Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN DARI REKAYASA GENETIK HEWAN DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PENURUNAN BIODIVERSITAS


Banyak negara melakukan rekayasa genetika pada hewan ternak yang diharapkan akan
menghasilkan hewan dangan pertumbuhan yang cepat, tahan terhadap penyakit, bahkan
menghasilkan protein atau susu yang sangat bermanfaat bagi manusia. Sudah banyak
sekali hewan-hewan rekayasa yang telah diciptakan, misalnya rekaya genetika yang telah
dikembangkan pada sapi
1. REKAYASA GENETIKA PADA SAPI UNTUK MENGHASILKAN SAPI
YANG MEMILIKI SUSU KUALITAS TINGGI
Ilmuan menciptakan genetically modified (GM) pada sapi untuk menghasilkan susu
berkualitas tinggi. Mereka meyakini bahwa susu yang dihasilkan sapi GM, mengandung
konsentrasi kalsium tinggi ketimbang susu sapi biasa. Peneliti percaya pada suatu hari
nanti, mereka dapat menjual susu hypoallergenic dari ternak sapi GM. Anak sapi telah
dikloning dan direkayasa secara genetis dengan potongan materi genetic yang
mematikan gen alami, sehingga sapi tersebut memprodeksi protein susu betalaactoglobulin. Beta-lactoglobulin ini tidak terdapat pada manusia. Namun, susu ini
berpotensi menyebabkan alergi pada beberapa anak. Selain itu, hasil pengujian
menunjukkan bahwa susu ini memiliki kandungan beta-lactoglobulin kurang dari 2
persen di bawah tingkat normal. Susu rekayasa ini jauh lebih kaya ketimbang protein
susu lain, seperti kasein yang digunakan untuk pembuatan keju. Sapi GM itu sendiri
memiliki kelainan bawaan langka yang membuat tidak memiliki ekor
Para ilmuan meyakini rekayasa ini adalah hasil dari prosses cloning, mirip
dengan cara yang digunakan dalam menciptakan domba cloning bernama Dolly. Peneliti
mengatakan, di Negara maju, antara dua dan tiga persen bayi mengalami alergi pada
protein dalam susu sapi. Sehingganya ada permintaan untuk menemukan cara agar susu
sapi tersebut aman bagi bayi tersebut. Sebuah tim yang dipimpin oleh Goetz Laible dari
University of Waikato di Hamilton, Selandia Baru, menggunakan teknik revolusioner
yang disebut interfensi RNA. Teknik RNAi menggunakan metode alami untuk
mematikan gen tanpa perlu menghasilkan mutasi DNA di dalam. Penurunan tingkat satu
protein susu disertai dengan peningkatan lain yaitu kasein. Ini dikenal sejak rekayasa
genetic RNAi sukses di beberapa mamalia dan menawarkan contoh yang baik tentang
bagaimana teknologi tersebut dapat digunakan

2. REKAYASA SAPI UNTUK SUSU ANTI ALERGI


Peneliti Selandia Baru mengembangkan sapi rekayasa genetika untuk
memproduksi susu antialergis. Mereka merekayasa sapi untuk memproduksi susu dengan
protein yang sangat sedikit menyebabkan reaksi alergi pada beberapa anak. Mereka
berharap teknik yang mereka gunakan dapat mengurangi reaksi alergi, tanpa mengurangi
sepenuhnya aktivitas gen tertentu yang dapat digunakan untuk mengontrol sifat-sifat lain
di peternakan. Dengan jumlah ibu menyusui yang kurang, susu sapi merupakan sumber
peningkatan protein untuk bayi. Tetapi, komposisi yanag berbeda dari susu sapi dapat
menyebabkan reaksi alergi.

Dinegara maju 2-3 persen bayi alergi terhadap protein susu sapi dalam tahun
pertama kehidupan. Anower Jabed dan rekan-rekanya di perusahaan yang dikelola
pemerintah Selandia Baru, ArResearch, mengatakan rekayasa genetika sapi mereka
menghasilkan susu dengan penurunan 96 persen protein beta-lactoglobulin, komponen
yang di ketahui penyebab alergi. Walaupun ada proses dalam industry susu dapat
mengurangi potensi alergi susu normal, susu pabrik cendrung mahal dan dapat
mengakibatkan rasa pahit. Teknik manipulasi gen lain yang menggunakan proses yang
disebut rekombinasi homolog secara teoritis bisa melumpuhkan, bukan menekan gen
yang menghasilkan BLG. Namun. Menurut para peneliti, sejauh ini tidak berhasil.
Seorang professor bioteknologi hewan di universitas Edinburg mengatakan
penelitian Selandia Baru menawarkan contoh yang baik tentang bagaimana teknologi ini
dapat digunakan untuk memberi strategi alternative dalam proses manufaktur saat ini.
Menurut dia , meskipun interferensi RNA telah terbukti dalam memanipulasi tanaman
dan cacing, itu tidak bekerja pada ternak sebelumnya. Professor Whitelaw menambahkan,
selain menonjolkan atau mengurangi karakteristik genetika yang ditentukan pada hewan
ternak, seperti tingkat pertumbuhan, teknik ini dapat digunakan untuk mempertahankan
terhadap infeksi.

3. REKAYASA SAPI JUGA DAPAT MENGHASILKAN ASI BAGI MANUSIA


Di Negara China sejumlah ilmuan melakukan eksperimen dengan memberikan
gen manusia kepada sekira 300 sapi ternak demi mendapatkan susu yang memiliki nutrisi
sama seperti ASI manusia.
Para ilmuan China di balik penelitian percaya susu sapi hasil rekayasa genetika
dapat memberikan alternative untuk ASI dari susu formula untuk bayi, tapi sering di
kritik sebagai pengganti susu ASI dengan kualitas rendah. Tapi mereka tidak pernah
berhenti berharap rekayasa genetika mereka yang menghasilkan produk susu dari ternak
sapi yang sama bisa dijual di market-market. Disamping banyaknya kritik tentang
rekayasa genetic ini , penelitian ini juga mendapat dukungan dari sebuah perusahaan
bioteknologi besar.
Namun , langkah ini langsung menuai kritik dari organisasi Baby Milk Action
yang mempertanyakan kualitas serta keamanan susu tersebut. Menurut mereka, susu sapi
jauh lebih sulit untuk dicerna bayi, memiliki lemak dan karbohidrat lebih sedikit serta
tidak memiliki anti body yang bisa melindungi bayi dari serangan penyakit. Tidak hanya
itu, kritik dan kemarahan pun juga muncul dari kelompok-kelompok kesejahteraan hewan
seraya mempertanyakan keamanan dari susu hewan hasil rekayasa genetika dan
dampaknya terhadap kesehatan ternak. Kita harus memiliki peraturan demi keselamatan
manusia. Produk ini dibayangi berbagi risiko yang tidak kita ketahui. Susu sapi tidak
akan pernah bisa menyamai susu ASI. Produk itu tidak akan bisa menjadi produk hidup
seperti halnya ASI, ujar Patti dari Baby Milk Action.
Namun pernyataan itu dibantah Prof. Ning Li selaku ketua riset di China
Agricultural University. Menurut Li, susu yang dihasilkan sapi-sapi itu sama amannya
dengan susu sapi biasa. susu ini memiliki rasa lebih tajam ketimbang susu biasanya.
Tapi, dalam kurun 10 tahun, orang-orang bisa membeli produk seperti ASI di pasaran.
Mereka menjelaskan bahwa mereka menggunakan tekologi cloning yang
memperkenalkan gen manusia kepada DNA sapi ternak.

Salah satu variasi susu yang dihasilkan tim ini mengandung enzim lysozyme,
yaitu protin antimikroorganisme yang juga ditemukan pada ASI untuk melindungi bayi
dari infeksi penyakit. Selain itu, tim peneliti pun memodifikasi sapi yang bisa
memproduksi lactoferrin, protein yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Prof Li
telah meningkatkan kandungan lemak susu hingga seperlima seta mengubah tingkat
kepadatannya sehingga mendekati komposisi ASI manusia

4. REKAYASA SAPI PENGHASIL OMEGA 3


Omega 3 merupakan salah zat yang penting bagi manusia. Dalam pendekatan
ekonomi, maka dapat dihasilkan omega 3 dengan cara merekayasa sapi menjadi hewan
transgenika penghasil omega 3. Sapi yang direkayasa disisipi dengan gen mfat-1yang
mampu memproduksi n-3 PUFA. Dari penelitian ini diperoleh hasil ekspresi gen berupa
n-3 PUFA pada jaringan dan susu sapi.

5. DAMPAK NEGATIF PERKEMBANGAN SAPI HASIL REKAYASA


GENETIKA TERHADAP BIODIVERSITAS
*. Mengganggu proses seleksi alam.
*. Gen sintetik atau produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan
Imonugenetik untuk manusia dan hewan
*. Penyebaran gen tahan antibiotik pada pantogen membuat infeksi tidak dapat hilang

DAFTAR PUSTAKA
http://techno.okezone.com/read/2012/06/17/56/648785/rekayasa-genetik-sapi-hasilkansusu-lebih-sehat
http://jurnal.kesimpulan.com/2011/04/rekayasa-genetika-sapi-perah.html

Anda mungkin juga menyukai