DINAS KESEHATAN KABUPATEN DEMAK Jl.Sultan Hadi Wijaya No.44 Demak Telf / Fax : 0291.685934 Email : dinkes@demakkab.go.id / dinkes.demak@yahoo.co.id Website : http://dinkes.demakkab.go.id
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan tersusunnya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Demak ini. Profil Kesehatan Kabupaten Demak tahun 2011 ini merupakan kelanjutan dari profil kesehatan tahun-tahun sebelumnya. Dewasa ini, Sistem Informasi Kesehatan mulai mengalami perkembangan yang pesat sehingga dapat berperan dalam menunjang program kesehatan, sejalan dengan hal tersebut kebutuhan akan data / informasi yang lengkap dan akurat semakin terasa diperlukan peranannya dalam perencanaan dan evaluasi program-program kesehatan sebagai upaya untuk mensukseskan pembangunan nasional khusunya di bidang kesehatan. Penyusunan Buku Profil Kesehatan merupakan salah satu upaya untuk memberikan gambaran / informasi hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Selanjutnya profil kesehatan dapat digunakan monitoring, evaluasi dari program-program serta sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan kegiatan di tahun yang akan datang. Buku profil kesehatan ini memuat 86 tabel, yang bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Demak, Bapermas dan KB, Puskesmas se Kab. Demak, RSD Sunan Kalijaga Demak, RSI NU Demak, RS Pelita Anugerah Mranggen Demak, serta instansi terkait lainnya dengan edisi baru yaitu data menurut jenis kelamin ( data terpilah gender ). Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Buku Profil Kesehatan 2011 ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kami selalu mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan buku ini. Akhir kata ucapan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku ini. Demak, Januari 2012
Penasehat : Sekretaris Kepala Bidang Kesga dan Yankes Kepala Bidang P3PL Kepala Bidang Bindal Farmasi Kepala Bidang Promkes dan PM
Pengarah : Kasubbag Program Kasubbag Umum dan Kepegawaian Kasubbag Keuangan Kasi Pelayanan Kesehatan Kasi Kesehatan Keluarga Kasi Gizi Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kasi Pemberantsan Penyakit Menular Kasi Penyehatan Lingkungan Kasi Penyebarluasan Informasi Kesehatan Kasi Pemberdayaan Peran serta Masyarakat Kasi UKS dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Kasi Bindal Obat dan Obat Tradisional Kasi Bindal Makanan Minuman dan Bahan Berbahaya Kasi Bindal Kosmetik Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Penyusun : Sumitro,SKM,MM Siti Fadhilah, AMd Widi Setyadi
Judul :
Diterbitkan oleh :
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Jl.Sultan Hadiwijaya No.44 Demak Telp./ Fax (0291) 685934 Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul Kata Pengantar ........................................................................................... ........i Daftar Isi.............................................................................................................. ii Bab I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................. 1 B. Tujuan.............................................................................................. 2 C. Sistematika........................................................................................3 Bab II : GAMBARAN UMUM............................................................................. 5 A. Demografi......................................................................................... 5 B. Geografis.......................................................................................... 7 C. Pemerintahan..................................................................................11 Bab III : DERAJAT KESEHATAN A. Umur Harapan Hidup ( UHH )........................................................15 B. Kematian Ibu Maternal..........................................................................................20 C. Angka Kematian Bayi (AKB).......................................................... 21 D. Angka Kematian Balita (AKABA)....................................................22 E. Status Gizi.......................................................................................23 F. Morbiditas Angka Kesakitan (Angka Kesakitan) ...........................26 Bab IV: UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar......................................................... .28 B. Pelayanan Kesehatan Rujukan......................................................38 C. Pemberantasan Penyakit Menular..................................................38 D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar.............48
Bab V : SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana dan Prasarana.....................................................................55 B. Tenaga Kesehatan.............................. ............................................58 C. Sumber Pembiayaan Kesehatan.....................................................59 Bab VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................... 61 B. Saran................................................................................................. 63
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kesehatan Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan sangat terkait dalam konotasi dipengaruhi dan dapat juga mempengaruhi aspek demografi/kependudukan, keadaan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat termasuk tingkat pendidikan serta keadaan dan
perkembangan lingkungan fisik maupun biologik. Salah satu kebutuhan dalam pelaksanaaan pembangunan dan usaha mencapai tujuan pembangunan kesehatan adalah informasi yang valid dan akurat. Oleh karena itu pengembangan sistem informasi, khususnya di bidang kesehatan perlu dimantapkan dan dikembangkan. Hal ini akan mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan dan pengembangan upaya-upaya kesehatan demi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu bentuk adalah pengembangan menampilkan sistem informasi dibidang dibidang
kesehatan
hasil
pembangunan
kesehatan, yang diwujudkan dalam penyajian data keberhasilan pencapaian program-program kesehatan yang sudah dilaksanakan di
Kabupaten Demak, yaitu dalam bentuk buku Profil Kesehatan Kabupaten Demak Tahun 2011 . Profil kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Demak adalah
gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Demak, yang memuat berbagai data tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan
selama satu tahun. Data dan informasi yang termuat antara lain data kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program kesehatan, masalah kesehatan dan lain sebagainya. Profil kesehatan ini disajikan secara sederhana dan informatif dengan harapan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Demak khususnya, dan semua masyarakat pada umumnya. Selain untuk menyajikan informasi kesehatan, profil bisa dipakai sebagai tolok ukur keberhasilan/kemajuan pembangunan kesehatan yang telah dilakukan selama tahun 2011 dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan, untuk memberikan gambaran tentang
pembangunan kesehatan, program dan kebijakan yang dilaksanakan di Kabupaten Demak. sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kegiatan, program dan kebijakan di bidang kesehatan, sekaligus bisa dipakai sebagai bahan evaluasi dalam upaya Mewujudkan Masyarakat Demak Yang Semakin Sehat dan Mandiri .
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Demak Tahun 2011 adalah tersedianya data / informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasilguna dan berdayaguna sebagai upaya mewujudkan masyarakat Demak Sehat dan Mandiri.
2. Tujuan Khusus Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan adalah : a. Diperolehnya Data / informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan dan sosial ekonomi; b. Diperolehnya Data / informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat; c. Diperolehnya Data / informasi tentang upaya kesehatan, yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan. d. Diperolehnya Data / informasi untuk bahan penyusunan perencanaan kegiatan program kesehatan; e. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program program kesehatan; f. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah
dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun Unit-Unit Kesehatan lainnya; g. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem
pencatatan dan pelaporan kesehatan. C. SISTEMATIKA Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan upaya kesehatan dan sumber daya yang ada serta situasi kesehatan secara umum Kabupaten Demak tahun 2011 ini, maka disusunlah
Buku Profil Kesehatan yang disusun secara sistematika sebagai berikut : Bab-1 : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika dari penyajiannya.
9 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
Bab-2 : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten/Kota. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota. Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab-6 : Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Lampiran - lampiran Pada lampiran ini berisi resume / angka pencapaian Kabupaten dan 83 tabel data yang merupakan gabungan Tabel Indikator Kabupaten
sehat dan Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. Profil Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk lain (disket, cd-rom, tampilan di situs internet, dan lain-lain). Daftar Pustaka
BAB II GAMBARAN UMUM A. DEMOGRAFI Jumlah penduduk Kabupaten Demak berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak, pada tahun 2011 berjumlah 1.073.684, yang terdiri dari 532.957 (49,64 %) orang laki-laki dan
540.727 ( 50,36% ) orang perempuan. Secara berurutan Jumlah Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Mranggen sejumlah 160.062 orang, Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Kebonagung sejumlah 38.072 orang, seperti terlihat pada Gambar di bawah ini. Grafik 2.1 Persentase Penduduk Per Kecamatan
6.71 3.55 4.73 6.44 14.91 7.90 MRANGGEN KARANGAWEN GUNTUR 6.81 SAYUNG KARANGTENGAH 4.08 BONANG DEMAK WONOSALAM DEMPET 4.83 9.28 6.73 9.24 9.22 5.58 GAJAH KARANGANYAR MIJEN WEDUNG KEBONAGUNG
80,000
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
MRANGG KARANGA EN WEN Laki-laki Perempuan 70,867 71,165 41,377 41,269 GUNTUR 38,600 38,883 SAYUNG 47,811 48,624 KARANGT ENGAH 30,738 31,188 BONANG 47,128 48,933 DEMAK 50,416 50,154 WONOSA LAM 35,859 36,767 DEMPET 26,975 26,881 GAJAH 23,034 23,360 KARANGA NYAR 33,807 34,739 MIJEN 27,522 28,342 WEDUNG KEBONAG UNG 39,394 41,090 19,429 19,330
B. GEOGRAFI 1. Letak Geografi Demak sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah 4847 terletak pada koordinator 6 4326 - 7 0943 LS dan 110 2758 110 BT. Wilayah ini sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Jepara dan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan, sebelah Selatan berbatasan denagan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang serta sebelah Barat berbatasan dengan Kota Semarang. Jarak terjauh dari barat timur adalah sepanjang 49 Km dan dari utara ke selatan sepanjang 41 KM.
memiliki
daerah yang paling luas yakni sebesar 11,00 % dari luas wilayah Kabupaten Demak (897,43 KM2), sedangkan daerah yang paling kecil adalah Kecamatan Kebonagung yang hanya memiliki 4,68 % dari luas wilayah Kabupaten Demak.
MRANGGEN 11.00 5.60 4.68 8.05 7.46 KARANGAWEN 6.41 GUNTUR SAYUNG 7.55 8.77 KARANGTENGAH BONANG DEMAK WONOSALAM DEMPET 5.33 5.74 GAJAH KARANGANYAR 6.87 6.44 6.82 9.27 MIJEN WEDUNG KEBONAGUNG
Dilihat dari ketinggian permukaan tanah dari permukaan laut (elevasi), wilayah Kabupaten Demak terletak mulai dari sampai dengan 100 m dari permukaan laut. 2. Luas Penggunaan Tanah Secara administratif luas wilayah Kabupaten Demak adalah 89.743 ha, terdiri atas 14 kecamatan , 243 desa dan 6 kelurahan. Sebagai daerah agraris yang kebanyakan penduduknya bermata 0 m
pencaharian bercocok tanam, sebagian besar wilayah Kabupaten Demak terdiri atas lahan sawah yang mencapai luas 50.087 ha (56,62 %) dan selebihnya adalah lahan kering. Menurut
penggunaannya, sebagian besar lahan sawah yang digunakan berpengairan tadah hujan 23,45 %, tehnis 19,22 % dan setengah tehnis 7,60 % . Sedangkan untuk lahan kering 15,14 % digunakan untuk kebun/tegal, 14,74 % digunakan untuk bangunan dan halaman serta 6,11 % digunakan untuk tambak.
15 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
3. Keadaan Iklim Sebagaimana musim di Indonesia pada umumnya di Kabupaten Demak hanya dikenal dua musin yaitu musim kemarau dan penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan bulan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudra Pasifik, sehingga terjadi musim penghujan. Selama tahun 2011 di wilayah Kabupaten Demak telah terjadi sebanyak : 96 hari hujan, dengan curah hujan antara 458 mm sampai dengan 1661 mm. Jumlah hari terbanyak di daerah Jebor, desa Bolo (kecamatan Demak) dan paling sedikit di daerah Brambang (Kecamatan Karangawen). Sementara curah hujan tertinggi di daerah Brumbung (Kecamatan Mranggen) dan paling sedikit di daerah Brambang (Kecamatan Karangawen). 4. Dependency Ratio Angka ini dapat menunjukkan beban tanggungan ekonomi keluarga pada suatu daerah. Bila angka ini tinggi berarti sebagian besar penghasilan yang diperoleh golongan penduduk usia produktif terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk usia non produktif, hal ini dapat menghambat tercapainya kesejahteraan rakyat. Angka dependency ratio untuk Kabupaten Demak adalah 44,17 % artinya setiap per penduduk usia produktif secara ekonomi menanggung 44 orang penduduk usia non produktif. 5. Kepadatan Hunian Rumah Kepadatan Hunian Rumah merupakan salah satu ketentuan dari rumah sehat, selain dari faktor luas rumah, pencahayaan, ventilasi udara, kelembaban, sanitasi lingkungan rumah, dan sebagainya.
Rumah yang terlalu padat penghuninya menyebabkan semakin mudahnya penularan penyakit diantara penghuni rumah tersebut dan juga mengurangi privacy penghuni rumah, serta timbulnya perasaan kurang nyaman. Grafik 2.4 Rata - rata Jiwa Per Rumah Tangga Per Kecamatan Tahun 2011
3.2 3.7 3.3 3.7 3.4 4.9
4.1
MRANGGEN KARANGAWEN
GUNTUR
SAYUNG KARANGTENGAH 4.3 BONANG DEMAK
Untuk Kabupaten Demak angka kepadatan hunian rumah adalah 3,7 yang berarti bahwa setiap rumah dihuni oleh rata-rata 3 - 4 orang. Angka tersebut sudah termasuk angka ideal.
C. PEMERINTAHAN 1. Pemerintah Kabupaten Demak Demak merupakan salah satu daerah yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah. Pusat Pemerintahan Kabupaten Demak terletak di komplek Kantor Bupati Demak, yang berada di Jalan Kyai Singkil No. 7 Demak.
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, merupakan salah satu Dinas daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Kabupaten Demak. Dinas Kesehatan yang berlokasi di Jalan Sultan Hadiwijaya Nomor 44 Kelurahan Mangunjiwan Kecamatan Demak Kabupaten Demak, mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan, yang merupakan unsur pelaksanaan Pemerintahan Kabupaten, dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi : Dinas Kesehatan Kabupaten Demak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang kesehatan. Dalam melaksanakan tugas seperti tersebut diatas, Dinas
Kesehatan Kabupaten Demak menyelenggarakan fungsi : a. b. c. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang kesehatan, Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum, Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang kesehatan, d. Pengelolaan urusan ketata usahaan dinas.
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak adalah sebagaimana berikut ini : a. Kepala; b. Sekretariat, yang membawahi: 1) 2) 3) Sub Bagian Program; Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; Sub Bagian Keuangan.
18 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
c. Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat, yang membawahi : 1) Seksi Penyebarluasan Informasi Kesehatan; 2) Seksi Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat; 3) Seksi Usaha Kesehatan Sekolah dan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan. d. Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan lingkungan, yang membawahi : 1) Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit; 2) Seksi Pemberantasan Penyakit Menular; 3) Seksi Penyehatan Lingkungan. e. Bidang Kesehatan Keluarga dan Pelayanan Kesehatan, yang membawahi: 1) 2) 3) Seksi Kesehatan Keluarga; Seksi Gizi; dan Seksi Pelayanan Kesehatan.
f. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Farmasi dan Perbekalan Kesehatan, yang membawahi : 1) Seksi Pembinaan dan Pengendalian Obat dan Obat Tradisional; 2) Seksi Pembinaan dan Pengendalian Makanan dan
Minuman dan Bahan Berbahaya; dan 3) Seksi Pembinaan dan Pengendalian Kosmetik Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan g. Unit Pelaksana Teknis Dinas. h. Kelompok Jabatan Fungsional.
KEPALA DINAS
Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Seksi Penyehatan Lingkungan
A.
Seksi Gizi Seksi Pelayanan Kesehatan
Seksi Pembinaan dan Pengendalian Makanan dan Minuman dan Bahan Berbahaya
2. Penyelenggaraan
Program
Kegiatan
Dinas
Kesehatan
Kabupaten Demak Tahun 2011. Tabel 2.2 Program / Kegiatan Bidang Kesehatan TA.2011
No. 1 1 Nama Program/Kegiatan 2 3 Program pelayanan administrasi perkantoran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2 Penyediaan jasa surat menyurat 2.916.000 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 115.990.000 Penyediaan jasa administrasi keuangan 5.520.000 Penyediaan alat tulis kantor 24.520.000 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 80.000.000 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan Penyediaan makanan dan minuman Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 80.000.000 Jasa pegawai non pns 423.600.000 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 1 2 3 4 5 6 3 4 - Pengadaan peralatan gedung kantor 8.750.000 - Pengadaan mebelair 21.450.000 - Pemeliharaana rutin berkala gedung kantor 40.800.000 - Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/operasional 108.000.000 - Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan gedung kantor 48.000.000 - Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebelair 4.800.000 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 1 Pendidikan dan pelatihan formal Program obat dan perbekalan kesehatan 1 Pengadaaan obat 2 Pengelolaan obat 3 Perencanaan dan pengawasan pelayanan farmasi Program upaya kesehatan masyarakat 1 2 3 4 5 Pelayanan kesehatan ibu hamil (bumil) dan anak 67.000.000 Pemantauan pelayanan di poliklinik kesehatan desa (PKD) 10.000.000 Penanganan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) Operasional puskesmas gratis 1.872.000.000 Pembinaan petugas perkesmas dan pengamanan kesehatan 55.500.000 15.000.000 15.000.000,00 340.523.000,00 68.585.000,00 125.308.000,00 10.000.000 12.000.000 8.000.000 39.200.000 Pagu Dana (Rp.) 4
6 7 8 9 10 11 12 13
Operasional puskesmas rawat inap 1.184.220.000 Lomba balita sehat 20.000.000 Pembinaan posyandu lansia 10.000.000 Self assesment (SA) tim akreditasi dkk di puskesmas 18.480.000 Penilaian akreditasi puskesmas 8.700.000 Penilaian tenaga kesehatan ( dokter dan perawat ) 9.000.000 Operasional uptd laboratorium kesehatan daerah 110.000.000 Perencanaan dan pengawasan, pengadaan peningkatan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya (kegiatan DAK) Administrasi pengadaan peningkatan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya Audit maternal dan perinatal (AMP) 18.802.000 Advokasi dan sosialisasi DTPS MPS di kab.demak 10.000.000 Pembinaan pelaksanaan akreditasi puskesmas 25.000.000 Operasional bidan desa PTT 261.120.000 Sisa kegiatan dak dan pendamping tahun 2010 165.353.000
41.856.000 21.500.000
14 15 16 17 18 19 6
Program pengawasan obat dan makanan 1 2 Pembinaan sarana produksi makanan, minuman dan kosalkes Pembinaan sarana distribusi farmasi 12.100.000 43.590.000
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Promosi kesehatan 55.000.000 Pembinaan posyandu model 16.000.000 Pembinaan desa siaga 20.000.000 Pembinaan pramuka saka bakti husada (SBH) 10.000.000 Pembinaan program usaha kesehatan sekolah (UKS) 19.200.000 Lomba cerdas cermat program uks 15.000.000 Pembinaan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) 12.000.000 Deteksi dini kesehatan anak sekolah 18.000.000 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tatanan rumah tangga Survey keluarga sadar gizi Survey asi eksklusif pada bayi (0-6 bln) 15.000.000 Pemberdayaan masyarakat dalam pemberantasan penyakit demam berdarah melalui pemberantasan sarang nyamuk (psn) dan penyakit potensial wabah Pembentukan pos kesehatan pesantren (POSKESTREN) 20.000.000 14 15 Upaya kesehatan kerja 12.000.000 Program jamkesda 316.000.000 20.000.000 17.500.000
50.300.000
13
16 8
Program perbaikan gizi masyarakat 1 2 3 4 5 6 7 Penanggulangan anemi gizi besi (AGB) 15.000.000 Usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) 10.000.000 Penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium (gaky) Sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) Penanggulangan gizi buruk 29.500.000 Usaha perbaikan gizi institusi (UPGI) 15.000.000 Pemberdayaan petugas gizi 5.000.000 20.000.000 10.000.000
Program pengembangan lingkungan sehat 1 Peningkatan cakupan tempat-tempat umum (TTU), tempat pengolahan makanan (tpm), tempat pengelolaan & penjualan pestisida(tp3) Pengawasan kualitas air (depot air minum dan sarana air bersih) Peningkatan cakupan rumah sehat Fasilitasi klinik sanitasi 13.100.000 5 6 7 Peningkatan cakupan jamban 15.000.000 Pembentukan desa sehat 5.000.000 50.000.000
2 3 4
10
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok (dbhcht) Program pencegahan dan pemberantasan penyakit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Pemberantasan penyakit DBD
90.000.000 Vaksinasi campak pada siswa kls i sd (bias campak) 35.360.000 Vaksinasi dt dan tt pada siswa kls i - kls iii sd (bias dt & tt) 35.855.000 Penanggulangan filaria 7.000.000 Penanggulangan leptospirosis 25.000.000 Pemberantasan penyakit chikungunya 3.000.000 Penanggulangan malaria lintas batas 5.000.000 Pemberantasan penyakit kusta 15.000.000 Pemberantasan penyakit ispa 6.000.000 Pengendalian kasus hiv/aids 17.000.000 Pemberantasan penyakit diare 4.000.000 Penanggulangan antrax 3.000.000 Surveilans AFP 19.520.000 Pelacakan dan penanggulangan penyakit berpotensi wabah/bencana Pengamatan penyakit menular dan tidak menular Pengamanan kesehatan haji 20.623.000 15.700.000
10.980.000 17 18 19 20 Penanggulangan kasus flu burung 17.900.000 Peningkatan cakupan desa uci 37.400.000 Pemberantasan penyakit tbc paru 29.100.000 Crash program campak dan polio pada anak usia 0 - 59 tahun Program sumber daya kesehatan 1 2 3 4 5 6 7 8 12 Peningkatan kinerja tenaga fungsional 62.000.000 Pembinaan kinerja pengelola kepegawaian / subbag tu di 26 puskesmas Pembekalan bagi petugas keuangan / bendahara Kursus ketrampilan dan job training 8.000.000 Pelatihan management terpadu balita sakit (MTBS) 16.000.000 Pelatihan stimulasi dini intervensi deteksi tumbuh kembang(sdidtk) Pelatihan pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) Pelatihan supervisi fasilitatif 15.000.000 Program kebijakan manajemen pembangunan kesehatan 1 2 3 4 5 6 7 13 - Sertifikasi ISO 9001-2008 di Pusk Demak III Program penelitian dan pengembangan kesehatan 1 penelitian tentang anemi di kabupaten demak JUMLAH TOTAL 32.000.000 10.000.000,00 7.206.821.000 Penyusunan buku profil kesehatan 30.000.000 Pemeliharaan sistem informasi kesehatan (SIK) 20.000.000 Rapat kerja kesehatan daerah (rakerkesda) dan outbound 25.000.000 Pemeliharaan software sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) Pengembangan pengadaan software SIMKA Perijinan bidang kesehatan 25.000.000 16.000.000 8.000.000 15.000.000 12.000.000 12.000.000 15.000.000 50.000.000
11
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. UMUR HARAPAN HIDUP ( UHH ) Umur Harapan Hidup (UHH) digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan kesehatan, fisik, mental, sosial dan ekonomi suatu bangsa, dan juga dapat digunakan untuk melihat tingkat
kelangsungan hidup penduduk. Peningkatan umur harapan hidup (UHH) akan meningkatkan kemampuan hidup anak balita dan tumbuh menjadi remaja sehat yang diharapkan dapat memperoduksi generasi baru yang sehat. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik yang sehingga memadai, memperoleh yang pada pekerjaan gilirannya dengan akan
penghasilan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka harapan hidup saat lahir adalah rata rata hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada tahun tertentu. Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti
25 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan Gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Usia harapan hidup (UHH) Penduduk di Kabupaten Demak Tahun 2011 mencapai 71,04 tahun untuk perempuan dan 70,68 untuk lakilaki. B. KEMATIAN IBU Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan-terobosan dengan mengurangi peran dukun dan
meningkatkan peran Bidan. Harapan kita agar bidan di desa benarbenar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Berdasarkan data demografi di Indonesia tahun 2002, Angka Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup dan 228 per 100.000 di tahun 2009. Sementara di Kabupaten Demak pada tahun 2011 jumlah kejadian kematian ibu sebanyak 26 kasus, dan Upaya yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Demak untuk menekan dan murunkan Jumlah kematian ibu maternal adalah sebagai berikut : Audit Maternal Perinatal secara periodik Peningkatan pemanfaatan Puskesmas Poned
26 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
C.
Persalinan dengan 2 nakes di Fasilitas Kesehatan Pembentukan Kelas Ibu Hamil pada semua Desa Peningkatan mutu SDM Bidan Meningkatkan pembinaan Dukun Bayi yang belum ber mitra dengan Bidan Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dan lintas program Peningkatan Pelayanan KB pasca salin pemberdayaan Masyarakat melalui DESA SIAGA
ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB ) Angka Kematian Bayi di Indonesia menurut Human Development Report 2010 mencapai 31 per 1.000 kelahiran. Angka Kematian Bayi ( AKB ) merupakan salah satu indikator yang paling menonjol dalam menilai derajat kesehatan. Angka Kematian Bayi dihitung dari banyaknya kematian bayi berusia kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada waktu yang sama. Manfaat dari IMR ini, adalah untuk mengetahui gambaran tingkat permasalah
kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu: Rendah jika AKB kurang dari 20. Sedang jika AKB antara 20 49. Tinggi jika AKB antara 50 99. Sangat Tinggi AKB lebih dari 100. Angka kematian bayi di Kabupaten Demak menurut data tabel 7 pada tahun 2011 sebanyak 142 yang terdiri dari 85 bayi laki-laki (59,85%) dan 57 bayi perempuan (40,15%). Sedangkan jumlah
27 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
kelahiran hidup tahun 2011 sebanyak 21.329 KH. Jadi IMR Kabupaten Demak pada tahun 2011 adalah sebesar 6,66 /1.000 kelahiran hidup, bila dibandingkan target Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 10,3 / 1.000 kelahiran hidup, maka AKB di Kabupaten Demak masih jauh dibawah target Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Penyebab kematian bayi di Kabupaten Demak tahun 2011 adalah BBLR sebesar 43,87 % dan Umur bayi meninggal 0-7 hr : 70,40%. Angka kematian bayi 6,66 di Kabupaten Demak masuk dalam klasifikasi rendah sehingga dapat asumsikan bahwa derajat
kesehatan masyarakat di Kabupaten Demak adalah baik. D. ANGKA KEMATIAN BALITA ( AKABA ) Menurut batasan BPS yang dimaksud angka ini adalah jumlah kematian pada umur 0 4 tahun selama periode 1 tahun per 1.000 balita pada pertengahan tahun tertentu. Angka ini merupakan refleksi faktor lingkungan yang mempengaruhi kematian balita seperti gizi, sanitasi penyakit menular dan kecelakaan. Berdasarkan SDKI 2007, AKABA sekitar 44 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktorfaktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan, indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial, dalam arti besar dan tingkat kemiskinan penduduk, sehingga kerap dipakai untuk mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk. Adapun nilai normative AKABA yakni : lebih besar dari 140
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
: sedang. : rendah.
Angka Kematian Balita di Kabupaten Demak pada tahun 2011 sebanyak 32 Balita ( 1,5 / 1000 KH ) yang terdiri dari 19 anak balita laki-laki (59,37%) dan 13 Balita perempuan (40,63%). Jadi AKABA di Kabupaten Demak tergolong rendah, tetapi perlu mendapat
perhatian khusus, agar tidak selalu mengalami peningkatan status kesehatan Balita, agar keberhasilan program KIA / Posyandu segera tercapai. E. STATUS GIZI Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi pada Balita adalah dengan anthropometri yang diukur melalui indeks Berat Badan menurut umur (BB/U) atau berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB). Perkembangan keadaan gizi masyarakat dapat dipantau melalui hasil pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat yang tercermin dalam hasil penimbangan bayi dan balita setiap bulan di posyandu. Pada tahun 2010 jumlah Balita yang datang dan ditimbang ( D ) di posyandu dari seluruh balita yang ada 79.378 anak ( S ) yaitu sejumlah 74.405 anak ( 93,74% ) dengan rincian jumlah balita yang naik berat badannya sebanyak 60.811 anak ( 81,73% ) dan Bawah Garis Merah ( BGM ) sebanyak 1.462 anak ( 1,96 %). Dan Balita dengan Gizi Kurang sebanyak 70 anak ( 0,09 %). 1. Gizi Buruk Permasalahan gizi yang masih tetap ada dan jumlah cenderung menurun adalah masalah gizi buruk. Gizi Kurang sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat yang kurang, keadaan sosial ekonomi dan kejadian penyakit. Sedangkan untuk kasus
gizi buruk ditemukan sebanyak 70 kasus. Dari seluruh kasus gizi buruk tersebut juga telah dilakukan intervensi khususnya upaya perbaikan gizi masyarakat dalam bentuk kegiatan pemberian PMT pemulihan selama 180 hari, perawatan serta pengobatan baik di puskesmas perawatan maupun di Rumah Sakit dengan bantuan dana program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JAMKESMAS), dan JAMKESDA yang bersumber dari dari APBD Kabupaten Demak. Hasil pemantauan status gizi lima tahun terakhir yaitu tahun
terakhir terlihat pada tabel di bawah ini: T a b e l . 3.1 Status Gizi Balita Kabupaten Demak Tahun 2009-2011
N o 1 2 3 4 STATUS GIZI Gizi balita lebih Gizi balita baik Gizi balita kurang Gizi balita buruk 2009 1,37% 79,45% 15,32% 1,29% 100 % 2010 0,83% 85,91% 12,09% 1,17% 100 % 2011 1,54% 85,65% 11,52% 1,29% 100 %
Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa pravalensi gizi baik balita pada tahun 2011, yaitu sebesar 85,65%. Sedangkan kondisi balita gizi buruk sebesar 1,29%. Seperti terlihat pada tabel diatas. Dengan interpretasi bahwa bila di suatu daerah kondisi balita dengan gizi buruknya lebih dari 0,05 % disebut daerah yang
rawan gizi, dapat disimpulkan bahwa untuk Kabupaten Demak merupakan daerah rawan gizi karena balita dengan kondisi gizi buruknya sebesar 1,27 %. Hal ini mungkin disebabkan karena asupan gizi kurang, & penyakit infeksi, pola asuh tidak baik,
kemiskinan, kurang pengetahuan dan lain lain. Upaya yang telah dilakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pengobatan,
30 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
konseling gizi, peningkatan kwalitas posyandu, Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektor, dan masih adanya 2 kecamatan yang rawan pangan dan gizi. 2. Gizi Kurang Dari gambar di bawah diketahui prevalensi kasus gizi kurang tertinggi terdapat di wilayah Puskesmas kasus (17,72%) dan terendah di Gajah sebanyak 257 wilayah Puskesmas
Karangtengah yaitu sebanyak 25 kasus (4,35%). Grafik 3.1 Prevalensi Gizi Kurang Per Puskesmas Tahun 2011
18.00
17.72
12.83
16.00 14.00
10.00
8.00 6.00 4.00 2.00 0.00
8.00
6.67
12.00
3. Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.
10.63
11.13
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (WHO, 2007). BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya dimasa depan. Grafik 3.2 Jumlah Kasus BBLR per Puskesmas Tahun 2011
140 120 100
66 44 36 41 44 134 36 71
80
60
21
24 18
12 19 22 20 12
20
40 20
32
34
29 14 10 19
KARANGANYAR II
DEMPET
MRANGGEN III
GUNTUR II
GUNTUR I
GAJAH
KARANGTENGAH
KARANGANYAR I
WONOSALAM II
MRANGGEN II
KARANGAWEN II
WONOSALAM I
KARANGAWEN I
Dari gambar di atas terlihat bahwa kasus BBLR tertinggi terdapat di wilayah Puskesmas Sayung 2 yaitu sebanyak 134 kasus, sedangkan terendah berada diwilayah Puskesmas Wedung 2 yaitu sebanyak 2 kasus.
KEBONAGUNG
MRANGGEN I
SAYUNG II
BONANG II
DEMAK III
MIJEN II
WEDUNG II
BONANG I
SAYUNG I
DEMAK II
MIJEN I
WEDUNG I
DEMAK I
17
F.
ANGKA KESAKITAN Tabel 3.2 Sepuluh Besar Penyakit Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Penyakit Infeksi akut lain pd sal.pernpsn bag.atas Rheumatoid arthritis lain Gastritis Influenza, virus tak teridentifikasi Nasopharingitis akuta (common cold) Diare dan gastroenteritis non spesifik Hipertensi primer Pusing Penyakit lain pd sal pernafasan bag. atas Demam Kunjungan 89.546 61.402 50.526 50.496 34.239 31.604 29.976 29.402 28.548 27.607
Tabel 3.3 Sepuluh Besar Penyakit Kunjungan Rawat Jalan Dengan Jenis Kelamin Laki-Laki di Puskesmas Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Penyakit Infeksi akut lain pd sal.pernpsn bag.atas Rheumatoid arthritis lain Influenza, virus tak teridentifikasi Gastritis Diare dan gastroenteritis non spesifik Nasopharingitis akuta (common cold) Penyakit lain pd sal pernafasan bag. atas Demam Pusing Hipertensi primer Kunjungan 41.270 26.657 23.706 22.633 15.882 15.964 13.838 13.764 13.332 13.092
Tabel 3.4 Sepuluh Besar Penyakit Kunjungan Rawat Jalan Dengan Jenis Kelamin Perempuan di Puskesmas Tahun 2011 No Nama Penyakit 1 Infeksi akut lain pd sal.pernpsn bag.atas 2 Rheumatoid arthritis lain 3 Gastritis 4 Influenza, virus tak teridentifikasi 5 Nasopharingitis akuta (common cold) 6 Hipertensi primer 7 Pusing 8 Diare dan gastroenteritis non spesifik 9 Penyakit lain pd sal pernafasan bag. atas 10 Demam Kunjungan 48.276 34.745 27.893 26.790 18.275 16.884 16.070 15.722 14.710 13.843
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1. Pelayanan Kesehatan pada Ibu Hamil Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama kehamilannya, yang mengikuti pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Manfaat diketahuinya cakupan kunjungan ibu hamil K1 adalah : a. Untuk mengetahui jangkauan pelayanan kesehatan ibu hamil. b. Untuk mengukur atau menilai pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil. c. Untuk mengukur pelayanan KIA. Yang dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar persentase cakupan dan jangkauan kesejahteraan ibu hamil dan anak, yang juga dapat menunjukkan sikap dan perilaku ibu hamil yang semakin baik dan mutu pelayanan KIA yang semakin baik.
35 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
100 99.5 99
98.5
98 2009 2010 2011 2009 99.36 2010 98.9 2011 100
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 di Kabupaten Demak tahun 2011 sebesar 100,00 % dan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 sebesar 98, %. Pencapaian tersebut jika dibandingkan dengan target SPM untuk cakupan kunjungan ibu hamil sebesar 95 %, maka dapat disimpulkan bahwa cakupan kunjungan ibu hamil di Kabupaten Demak sudah memenuhi target. Grafik Persentase Cakupan K4 Tahun 2008-2011
100 98 96 94 92 90 88 86 2008 2009 2010 2011 91.34 98.91 97.73 97.11
106.8
100.2
102.3
96.0
97.7 96.6
96.0
DEMPET
95.8 95.1
MRANGGEN I
GUNTUR I
BONANG I
MIJEN I
WONOSALAM II
WEDUNG II
KARANGAWEN II
GUNTUR II
SAYUNG I
KARANGTENGAH
MRANGGEN II
BONANG II
DEMAK III
DEMAK I
Dari gambar di atas terlihat bahwa cakupan K4 tertinggi terdapat di wilayah Puskesmas Sayung 2 yaitu sebesar 106,8 % kasus, sedangkan terendah berada diwilayah Puskesmas Karanganyar 2 yaitu sebesar 95,1 %, dengan rata rata cakupan K4 Kabupaten Demak sebesar 98,91 2. Pelayanan Persalinan dan Nifas. a. Persalinan Tenaga Kesehatan Proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan (nakes) merupakan salah satu upaya untuk penurunan angka kematian ibu dan bayi. Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
37 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
KARANGAWEN I
WONOSALAM I
GAJAH
102.6
dan bidan) dan dukun bayi (dukun bayi terlatih dan tidak terlatih). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2011 di Kabupaten Demak telah mencapai 100 %. sehingga dapat di interpretasikan bahwa semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga terlatih, semakin tinggi tingkat pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat terhadap persalinan. Grafik . 4.3 Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (Nakes) di Kabupaten Demak Tahun 2009-2011
100 99.5 99 98.5 98 97.5 97 96.5 2009 2010 2011 2009 Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 98.77 2010 97.78 2011 100
b. Pelayanan Nifas Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali dilakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi, melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan
38 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya, mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas, menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan
mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya. Grafik 4.4 Cakupan Pelayanan Nifas Tahun 2011
100.0
100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 99.2
100.0 99.5
98.6
99.3
99.1
98.6
98.5 98.0
98.5
97.5
97.0 96.5
KARANGTENGAH MRANGGEN II
KARANGAWEN I
MRANGGEN III
DEMPET
BONANG I
MRANGGEN I
GUNTUR I
DEMAK II
MIJEN I
KARANGAWEN II
WONOSALAM II
KARANGANYAR II
WONOSALAM I
Dari grafik diatas terlihat bahwa sebagian besar cakupan pelayanan nifas telah mencapai 100 % ( 16 Puskesmas ), sedangkan pelayanan nifas terendah di Puskesmas
Karanganyar 1 yaitu sebesar 97, 4 %. 3. Pelayanan Kesehatan Anak Balita (Pra Sekolah). Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita (Pra Sekolah) dapat di gunakan untuk melihat mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak, kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan fasilitas pelayanan KIA di Puskesmas, dan untuk menilai tingkat kemudahan pencapaian fasilitas pelayanan kesehatan.
KARANGANYAR I
KEBONAGUNG
GUNTUR II
SAYUNG I
BONANG II
DEMAK III
MIJEN II
GAJAH
WEDUNG I
SAYUNG II
DEMAK I
96.0
97.4
98.7
99.0
99.1
Semakin tinggi frekuensi kunjungan anak Balita, semakin tinggi pula mutu pelayanan, kesadaran serta tingkat kemudahan
pencapaian fasilitas pelayanan kesehatan. Cakupan pelayanan kesehatan anak Balita ( Pra sekolah ) di Kabupaten Demak tahun 2011 sebesar 83,6 %. Grafik 4.5 Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita ( Pra Sekolah ) Tahun 2009 - 2011
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita 2009-2011 2009 59.63 2010 70.21 2011 83.6
4. Kunjungan Neonatus (0 28 hari) Cakupan kunjungan neonatus tingkat Kabupaten Demak tahun 2011 sebanyak 21.089 bayi ( 98,9 % ). Angka ini sudah mencapai target,. Keberhasilan pencapaian ini disebabkan : meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan neonatus, peningkatan pelayanan kesehatan terutama kesehatan anak (neonatus, bayi, balita) di Puskesmas, dan adanya pemeriksaan kunjungan ke rumah oleh tenaga kesehatan bagi neonatus yang tidak dapat berkunjung ke puskesmas serta sistem pencatatan dan pelaporan (PWS KIA) yang sudah berjalan dengan baik.
40 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
Grafik 4.6 Perbandingan Bayi Lahir Hidup menurut Jenis Kelamin Tahun 2011
700 692 654
639
600 511 503 511 492 500 421 400 300 200 100 0
476
467
450
427
406
392
397
389
565 489 489 471 422 422 411 403 376 375 367 347 364 372 307 289 283 280 392 392 391 377 375 373 372 348
5. Kunjungan Bayi (1 - 12 bulan) Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi (1 12 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, paling sedikit 4 kali. Hasil cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Demak pada tahun 2011 yaitu 20.056 bayi (100%) mengalami peningkatan bila dibanding dengan tahun 2010 sebesar 21.089 (99,40%) dimana jumlah ini mengalami
278
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
281
335
635 347
341 331 318
308
276
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Keluarga Berencana ( KB ) adalah suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi atau anti kontrasepsi (conception control) adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan menggunakan alat atau obat-obatan. Masa subur seorang wanita memiliki peranan bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian usia subur seorang wanita rata-rata 15 49 tahun walaupun sebagaian wanita mengalami menarche (haid pertama) pada usia 9 10 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, pasangan usia subur ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB. Peserta KB Baru adalah Pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan/atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilan Cakupan Peserta Aktif KB adalah Cakupan peserta aktif KB dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur suatu wilayah kerja pada kurun yang sama. Peserta Keluarga Berencana aktif di Kabupaten Demak tahun
2010 jumlah peserta KB aktif sebanyak 179.096 peserta (74,41 %), sedangkan tahun 2011 jumlah peserta KB aktif sebanyak 194.756 peserta ( 75,09 % ) hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Demak. Jika dibandingkan dengan target Standar pelayanan Minimal ( SPM ) sebesar ( 70 %) peserta KB aktif di Kabupaten Demak masih diatasnya. Namun peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana harus
42 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
selalu di upayakan karena merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Cakupan peserta KB aktif di Kabupaten Demak Tahun 2009 2011 terlihat pada gambar dibawah ini : Grafik . 4.7 Cakupan KB Aktif Kabupaten Demak Tahun 2009 2011
Peserta Keluarga Berencana (KB ) baru di Kabupaten Demak selama tahun 2011 jumlah peserta KB baru sebanyak 40.192
peserta (18.20%) hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah peserta KB baru di Kabupaten Demak seperti pada gambar dibawah ini :
20
15
10
2009 21.73
2010 15.93
2011 18.20
7. Pelayanan Imunisasi Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0 1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia subur/Ibu Hamil (TT) dan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non UCI, potensial/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat (herd immunity) terhadap penularan PD3I. Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila >80 % bayi didesa/kelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap.
Di Kabupaten Demak pada tahun 2011 Cakupan UCI desa sebesar 100 karena rata-rata cakupan imunisasi diatas 96 % Bayi yang telah diimunisasi BCG adalah sebesar 100 %, DPT 1 dan HB1 sebesar 99,09 %, DPT 3 dan HB 3 sebesar 99,40 %, Polio 3 sebesar 98,86 Polio 4 sebesar 96,51 %, Campak sebesar 96,51 %.
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG RSUD Sunan Kalijaga ( milik pemerintah) dengan kunjungan rawat jalan baru sebanyak 21.898 kunjungan dan rawat inap baru sebanyak 1.830 kunjungan. Dan untuk RS Swasta, rawat jalan baru RSU Pelita Anugerah sebanyak 10.269 kunjungan dan rawat inap baru sebanyak 1.917 kunjungan, rawat jalan baru RSI NU Demak sebanyak 4.889 kunjungan dan rawat inap baru sebanyak 2.663 kunjungan.
C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR 1. Penyakit Bersumber Binatang a. Pemberantasan Penyakit Malaria ( P2 Malaria ) Malaria sebagai salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, berdampak kepada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat
menimbulkan berbagai masalah sosial, ekonomi, bahkan berpengaruh keamanan dan pertahanan nasional. Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatanyang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam rangka
Malaria juga merupakan salah satu penyakit yang dapat muncul kembali setelah dilakukan upaya eradikasi maupun eliminasi (Re-emerging desease) dan masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat Asia Tenggara, begitu juga di Indonesia penyakit ini menjadi ancaman dan mempengaruhi tingginya angka kesakitan dan kematian. Pada tahun 2011 penduduk yang terkena penyakit malaria sebanyak 21 orang dan semuanya terjadi pada laki-laki (100%), dan semuanya merupakan kasus impor, dengan IR sebesar 0,0196 per 1.000 penduduk . b. Pemberantasan (P2DBD). Upaya pemberantasan DBD terdiri dari tiga hal yaitu 1) Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2) Diagnosis dini dan pengobatan dini 3). Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD dan upaya pemberantasan dititikberatkan pada penggerakan potensi Penyakit Demam Berdarah Dengue
masyarakat untuk dapat berperanserta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M Plus ), juru pemantauan jentik (Jumantik) untuk memantau angka bebas jentik (ABJ), serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Vektor yang berperan dalam penularan DBD dan Chikungunya adalah nyamuk Aedes Aegypti dan vektor potensialnya nyamuk Aedes Albopictus. Pada tahun 2011 yang berjumlah 219 kasus ( IR : 1,96 per 100.000 penduduk sedangkan standar IR sebesar 20/100.000 penduduk ) dengan perincian 121 kasus dan 98 kasus.
Sedangkan jumlah kematian karena DBD sebanyak 2 kasus atau CFR sebesar 0,009 ( standar CFR : 1 / 100 penderita )
46 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
.Gambar. 4.9 Kejadian Penyakit DBD Kabupaten Demak Tahun 2008 2011
200
0 2008 2009 2010
2011
2009 470
2010 637
2011 219
Dari gambar diatas terlihat bahwa Angka kesakitan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2011 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan jumlah kasus tahun 2010. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan kejadian DBD di Kabupaten Demak antara lain, dengan : Gerakan
Pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ), Pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi DBD, Fogging fokus, abatisasi, pentebarluasan informasi melalui leaflet, spanduk,
Penyakit Leptospira merupakan penyakit zoonosa yang dapat menular ke manusia dan sering menimbulkan kejadian luar biasa. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian karena terjadi kerusakan organ tubuh yang penting (ginjal, lever, jantung) dan
kelompok yang terserang adalah mereka yang perilaku tidak bersih, serta
mempunyai
riwayat kontak dengan air kotor. Kecenderungan penyakit leptospira terjadi bersamaan dengan datangnya musim penghujan karena terjadinya banjir atau meningkatnya genangan air yang tercemar urine tikus reservoir kuman leptospira. Di wilayah Kabupaten Demak pada tahun 2011 kasus leptospirosis mendapatkan sebanyak perawatan. 20 kasus, dan semua kasus telah
Dari
sejumlah
tersebut
meninggal 1 orang (5,00%) dengan IR sebesar 1,86 per 100.000 penduduk. menanggulangi Berbagai upaya telah dilakukan untuk lepspirosis ini adalah scrinning
penyakit
penderita, sosialisasi sampai ke tingkat desa, fasilitasi teknis kepada petugas pencegahan dan pemberantasan penyakit, namun semua upaya itu semua perlu dukungan masyarakat dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dan menjaga kebersihan lingkungan. d. Avian Influenza Avian Influenza merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipa A (H5N1), yang ditularkan oleh unggas dan dapat menyerang manusia. Di wilayah Kabupaten Demak pada tahun 2011 sebanyak 3 kasus suspec flu burung, dari sejumlah kasus tersebut tidak ada yang meninggal. 2 Kasus berada diwilayah Puskesmas Karangtengah dan 1 kasus berada diwilayah kerja Puskesmas Guntur 2
e. Pemberantasan Penyakit Filariasis ( P2 Filariasis ) Penyakit Filariasis adalah penyakit menular (Penyakit Kaki Gajah) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Dampak dari serangan penyakit ini adalah menurunkan derajat kesehatan masyarakat karena menurunnya daya kerja dan produktivitas serta timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk diketahui berperan sebagai vektor Filariasis antara lain Mansonia, Anopheles dan Culex. Di Kabupaten Demak meskipun pada tahun 2011 penyakit Filariasis sebanyak 1 kasus ( IR : 0,046 per 100.000 penduduk) dan telah mendapat penanganan. Kasus ini merupakan kasus lama. Program P2 Filariasis masih harus diperhatikan karena mengingat tidak menutup kemungkinan penyebarannya akan meluas ke wilayah lainnya jika tidak pencegahan dan pengobatan. 2. Penyakit Menular Langsung a. Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis Paru (P2 TB Paru) Di Kabupaten Demak pada tahun 2011, menurut data laporan dari 26 Puskesmas penderita yang dinyatakan positif menderita TB Paru tercatat sebanyak 774 orang ( L : 414 dan P : 360 )dan penderita yang diobati sebanyak 774 orang (100%). Jumlah penderita yang di obati dan sembuh pada tahun 2011 sebanyak 773 orang ( 99,87 % ). dilakukan upaya
Gambar 4.10 Penderita TB Paru BTA Positif per Puskesmas Tahun 2011
50
50
45 40
44
38 32 29 23 17 17 16 32
47 43 41
37
38
36
35
30 25 20 15 10 5
34 30 31 27 21
25 21 13 6
26
DP
MJ 1
MJ 2
WD 1
23 17
DMK 1
DMK 2
DMK 3
K.AY 1
K.AW 1
Wilayah kerja Puskesmas yang terbanyak penderitanya adalah Puskesmas Karanganyar 2 dengan 50 kasus dan terendah Puskesmas Demak 3 dengan 6 kasus. Grafik Jumlah Kasus TB Paru BTA Positif yang di obati menurut Jenis Kelamin Tahun 2011
27
27 30 24 24 25 20 20 15 10 5 5 KARANGAWEN II DEMAK I BONANG II SAYUNG II DEMAK III KARANGAWEN I KARANGANYAR II 28
K.AW 2
24
21
22
19 19
20
23
K.AY 2
19 19
18
WD 2
4 14
WS 1
MG 3
MG 1
MG 2
WS 2
BN 1
BN 2
16 16
16
16
16
15
16
15
13
14
11 11 12
12 13
12
10 11
12
15
3 3
11
MRANGGEN III
KARANGTENGAH
KARANGANYAR I
MRANGGEN II
WONOSALAM II
WONOSALAM I
MRANGGEN I
WEDUNG II
BONANG I
DEMAK II
DEMPET
SAYUNG I
GAJAH
WEDUNG I
GUNTUR II
GUNTUR I
MIJEN II
Berbagai upaya yang telah dilakukan kegiatan sosialisasi, sistem surveylance, peran serta lintas program dan lintas sektor dalam pemberantasan penyakit ini.
50 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
KEBONAGUNG
MIJEN I
17
KB.A
KRT
SY 1
GT 1
GT 2
SY 2
GJ
b. Pemberantasan Penyakit Kusta (P2 Kusta) Pemberantasan penyakit kusta dapat dilakukan dengan cara penemuan penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit kusta. Pada penderita Kusta yang ditemukan, diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren dan DDS yang diberikan dalam kurun waktu tertentu. Tahun 2011, jumlah penderita Kusta sebanyak 69 orang (L:42 kasus, P:27 kasus ) yang terdiri 11 orang penderita PB dengan RFT 92,3 % dan 58 orang penderita MB dengan RFT 100 %. c. Pemberantasan Penyakit HIV / AIDS Penyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, dan merupakan pandemi pada semua kawasan, penyakit ini telah sejak lama menyita perhatian berbagai kalangan, tidak hanya terkait dengan domain kesehatan saja. Kasus penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini, di Indonesia senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. Angka yang dirilis oleh Ditjen PP&PL Depkes menyebutkan bahwa hingga Desember 2007, pengidap HIV positif berjumlah 6.066 orang dengan penderita AIDS sebanyak 11.141 orang. Selama 1 dasawarsa terakhir (1997-2007) peningkatan kasus AIDS terjadi lebih 40 kali. Di Kabupaten Demak pada tahun 2011 jumlah kasus HIV sebanyak 9 kasus ( L : 6 kasus dan P : 3 kasus) dan AIDS : 12 kasus ( L : 8 kasus dan P : 4 kasus ). Sehingga total HIV-AIDS tahun 2011 sebanyak 21 kasus. Bila dibanding tahun 2010 sebanyak 17 kasus maka tahun 2011 ini mengalami
Grafik 4.11 Jumlah Kasus HIV-AIDS yang ditemukan dan ditangani Tahun 2009-2011
25 20 15 10 5 0 Kasus HIV/AIDS yang ada 2009 - 2011 2009 23 2010 17 2011 21
d. Pemberantasan Penyakit Diare (P2 Diare) Perkembangan penderita Diare di Kabupaten Demak
mengalami peningkatan dari tahun 2011. Grafik 4.12 Jumlah Kejadian Penyakit Diare Semua Golongan Umur Kabupaten Demak per Puskesmas Tahun 2011
2,000 1,800 1,680 1,843
1,230
1,248
1,600
1,400 872 905 1,200 1,000 800 824
1,285
1,029
1,002
1,091
1,100 917
825
1,303
790
754
785
395
617
707
400 200 -
286
78
DEMPET
GUNTUR II
GAJAH
600
BONANG II
MRANGGEN II
KARANGTENGAH
DEMAK III
DEMAK I
MIJEN II
KARANGAWEN I
WONOSALAM I
MRANGGEN III
KARANGANYAR I
MRANGGEN I
KARANGAWEN II
WONOSALAM II
Pada tahun 2011 jumlah kasus diare di Kabupaten Demak berdasarkan laporan puskesmas sebanyak 23.057 kasus.
52 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
KARANGANYAR II
WEDUNG I
SAYUNG II
BONANG I
DEMAK II
GUNTUR I
SAYUNG I
MIJEN I
354
795
Kasus diare tebanyak terjadi di wilayah Puskesmas Bonang 1 yaitu sebanyak 1.843 dan kasus terendah berada di wilayah kerja Puskesmas Demak 1 sebanyak 78 kasus. Hal ini
dimungkinkan disebabkan karena masih rendahnya cakupan akses masyarakat terhadap ketersedian air bersih, dan masih rendahnya kepemilikan sarana sanitasi dasar yang terdiri dari kepemilikan jamban keluarga, kepemilikan tempat sampah di rumah dan kepemilikan tempat pengelolaan air limbah. 3. Kejadian Luar Biasa ( KLB ) Pada tahun 2011 di Kabupaten Demak tidak terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular maupun penyakit tidak menular. 4. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio
dan Hepatitis-B merupakan penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit-panyakit ini timbul karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi. Di Kabupaten Demak pada tahun 2011 untuk kasus Pertusis,
Tetanus, Difteri, polio dan hepatitis B tidak terjadi kasus, sedangkan untuk Campak terjadi 6 kasus dan yang positif
sebanyak 2 kasus yang masing-masing berada di wilayah Puskesmas Karangtengah dan Puskesmas Wedung. Upaya yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dalam menanggulangi dan mengendalikan penyakit menular baik langsung maupun tidak langsung antara lain dengan : a. Surveillans Aktif b. Pengobatan penderita c. Pelatihan PSN-DBD b. Penyuluhan kepada Masyarakat c. Rakor tingkat Kabupaten,Kecamatan,Desa
53 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
d. Pertemuan tingkat Puskesmas dan Rumah sakit e. Deteksi dini penyakit (kerjasama Prop,PVR) f. Survei Darah Jari ( Filariasis )
k. Cetak poster,leaflet
D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan, yaitu melalui kegiatan yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Adapun pelaksanaannya bersama sama dengan masyarakat, diharapkan secara epidemiologi akan mampu memberikan kontribusi yang bermakna terhadap kesehatan masyarakat. Namun demikian pada umumnya yang menjadikan permasalahan utama adalah masih rendahnya jangkauan program. Hal ini lebih banyak diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain dana dan adanya otonomi, dan lain-lain. Sedangkan permasalahan utama yang dihadapi masyarakat adalah akses terhadap kualitas lingkungan yang masih sangat rendah. Lingkungan sehat merupakan salah satu pilar utama dalam pencapaian Indonesia Sehat. Beberapa indikator penting kesehatan lingkungan dapat dikemukakan, sebagai berikut: 1. Rumah / Bangunan Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktivitas. Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat
54 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
kesehatan merupakan faktor risiko sumber penularan berbagai jenis penyakit khususnya penyakit yang berbasis lingkungan. Persentasi Rumah Sehat di Kabupaten Demak di tahun 2011 sebesar 71,60%, mengalami peningkatan bila dibanding tahun 2010 seperti terlihat pada grafik dibawah ini : Gambar 4.13 Persentasi Rumah Sehat di Kabupaten Demak tahun 2009-2011
72 71 70 69 68 67 66
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
2009 68.69
2010 68.37
2011 71.6
Dari hasil evaluasi program penyehatan lingkungan, penyebab masalah antara lain kondisi rumah masyarakat yang masih darurat, dimana secara tidak langsung hal ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi masyarakat itu sendiri, kemudian belum
optimalnya pembinaan petugas dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya rumah sehat. Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah bebas jentik nyamuk. Bebas jentik nyamuk disini terutama bebas jentik nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor penyakit demam berdarah dengue.
91.4
96.6
89.4
85.9
85.9
83.4
83.2
85.5
66.7
62.96
67.7
70.5
73.0
75.3
90.0
81.6
60.6
63.9
88.8
100.0
89.4
50.2
50.7
Grafik 4.15 Persentasi Rumah Bebas Jentik di kabupaten Demak Tahun 2009-2011
78 77 76 75 74 73 72
33.3
71
70 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 2009 2010 2011
72.55
75.02
76.87
Kecenderungan persentasi rumah bebas jentik nyamuk yang meningkat dari tahun 2009 sampai tahun 2011 Untuk mencegah (Aedes dan mengendalikan perlu populasi digalakkan nyamuk upaya
56 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
penularnya
aegypti)
41.1
44.1
60.5
melalui kegiatan 4 M
(Menguras Menutup Mengubur - Memantau ) secara terus menerus yang melibatkan peran serta masyarakat. Keberadaan nyamuk penular ini sangat erat hubungannya dengan
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Guna membina peran serta masyarakat secara efektif. Kegiatan pembinaannya perlu dikoordinasikan oleh Kelompok Kerja Operasional
Pemberantasan Penyakit demam berdarah (POKJANAL DBD) yang merupakan forum kerja lintas sektoral dengan makna yang terkandung dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang menekankan pentingnya prinsip pemerataan, yang didalam pelaksanaannya menuntut upaya promotif, preventif, kuratif serta rehabilitatif, peran serta masyarakat, kerja sama lintas sektoral sebagai strategi untuk mewujudkan Visi Demak Sehat dan Mandiri. 2. Sarana Kesehatan Lingkungan ( persediaan air bersih, jamban, tempat sampah, pengelolaan air limbah ). a. Pengawasan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Tempat-tempat umum adalah kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta atau
perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki fasilitas. Tempat-tempat umum di Kabupaten Demak Tahun 2011, jumlah yang ada 3.719 buah, jumlah yang diperiksa 2.050 buah, Jumlah sehat 1.423 buah (69,41%). Angka ini menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 73,72%. Jadi pencapaian ini belum memenuhi target Indonesia sehat 2011 yang menetapkan target untuk tempat-tempat umum yang memenuhi syarat adalah 80,16 %. Karena pada tahun 2011 mengalami penurunan.
kita
ketahui
bersama
bahwa
tempat
mewujudkan kondisi tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat pengunjung penyakit terhindar serta dari tidak
kemungkinan
bahaya
penularan
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya. Pengelolaan makanan adalah suatu bangunan yang menetap dengan segala karyawan dan peralatan yang dipergunakan untuk membuat dan menjual makanan bagi konsumen, yang meliputi restoran, rumah makan, kantin, warung kopi, maupun pabrik makanan minuman sederhana. Risiko dari pengelolaan makanan mempunyai peluang yang sangat besar dalam penularan penyakit karena jumlah konsumen relatif banyak dalam waktu bersamaan. Oleh karena itu perlu teknologi dan metode yang lebih tepat untuk pembinaan dan pengawasannya. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, meliputi : sarana wisata, sarana ibadah, sarana transportasi, sarana ekonomi dan sosial. Sarana wisata, meliputi: hotel, salon/pangkas rambut, usaha rekreasi, hiburan umum dan gedung
pertemuan/gedung pertunjukan. Sarana ibadah, meliputi : masjid/mushola, gereja. Sarana transportasi, meliputi :
terminal, stasiun. Sarana Ekonomi dan Sosial, meliputi : pasar, pusat pembelanjaan, apotik, sarana/panti sosial, sarana pendidikan dan sarana kesehatan. a) Jumlah hotel : 4 buah diperiksa 3 sehat 3 ( 100 % ) b) Jumlah restoran/rumah makan : 267 buah, jumlah diperiksa : 178 buah, jumlah sehat : 144 buah ( 80,90 % )
c) Jumlah pasar : 57 buah, jumlah diperiksa : 45 buah, jumlah sehat : 25 buah (55,56 %). d) Jumlah TUPM lainnya : 3.394 buah, jumlah diperiksa : 1.828 buah, jumlah sehat : 1.251 buah ( 68,44 % ). Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan, yaitu melalui kegiatan yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Adapun pelaksanaannya bersama sama dengan
masyarakat, diharapkan secara epidemiologi akan mampu memberikan kontribusi yang bermakna terhadap kesehatan masyarakat. Namun demikian pada umumnya yang menjadikan jangkauan
rendahnya
diakibatkan
oleh berbagai
faktor antara lain dana dan adanya otonomi, dan lain-lain. Sedangkan permasalahan utama yang dihadapi masyarakat adalah akses terhadap kualitas lingkungan yang masih sangat rendah. E. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Berdasarkan data ketersediaan obat pada tahun 2011 yang berasal dari laporan Instalasi Perbekalan Farmasi Kabupaten Demak bersumber dari laporan 26 Puskesmas se Kabupaten Demak, jumlah jenis obat yang dibutuhkan oleh Puskesmas rata-rata 30 item, sedangkan jenis obat yang tersedia di Puskesmas rata-rata 70 item. Jika dibandingkan antara kebutuhan obat dengan persediaan yang ada diperoleh ketersediaan obat secara keseluruhan sebesar 93,51 %. Berarti secara umum kebutuhan obat di Kabupaten Demak telah terpenuhi (tersedia). Khusus untuk obat generik, kebutuhan total jenis obat generik seluruh Puskesmas Tahun 2011 adalah rata-rata 30 item.
59 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
Dari hasil pembinaan kegiatan pengelolaan Obat di Puskesmas 16 UPTD Puskesmas telah memenuhi standar dan 10 diantanya belum memenuhi standar Sarana Prasarana distribusi kosmetika dan Pebekalan Kesehatan di Kabupaten Demak Tahun 2011 sebanyak 36 sarana, dari 36 sarana tersebut 27,70 % memenuhi syarat, dan 72,30% tidak memenuhi syarat / standar. Dari hasil kegiatan pemantauan menjelang hari raya natal terhadap sarana distribusi makanan dan minuman yang dilakukan terhadap 10 sarana distribusi makanan dan minuman diperoleh hasil 5 memenuhi persyaratan dan 5 diantaranya tidak memenuhi syarat, dan ditemukan produk makanan yang belum terdaftar / teregestrasi ( PIRT, MD, ML ) Dari hasil kegiatan pemantauan menjelang hari raya Idul Fitri terhadap sarana distribusi makanan dan minuman yang dilakukan terhadap 10 sarana distribusi makanan dan minuman diperoleh hasil 7 memenuhi persyaratan dan 3 diantaranya tidak memenuhi syarat, dan ditemukan produk makanan yang belum terdaftar / teregestrasi ( PIRT, MD, ML ) Dari hasil kegiatan pemantauan menjelang hari raya natal terhadap sarana produksi makanan dan minuman yang dilakukan terhadap 17 sarana distribusi makanan dan minuman diperoleh hasil 12 memenuhi persyaratan Ijin Industri rumah tangga (IRT) dan 5 diantaranya tidak memenuhi syarat IRT, dan ditemukan produk makanan yang belum terdaftar / teregestrasi ( PIRT, MD, ML )
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA DAN PRASARANA 1. PUSKESMAS Di Kabupaten Demak distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Pada tahun 2011 setelah dilakukan pemekaran jumlah puskesmas yang ada sampai akhir tahun sebanyak 26 unit. Dengan demikian rata-rata 1 unit puskesmas melayani jiwa. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas, ada beberapa Puskesmas telah ditingkatkan fungsinya menjadi 41.295
puskesmas dengan tempat perawatan. Puskesmas perawatan ini terutama yang berlokasi jauh dari rumah sakit, di jalur-jalur jalan raya yang rawan kecelakaan, serta diwilayah terpencil. Hingga tahun 2011 jumlah puskesmas perawatan di Kabupaten Demak sebanyak 7 Unit yaitu Puskesmas Karangawen 1, Puskesmas Guntur 1, Puskesmas Wedung 1, Puskesmas Gajah, Puskesmas Mijen 1, Puskesmas Dempet, Puskesmas Kebonagung.
Sehubungan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB), ada 5 Puskesmas yang dijadikan Puskesmas mampu PONED yaitu Puskesmas Mijen I, Puskesmas Karangawen I, Puskesmas Guntur I, Puskesmas Dempet, dan Puskesmas Gajah. 2. PUKESKESMAS PEMBANTU Puskesmas Pembantu di Kabupaten Demak pada tahun 2011 berjumlah 53 unit. Ratio desa per puskesmas pembantu 4,6 dengan demikian setiap Puskesmas pembantu rata-rata melayani 4 - 5 desa.
3. RUMAH SAKIT Fasilitas yang memberikan layanan rujukan dan rawat inap yakni Rumah Sakit. Adapun jumlah rumah sakit di Kabupaten Demak pada tahun 2011 sebanyak 3 unit yaitu RSUD Sunan Kalijaga
Demak dengan jumlah Tempat Tidur sebanyak 184 TT , RSI NU Demak jumlah Tempat Tidur sebanyak 76 TT, RSU Pelita Anugerah Mranggen Demak jumlah Tempat Tidur sebanyak 60 TT. Rata-rata BOR di Rumah Sakit di Kabupaten Demaksebesar
59,21, LOS sebesar 3,28, TOI sebesar 2,26. 4. PUSKESMAS PERAWATAN Puskesmas perawatan di Kabupaten Demak dengan jumlah TT sebanyak 113 TT dengan perincian Puskesmas Karangawen 1 sebanyak 32 TT, Puskesmas Guntur 1 sebanyak 15 TT,
Puskesmas Wedung 1 sebanyak 12 TT, Puskesmas Mijen 1 sebanyak 16 TT, Puskesmas Gajah sebanyak 8 TT, Puskesmas Dempet 18 TT, Puskesmas Kebonagung 12 TT. Rata-rata BOR di Puskesmas Perawatan sebesar 25,69, LOS sebesar 3,15, TOI sebesar 9,10. 5. FASILITAS KESEHATAN DI PUSKESMAS Pada tahun 2011 jumlah mobil Puskesmas Keliling sebanyak 26 buah, jumlah sepeda motor seluruhnya 122 buah, jumlah rumah dinas dokter dan paramedis di Kabupaten Demak sebanyak 35 buah. Dengan adanya penambahan beberapa fasilitas seperti ini diharapkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dapat meningkat, demikian juga dengan kinerja tenaga kesehatan yang diberikan fasilitas kenderaan dinas. 6. POSKESDES Jumlah Poskesdes di Kabupaten Demak tahun 2011 sebanyak 173 buah dan semuanya memberikan pelayanan kesehatan dasar.
7. POSYANDU Pada hakekatnya posyandu merupakan kegiatan yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat, sehingga pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana posyandu menjadi tanggung jawab kita bersama terutama masyarakat disekitarnya. Dalam perkembangannya ternyata posyandu mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Namun demikian tanggapan positif masyarakat ternyata belum dibarengi dengan meningkatnya mutu pelayanan, karena masih banyak faktor yang menyebabkan mutu palayanan posyandu masih rendah antara lain, sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki masih sangat rendah, banyak kader posyandu yang droup out, sarana dan prasarana belum memadai, belum adanya penghargaan bagi para kader yang berprestasi, belum optimalnya kegiatan UKBM di tingkat desa, termasuk krisis ekonomi yang berkepanjangan yang tak kunjung usai. Pembinaan UKBM juga dilakukan, pada UKBM jenis Posyandu tingkat/strata posyandu yang telah dicapai menentukan juga
keberhasilan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan. Grafik 5.1 Strata Posyandu di Kabupaten Demak Tahun 2011
45.00 40.00 35.00 30.00
25.00
20.00
15.00
10.00 5.00 0.00
Pratama
Persentase Posyandu Menurut Strata Tahun 2011 10.88
Madya
39.40
Purnama
41.10
Mandiri
8.62
Dari tabel 46 dapat diketahui jumlah posyandu di Kabupaten Demak adalah 1.241 buah, sedangkan jumlah posyandu Purnama dan Mandiri (Posyandu Aktif ) adalah 617 pos (49,72%). 8. DESA SIAGA Semua desa di Kabupaten Demak pada tahun 2011 sudah Desa Siaga (100%). Dan dari semua desa siaga 63,45 % (158 Desa) merupakan desa siaga aktif. B. TENAGA KESEHATAN Dalam pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan
melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pengadaan tenaga kesehatan dilaksanakan melalui pendidikan dan pengembangan tenaga kesehatan melalui pelatihan tenaga oleh pemerintah maupun masyarakat. 1. Tenaga Medis Tahun 2011 di Kabupaten Demak tercatat jumlah tenaga medis yang ada di seluruh puskesmas dan rumah sakit sebanyak 30 orang dengan perincian 5 Orang dokter spesialis, 25 orang dokter umum serta dokter gigi sejumlah 1 orang dengan rasio masingmasing per 100.000 penduduk yakni 3,52 untuk dokter spesialis, 16,93 untuk dokter umum dan 0,71 untuk dokter gigi. Kurangnya tenaga medis di Kabupaten Demak perlu diperhatikan. Adanya dokter PTT diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat akan tenaga medis. Pada tahun 2011 jumlah dokter PTT sebanyak 2 orang, yang semuanya adalah dokter umum. 2. Tenaga Kefarmasian dan Gizi Tenaga Farmasi yang ada diseluruh puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan lainnya berjumlah 42 orang yang terdiri dari 6 laki-laki ( rasio 0,56/100.000 penduduk) dan 36 perempuan (rasio :
64 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
3,35 / 100.000 penduduk). Untuk rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk masih jauh dari yang diharapkan karena hingga tahun 2011 rasio tenaga kefarmasian baru mencapai 1,96 per 100.000 penduduk. Sementara itu, tenaga gizi yang ada di kabupaten Demak berjumlah 29 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki ( rasio:0,47 /100.000 penduduk) dan 22 orang wanita ( rasio : 2,05 / 100.000 penduduk ) , rasio tenaga gizi terhadap 100.000 penduduk sebesar 1,26.
3. Tenaga Keperawatan Tenaga kesehatan tergolong ke dalam tenaga keperawatan adalah Perawat dan Bidan. Jumlah tenaga Tenaga perawat puskesmas dan rumah sakit yang ada di Kabupaten Demak berjumlah 375 orang perawat ( Rasio 17,28 / 100.000 penduduk) yang terdiri dari 131 laki-laki ( Rasio : 12,11 / 100.000 penduduk ), dan 244 Perempuan ( Rasio 22,45 / 100.000 Penduduk ) dan untuk tenaga bidan sejumlah 382 orang dengan rasio 17,79 / 100.000 penduduk.
4. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di seluruh puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Demak tahun 2011 mencapai 26 orang yang terdiri dari 16 laki-laki dan 10 perempuan, sedangkan untuk
tenaga sanitasi telah mencapai jumlah 22 orang yang terdiri dari 16 laki-laki dan 6 perempuan dengan rasio sebesar 1,03 per 100.000 penduduk.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Alokasi anggaran pada Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Tahun Anggaran 2011 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Total anggaran bidang kesehatan di Kabupaten Demak sebesar 53.098.354.800 ( 3,75 % ) bila dibanding total APBD Kabupaten Demak. Anggaran bidang kesehatan di Kabupaten Demak secara terperinci bersumber dari APBD Kabupaten sebesar
44.323.938.000 (83,48 % ) termasuk di dalamnya adalah Dana Alokasi Khusus ( DAK ), bersumber dari APBD Provinsi sebesar 427.373.000 ( 0,80 % ) dan bersumber dari APBN sebesar 8.347.043.000 ( 15,72 % ) yang digunakan untuk pelayanan JAMKESMAS, JAMPERSAL, BOK, Pengolahan data dan infokes, PAMSIMAS, Kesehatan Ibu, Kesehatan Anak, dan pemantapan manajemen Program Jamkesmas.
66 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
terpisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan sangat terkait dalam konotasi dipengaruhi dan mempengaruhi aspek
demografi, keadaan dan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan lingkungan baik fisik maupun biologis. Salah satu kebutuhan dalam pembangunan adalah tersedianya informasi yang valid dan akurat. Yang salah satu bentuknya dituangkan dalam buku Profil Kesehatan. yang merupakan gambaran secara garis besar tentang perkembangan derajat kesehatan, upaya kesehatan yang dilaksanakan dan faktor faktor yang
mempengaruhinya. Berbagai upaya telah dilaksanakan dalam pembangunan kesehatan, antara lain upaya peningkatan dan perbaikkan terhadap derajat kesehatan kesehatan masyarakat, dan sumber upaya daya pelayanan kesehatan. kesehatan, Hasil-hasil sarana kegiatan
pembangunan kesehatan yang menyeluruh di Kabupaten Demak selama tahun 2011 tergambar dalam Profil Kesehatan Kabupaten Demak Tahun 2011. Secara umum dapat disimpulkan bahwa hingga tahun ini berbagai peningkatan derajat kesehatan masyarakat telah dicapai sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, sejalan dengan perbaikan kondisi umum, perbaikan keadaan sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Demak. Gambaran yang demikian merupakan fakta yang harus dikomunikasikan baik kepada para pimpinan dan pengelola program
kesehatan maupun kepada lintas sektor dan masyarakat di daerah yang didiskripsikan melalui data dan informasi. Oleh karena data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan
manajemen, maka penyediaan data/informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui
penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan. Salah satu keluaran utama dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan. Dalam perkembangannya, profil kesehatan ini menjadi paket sajian data dan informasi yang sangat penting, karena sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan, lintas sektor maupun masyarakat. Namun disadari, bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, apalagi dalam era desentralisasi,
pengumpulan data dan informasi dari Puskesmas menjadi relatif lebih sulit. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang
disajikan di dalam Profil Kesehatan Kabupaten Demak yang terbit saat ini belum sesuai dengan harapan. Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten Demak ini tetap dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai. Betapapun demikian, Profil Kesehatan Kabupaten Demak ini belum mendapat apresiasi yang memadai karena belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan, namun paket sajian ini merupakan satu-satunya publikasi data dan informasi di jajaran kesehatan yang relatif paling lengkap sehingga kehadirannya selalu
68 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
ditunggu dan di tunggu-tunggu oleh berbagai pihak untuk kepentingan apapun khususnya Dinas Kesehatan guna menentukan arah kebijakan ditahun berikutnya, untuk membantu penelitian di dunia pendidikan bidang kesehatan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Kabupaten Demak, Dinas Kesehatan Kabupaten Demak senantiasa mencari terobosan-terobosan dalam hal mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat. B. SARAN 1. Dari hasil-hasil tersebut di atas, dapat dilihat bahwa masih ada pelaksanaan program yang belum mencapai hasil yang optimal. Hal tersebut menunjukkan masih perlunya perhatian dan
penanganan yang lebih serius karena pembangunan kesehatan tetap merupakan kebutuhan masyarakat yang perlu ditingkatkan secara terus menerus sesuai dengan perkembangan
pembangunan nasional. 2. Penyusunan buku Profil kesehatan Kabupaten Demak tahun 2011 telah diupayakan untuk lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, baik dari segi kualitas data maupun analisisnya. Namun disadari pula dalam penyusunan buku Profil kesehatan ini masih ditemui banyak hambatan terutama dikarenakan pada tahun 2011 Profil kesehatan disusun dengan format yang baru, berbeda dengan tahun - tahun sebelumnya sehingga banyak tabel-tabel yang tidak dapat terisi. Oleh karena itu untuk penyusunan Profil Kesehatan di tahun-tahun mendatang diharapkan format tidak selalu berubah tetapi tetap mengakomodir kebutuhan data dan informasi guna evaluasi dan perencanaan tahunan kegiatan pembangunan
dibidang kesehatan. 3. Perlu peningkatan kemampuan / ketrampilan pengelola data dan pemegang program dalam mencermati data guna peningkatan
69 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
validitas data dan tidak selalu terulang adanya data-data yang tidak akurat atau aneh. 4. Perlu dilaksanakan kegiatan rapid survey untuk mendukung validitas serta keakuratan data Profil kesehatan. 5. Perlu dukungan dana guna mendapatkan data dan informasi yang lengkap dan akurat dalam penyusunan Buku Profil Kesehatan pada tahun yang akan datang. Semoga Buku Profil Kesehatan Tahun 2011 ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran sangat kami harapkan ( Tim Penyusun Buku Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Demak) demi perbaikan Penyusunan Buku Profil Kesehatan pada tahun - tahun mendatang.