk /Km
Rasio Beban Tanggungan
Rasio Jenis Kelamin
Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf
Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi
SMP+

B.
B.1
10
11
12
13
14
15
16
17

DERAJAT KESEHATAN
Angka Kematian
Jumlah Lahir Hidup
Angka Lahir Mati (dilaporkan)
Jumlah Bayi Mati
Angka Kematian Bayi (dilaporkan)
Jumlah Balita Mati
Angka Kematian Balita (dilaporkan)
Jumlah Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (dilaporkan)

B.2
18
19
20

Angka Kesakitan
AFP Rate (non polio) < 15 th
Angka Insidens TB Paru
Angka Prevalensi TB Paru

90.763

94.615

1.810
0,0
21
11,6
29
16,0

1.968
0,0
12
6,1
13
6,6
8
211,8

65
50
185.378
3,6
2861,2
47,3
95,9

3.778
0,0
33
8,7
42
11,1

18,72
223,33
223,33

Km
Desa/Kel
Jiwa
Jiwa
2
Jiwa/Km

Tabel 1
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 1

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 2
Tabel 4

Tabel 5

Bayi
Bayi
per 1.000 KH
Balita
per 1.000 KH
Ibu
per 100.000 KH

Tabel 6
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 7
Tabel 7
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 8

per 100.000 pend <15thn


per 100.000 penduduk
per 100.000 penduduk

Tabel 9
Tabel 10
Tabel 10

NO
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51

INDIKATOR
Angka kematian akibat TB Paru
Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR)
Success Rate TB Paru
Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani
Jumlah Kasus Baru HIV
Jumlah Kasus Baru AIDS
Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya
Jumlah Kematian karena AIDS
Donor darah diskrining positif HIV
Persentase Diare ditemukan dan ditangani
Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler)
Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler)
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR)
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta
Angka Prevalensi Kusta
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB)
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB)
Jumlah Kasus Difteri
Case Fatality Rate Difteri
Jumlah Kasus Pertusis
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum)
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum)
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum
Jumlah Kasus Campak
Case Fatality Rate Campak
Jumlah Kasus Polio
Jumlah Kasus Hepatitis B
Incidence Rate DBD
Case Fatality Rate DBD

200,00
5,6405354
3
1
0
0

153,00
4,6788991
1
4
0
1

80,33
1
27
31
14,29
21,43
3,31
0,00
100,00
0

90,36
0
14
15
0,00
14,29
1,59
0,00
80,00
0

0
0

0
0

24

44

0
0
11,02
10,00

0
0
4,23
0,00

ANGKA/NILAI
Satuan
L+P
per 100.000 penduduk
102,48 %
353,00 %
5,149812734 %
4 Kasus
5 Kasus
0 Kasus
1 Jiwa
%
85,45 %
1 Kasus
41 Kasus
23 per 100.000 penduduk
9,52 %
19,05 %
2,43 per 10.000 Penduduk
0,00 %
92,00 %
0 Kasus
0 %
0 Kasus
0 Kasus
0 %
0 Kasus
0 %
68 Kasus
0 %
0 Kasus
0 Kasus
7,55 per 100.000 penduduk
7,14 %

No. Lampiran
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 14
Tabel 14
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 17
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 20
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 22
Tabel 22
Tabel 22
Tabel 22
Tabel 23
Tabel 23

NO

INDIKATOR

52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence )


53 Case Fatality Rate Malaria
54 Angka Kesakitan Filariasis
B.3
55
56
57
58
59

Status Gizi
Bayi baru lahir ditimbang
Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Balita Gizi Baik
Balita Gizi Kurang
Balita Gizi Buruk

C.
C.1
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77

UPAYA KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan
Kunjungan Ibu Hamil (K1)
Kunjungan Ibu Hamil (K4)
Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan
Pelayanan Ibu Nifas
Ibu hamil dengan imunisasi TT2+
Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3
Bumil Risti/Komplikasi ditangani
Neonatal Risti/Komplikasi ditangani
Bayi Mendapat Vitamin A
Anak Balita Mendapat Vitamin A
Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
Peserta KB Baru
Peserta KB Aktif
Kunjungan Neonatus 1 (KN 1)
Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap)
Kunjungan Bayi (minimal 4 kali)
Desa/Kelurahan UCI
Cakupan Imunisasi Campak Bayi

P
0,00
0,00
0

99
2,17
98,54
0,80
0,66

92,25
91,24

ANGKA/NILAI
Satuan
L+P
0,00
2,06 per 1.000 penduduk
0,00
0,00 %
0
0 per 100.000 penduduk

99
2,55
98,45
0,83
0,72

115
100,59
99,19
97,01
86,29
77,94
7,27
91,10
91,26
101,35

99
2,37
98,49
0,82
0,69

17,47
91,65
91,25
24,38
82,76
97,30
87,29
74,90
74,00
86,68

No. Lampiran
Tabel 24
Tabel 24
Tabel 25

%
%
%
%
%

Tabel 26
Tabel 26
Tabel 27
Tabel 27
Tabel 27

%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%

Tabel 28
Tabel 28
Tabel 28
Tabel 28
Tabel 29
Tabel 30
Tabel 31
Tabel 31
Tabel 32
Tabel 32
Tabel 32
Tabel 35
Tabel 35
Tabel 36
Tabel 36
Tabel 37
Tabel 38
Tabel 39

NO
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96

INDIKATOR
Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak
Bayi yang diberi ASI Eksklusif
Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin
Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali)
Balita ditimbang
Balita berat badan naik
Balita berat badan di bawah garis merah (BGM)
Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan
Setingkat
Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan
Setingkat
Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +)
Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1
Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam
Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap
SD/MI yang melakukan sikat gigi massal
SD/MI yang mendapat pelayanan gigi
Murid SD/MI Diperiksa (UKGS)
Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS)
Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar
98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup
Askeskin/Jamkesmas
99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1
100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3

ANGKA/NILAI
L+P
(3,41) %
29,72 %
%
91,26 %
77,14 %
82,5 %
1,5 %
95,45 %
58,76 %

Satuan

No. Lampiran
Tabel 39
Tabel 41
Tabel 42
Tabel 43
Tabel 44
Tabel 44
Tabel 44
Tabel 45
Tabel 46

29,90
91,25
77,22
82,8
1,4
100,00
60,09

29,55
91,26
77,06
82,3
1,6
90,00
57,39

10,61

11,53

11,09

Tabel 47

117,75

42,89

%
%
%

63,63
100,00
100,00
-

100,00

sekolah
sekolah
%
%

Tabel 48
Tabel 49
Tabel 51
Tabel 52
Tabel 49
Tabel 49
Tabel 53
Tabel 53

100,00

Tabel 53

57,77

Tabel 55

100,00
160,79

%
%

Tabel 56

10,33

Tabel 56
Tabel 56

NO

INDIKATOR

ANGKA/NILAI
L+P
0,37 %

Satuan

No. Lampiran

25,15
10,61

28,62
12,46

76,90
11,67

%
%
per 100.000 pasien keluar
per 100.000 pasien keluar
%
Hari
Hari

Tabel 57
Tabel 58
Tabel 58
Tabel 59
Tabel 59
Tabel 60
Tabel 60
Tabel 60

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat


110 Rumah Tangga ber-PHBS

52,37

Tabel 61

C.4
111
112
113
114
115
116
117
118

Keadaan Lingkungan
Rumah Sehat
Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes
Keluarga dengan sumber air minum terlindung
Keluarga memiliki Jamban Sehat
Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat
Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat
TUPM Sehat
Institusi dibina kesehatan lingkungannya

79,91
96,78
63,37
78,01
52,39
59,50
90,24
53,05

%
%
%
%
%
%
%
%

Tabel 62
Tabel 63
Tabel 65
Tabel 66
Tabel 66
Tabel 66
Tabel 67
Tabel 68

D.
D.1
119
120
121
122

SUMBERDAYA KESEHATAN
Sarana Kesehatan
Jumlah Rumah Sakit Umum
Jumlah Rumah Sakit Khusus
Jumlah Puskesmas Perawatan
Jumlah Puskesmas non-Perawatan

101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat


Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1
102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap
105 Gross Death Rate (GDR) di RS
106 Nett Death Rate (NDR) di RS
107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS
108 Length of Stay (LOS) di RS
109 Turn of Interval (TOI) di RS

Tabel 57

4,00
1,00
6,00

Tabel 70
Tabel 70
Tabel 70
Tabel 70

NO

INDIKATOR

123
124
125
126
127
128
129
130
131

Jumlah Apotek
Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan
Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar
Jumlah Posyandu
Posyandu Aktif
Rasio posyandu per 100 balita
Jumlah Desa Siaga
Desa Siaga Aktif
Jumlah Poskesdes

D.2
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145

Tenaga Kesehatan
Jumlah Dokter Spesialis
Rasio Dokter Spesialis
Jumlah Dokter Umum
Rasio Dokter Umum
Jumlah Dokter Gigi
Jumlah Bidan
Rasio Bidan per 100.000 penduduk
Jumlah Perawat
Jumlah Tenaga Kefarmasian
Jumlah Tenaga Gizi
Jumlah Tenaga Kesmas
Jumlah Tenaga Sanitasi
Jumlah Tenaga Teknisi Medis
Jumlah Fisioterapis

D.3
146
147
148

Pembiayaan Kesehatan
Total Anggaran Kesehatan
APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota
Anggaran Kesehatan Perkapita

15,00
16,53
18,00
19,83
1,00
25,00
54,00
5,00
10,00
19,00
17,00
10,00
2,00

20,00
21,14
61,00
62,36
6,00
123,00
78,76
344,00
39,00
43,00
56,00
39,00
16,00
4,00

ANGKA/NILAI
Satuan
L+P
53,00
63,64 %
50,00 %
131,00 Posyandu
100,00 %
0,73 per 100 balita
50,00 Desa
18,00 %
10,00 Poskesdes
35,00
18,88
79,00
41,54
7,00
148,00

Orang
per 100.000 penduduk
Orang
per 100.000 penduduk
Orang
Orang

398,00
44,00
53,00
75,00
56,00
26,00
6,00

Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang

########## Rp
%
128.102,78 Rp

No. Lampiran
Tabel 70
Tabel 71
Tabel 71
Tabel 72
Tabel 72
Tabel 72
Tabel 73
Tabel 73
Tabel 73

Tabel 74
Tabel 74
Tabel 74
Tabel 74
Tabel 74
Tabel 75
Tabel 75
Tabel 75
Tabel 76
Tabel 76
Tabel 77
Tabel 77
Tabel 78
Tabel 78

Tabel 79
Tabel 79
Tabel 79

TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

KECAMATAN

LUAS
WILAYAH
2
(km )

JUMLAH

JUMLAH
RUMAH
TANGGA

RATA-RATA KEPADATAN
JIWA/RUMAH PENDUDUK
TANGGA
per km 2

DESA

KELURAHAN

DESA+KEL.

JUMLAH
PENDUDUK

10

1 KOTA TIMUR

5,77

25.585

6.586

3,88

4434

2 KOTA SELATAN

3,42

21.408

7.104

3,01

6260

3 KOTA UTARA

8,36

17.155

4.172

4,11

2052

4 KOTA TENGAH

4,13

28.305

9.481

2,99

6854

5 KOTA BARAT

15,16

20.751

5.354

3,88

1369

6 DUNGINGI

4,10

22.659

6.240

3,63

5527

7 DUMBO RAYA

8,66

17.411

4.436

3,92

2011

8 HULONTHALANGI

10,97

15.076

3.855

3,91

1374

9 SIPATANA

4,22

17.028

4.403

3,87

4035

64,79

50

50

185.378

51.631

3,59

2861

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo (diolah)

TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,
RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO
1

KECAMATAN
2

JUMLAH
PENDUDUK
3

JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI
15-44
45-64

0-4

5-14

>=65

JUMLAH
9

PEREMPUAN
15-44
45-64

0-4

5-14

10

11

12

13

>=65
14

JUMLAH
15

RASIO
RASIO
BEBAN
JENIS
TANG
KELAMIN
GUNGAN
16

17

KOTA TIMUR

25.585

1.254

2.495

6.403

1.938

333

12.423

1.223

2.395

6.859

2.168

517

13.162

47,31

94,39

KOTA SELATAN

21.408

1.048

2.087

5.360

1.620

278

10.393

1.018

1.992

5.747

1.826

432

11.015

47,10

94,35

KOTA UTARA

17.155

859

1.680

4.390

1.324

232

8.485

806

1.578

4.518

1.427

341

8.670

47,14

97,87

KOTA TENGAH

28.305

1.377

2.741

7.030

2.127

363

13.638

1.363

2.670

7.643

2.414

577

14.667

47,31

92,98

KOTA BARAT

20.751

1.028

2.047

5.250

1.588

272

10.185

982

1.923

5.507

1.740

414

10.566

47,33

96,39

DUNGINGI

22.659

1.124

2.236

5.736

1.736

295

11.127

1.072

2.098

6.009

1.899

454

11.532

47,33

96,49

DUMBO RAYA

17.411

867

1.727

4.427

1.340

228

8.589

820

1.606

4.596

1.451

349

8.822

47,38

97,36

HULONTHALANGI

15.076

761

1.513

3.878

1.176

200

7.528

709

1.389

3.935

1.233

282

7.548

47,49

99,74

SIPATANA

17.028

845

1.712

4.309

1.310

219

8.395

802

1.571

4.499

1.422

339

8.633

47,56

97,24

9.163

18.238 46.783

14.159

2.420

15.580

3.705

94.615

47,32

95,93

JUMLAH (KAB/KOTA)

185.378

Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo (diolah)


Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar:
59.543
125.835

90.763

185.378
47,32

8.795

17.222

49.313

TABEL 3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH PENDUDUK

NO

KELOMPOK UMUR
(TAHUN)

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

LAKI-LAKI+PEREMPUAN

0-4

9.163

8.795

17.958

5-9

9.576

8.883

18.459

10 - 14

8.662

8.339

17.001

15 - 19

8.890

10.030

18.920

20 - 24

8.664

9.106

17.770

25 - 29

8.281

8.480

16.761

30 - 34

7.399

7.722

15.121

35 - 39

7.224

7.367

14.591

40 - 44

6.325

6.608

12.933

10

45 - 49

5.132

5.424

10.556

11

50 - 54

4.134

4.380

8.514

12

55 - 59

2.947

3.259

6.206

13

60 - 64

1.946

2.517

4.463

14

65 - 69

1.162

1.634

2.796

15

70 - 74

728

1.115

1.843

16

75+

530

956

1.486

90.763

94.615

185.378

JUMLAH

Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo (diolah)

TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

KECAMATAN

JUMLAH
3

LAKI-LAKI
MELEK
HURUF
4

%
5

JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS


PEREMPUAN
MELEK
JUMLAH
%
HURUF
6

LAKI-LAKI + PEREMPUAN
MELEK
JUMLAH
%
HURUF
9

10

KOTA TIMUR

KOTA SELATAN

KOTA UTARA

KOTA TENGAH

KOTA BARAT

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kota Gorontalo

11

TABEL 5
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
LAKI-LAKI
NO

KECAMATAN

TIDAK/
TIDAK/
BELUM
BELUM
PERNAH TAMAT
SEKOLAH SD/MI

18

19

20

21

22

23

24

25

26

KOTA SELATAN

KOTA UTARA

KOTA TENGAH

KOTA BARAT

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kota Gorontalo

10

11

12

13

14

15

16

17

LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TIDAK/
SMA/ AK/
UNIVER
SMP/
BELUM
JUMLAH
SD/MI
SMK/ DIPLO
SITAS
TAMAT
MTs
MA
MA
SD/MI

KOTA TIMUR

SMP/
MTs

TIDAK/
SMA/
AK/
UNIVER
BELUM
SMK/ DIPLO
JUMLAH
PERNAH
SITAS
MA
MA
SEKOLAH

JUMLAH (KAB/KOTA)

SD/MI

PEREMPUAN

TIDAK/
TIDAK/
SMA/ AK/
UNIVER
SMP/
BELUM
BELUM
SMK/ DIPLO
JUMLAH
SD/MI
PERNAH TAMAT
SITAS
MTs
MA
MA
SEKOLAH SD/MI

TABEL 6
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH KELAHIRAN
NO

KECAMATAN

NAMA
PUSKESMAS

HIDUP

MATI

LAKI-LAKI + PEREMPUAN

PEREMPUAN
HIDUP +
MATI

HIDUP

MATI
8

HIDUP +
MATI

HIDUP

MATI

JUMLAH

HIDUP +
MATI

%
TOT

10

11

12

KOTA TIMUR

TAMALATE

416

416

464

464

880

880

880

415

463

878

47,267

52,733

KOTA SELATAN

LIMBA B

388

388

394

394

782

782

782

340

346

686

49,563

50,437

KOTA UTARA

WONGKADITI

330

330

338

338

668

668

668

330

338

668

49,401

50,599

KOTA TENGAH

DULALOWO

312

312

340

340

652

652

652

274

298

572

47,902

52,098

KOTA BARAT

PILOLODAA

67

67

93

93

160

160

160

64

88

152

42,105

57,895

BULADU

109

109

124

124

233

233

233

92

105

197

46,701

53,299

DUNGINGI

188

188

215

215

403

403

403

188

216

404

46,535

53,465

3778

1703

1854

3557

47,877

52,123

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

LAKI-LAKI

JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN)

1.810

0
0,0

1.810

1.968

0
0,0

1.968

3.778

0
0,0

Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas


Keterangan : - Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
- Data untuk Kecamatan Dumbo Raya masih tergabung pada Puskesmas Tamalate, Kecamaran Hulonthalangi pada Puskesmas
Limba B dan Kecamatan Sipatana pada Puskesmas Wongkaditi

3.778

TABEL 7
JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH KEMATIAN
NO

KECAMATAN

LAKI - LAKI

PUSKESMAS

LAKI - LAKI + PEREMPUAN

PEREMPUAN

BAYI

ANAK
BALITA

BALITA

BAYI

ANAK
BALITA

BALITA

BAYI

ANAK
BALITA

BALITA

10

11

12

KOTA TIMUR

TAMALATE

KOTA SELATAN

LIMBA B

10

11

KOTA UTARA

WONGKADITI

KOTA TENGAH

DULALOWO

KOTA BARAT

PILOLODAA

BULADU

DUNGINGI

JUMLAH (KAB/KOTA)

21

29

12

13

33

42

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

11,60

4,42

16,02

6,10

0,51

6,61

8,73

2,38

11,12

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas


Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

TABEL 8
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH KEMATIAN IBU
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH LAHIR
HIDUP

KEMATIAN IBU HAMIL


< 20 Thn 20-34 Thn

JUMLAH

< 20 Thn 20-34 Thn

KEMATIAN IBU NIFAS

35 Thn

JUMLAH

< 20 Thn 20-34 Thn

JUMLAH KEMATIAN IBU

35 Thn

JUMLAH

< 20 Thn 20-34 Thn

19

20

KOTA TIMUR

TAMALATE

880

KOTA SELATAN

LIMBA B

782

KOTA UTARA

WONGKADITI

668

KOTA TENGAH

DULALOWO

652

KOTA BARAT

PILOLODAA

160

BULADU

233

DUNGINGI

403

3.778

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

10

11

12

13

14

15

16

17

18

35 Thn JUMLAH

KEMATIAN IBU BERSALIN

35 Thn

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)


Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

211,8

TABEL 9
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN

JUMLAH KASUS
AFP (NON POLIO)

AFP RATE
(NON POLIO)

KOTA TIMUR

TAMALATE

12.387

40,36

KOTA SELATAN

LIMBA B

10.517

9,51

KOTA UTARA

WONGKADITI

9.853

10,15

KOTA TENGAH

DULALOWO

8.151

0,00

KOTA BARAT

PILOLODAA

2.621

38,15

BULADU

3.359

0,00

DUNGINGI

6.530

30,63

53.418

10

18,72

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di di RS

Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar:

53.418

TABEL 10
JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH KASUS TB PARU
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK

KASUS BARU

KASUS LAMA

KASUS BARU +
KASUS LAMA
L+P
L
P

PREVALENSI
(PER 100.000 PENDUDUK)

JUMLAH KEMATIAN
AKIBAT TB PARU

L+P

L+P

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

KOTA TIMUR

TAMALATE

21.012

21.984

42.996

91

91

211,6

KOTA SELATAN

LIMBA B

17.921

18.563

36.484

103

103

282,3

KOTA UTARA

WONGKADITI

16.880

17.303

34.183

50

50

146,3

KOTA TENGAH

DULALOWO

13.638

14.667

28.305

48

48

169,6

KOTA BARAT

PILOLODAA

4.501

4.586

9.087

27

27

297,1

BULADU

5.684

5.980

11.664

32

32

274,3

11.127

11.532

22.659

63

63

278,0

90.763

94.615

185.378

414

414

223,3

223,3

0,0

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

DUNGINGI

JUMLAH (KAB/KOTA)

ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK

TABEL 11
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

TB PARU

JUMLAH PERKIRAAN
KASUS BARU

KLINIS

ANGKA PENEMUAN KASUS


(CDR)

BTA (+)

L+P

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

KOTA TIMUR

TAMALATE

95

916

91

95,79

KOTA SELATAN

LIMBA B

84

1.034

103

122,62

KOTA UTARA

WONGKADITI

73

487

50

68,49

KOTA TENGAH

DULALOWO

57

539

48

84,21

KOTA BARAT

PILOLODAA

20

288

27

135,00

BULADU

26

364

32

123,08

DUNGINGI

49

636

63

128,57

404

4.264

414

102,48

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 12
JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
TB PARU
BTA (+) DIOBATI

KESEMBUHAN

PENGOBATAN LENGKAP

ANGKA KESUKSESAN
(SUCCESS RATE/SR)

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

L+P

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH

L+P

L+P

L+P

KOTA TIMUR

TAMALATE

48

43

91

48

100

43

100

91

100

0,0

0,0

0,0

48

43

91

KOTA SELATAN

LIMBA B

45

20

65

44

97,8

19

95,0

63

96,9

0,0

0,0

0,0

44

19

63

KOTA UTARA

WONGKADITI

16

28

44

15

93,8

27

96,4

42

95,5

0,0

0,0

0,0

15

27

42

KOTA TENGAH

DULALOWO

29

26

55

28

96,6

25

96,2

53

96,4

0,0

0,0

0,0

28

25

53

KOTA BARAT

PILOLODAA

14

19

13

92,9

100

18

94,7

0,0

0,0

0,0

13

18

BULADU

15

17

32

15

100

17

100

32

100

0,0

0,0

0,0

15

17

32

DUNGINGI

37

17

54

37

100

17

100

54

100

0,0

0,0

0,0

37

17

54

204

156

360

200

98,0

153

98,1

353

98,1

0,0

0,0

0,0

200

153

353

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 13
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
PNEUMONIA PADA BALITA
NO

KECAMATAN

KOTA TIMUR

JUMLAH BALITA

PUSKESMAS

TAMALATE

PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITA

L+P

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

5152

277

289

566

15

5,4

10

3,5

25

4,4

2.568

2.584

KOTA SELATAN

LIMBA B

2.597

2.608

5205

170

176

346

1,2

2,3

1,7

KOTA UTARA

WONGKADITI

1.783

1.867

3650

215

221

436

26

12,1

20

9,0

46

10,6

KOTA TENGAH

DULALOWO

1.475

1.709

3184

164

176

340

3,7

4,5

14

4,1

KOTA BARAT

PILOLODAA

409

446

855

61

62

123

14,8

4,8

12

9,8

DUNGINGI

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

BULADU

JUMLAH (KAB/KOTA)

638

665

1303

54

57

111

0,0

3,5

1,8

1.059

1.340

2399

105

109

214

1,0

3,7

2,3

21748

1046

1090

2136

59

5,6

51

4,7

110

5,1

10529

11219

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 14
JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH KASUS BARU
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

HIV

INFEKSI MENULAR SEKSUAL


LAINNYA

AIDS

JUMLAH KEMATIAN AKIBAT


AIDS

L+P

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

KOTA TIMUR

TAMALATE

KOTA SELATAN

LIMBA B

KOTA UTARA

WONGKADITI

KOTA TENGAH

DULALOWO

KOTA BARAT

PILOLODAA

BULADU

DUNGINGI

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 15
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
DONOR DARAH
NO

UNIT TRANSFUSI DARAH

SAMPEL DARAH DIPERIKSA

JUMLAH PENDONOR

L+P

JUMLAH

JUMLAH

Sumber : Bidang P2PL

L+P

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH

POSITIF HIV

JUMLAH
10

%
11

JUMLAH
12

P
%
13

JUMLAH
14

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

L+P
%
15

JUMLAH
16

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

%
17

TABEL 16
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
DIARE
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK

DIARE DITANGANI

JUMLAH PERKIRAAAN
KASUS

L+P

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

KOTA TIMUR

TAMALATE

21.012

21.984

42.996

864

904

1.768

869

100,6

862

95,4

1.731

97,9

KOTA SELATAN

LIMBA B

17.921

18.563

36.484

737

763

1.500

521

70,7

640

83,9

1.161

77,4

KOTA UTARA

WONGKADITI

16.880

17.303

34.183

694

711

1.405

652

93,9

795

111,8

1.447

103,0

KOTA TENGAH

DULALOWO

13.638

14.667

28.305

561

603

1.164

232

41,4

315

52,2

547

47,0

KOTA BARAT

PILOLODAA

4.501

4.586

9.087

185

188

373

319

172,4

407

216,5

726

194,6

BULADU

5.684

5.980

11.664

234

246

480

155

66,2

199

80,9

354

73,8

DUNGINGI

11.127

11.532

22.659

457

474

931

250

54,7

296

62,4

546

58,6

90.763

94.615

185.378

3.732

3.889

7.621

2.998

80

3.514

90

6.512

85

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 17
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
KASUS BARU
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

0-14 TAHUN

Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah

15 TAHUN

JUMLAH

15 TAHUN

0-14 TAHUN

PB + MB

JUMLAH

L+P

L+P

L+P

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

TAMALATE

11

11

KOTA TIMUR

Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering

L+P

KOTA SELATAN

LIMBA B

KOTA UTARA

WONGKADITI

10

10

10

KOTA TENGAH

DULALOWO

KOTA BARAT

PILOLODAA

BULADU

DUNGINGI

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
0

23

14

37

27

14

41

JUMLAH (KAB/KOTA)

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL

28

14

42

30,8

14,8

22,7

TABEL 18
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
KASUS BARU
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN

PENDERITA KUSTA

CACAT TINGKAT 2
L+P

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

KOTA TIMUR

TAMALATE

11

25,0

0,0

18,2

0,0

33,3

9,1

KOTA SELATAN

LIMBA B

0,0

0,0

0,0

25,0

0,0

16,7

KOTA UTARA

WONGKADITI

10

0,0

0,0

0,0

50,0

0,0

30,0

KOTA TENGAH

DULALOWO

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

KOTA BARAT

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

PILOLODAA

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

BULADU

25,0

0,0

25,0

50,0

0,0

50,0

DUNGINGI

50,0

0,0

20,0

0,0

33,3

20,0

28

14

42

14,3

0,0

9,5

21,4

14,3

19,0

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL

TABEL 19
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
KASUS TERCATAT
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

KOTA TIMUR

PB

MB

JUMLAH

L+P

L+P

L+P

10

11

12

TAMALATE

11

11

KOTA SELATAN

LIMBA B

KOTA UTARA

WONGKADITI

10

10

KOTA TENGAH

DULALOWO

KOTA BARAT

PILOLODAA

BULADU

DUNGINGI

29

15

44

30

15

45

3,3

1,6

2,4

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK

Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 20
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
KUSTA (PB)
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

KUSTA (MB)

PENDERITA PB

RFT PB
L

2010

PENDERITA MB

L+P

RFT MB
L

2009

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

KOTA TIMUR

TAMALATE

0,0

0,0

0,0

0,0

75,0

75,0

KOTA SELATAN

LIMBA B

0,0

0,0

0,0

100

100

100

KOTA UTARA

WONGKADITI

0,0

0,0

0,0

100

100

100

KOTA TENGAH

DULALOWO

0,0

0,0

0,0

100

50,0

75,0

KOTA BARAT

PILOLODAA

0,0

0,0

0,0

100

0,0

100

BULADU

0,0

0,0

0,0

100

100

100

DUNGINGI

0,0

0,0

0,0

100

0,0

100

0,0

0,0

0,0

15

10

25

15

100

80,0

23

92,0

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL

TABEL 21
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH KASUS PD3I
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

DIFTERI
JUMLAH KASUS
L

KOTA TIMUR

TAMALATE

L+P

TETANUS (NON NEONATORUM)

PERTUSIS
MENINGGAL

JUMLAH KASUS

TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUS

L+P

L+P

MENINGGAL

L+P

MENINGGAL

10

11

12

13

14

15

16

17

18

KOTA SELATAN

LIMBA B

KOTA UTARA

WONGKADITI

KOTA TENGAH

DULALOWO

KOTA BARAT

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

PILOLODAA

BULADU

DUNGINGI

JUMLAH (KAB/KOTA)
CASE FATALITY RATE (%)

Sumber: .. (sebutkan)

0,0

0,0

0,0

TABEL 22
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH KASUS PD3I
NO

KECAMATAN

CAMPAK

PUSKESMAS

POLIO

JUMLAH KASUS

MENINGGAL

HEPATITIS B

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

KOTA TIMUR

TAMALATE

12

15

KOTA SELATAN

LIMBA B

10

KOTA UTARA

WONGKADITI

13

KOTA TENGAH

DULALOWO

16

23

KOTA BARAT

PILOLODAA

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

BULADU

DUNGINGI

24

44

68

JUMLAH (KAB/KOTA)
CASE FATALITY RATE (%)

Sumber: .. (sebutkan)

0,0

TABEL 23
JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
NO
1

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH KASUS

MENINGGAL

CFR (%)

L+P

L+P

L+P

10

11

12

KOTA TIMUR

TAMALATE

0,0

0,0

0,0

KOTA SELATAN

LIMBA B

0,0

0,0

0,0

KOTA UTARA

WONGKADITI

0,0

0,0

0,0

KOTA TENGAH

DULALOWO

33,3

0,0

16,7

KOTA BARAT

PILOLODAA

0,0

0,0

0,0

BULADU

0,0

0,0

0,0

DUNGINGI

0,0

0,0

0,0

JUMLAH (KAB/KOTA)

10

14

10,0

0,0

7,1

INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK

11,0

4,2

7,6

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 24
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
MALARIA
PENDERITA
MENINGGAL

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

TANPA PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH

DENGAN PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH

CFR
L+P

KOTA TIMUR

TAMALATE

20

0,0

0,0

0,0

KOTA SELATAN

LIMBA B

176

0,0

0,0

0,0

KOTA UTARA

WONGKADITI

16

0,0

0,0

0,0

KOTA TENGAH

DULALOWO

137

0,0

0,0

0,0

KOTA BARAT

PILOLODAA

20

0,0

0,0

0,0

BULADU

0,0

0,0

0,0

DUNGINGI

DUNGINGI

0,0

0,0

0,0

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
0

382

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

2,1

JUMLAH (KAB/KOTA)

ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK


Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL

TABEL 25
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
PENDERITA FILARIASIS
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

KOTA TIMUR

KASUS BARU DITEMUKAN

JUMLAH SELURUH KASUS

L+P

TAMALATE

KOTA SELATAN

LIMBA B

KOTA UTARA

WONGKADITI

KOTA TENGAH

DULALOWO

KOTA BARAT

PILOLODAA

BULADU

DUNGINGI

0,0

0,0

0,0

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA)


Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL

L+P

TABEL 26
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO
1

KECAMATAN

PUSKESMAS

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG

JUMLAH LAHIR HIDUP

BBLR

L+P

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

KOTA TIMUR

TAMALATE

416

464

880

416

100

464

100

880

100

0,7

1,1

0,9

KOTA SELATAN

LIMBA B

388

394

782

388

100

394

100

782

100

14

3,6

20

5,1

34

4,3

KOTA UTARA

WONGKADITI

330

338

668

330

100

338

100

668

100

1,5

0,9

1,2

KOTA TENGAH

DULALOWO

312

340

652

311

99,7

338

99,4

649

99,5

1,0

0,6

0,8

KOTA BARAT

PILOLODAA

67

93

160

57

85,1

86

92,5

143

89,4

8,8

5,8

10

7,0

BULADU

109

124

233

109

100

124

100

233

100

6,4

7,3

16

6,9

DUNGINGI

DUNGINGI

188

215

403

187

99,5

214

99,5

401

99,5

1,1

2,8

2,0

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
1.810

1.968

3.778

1.798

99,3

1.958

99,5

3.756

99,4

39

2,2

50

2,6

89

2,4

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi KIA/KB dan Seksi Gizi Bidang Binkesmas

TABEL 27
STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
BALITA
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

GIZI LEBIH

BALITA DITIMBANG

GIZI BAIK

L+P

GIZI KURANG

L+P

GIZI BURUK

L+P

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

KOTA TIMUR

TAMALATE

2.039

2.059

4.098

2.031

99,61

2.049

99,51

4.080

99,56

0,25

0,29

11

0,27

0,15

0,19

0,17

KOTA SELATAN

LIMBA B

1.665

1.700

3.365

1.643

98,68

1.676

98,59

3.319

98,63

12

0,72

13

0,76

25

0,74

10

0,60

11

0,65

21

0,62

KOTA UTARA

WONGKADITI

1.464

1.512

2.976

1.453

99,25

1.500

99,21

2.953

99,23

0,20

0,20

0,20

0,55

0,60

17

0,57

KOTA TENGAH

DULALOWO

1.197

1.419

2.616

1.160

96,91

1.377

97,04

2.537

96,98

22

1,84

25

1,76

47

1,80

15

1,25

17

1,20

32

1,22

KOTA BARAT

PILOLODAA

364

386

750

358

98,35

379

98,19

737

98,27

0,27

0,52

0,40

1,37

1,30

10

1,33

BULADU

508

537

1.045

499

98,23

527

98,14

1.026

98,18

1,77

1,68

18

1,72

0,00

0,19

0,10

DUNGINGI

894

1.032

1.926

868

97,09

1.003

97,19

1.871

97,14

13

1,45

14

1,36

27

1,40

13

1,45

15

1,45

28

1,45

8.131

8.645

16.776

8.012

98,54

8.511

98,45 16.523 98,49

65

0,80

72

0,83

137

0,82

54

0,66

62

0,72

116

0,69

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Gizi Bidang Binkesmas

253

1,51

TABEL 28
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
IBU HAMIL
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

IBU BERSALIN
DITOLONG
JUMLAH
NAKES

IBU NIFAS
MENDAPAT
YANKES

JUMLAH

K1

K4

10

11

12

13

14

JUMLAH

KOTA TIMUR

TAMALATE

861

976

113,4

869

100,9

887

887

100,0

822

866

105,4

KOTA SELATAN

LIMBA B

731

754

103,1

686

93,8

686

684

99,7

697

628

90,1

KOTA UTARA

WONGKADITI

684

800

117,0

695

101,6

671

668

99,6

653

546

83,6

KOTA TENGAH

DULALOWO

567

710

125,2

665

117,3

653

649

99,4

541

625

115,5

KOTA BARAT

PILOLODAA

182

293

161,0

170

93,4

159

143

89,9

174

148

85,1

BULADU

234

267

114,1

245

104,7

235

233

99,1

223

224

100,4

DUNGINGI

DUNGINGI

454

454

100,0

405

89,2

404

401

99,3

433

400

92,4

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
3.713

4.254

114,6

3.735

100,6

3.695

3.665

99,2

3.543

3.437

97,0

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas

TABEL 29
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL
NO
1

KECAMATAN

PUSKESMAS

KOTA TIMUR

JUMLAH IBU
HAMIL

TT-2

TT-3

TT-4

TT-5

TT2+

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

861

360

41,8

268

31,1

0,0

0,0

212

24,6

480

55,7

TAMALATE

TT-1

KOTA SELATAN

LIMBA B

731

610

83,4

454

62,1

212

29,0

45

6,2

0,5

715

97,8

KOTA UTARA

WONGKADITI

684

504

73,7

377

55,1

37

5,4

0,9

22

3,2

442

64,6

KOTA TENGAH

DULALOWO

567

578

101,9

506

89,2

62

10,9

68

12,0

115

20,3

751

132,5

KOTA BARAT

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

PILOLODAA

182

162

89,0

147

80,8

0,0

0,0

25

13,7

172

94,5

BULADU

234

261

111,5

216

92,3

0,4

0,0

11

4,7

228

97,4

DUNGINGI

454

454

100,0

404

89,0

11

2,4

0,2

0,0

416

91,6

3.713

2.929

78,9

2.372

63,9

323

8,7

120

3,2

389

10,5

3.204

86,3

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : - Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas


- Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang P2PL

TABEL 30
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
FE1 (30 TABLET)

FE3 (90 TABLET)

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH
IBU HAMIL

JUMLAH

JUMLAH

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

861

790

91,8

473

54,9

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

731

754

103,1

686

93,8

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

684

623

91,1

471

68,9

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

567

597

105,3

478

84,3

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

182

164

90,1

149

81,9

BULADU

234

255

109,0

233

99,6

DUNGINGI

454

454

100

404

89,0

3713

3637

98,0

2894

77,9

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi KIA/KB dan Seksi Gizi Bidang Binkesmas

TABEL 31
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
BUMIL

NO
1

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH BUMIL RISTI/ RISTI/KOMPLIKASI


DITANGANI
IBU HAMIL KOMPLIKASI
S
%

JUMLAH LAHIR HIDUP

NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI

PERKIRAAN NEONATAL
RISTI/KOMPLIKASI

L+P

L+P

L+P

14

15

16

17

18

19

10

11

12

13

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

861

172

20

11,6

416

464

880

62

70

132

0,0

0,0

1,5

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

731

146

10

6,8

388

394

782

58

59

117

0,0

0,0

27

23,0

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

684

137

10

7,3

330

338

668

50

51

100

0,0

0,0

11

11,0

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

567

113

3,5

312

340

652

47

51

98

0,0

0,0

11

11,2

5 KOTA BARAT

6 DUNGINGI

PILOLODAA

182

36

2,7

67

93

160

10

14

24

0,0

0,0

29,2

BULADU

234

47

8,5

109

124

233

16

19

35

0,0

0,0

24

68,7

DUNGINGI

454

91

5,5

188

215

403

28

32

60

0,0

0,0

17

28,1

3.713

743

54

7,3

1.810

1.968

3.778

272

295

567

0,0

99

17,5

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas

0,0

TABEL 32
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
BAYI
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

ANAK BALITA (1-4 TAHUN)

BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A

JUMLAH

JUMLAH

L+P

IBU NIFAS

MENDAPAT VIT A 2X
L

MENDAPAT

L+P

JUMLAH

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

VIT A
S

23

24

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

543

546

1.089

524

96,5

528

96,7

1.052

96,6

2025

2038

4.063

1.803

89,0

2.003

98,3

3.806

93,665

822

884 107,54

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

589

595

1.184

563

95,6

571

96,0

1.134

95,8

2008

2013

4.021

1.990

99,1

2.008

99,8

3.998

99,416

697

686 98,422

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

308

375

683

268

87,0

292

77,9

560

82,0

1475

1492

2.967

1.221

82,8

1.232

82,6

2.453

82,676

653

619 94,793

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

314

365

679

240

76,4

306

83,8

546

80,4

1161

1344

2.505

1.055

90,9

1.095

81,5

2.150

85,828

541

634 117,19

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

6 DUNGINGI

78

89

167

69

88,5

83

93,3

152

91,0

331

357

688

317

95,8

332

93,0

649

94,331

174

158 90,805

BULADU

121

126

247

121

100

125

99,2

246

99,6

517

539

1.056

489

94,6

520

96,5

1.009

95,549

223

206 92,377

DUNGINGI

214

286

500

214

100

265

92,7

479

95,8

845

1054

1.899

755

89,3

875

83,0

1.630

85,835

433

404 93,303

91,1

4169

91,6

8362

8837

17199

91,264 15694

91,25

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

2167

2382

4549

Sumber : Seksi Gizi dan Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas


2.568 2.584

5.152

1999

92,2

2170

7629

91,236

8065

3543

3591

101,35

TABEL 33
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
PESERTA KB AKTIF
NO

KECAMATAN

IUD
1

NON MKJP

MKJP

PUSKESMAS
%

MOP

MOW

IM
PLAN

JUMLA
H

SUNTI
K

PIL

15

16

KON
DOM

OBAT
VAGINA

LAIN
NYA

JUMLA
H

%
MKJP +
MKJP
NON
+ NON
MKJP
MKJP

10

11

12

13

14

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

1.095

18,4

59

1,0

157

2,6

604

10,1

1.915

32,1

1.875

31,4 2.051

34,4

121

2,0

0,0

0,0

4.047

67,9

5.962

100

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

1.579

32,0

38

0,8

107

2,2

558

11,3

2.282

46,2

1.226

24,8 1.278

25,9

156

3,2

0,0

0,0

2.660

53,8

4.942

100

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

1.291

23,7

45

0,8

183

3,4

449

8,2

1.968

36,1

1.852

34,0 1.573

28,9

59

1,1

0,0

0,0

3.484

63,9

5.452

100

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

804

24,2

16

0,5

139

4,2

149

4,5

1.108

33,3

1.037

31,2 1.144

34,4

37

1,1

0,0

0,0

2.218

66,7

3.326

100

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

797

23,6

80

2,4

128

3,8

449

13,3

1.454

43,0

999

29,5

26,3

42

1,2

0,0

0,0

1.930

57,0

3.384

100

0,0

0,0

0,0

0,0

BULADU
6 DUNGINGI

DUNGINGI

889

396

12,1

21

0,6

40

1,2

364

11,1

821

25,1

1.270

38,8 1.111

34,0

69

2,1

0,0

0,0

2.450

74,9

3.271

100

5.962

22,6

259

1,0

754

2,9

2.573

9,8

9.548

36,3

8.259

31,4 8.046

30,6

484

1,8

0,0

0,0

16.789

63,7

26.337

100

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

TABEL 34
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
PESERTA KB BARU
NO

KECAMATAN

IUD
1

MOP

MOW

IMPLAN

JUMLAH

SUNTIK

12

13

PIL

KONDOM
18

OBAT
VAGINA

LAIN
NYA

19

20

21

22

23

JUMLAH

24

25

MKJP + % MKJP
+ NON
NON
MKJP
MKJP

10

11

14

15

16

17

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

227

12,6

10

0,6

0,5

205

11,4

451

25

684

38,1

467

26,0

193

10,8

0,0

0,0

1.344

75

1.795

100

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

158

12,1

0,2

0,0

114

8,7

275

21

572

43,8

311

23,8

147

11,3

0,0

0,0

1.030

79

1.305

100

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

145

8,6

0,5

65

3,8

143

8,5

362

21

772

45,6

399

23,6

159

9,4

0,0

0,0

1.330

79

1.692

100

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

71

7,0

0,2

47

4,7

117

11,6

237

23

351

34,8

297

29,4

124

12,3

0,0

0,0

772

77

1.009

100

PILOLODAA

106

9,3

0,2

0,0

181

15,8

289

25

366

32,0

379

33,2

109

9,5

0,0

0,0

854

75

1.143

100

5 KOTA BARAT

NON MKJP

MKJP

PUSKESMAS

BULADU
6 DUNGINGI

DUNGINGI

26

27

46

5,7

0,1

0,0

54

6,6

101

12

326

40,1

280

34,4

106

13,0

0,0

0,0

712

88

813

100

753

9,7

27

0,3

121

1,6

814

10,5

1.715

22

3.071

39,6

2.133

27,5

838

10,8

0,0

0,0

6.042

78

7.757

100

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

TABEL 35
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH PUS

PESERTA KB BARU

PESERTA KB AKTIF

JUMLAH

JUMLAH

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

7.294

1.795

24,6

5.962

81,7

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

6.041

1.305

21,6

4.942

81,8

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

6.659

1.692

25,4

5.452

81,9

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

3.978

1.009

25,4

3.326

83,6

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

3.740

1.143

30,6

3.384

90,5

BULADU
6 DUNGINGI

DUNGINGI

4.110

813

19,8

3.271

79,6

31.822

7.757

24,4

26.337

82,8

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas

TABEL 36
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO
1

KECAMATAN

PUSKESMAS

KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)

KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)

JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP

L+P

L+P

L +P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

KOTA TIMUR

TAMALATE

416

464

880

0,0

0,0

880

100

0,0

0,0

726

82,5

KOTA SELATAN

LIMBA B

388

394

782

0,0

0,0

690

88,2

0,0

0,0

628

80,3

KOTA UTARA

WONGKADITI

330

338

668

0,0

0,0

665

99,6

0,0

0,0

536

80,2

KOTA TENGAH

DULALOWO

312

340

652

0,0

0,0

649

99,5

0,0

0,0

636

97,5

KOTA BARAT

PILOLODAA

67

93

160

0,0

0,0

155

96,9

0,0

0,0

144

90,0

BULADU

109

124

233

0,0

0,0

233

100

0,0

0,0

229

98,3

DUNGINGI

188

215

403

0,0

0,0

404

100,2

0,0

0,0

399

99,0

1.810

1.968

3.778

0,0

3.676

97,3

0,0

3.298

87,3

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas

0,0

0,0

TABEL 37
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO
1

KECAMATAN
2

KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)

JUMLAH BAYI

PUSKESMAS

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

KOTA TIMUR

TAMALATE

543

546

1089

607

55,7

KOTA SELATAN

LIMBA B

589

595

1184

752

63,5

KOTA UTARA

WONGKADITI

308

375

683

657

96,2

KOTA TENGAH

DULALOWO

314

365

679

634

93,4

KOTA BARAT

PILOLODAA

78

89

167

176

105,4

BULADU

121

126

247

167

67,6

DUNGINGI

DUNGINGI

214

286

500

414

82,8

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
2167

2382

4549

3407

74,9

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas

TABEL 38
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH DESA/KEL

DESA/KEL UCI

% DESA/KEL UCI

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

11

36,4

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

10

10

100

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

11

72,7

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

66,7

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

66,7

BULADU

100

DUNGINGI

100

50

37

74,0

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang P2PL

TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH BAYI
L

DPT1+HB1
P
JUMLAH
%

L+P

BAYI DIIMUNISASI
DPT3+HB3
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
%
%
%

CAMPAK
P
JUMLAH
%

DO RATE (%)
L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16,0

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

L+P
27

83,3

819

75,21

11,2

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

543

546

1089

922

84,7

907

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

589

595

1184

683

57,7

759

64,1

737

62,25

-7,9

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

308

375

683

648

94,9

792

116,0

834

122,1

-28,7

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

314

365

679

592

87,2

578

85,1

573

84,39

3,2

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

78

89

167

184

110,2

207

124,0

205

122,8

-11,4

BULADU

121

126

247

263

106,5

262

106,1

260

105,3

1,1

DUNGINGI

214

286

500

521

104,2

518

103,6

515

103,0

1,2

2167

2382

4549

3813

83,8

4023

88,4

3943

86,7

-3,4

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang P2PL

TABEL 40
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
BAYI DIIMUNISASI
NO

KECAMATAN

JUMLAH BAYI

PUSKESMAS

BCG
L

POLIO3

L+P

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

543

546

1.089

940

86,3

886

81,4

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

589

595

1.184

956

80,7

668

56,4
118,2

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

308

375

683

720

105,4

807

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

314

365

679

657

96,8

603

88,8

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

78

89

167

242

144,9

189

113,2

BULADU

121

126

247

284

115,0

280

113,4

DUNGINGI

214

286

500

537

107,4

523

104,6

2.167

2.382

4.549

4.336

95,3

3.956

87,0

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang P2PL

TABEL 41
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF

JUMLAH BAYI

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

543

546

1089

160

29,5

178

32,6

338

31,0

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

589

595

1184

173

29,4

173

29,1

346

29,2

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

308

375

683

86

27,9

89

23,7

175

25,6

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

314

365

679

97

30,9

106

29,0

203

29,9

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

78

89

167

18

23,1

24

27,0

42

25,1

BULADU

121

126

247

22

18,2

27

21,4

49

19,8

DUNGINGI

214

286

500

92

43,0

107

37,4

199

39,8

2167

2382

4549

648

29,9

704

29,6

1352

29,7

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi KIA/KB dan Seksi Gizi Bidang Binkesmas

TABEL 42
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
ANAK 6-23 BULAN
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

L+P

L+P

L+P

10

11

12

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

648

0,0

0,0

0,0

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

534

0,0

0,0

0,0

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

299

0,0

0,0

0,0

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

153

0,0

0,0

0,0

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

140

0,0

0,0

0,0

BULADU

127

0,0

0,0

0,0

DUNGINGI

172

0,0

0,0

0,0

2.073

0,0

0,0

0,0

6 DUNGINGI

DARI KELUARGA MISKIN

MENDAPAT MP-ASI

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Gizi Bidang Binkesmas

TABEL 43
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)

JUMLAH

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

KOTA TIMUR

TAMALATE

2.025

2.038

4.063

1803

89,0

2003

98,3

3.806

93,7

KOTA SELATAN

LIMBA B

2.008

2.013

4.021

1990

99,1

2008

99,8

3.998

99,4

KOTA UTARA

WONGKADITI

1.475

1.492

2.967

1221

82,8

1232

82,6

2.453

82,7

KOTA TENGAH

DULALOWO

1.161

1.344

2.505

1055

90,9

1095

81,5

2.150

85,8

KOTA BARAT

PILOLODAA

331

357

688

317

95,8

332

93,0

649

94,3

BULADU

517

539

1.056

489

94,6

520

96,5

1.009

95,5

DUNGINGI

845

1.054

1.899

755

89,3

875

83,0

1.630

85,8

8.362

8.837

17.199

7.630

91,2

8.065

91,3

15.695

91,3

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas

TABEL 44
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
BALITA
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

BALITA YANG ADA

DITIMBANG
P

L+P

BB NAIK
P

L+P

BGM
P

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

KOTA TIMUR

TAMALATE

2.568

2.584

5.152

2.039

79,4

2.059

79,7

4.098

79,5

1.948

95,5

1.964

95,4

3.912

95,5

12

0,6

11

0,5

23

0,6

KOTA SELATAN

LIMBA B

2.597

2.608

5.205

1.665

64,1

1.700

65,2

3.365

64,6

1.274

76,5

1.297

76,3

2.571

76,4

26

1,6

27

1,6

53

1,6

KOTA UTARA

WONGKADITI

1.783

1.867

3.650

1.464

82,1

1.512

81,0

2.976

81,5

909

62,1

925

61,2

1.834

61,6

0,5

13

0,9

20

0,7

KOTA TENGAH

DULALOWO

1.475

1.709

3.184

1.197

81,2

1.419

83,0

2.616

82,2

1.073

89,6

1.238

87,2

2.311

88,3

26

2,2

37

2,6

63

2,4

KOTA BARAT

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

PILOLODAA

409

446

855

364

89,0

386

86,5

750

87,7

338

92,9

349

90,4

687

91,6

10

2,7

0,8

13

1,7

BULADU

638

665

1.303

508

79,6

537

80,8

1.045

80,2

468

92,1

490

91,2

958

91,7

10

2,0

15

2,8

25

2,4

1.059

1.340

2.399

894

84,4

1.032

77,0

1.926

80,3

721

80,6

849

82,3

1.570

81,5

23

2,6

33

3,2

56

2,9

10.529

11.219

21.748

8.131

77,2

8.645

77,1

16.776

77,1

6.731

82,8

7.112

82,3

13.843

82,5

114

1,4

139

1,6

253

1,5

DUNGINGI

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Gizi Bidang Binkesmas

TABEL 45
CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
BALITA GIZI BURUK
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

MENDAPAT PERAWATAN

JUMLAH

L+P

L+P

10

11

12

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

100

100

100

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

100

100

100

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

100

100

100

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

100

0,0

100

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

100

50,0

66,7

BULADU

0,0

0,0

0,0

DUNGINGI

100

100,0

100

12

10

22

12

100

90,0

21

95,5

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Gizi Bidang Binkesmas

TABEL 46
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

JUMLAH

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

KOTA TIMUR

TAMALATE

476

500

976

458

96,2

446

89,2

904

92,6

KOTA SELATAN

LIMBA B

507

562

1.069

184

36,3

110

19,6

294

27,5

KOTA UTARA

WONGKADITI

449

381

830

183

40,8

205

53,8

388

46,7

KOTA TENGAH

DULALOWO

335

303

638

81

24,2

91

30,0

172

27,0

KOTA BARAT

PILOLODAA

99

115

214

99

100

115

100

214

100

BULADU

140

112

252

137

97,9

105

93,8

242

96,0

DUNGINGI

234

198

432

204

87,2

174

87,9

378

87,5

2.240

2.171

4.411

1.346

60,1

1.246

57,4

2.592

58,8

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT


Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Luar Gedung Bidang Pelayanan Kesehatan

60,1

57,4

58,8

TABEL 47
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
MURID SD DAN SETINGKAT
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR

JUMLAH

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

KOTA TIMUR

TAMALATE

1.025

2.645

3.670

446

43,5

458

17,3

904

24,6

KOTA SELATAN

LIMBA B

2.734

2.507

5.241

110

4,0

184

7,3

294

5,6

KOTA UTARA

WONGKADITI

2.112

1.802

3.914

205

9,7

183

10,2

388

9,9

KOTA TENGAH

DULALOWO

1.776

1.697

3.473

91

5,1

81

4,8

172

5,0

KOTA BARAT

PILOLODAA

490

443

933

113

23,1

214

48,3

327

35,0

BULADU

803

706

1.509

105

13,1

137

19,4

242

16,0

1.141

1.099

2.240

0,0

0,0

0,0

10.081

10.899

20.980

1.070

10,6

1.257

11,5

2.327

11,1

DUNGINGI

DUMBO RAYA

HULONTHALANGI

SIPATANA

DUNGINGI

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Luar Gedung Bidang Pelayanan Kesehatan

TABEL 48
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
USILA (60TAHUN+)
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

L+P

L+P

10

11

12

2.181

3.477

2.631

836

38,3

181

5,2

811

30,8

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

679

572

2.962

1.542

227,1

748

130,8

1.963

66,3

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

661

732

2.199

658

99,5

888

121,3

2.498

113,6

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

1.514

1.419

1.543

3.711

245,1

1.040

73,3

876

56,8

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

1.293

1.211

752

65

5,0

344

28,4

723

96,1

BULADU

175

94

789

359

205,1

22

23,4

345

43,7

DUNGINGI

275

364

927

810

294,5

152

41,8

294

31,7

42,9

7.510

63,6

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)

6.778

7.869

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus Bidang Pelayanan Kesehatan

11.803

7.981

117,7

3.375

TABEL 49
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

SARANA KESEHATAN

JUMLAH SARANA

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


JUMLAH

1 RUMAH SAKIT UMUM

100

2 RUMAH SAKIT JIWA

3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA

4 PUSKESMAS PERAWATAN

100

5 SARANA YANKES.LAINNYA

100

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus Bidang Pelayanan Kesehatan

TABEL 50
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

JENIS KEJADIAN LUAR


BIASA

YANG TERSERANG
JUMLAH JUMLAH
DESA
KEC
3

JUMLAH PENDUDUK
TERANCAM

JUMLAH PENDERITA

ATTACK RATE (%)

CFR (%)

JUMLAH KEMATIAN

L+P

L+P

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

1 DBD

2.594

2.600

5.194

0,04

0,00

0,02

100

0,0

100

2 Chikungunya

7.899

7.840

15.739

66

101

167

0,84

1,29

1,06

0,0

0,0

0,0

3 Campak

5.063

5.063

10.126

10

16

26

0,20

0,32

0,26

0,0

0,0

0,0

4 AFP

10

23.500

23.501

47.001

10

10

0,04

0,00

0,02

0,0

0,0

0,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang P2PL

TABEL 51
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB

JUMLAH

RATA2 KEJADIAN
DESA/KELURAHAN
KLB PER JUMLAH
DESA/KELURAHAN

DITANGANI <24
JAM

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH
DESA/KELURAHAN

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

11

0,45

100

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

10

0,20

100

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

11

0,18

100

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

0,33

100

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

0,67

100

BULADU

0,25

100

DUNGINGI

0,40

100

50

16

0,32

16

100

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang P2PL

TABEL 52
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

10

11

12

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

0,0

0,0

0,00

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

49

0,0

0,0

0,00

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

21

0,0

0,0

0,00

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

0,0

0,0

0,00

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

0,0

0,0

0,00

BULADU

0,0

0,0

0,00

DUNGINGI

0,0

0,0

0,00

97

0,0

0,0

6 DUNGINGI

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


RASIO TUMPATAN/
TUMPATAN GIGI TETAP
PENCABUTAN GIGI TETAP
PENCABUTAN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/ KOTA)

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus Bidang Pelayanan Kesehatan

TABEL 53
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH
SD/MI

JUMLAH
SD/MI DGN
SIKAT GIGI
MASSAL

JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI

JUMLAH MURID
SD/MI

MURID SD/MI DIPERIKSA

PERLU PERAWATAN

MENDAPAT PERAWATAN

L+P

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

10

10

BULADU

DUNGINGI

6 DUNGINGI

7 DUMBO RAYA

12

8 HULONTHALANGI

9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/ KOTA)
Sumber: (sebutkan)

9
0

13

100

100

200,0

27

300,0

13

100,0

TABEL 54
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
PENYULUHAN KESEHATAN
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH SELURUH
KEGIATAN
PENYULUHAN
KELOMPOK

JUMLAH KEGIATAN
PENYULUHAN
MASSA

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

2263

91

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

5108

37

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

1162

80

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

659

30

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

1334

10

BULADU

1258

36

DUNGINGI

1371

80

13155

364

13155

364

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

SUB JUMLAH I
1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2 Rumah Sakit
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Bidang Binkesmas

TABEL 55
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK
L

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

21.012

P
5

21.984

ASKES

L+P

42.996

JAMSOSTEK

LAINNYA *)

ASKESKIN/JAMKESMAS

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

2.143

14.636

2.205

JUMLAH
L+P

17

18

19

2.518

4.723

%
L+P

20

21

22

23

24

21.502

50,0

L+P

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

17.921

18.563

36.484

5.363

13.085

1.462

1.784

3.246

21.694

59,5

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

16.880

17.303

34.183

3.620

9.744

1.056

2.012

3.068

16.432

48,1

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

13.638

14.667

28.305

6.857

4.574

1.297

1.647

2.944

14.375

50,8

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

4.501

4.586

9.087

2.236

5.564

1.069

1.244

2.313

10.113

111,3

6 DUNGINGI

DUNGINGI

BULADU

5.684

5.980

11.664

562

4.072

4.634

39,7

11.127

11.532

22.659

926

5.942

1.268

1.539

2.807

9.675

42,7

21.707

8.663

57.617

8.357

10.744

19.101

107.088

11,7

4,7

31,1

10,3

57,8

57,8

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)
PERSENTASE (KAB/KOTA)

90.763

94.615

185.378

Sumber : Seksi Palayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan
Keterangan : *) Jaminan Kesehatan Mandiri (Jamkesman)

TABEL 56
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)
MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS

PELAYANAN KESEHATAN DASAR


(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

TAMALATE

14.636

14.636

100

18.124

123,8

1.897

13,0

JUMLAH YANG ADA


L

1 KOTA TIMUR

L+P
JUMLAH

L+P
JUMLAH

L+P
%

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

13.085

13.085

100

17.138

131,0

1.171

8,9

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

9.744

9.744

100

28.013

287,5

910

9,3

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

4.574

4.574

100

5.021

109,8

336

7,3

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

5.564

5.564

100

8.663

155,7

724

13,0

BULADU

4.072

4.072

100

6.287

154,4

531

13,0

6 DUNGINGI

DUNGINGI

5.942

5.942

100

9.398

158,2

381

6,4

57.617

57.617

100

92.644

160,8

5.950

10,3

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan

TABEL 57
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

PELAYANAN KESEHATAN DASAR


(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)

JUMLAH YANG ADA


L

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)

L+P

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

14.636

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

13.085

211

1,6

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

9.744

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

4.574

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

5.564

BULADU

4.072

6 DUNGINGI

DUNGINGI

5.942

57.617

211

0,4

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan

TABEL 58
JUMLAH KUNJUNGAN RAW AT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH KUNJUNGAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN

Puskesmas Tamalate

18.124

Puskesmas Limba B

17.138

211

Puskkesmas Wongkaditi

28.013

Puskesmas Dulalowo

5.021

Puskesmas Pilolodaa

8.663

Puskesmas Buladu

6.287

Puskesmas Dungingi

9.398

SUB JUMLAH I
1 RS Aloei Saboe
2 RS Otanaha
3 RS Islam
4 RS Bunda
5 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah
SUB JUMLAH II
1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
SUB JUMLAH III

RAWAT JALAN

KUNJUNGAN GANGGUAN JIW A

NO

RAWAT INAP

JUMLAH

L+P

L+P

L+P

10

11

0
126

0
53

126

53

0
179
0
0
0
0
179
0
0
0
0

0
22.827

0
27.082

22.827

27.082

92.644
49.909
0
0
0
0
49.909
0
0
0
0

0
0
9.629

0
11.792

9.629

11.792

211
21.421
0
0
0
0
21.421
0
0
0
0

JUMLAH (KAB/KOTA)

22.827

27.082

142.553

9.629

11.792

21.632

126

53

179

JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA

90.763

94.615

185.378

90.763

94.615

185.378

25,2

28,6

76,9

10,6

12,5

11,7

CAKUPAN KUNJUNGAN (%)

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan

TABEL 59
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)

PASIEN KELUAR MATI


48 JAM DIRAWAT

NO

NAMA RUMAH SAKITa

JENIS RSb

JUMLAH
TEMPAT
TIDUR

L+P

L+P

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

PASIEN KELUAR MATI

1 RS Aloei Saboe

Umum

2 RS Otanaha

Umum

3 RS Islam

Umum

4 RS Bunda

Umum

5 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah

Umum

KABUPATEN/KOTA

Sumber : RS Aloei Saboe, RS Otanaha, RS Islam, RS Bunda, RS Ibu & Anak Sitti Khadidjah
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)

GDR

NDR

TABEL 60
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

NAMA RUMAH
SAKITa

JUMLAH PASIEN

JENIS RS

JUMLAH
TEMPAT
TIDUR

1 RS Aloei Saboe

Umum

2 RS Otanaha

Umum

3 RS Islam

Umum

4 RS Bunda

Umum

PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR


(HIDUP + MATI)
MATI

JUMLAH HARI
PERAWATAN

BOR

LOS

TOI

10

11

PASIEN KELUAR
MATI 48 JAM
DIRAWAT

5 RS Ibu dan Anak SittiUmum


Khadidjah
KABUPATEN/KOTA

Sumber : RS Aloei Saboe, RS Otanaha, RS Islam, RS Bunda, RS Ibu & Anak Sitti Khadidjah
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)

TABEL 61
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
RUMAH TANGGA
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH
DIPANTAU

% DIPANTAU

BER PHBS *

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

11022

2016

18,3

115

5,7

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

10556

1099

10,4

999

90,9

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

8731

7888

90,3

6274

79,5

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

7132

5718

80,2

2042

35,7

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

2407

1820

75,6

1705

93,7

BULADU

3154

2200

69,8

409

18,6

DUNGINGI

5882

2847

48,4

808

28,4

48884

23588

48,3

12352

52,37

6 DUNGINGI

JUMLAH

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Bidang Binkesmas

TABEL 62
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
RUMAH
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH YANG
ADA

JUMLAH YANG
DIPERIKSA

% DIPERIKSA

JUMLAH YANG
SEHAT

% RUMAH
SEHAT

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

8.712

8.331

95,6

6.940

83,3

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

6.740

4.036

59,9

2.965

73,5

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

6.559

5.946

90,7

5.045

84,8

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

4.935

4.036

81,8

3.988

98,8

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

1.720

1.579

91,8

557

35,3

BULADU

2.375

2.245

94,5

1.849

82,4

DUNGINGI

4.168

3.906

93,7

2.693

68,9

35.209

30.079

85,4

24.037

79,9

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL

TABEL 63
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH
RUMAH/BANGUNAN
YANG ADA

JUMLAH

JUMLAH

RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

8.712

8.331

95,6

8.300

99,6

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

6.740

4.036

59,9

3.912

96,9

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

6.559

5.946

90,7

5.623

94,6

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

4.935

4.036

81,8

3.796

94,1

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

1.720

1.579

91,8

1.540

97,5

BULADU

2.375

2.245

94,5

2.180

97,1

DUNGINGI

4.168

3.906

93,7

3.758

96,2

35.209

30.079

85,4

29.109

96,8

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH ( KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL

TABEL 64
PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

1 KOTA TIMUR

JUMLAH
KELUARGA
JUMLAH
%
KEMASAN
KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA
YANG ADA SUMBER DIPERIKSA
JUMLA
%
AIR
H
BERSIHNYA
4
5
6
7
8

TAMALATE

11.022

10.948

99,3

0,0

JENIS SARANA AIR BERSIH


LEDENG
JUMLA
H

10

7.376

67,4

SPT
JUMLA
H

SGL
%

11

12

81

0,7

JUMLA
H

PAH

MATA AIR
%

13

14

2.439

22,3

JUMLA
H

15

16

0,0

JUMLA
H

LAINNYA
%

17

18

JUMLA
H

JUMLAH
JUMLA
H

21

22

19

20

0,0

76

0,7

9.972

91,1

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

10.959

6.174

56,3

0,0

4.774

77,3

33

0,5

769

12,5

0,0

0,0

103

1,7

5.679

92,0

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

8.575

8.137

94,9

0,0

1.678

20,6

2.246

27,6

3.514

43,2

0,0

0,0

0,0

7.438

91,4

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

9.481

4.967

52,4

0,0

3.286

66,2

28

0,6

1.180

23,8

0,0

0,0

0,0

4.494

90,5

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

2.458

2.144

87,2

0,0

694

32,4

43

2,0

382

17,8

1.025

47,8

0,0

0,0

2.144

100

BULADU

2.896

2.770

95,6

0,0

1.357

49,0

135

4,9

539

19,5

0,0

0,0

204

7,4

2.235

80,7

DUNGINGI

6.240

4.946

79,3

0,0

1.823

36,9

1.193

24,1

1.478

29,9

0,0

0,0

47

1,0

4.541

91,8

51.631

40.086

77,6

0,0

20.988

52,4

3.759

9,4

10.301

25,7

1.025

2,6

0,0

0,0

430

1,1

36.503

91,1

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL

TABEL 65
PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH
KELUARGA
DIPERIKSA
SUMBER
AIR
MINUMNYA

SUMBER AIR MINUM KELUARGA


LEDING
METERAN

LEDING
ECERAN

SUMUR
TERLINDUNG

MATA AIR
TERLINDUNG

SUMUR TAK
TERLINDUNG

MATA AIR TAK


TERLINDUNG

KELUARGA
DENGAN SUMBER
AIR MINUM
TERLINDUNG

AIR KEMASAN

AIR ISI ULANG

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

POMPA

AIR HUJAN

AIR SUNGAI

LAIN-LAIN

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

11022

0,0

0,0

7376

66,9

0,0

76

0,7

2219

20,1

0,0

0,0

220

2,0

0,0

0,0

0,0

9891

89,7

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

10959

0,0

0,0

4774

43,6

0,0

25

0,2

684

6,2

78

0,7

0,0

85

0,8

78

0,7

0,0

0,0

5646

51,5

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

8575

0,0

0,0

1678

19,6

0,0

0,0

3261

38,0

0,0

0,0

253

3,0

0,0

0,0

0,0

5192

60,5

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

9481

0,0

0,0

3286

34,7

0,0

0,0

1145

12,1

0,0

0,0

35

0,4

0,0

0,0

0,0

4466

47,1

5 KOTA BARAT

6 DUNGINGI

PILOLODAA

2458

0,0

0,0

694

28,2

0,0

0,0

288

11,7

1025

41,7

0,0

94

3,8

0,0

0,0

0,0

2101

85,5

BULADU

2896

0,0

0,0

1357

46,9

0,0

61

2,1

521

18,0

143

4,9

0,0

18

0,6

0,0

0,0

0,0

2076

71,7

DUNGINGI

6240

0,0

0,0

1823

29,2

0,0

47

0,8

1291

20,7

0,0

0,0

187

3,0

0,0

0,0

0,0

3348

53,7

51631

0,0

0,0

20988

40,6

0,0

209

0,4

9409

18,2

1246

2,4

0,0

892

1,7

78

0,2

0,0

0,0

32720

63,4

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL

TABEL 66
PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JAMBAN

TEMPAT SAMPAH

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH
KELUARGA

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

KELUARGA
DIPERIKSA

KELUARGA
MEMILIKI

KELUARGA
DIPERIKSA

SEHAT

KELUARGA
MEMILIKI

KELUARGA
DIPERIKSA

SEHAT

KELUARGA
MEMILIKI

SEHAT

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

11.022

10.948

99,3

10.936

99,9

9.867

90,1

10.948

99,3

10.948

100

5.739

52,4

10.948

99,3

10.948

100

5.975

54,6

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

10.959

6.174

56,3

5.435

88,0

4.420

71,6

6.174

56,3

6.174

100

1.935

31,3

6.174

56,3

6.019

97,5

3.398

55,0

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

8.575

8.134

94,9

5.966

73,3

5.586

68,7

8.134

94,9

8.134

100

6.476

79,6

8.134

94,9

6.821

83,9

6.047

74,3

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

9.481

4.967

52,4

4.699

94,6

4.097

82,5

4.967

52,4

4.967

100

3.339

67,2

4.967

52,4

4.591

92,4

3.663

73,7

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

2.458

2.144

87,2

1.366

63,7

1.063

49,6

2.144

87,2

2.144

100

389

18,1

2.144

87,2

2.144

100

719

33,5

BULADU

2.896

2.770

95,6

2.133

77,0

2.081

75,1

2.770

95,6

2.770

100

617

22,3

2.770

95,6

2.770

100

980

35,4

6 DUNGINGI

DUNGINGI

6.240

4.946

79,3

4.442

89,8

4.154

84,0

4.946

79,3

4.946

100

2.503

50,6

4.946

79,3

4.946

100

3.067

62,0

51.631

40.083

77,6

34.977

87,3

31.268

78,0

40.083

77,6

40.083

100

20.998

52,4

40.083

77,6

38.239

95,4

23.849

59,5

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL

TABEL 67
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

15

16

17

18

20

21

22

23

24

0,0

71

15

15

100

125

23

23

100

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

13

0,0

82

100

0,0

83

100

180

100

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

100

17

100

100

48

16

15

93,8

71

28

27

96,4

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

0,0

38

25,0

0,0

65

100

106

33,3

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

0,0

0,0

0,0

19

66,7

20

66,7

BULADU

0,0

100

0,0

36

0,0

42

100

DUNGINGI

0,0

0,0

0,0

37

100

38

100

30

100

182

30

24

80

11

100

359

47

45

96

582

82

74

90

6 DUNGINGI

% SEHAT

14

JUMLAH
SEHAT

13

JUMLAH
DIPERIKSA

12

100

% SEHAT

11

JUMLAH
SEHAT

10

JUMLAH
DIPERIKSA

JUMLAH
SEHAT

39

% SEHAT

JUMLAH
DIPERIKSA

100

JUMLAH YG
ADA

% SEHAT

JUMLAH
SEHAT

12

PUSKESMAS

JUMLAH
DIPERIKSA

TAMALATE

KECAMATAN

JUMLAH YG
ADA

JUMLAH YG
ADA

JUMLAH YG
ADA

JUMLAH TUPM

1 KOTA TIMUR

NO

JUMLAH YG
ADA

TUPM LAINNYA

% SEHAT

PASAR

JUMLAH
SEHAT

RESTORAN/R-MAKAN
JUMLAH
DIPERIKSA

HOTEL

7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL

TABEL 68
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

SARANA PELAYANAN
KESEHATAN
JUMLAH DIBINA
4

INSTALASI
PENGOLAHAN AIR
MINUM
JUMLAH DIBINA
4

%
6

SARANA PENDIDIKAN
JUMLAH DIBINA
7

%
9

SARANA IBADAH
JUMLAH DIBINA
10

11

%
12

PERKANTORAN
JUMLAH DIBINA

13

14

15

JUMLAH

SARANA LAIN
JUMLAH DIBINA
16

17

%
18

JUMLAH DIBINA
19

20

%
21

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

45

14

31,1

15

15

100

52

39

75,0

48

16,7

46

13

28,3

17

29,4

223

94

42,2

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

26

26

100

14

11

78,6

66

45

68,2

51

11

21,6

67

9,0

49

15

30,6

273

114

41,8

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

23

23

100

100

52

52

100

44

15

34,1

36

36

100

16

50,0

179

142

79,3

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

25

25

100

17

17

100

35

17,1

39

12,8

88

24

27,3

0,0

204

77

37,7

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

100

100

16

37,5

16

37,5

50,0

100

51

28

54,9

BULADU

13

13

100

100

27

27

100

28

28,6

10

10

100

10

10

100

90

70

77,8

DUNGINGI

15

15

100

66,7

27

16

59,3

29

20,7

17

17

100

16

16

100

113

76

67,3

155

124

80,0

67

61

91,0

275

191

69,5

255

59

23,1

270

109

40,4

111

57

51,4

1.133

601

53,0

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL

TABEL 69
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
NO

NAMA OBAT

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml


Amoksisilin kapsul 500 mg
Antasida DOEN tablet
Antalgin tablet 500 mg
Deksametason inj 5 mg/ml 2ml
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Ibuprofen tablet 200 mg
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Kotrimoksazol Sirup
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
Kloroquin tablet
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Parasetamol Tablet 500 mg
Ringer Laktat Infus steril
Vitamin B Kompleks Kapsul
Retinol 200.000 IU
Tablet Tambah darah
Multivitamin Sirup
Garam Oralit
OAT Kat 1
OAT Kat 2
OAT Kat 3
OAT Kat Sisipan
OAT Kat Anak
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Salep 2-4
Infus set dewasa
Infus set anak

Sumber: Bidang Farmamin

SATUAN

STOCK OBAT

PEMAKAIAN RATARATA/ BULAN

TINGKAT
KECUKUPAN
(BULAN)

Btl 60 ml
Ktk @ 120 kap
Btl @ 1000 tab
Btl @ 1000 tab
Ktk @ 100 ampul
Btl 60 ml
Btl @ 1000 tab
Ktk @ 100 ampul
Btl @ 1000 tab
Btl 500 ml
Btl @ 100 tab
Btl @ 250 Kapsul
Btl @ 100 tab
Btl @ 100 tab
Btl 60 ml
Tablet
Tablet
Btl 500 ml
Btl @ 1000 tab
Btl 500 ml
Btl @ 1000 Kapsul
Btl @ 30 Kapsul
Ktk @ 30 Tablet
Botol
Bungkus
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Btl @ 1000 Tablet
Pot
Kantong
Kantong

429
420.500
193.100
125.000
11.800
126
30.000
11.242
188.000
189
5.600

390
33.600
15.900
7.000
400
130
6.000
2.310
31.000
130
200

1,10
12,51
12,14
17,86
29,50
0,97
5,00
4,87
6,06
1,45
28,00

0
95.100
14.400
20
335.000

0
12.200
1.500
45
54.000

0,00
7,80
9,60
0,44
6,20

0
52
803.600
264
328.000
18.300
6.100

0
60
61.000
398
33.000
1.400
1.100

0,00
0,87
13,17
0,66
9,94
13,07
5,55

0
27.200
183
5

0
2.200
83

0,00
12,36
2,20

0
0
29

0
0
0
1

0,00
0,00
0,00
29,00

0
1.796
181

0
245
72

0,00
7,33
2,51

0,00

TABEL 70
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO

FASILITAS KESEHATAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

RUMAH SAKIT UMUM


RUMAH SAKIT JIWA
RUMAH SAKIT BERSALIN
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
PUSKESMAS PERAWATAN
PUSKESMAS NON PERAWATAN
PUSKESMAS KELILING
PUSKESMAS PEMBANTU
RUMAH BERSALIN
BALAI PENGOBATAN/KLINIK
PRAKTIK DOKTER BERSAMA
PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
POSKESDES
POSYANDU
APOTEK
TOKO OBAT
GFK
INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL

Sumber: ................ (sebutkan)

KEMENKES

PEM.PROV PEM.KAB/KOTA

TNI/POLRI

BUMN

SWASTA

JUMLAH

0
0
0
0

0
0
0
0

2
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

2
0
0
0

0
0

0
0

0
1

0
0

0
0
0
0
0

0
0
7
159
10

0
0
0
0
0

0
0
0
0
0

53
25
1
17
0

0
0
0
0
0

0
0
0
0
0

0
0
0
0
0

4
0
0
0
1
6
7
33
0
1
7
159
10
9
131
53
25
1
17
0

TABEL 71
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
LABORATORIUM KESEHATAN

4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR

NO

SARANA KESEHATAN

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

1 RUMAH SAKIT UMUM

100

50

2 RUMAH SAKIT JIWA

0,00

3 RUMAH SAKIT KHUSUS

0,00

4 PUSKESMAS

42,86

11

63,64

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: (sebutkan)

TABEL 72
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
POSYANDU
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

PRATAMA

MADYA

PURNAMA

MANDIRI

JUMLAH

POSYANDU
AKTIF

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

0,0

9,7

28

90,3

0,0

31

100

31

100

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

0,0

0,0

25

100

0,0

25

100

25

100

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

0,0

0,0

31

100

0,0

31

100

31

100

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

0,0

13

86,7

13,3

0,0

15

100

15

100

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

0,0

0,0

10

100

0,0

10

100

10

100

BULADU

0,0

0,0

88,9

11,1

100

100

DUNGINGI

0,0

0,0

10

100

0,0

10

100

10

100

0,0

16

12,2

114

87,0

0,8

131

100

131

100

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Bidang Binkesmas

0,73

TABEL 73
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

DESA/
KELURAHAN

DESA SIAGA
JUMLAH

DESA SIAGA AKTIF


%

JUMLAH

POSKESDES

POSYANDU

1 KOTA TIMUR

TAMALATE

11

11

100

18,2

31

2 KOTA SELATAN

LIMBA B

10

10

100

10,0

25

3 KOTA UTARA

WONGKADITI

11

11

100

18,2

31

4 KOTA TENGAH

DULALOWO

100

0,0

15

5 KOTA BARAT

PILOLODAA

100

33,3

10

BULADU

100

25,0

DUNGINGI

100

40,0

10

50

50

100

18,0

10

131

6 DUNGINGI
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Bidang Binkesmas

TABEL 74
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

NO

UNIT KERJA

DR SPESIALIS

JUMLAH

DOKTER UMUM

DOKTER GIGI

L+P

L+P

L+P

L+P

12

13

14

10

11

1 Puskesmas Tamalate

2 Puskesmas Limba B

3 Puskkesmas Wongkaditi

4 Puskesmas Dulalowo

5 Puskesmas Pilolodaa

6 Puskesmas Buladu

7 Puskesmas Dungingi

14

16

14

16

1 RS Aloei Saboe

11

18

29

15

38

53

26

56

82

2 RS Otanaha

3 RS Islam

4 RS Bunda

5 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)

15

20

35

16

45

61

31

65

96

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

16,5

21,1

18,9

19,8

62,4

41,5

36,4

83,5

60,4

1,1

6,3

3,8

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

15

20

35

18

61

79

33

81

114

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian


a
Keterangan : termasuk S3
b

termasuk Dokter Gigi Spesialis

TABEL 75
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
BIDAN
NO

UNIT KERJA

BIDAN

PERAWAT

DIII BIDAN JUMLAH

SARJANA KEPERAWATAN a
L
P
L+P

PERAWAT
P

L+P

JUMLAH
P

L+P

10

11

12

13

14

1 Puskesmas Tamalate
2 Puskesmas Limba B
3 Puskkesmas Wongkaditi
4 Puskesmas Dulalowo
5 Puskesmas Pilolodaa
6 Puskesmas Buladu
7 Puskesmas Dungingi
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1 RS Aloei Saboe
2 RS Otanaha
3 RS Islam
4 RS Bunda
5 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)

4
2
1
3
1
0
0
11
12
0
0
0
0
12

6
11
10
4
3
4
4
42
70
11
0
0
0
81

10
13
11
7
4
4
4
53
82
11
0
0
0
93

0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
6

1
3
0
0
0
0
0
4
22
0
0
0
0
22

1
3
0
0
0
0
0
4
28
0
0
0
0
28

4
2
3
0
2
0
2
13
28
5
0
0
0
33

9
15
14
11
6
10
13
78
206
17
0
0
14
237

13
17
17
11
8
10
15
91
234
22
0
0
14
270

4
2
3
0
2
0
2
13
34
5
0
0
0
39

10
18
14
11
6
10
13
82
228
17
0
0
14
259

14
20
17
11
8
10
15
95
262
22
0
0
14
298

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

78,8

57,3

360,4

212,0
0

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

25

123

148

26

33

47

318

365

54

344

398

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian


Keterangan : a termasuk S2 dan S3
b
termasuk SLTA, D-I, dan D-III

TABEL 76
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
TENAGA KEFARMASIAN
NO

UNIT KERJA

APOTEKER DAN
SARJANA FARMASI a

TENAGA GIZI

D-III FARMASI DAN


ASS APOTEKER

JUMLAH

D-IV/SARJANA GIZI

JUMLAH

DI DAN D-III GIZI

L+P

L+P

L+P

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1 Puskesmas Tamalate

2 Puskesmas Limba B

3 Puskkesmas Wongkaditi

4 Puskesmas Dulalowo

5 Puskesmas Pilolodaa

6 Puskesmas Buladu

7 Puskesmas Dungingi

11

12

21

25

21

25

1 RS Aloei Saboe

12

11

11

20

23

15

18

15

18

2 RS Otanaha

3 RS Islam

4 RS Bunda

5 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)

12

15

13

13

25

28

19

22

20

23

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

4,4

38,0

21,6

7,7

43,3

25,9
0

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

22

26

17

18

39

44

41

50

10

43

53

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian


Keterangan : a termasuk S2 dan S3

TABEL 77
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
TENAGA KESMAS
SARJANA KESMAS a
L
P
L+P

1 Puskesmas Tamalate
2 Puskesmas Limba B
3 Puskkesmas Wongkaditi
4 Puskesmas Dulalowo
5 Puskesmas Pilolodaa
6 Puskesmas Buladu
7 Puskesmas Dungingi
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1 RS Aloei Saboe
2 RS Otanaha
3 RS Islam
4 RS Bunda
5 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)

1
0
1
0
1
1
2
6
1
0
0
0
0
1

4
5
3
1
2
3
3
21
7
1
0
0
0
8

5
5
4
1
3
4
5
27
8
1
0
0
0
9

0
0
1
0
0
0
1
2
0
0
0
0
0
0

1
1
1
0
2
2
1
8
0
0
0
0
0
0

1
1
2
0
2
2
2
10
0
0
0
0
0
0

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

NO

UNIT KERJA

D-III KESMAS b
P
L+P

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

JUMLAH
P

L+P

10

11

1
0
2
0
1
1
3
8
1
0
0
0
0
1

5
6
4
1
4
5
4
29
7
1
0
0
0
8

6
6
6
1
5
6
7
37
8
1
0
0
0
9

TENAGA
SANITASI
P

L+P

12

13

14

1
2
1
2
1
0
1
8
3
1
0
0
0
4

6
3
3
4
5
4
3
28
6
2
0
0
0
8

7
5
4
6
6
4
4
36
9
3
0
0
0
12

9,9

39,1

24,8

13,2

38,0

25,9
0

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

10

19

29

10

19

29

JUMLAH (KAB/KOTA)

17

48

65

10

19

56

75

17

39

56

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian


Keterangan: a termasuk S2 dan S3
b
termasuk D-I

TABEL 78
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011

ANALIS LAB.
L
P
L+P

TENAGA TEKNISI MEDIS


TEM & P.RONTG
P.ANESTESI
L
P
L+P
L
P
L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

1 Puskesmas Tamalate
2 Puskesmas Limba B
3 Puskkesmas Wongkaditi
4 Puskesmas Dulalowo
5 Puskesmas Pilolodaa
6 Puskesmas Buladu
7 Puskesmas Dungingi
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1 RS Aloei Saboe
2 RS Otanaha
3 RS Islam
4 RS Bunda
5 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)

0
1
0
0
0
0
0
1
3
1
0
0
0
4

0
0
0
0
0
1
0
1
6
1
0
0
0
7

0
1
0
0
0
1
0
2
9
2
0
0
0
11

0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
4

0
0
0
0
0
0
0
0
8
0
0
0
0
8

0
0
0
0
0
0
0
0
12
0
0
0
0
12

0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1

0
1
0
0
0
0
0
1
8
1
0
0
0
9

0
0
0
0
0
1
0
1
14
1
0
0
0
15

0
1
0
0
0
1
0
2
22
2
0
0
0
24

0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
2

0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
4

0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
6

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

NO

UNIT KERJA

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

JUMLAH
P
L+P

FISIOTERAPIS

11,0

16,9

14,0

2,2

4,2

3,2

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

13

12

10

16

26

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian

TABEL 79
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
NO

SUMBER BIAYA

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


Rupiah

17.758.936.289

74,8

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:


1 APBD KAB/KOTA
a. Belanja Langsung

1.454.131.750

b. Belanja Tidak Langsung

16.304.804.539

2 APBD PROVINSI

0,0

3 APBN :

5.988.500.000

25,2

2.988.500.000

12,6

3.000.000.000

12,6

- Dana Dekonsentrasi

0,0

- Dana Alokasi Khusus (DAK)


- ASKESKIN

0,0

- DPPID
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)

0,0

(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN

0,0

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

23.747.436.289

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA


Sumber : Sub Bagian Program dan Keuangan

128.102,8

100,0

laki-laki

2007
perempuan

Jumlah

laki-laki

, 1 thn
1-4 thn
5-14 thn
15-44 thn
45-64 thn
>65
Jumlah

2011
perempuan

9.163
18.238
46.783
14.159
2.420
90.763

laki-laki

2008
perempuan

Jumlah
17.958
35.460
96.096
29.739
6.125
185.378

8.795
17.222
49.313
15.580
3.705
94.615

2009
laki-laki

, 1 thn
1-4 thn
5-14 thn
15-44 thn
45-64 thn
>65
Jumlah

104,18
105,90
94,87
90,88
65,32
95,93

90,763
94,615

46,783
49,313

8,795
1-4 tahun
5-14 tahun
15-44 tahun
45-64 tahun
> 65 tahun
Total

Laki-laki
9.163
18.238
46.783
14.159
2.420
90.763

104,18
105,90
94,87
90,88
65,32
95,93

Perempuan
8.795
17.222
49.313
15.580
3.705
94.615

18,238

15,580

14,159

9,163

2,420

17,222
1-4
tahun

5-14
tahun

3,705

15-44
tahun

45-64
tahun

> 65
tahun

Total

90,763
94,615

Laki-laki
Perempuan

Total

Anda mungkin juga menyukai