PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Beraneka makhluk hidup menghuni alam ini salah satunya adalah tumbuhan
yang banyak ditemui disekitar kita, Indonesia merupakan Negara yang kaya akan bahan
obat yang telah dipergunakan secara turun temurun sejak zaman nenek moyang
terdahulu, Ilmu tumbuhan pada saat ini telah mengalami kemajuan yang demikian pesat
sehingga bidang-bidang pengetahuan yang semula merupakan cabang-cabang ilmu
tumbuhan saja sekarang ini telah menjadi ilmu yang telah berdiri sendiri. Maksud
penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas praktikum farmakognosi. Pada
laporan ini penyusun memberi penjelasan kepada pembaca mengenai nama simplisia
berikut nama latin tanaman, serta identifikasi mengenai makroskopik dan mikroskopik
dari simplisia-simplisia berikut: 1)Blumeae Balsamiferae Folium, 2) Coriandri Sativi
Fructu, 3) Rhei Officinalis Radix, 4) Alpinae Galangae Rhizoma
I.2.
Tujuan
Tujuan
dilakukannya
praktikum
ini
adalah
agar
mahasiswa
dapat
II.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain. Simplisia merupakan
bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani, dan
simplisia pelikan atau mineral.
Simplisia nabati : berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat. Eksudat adalah
isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan
dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanaman.
Page
1
Simplisia hewani : berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia pelican : berupa mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan maupun kegunaannya,
maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal, dan untuk dapat memenuhi syarat
minimal itu, ada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain adalah:
1. Bahan baku simplisia
2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia
3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia
Proses pembuatan simplisia merupakan proses tindak lanjut setelah bahan baku
simplisia selesai dipanen, sehingga sering disebut proses pasca panen. Pasca panen
merupakan kelanjutan dari proses panen terhadap tanaman budidaya atau hasil dari
penambangan alam yang berfungsi untuk membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak
dan memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk proses selanjutnya.
Adapun tahapan tahapan pembuatan simplisia secara garis besar adalah:
1. Pengumpulan bahan baku
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain tergantung pada:
o Bagian tanaman yang digunakan
o Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen
o Waktu panen
o Lingkungan tempat tumbuh
2.
Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan bahan asing
lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu
tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar
yang telah rusak serta pengotor-pengotor lainnya harus dibuang
3. Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang
Page
2
melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih yang
mengali
4. Perajangan
Beberapa jenis bahna simplisia tertentu ada yang memerlukan proses perajangan.
Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan,
pengepakan dan penggilingan.
5. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,
sehingga dapat disimpan dalam waktu lama.
6. Sortasi kering
Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing dan pengotor-pengotor
lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.
7. Pengepakan dan penyimpanan
Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena faktor luar dan dalam,
antara lain cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan air, pengotoran,
serangga dan kapang
II.2.
Identifikasi Simplisia
: Lengkuas, Laos
Divisi
: Magnoliophyta
Sub Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Alpinia
Spesies
: Alpinia galanga L
Kandungan
Khasiat
skabisida.
Makroskopis
Potongan 4 cm sampai 6 cm. Tebal 1 cm sampai 2 cm, kadang-kadang bercabang,
ujung bengkok, warna permukaan, coklat kemerahan, parut daun jelas. Berkas patahan
berserat pendek, butir-butir kasar, warna coklat.
Mikroskopis
Epidermis terdiri dari 1 lapis sel kecil agak pipih, dinding berwarna kuning
kecoklatan, kutikula jelas. Korteks parenkimatik, jaringan korteks bagian luar terdiri dari
beberapa lapis sel dengan dindng tipis berwarna kuning kecoklatan; jaringan korteks
bagian luar terdiri dari beberapa lapis sel dengan dinding tipis berwarna kuning
kecoklatan; jaringan korteks bagian dalam terdiri dari sel parenkim besar, dinding sel
tipis, tidak berwarna, kadang-kadang bernoktah halus, berisi butir pati, pada permukaan
tersebar idioblas berisi minyak dan zat samak, warna coklat muda atau coklat tua yang
dengan penambahan besi (III) kloroda LP warna berubah menjadi kehitaman.
2. Alpinia Galangae Rhizoma
Klasifikasi Tanaman
Nama Simplisia
: Akar Kelembak
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Poligonales
Famili
: Poligonaceae
Genus
: Rheum
Spesies
: Rheum officinale L
Kandungan
Khasiat
: Daun Sembung
Divisi
: Magnoliophyta
Sub Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Asteridae
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Blumeae
Spesies
: Blumea balsamifera L
Kandungan
Makroskopis
Daun tunggal, bertangkai, pada tangkai daun terdapat beberapa pasang kecil
berbentuk lidah tombak. Helai daun berbentuk budar telur atau lidah tombak sampai
bulat panjang dengan ujung dan pangkal daun runcing , tepi daun umumnya bergerigi
tajam tidak beraturan, kadang kadang bergerigi. Permukaan daun berambut, permukaan
bawah rambut sangat rapat dan terasa seperti beludru, warma kehijauan, permukaan atas
kasar. Diantara rambut terdapat banyak sekali rambut kelenjar yang halus, berbentuk
kuning coklat.
Mikroskopis
Serbuk warna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal :rambut berdinding tipis, mirip
benang berujung runcing dengan sel pangkal lebih besar, rambut kelenjar berisi minyak warna
kuning sampai kuning kecoklatan. Pembuluh kayu dengan penebalan tangga dan spiral; serabut
skelerenkim, fragmen skelrenkim, fragmen mesofil atas, fragmen epidermis atas, fragmen
epidermis bawah
: Ketumbar
Divisi
: Magnoliophyta
Sub Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Apiales
Page
6
Famili
: Apiaceae
Genus
: Coriandrum
Spesies
: Coriandrum sativi L
Kandungan
Khasiat
tinggi, dan
lemah syahwat.
Makroskopis
Warna coklat muda, berbentuk agak lonjong.
\Mikroskopis
Anatomi jaringan yaitu memiliki berkas pembuluh. Fragmen pengenalpada
mikroskopik serbuk Coriandri Fructus (buah ketumbar) adalah parenkim yang bergaris
dan serabut sklerenkim yang berliku.
Nama Simplisia
Gambar
Page
7
E3 1
E3 2
E3 3
Blumeae Balsamiferae
Foklium
Alpiniae Galangae
Rhizoma
Page
8
E3 4
III.2. Mikroskopik
No
1
Nama simplisia
Gambar
Coriandri sativi
fructus
1. Serabut skelerenkim
2. Pembuluh kayu
3. Mesokarp dengan
endokrarp
4. Endokrarp dengan
parenkim mesokarp
Blumeae Folium
1.
2.
3.
4.
Alpiniae galangae
rhizoma
Page
9
Keterangan
1. Penebalan spiral
2. Butir pati lonjong
3. Penebalan tangga
Jaringan gabus
Rambut penutup
Berkas pembuluh
Epidermis bawah dengan
Rambut penutup .
1. Butir pati
2. Kristal kalsium oksalat
bentuk bintang besar.
3. Parenkim dengan trakea
4. Jaringan gabus
Rheii officinalis
radix
Page
10
dengan jari empulur dan kristal oksalat berbentuk roset jika diperbesar lagi.
Page
11
IV. KESIMPULAN
V.
Sampel E1
Sampel E2
Sampel E3
Sampel E4
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan R.I.. 1995. Materia Medika Indonesia, Jilid VI. Jakarta.
Departemen Kesehatan R.I.. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Jakarta .
Departemen Kesehatan R.I.. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta:
Tradisional.
Suwarni, Elis. 2012. Penuntun Praktikum Farmakognosi I. Denpasar.
Page
12
Dirwas Obat