Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Histologi adalah ilmu sains yang mempelajari tentang suatu struktur jaringan
secara detail. Ilmu histologi juga mempelajari fungsi fisiologi dari sel-sel dalam tubuh
baik manusia, hewan dan tumbuhan. Histologi dapat dipelajari dibawah mikroskop pada
sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi juga biasa disebut ilmu anatomi
mikroskopis (Linda, 1988). Histologi berasal dari kata histon yang berarti jaringan dan
logos yang berarti ilmu. Jadi histologi adalah ilmu yang mempelajari struktur jaringan
pada tubuh hewan. Pengertian jaringan dalam hal ini mencakup sel-sel serta bahan antar
sel yang dihasilkannya, maka pengetahuan tentang struktur serta aktivitas sel yang
merupakan dasar dari ilmu histologi (Hermawati, 2008).
Histologi sirkulasi merupakan ilmu histologi yang mempelajari tentang
jaringan-jaringan pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi adalah penghubung antara
lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh. Sistem sirkulasi membawa
nutrien dan gas ke semua sel, jaringan, organ dan sistem organ, serta membawa nutrien
produk akhir metabolik keluar darinya. Sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah
( arteri, kapiler, dan vena) dan darah yang mengalir di dalamnya. Sistem limfatik juga
merupakan bagian dari sistem sirkulasi dimana terdiri dari pembuluh limfa dan nodus
yang terletak di dalam pembuluh limfa besar ( Carneiro, 2005).
Kata kardiovaskular berasal dari awalan cardi yaitu bentuk gabung yang
menunjukkan hubungan dengan jantung atau dengan orificium cardiac atau bagian
lambung dan vaskular yang berarti berkenaan dengan pembuluh, khususnya pembuluh
darah yang disebut juga dengan vassal, atau berarti yang mempunyai pasokan darah
yang kaya. Sistem kardiovaskular sering disebut sebagai sistem vaskular darah. Sistem
vaskular darah ini berfungsi untuk menyebar kan oksigen, bahan nutrisi, antibody dan
hormon keseluruh tubuh serta mengumpulkan karbon dioksida dan produk limbah
metabolik lainnya untuk dikeluarkan melalui organ sekretoris. Sistem vaskular darah
terdiri dari jantung (cor) sebagai pompa berotot dan dua sistem pembuluh. Sistem
pembuluh ini terdiri dari sirkulasi pulmoner yang membawa darah ke paru-paru dan dari
paru-paru. Kemudian sistem pembuluh sirkulasi sistemik (sirkulasi perifer), membagi
darah ke jaringan dan organ tubuh lainnya. Pada keduanya, darah yang dipompa dari
jantung berturut- turut melalui arteri besar, arteri dengan diameter semakin kecil, sampai
pada jaringan kapiler, kemudian kembali kejantung melalui vena kecil, kemudian ke
vena dengan diameter semakin besar. Pada beberapa organ tubuh anyaman kapiler darah
dibarengi oleh anyaman kapiler limfe. Peredaran limfe melalui pembuluh limfe

menampung limfe dari celah-celah jaringan kemudian diangkut menuju jantung (Isnaeni,
2006).
Mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai
sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan dan hormon serta obat-obatan
keseluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh.
Dalam hal ini, faktor perubahan susunan jaringan atau kelainan struktur penyusun ada
atau tidaknya dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskular baik secara langsung
maupun tidak langsung ( Carneiro, 2005). Hal hal tersebutlah yang melatar belakangi
diadakannya praktikum dan pengamatan bagian-bagian organ pada sistem sirkulasi ini.
Agar dapat melihat secara langsung bagian-bagian histologi dari sistem sirkulasi
melalui mikroskop dan dapat membandingkan secara langsung karakteristik khusus yang
dapat membedakan antar bagian-bagian histologi sistem sirkulasi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati, mengidentifikasi,
mempelajari, dan memahami tentang histologi sirkulasi pada vertebrata.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem sirkulasi darah adalah suatu sistem tertutup yang mengatur dan
mengalirkan darah didalam tubuh. Dikatakan tertutup karena pada keadaan normal tidak
ada darah yang mengalir diluar wadah aliran darah. Wadah itu bisa berupa pembuluh
nadi, pembuluh bailk, kapiler atau rongga sinus diorgan tertentu. Sistem ini perlu
dibedakan dengan sistem aliran getah bening yang merupkan aliran terbuka (Warianto,
2011). Sistem sirkulasi tersusun atas berbagai komponen utama yaitu jantung,
pembuluh, dan cairan tubuh yang beredar (bersikulasi). Jantung berfungsi sebagai
pompa penggerak cairan, sedangkan pembuluh berfungsi sebagai saluran yang akan
dilewati atau dilalui oleh cairan yang beredar keseluruh tubuh. Cairan yang dimaksud
dapat berupa darah, cairan limfe atau hemolimfe (Samsuri, 2004).
Darah merupakan satu cairan yang ada di dalam tubuh. Dalam keadaan normal,
komposisi darah adalah plasma darah, sel darah, protein dan zat terlarut lainnya. Plasma
darah merupakan bagian darah yang berbentuk cairan jernih kekuningan yang 90% nya
adalah air dan bertugas untuk mengedarkan sari makanan keseluruh tubuh. Sel darah
terdiri dari 3 macam, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan
keping darah (trombosit). Sel-sel darah ini berasal dari satu induk yang sama, yaitu
hemocytoblast serta mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Sel darah merah
(eritrosit) mempunyai bentuk bulat pipih dan cekung dibagian tengahnya, berfungsi
untuk mengikat oksigen dan mengangkut (mengedarkannya) ke seluruh tubuh, dan untuk
mengangkut karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru. Sel darah putih (leukosit),
mempunyai bentuk lebih besar dari pada eritrosit, tidak berwarna, dapat bergerak,
mempunyai kemampuan untuk menembus dinding pembuluh darah, dan mempunyai
inti. Sel darah ini bertugas untuk memakan dan manghansurkan bibit penyakit/ benda
asing yang masuk ke dalam tubuh. Keping darah (trombosit) ukurannya lebih kecil
dibandingkan dua sel darah lainnya, bentuknya tidak teratur dan tidak berinti, berfungsi
untuk membekukannya dan menutup luka tersebut (Campbell, 1997).
Sirkulasi tubuh terbagi dua yaitu sirkulasi pulmo dan sistemik. Sirkulasi
pulmoner berfungsi untuk mengalirkan darah dari jantung melalui ventrikel kanan
menuju kapiler alveolus kembali kejantung melalui atrium kiri dengan sejumlah darah
yang mengalir disepasang sirkulasi pulmoner dengan sitemik. Perbedaan antara sirkulasi
pulmoner dengan sirkulasi sistemik berhubungan dengan karakteristik, anatomi dan
fisiologis, distribusi aliran darah dan sifat hemodinamik lain yang khas pada msingmasing sirkulasi. Faktor terpenting dari sirkulasi pulmoner yang penting dalam
pertukaran gas di alveolus (Fachri, 2008).

Pembuluh darah merupakan jaringan yang menghubungkan berbagai bagian


tubuh satu sama lain dengan lingkungan eksternal dan memungkinkan terjadinya
pertukaran berbagai bahan. Pembuluh nadi atau arteri merupakan pembuluh darah yang
mengalirkan darah dari dalam jantung ke seluruh tubuh (mengalirkan darah keluar dari
jantung). Pembuluh nadi mengalirkan darah yang mengandung oksigen. Diameter
pembuluh nadi bervariasi, mulai dari yang paling besar yaitu aorta (20 mm) sampai ke
cabang-cabang yang paling kecil yaitu arteriol (0.2 mm). Dinding pembuluh arteri
bersifat elastis dan mampu berkontraksi dan lebih tebal dari pembuluh vena. Dinding
pembuluh arteri terdiri atas 3 macam jaringan, yaitu jaringan ikat pada lapisan luar,
jaringan otot yang tebal, dan jaringan endotelium yang melapisi permukaaan dalam
arteri. Arteri terdiri dari tiga lapisan yaitu tunica intima, tunika media dan tunica
adventitia. Arteri yang membawa darah dari ventrikel kiri jantung menuju seluruh tubuh
disebut aorta. Sementara arteri bercabang-cabang membentuk pipa yang lebih kecil
disebut arteriola. Arteriola ini membentuk cabang-cabang lebih kecil dan ujungujungnya berhubungan dengan sel-sel tubuh, ini dinamakan kapiler (Carneiro, 2005).
Pembuluh balik (vena) berfungsi mengalirkan darah dari seluruh tubuh menuju
jantung (mengalirkan darah menuju ke jantung). Diameter pembuluh balik lebih besar
daripada pembuluh arteri yakni berkisar 25 mm. Pembuluh vena tersusun atas 3
jaringan, meliputi jaringan ikat pada lapisan paling luar, jaringan otot yang sangat tipis
dan kurang elastis dan jaringan endotelium yang melapisi permukaan dalam vena. Pada
vena terdapat cabang yang dinamakan venula. Venula bercabang menjadi pembuluh
lebih kecil lagi yang disebut kapiler. Selain itu, terdapat vena yang berhubungan secara
langsung dengan jantung dan paru-paru disebut vena cava (Glen and Toole, 1999).
Jantung merupakan alat pemompa darah yang terletak didalam rongga dada agak
kekiri. Besarnya kurang lebih sama dengan kepalan tangan. Jantung memiliki beberapa
bagia-bagian yaitu perikardium yang merupakan selaput pembungkus jantung.
Miokardium adalah otot jantung yang tersusun atas otot yang bekerja secara tidak sadar.
Endokardium adalah selaput yang membatasi ruangan jantung. Bagian selanjutnya
adalah ruang jantung yang berjumlah 4, 3 serambi (atrium) kanan dan kiri serta 2 bilik
(ventrikel) kanan dan kiri. Bagian selanjutnya adalah klep jantung. Klep valvula
trikuspidalis terdapat antara serambi kanan dan bilik kanan, mencegah agar darah bilik
kanantidak kembali keserambi kanan. Klep valvula bikuspidalis terdapat antara serambi
kiri dan bilik kiri. Klep ini berfungsi untuk mencegah agar darah dalam bilik kiri tidak
kembali keserambi kiri. Klep valvula seminularis, terdiri atas tiga daun dan terdapat
pada pangkal nadi besar. Bagian selanjutnya adalah saraf jantung yang terdiri dari nodus
sino auricularis, nodus atrioventricularis, bekas his, yang merupakan kelnjutan dari
nodus atrio ventricularis (Fachri, 2008).

Ruang jantung terdapat empat bagian yaitu atrium dextra yang terdiri dari rongga
utama dan aurikula luar, bagian dalamnya membentuk suatu rigi atau krista terminalis.
Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari dua lembar yaitu lamina
panistalis disebelah luar dan lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung.
Muara antrium dextra terdiri dari vena cava superior, vena cava inferior, sinus
coronarius, dan ostium atrioventrikuler dextra. Sisa fetal antrium dextra adalah forsa
ovalis dan anulus ovalis. Selanjutnya ventrikel dextra yang berhubungan langsung
dengan atrium dextra melalui ostium antrio ventrikel dextrum dan dengan traktus
pulmonalis melalui ostium pulmonalis. Dinding ventrikel dextra jauh lebih tebal dari
antrium dextra, terdiri dari valvula tricuspidalis dan valvula pulmonalis. Selanjutnya
atrium sinistra yang terdiri dari rongga utama dan auricula kemudian ventrikel sinistra
yang berhubungan dengan atrium sinistra melalui ostium atrioventrikuler sinistra dan
dengan aorta melalui ostium aorta terdiri dari valvula mitralis dan valvula seminularis
aorta (Yatim, 1992).
Pembuluh darah terdiri dari tiga lapisan yaitu tunika intima, tunika media dan
tinika adventtitia. Pembuluh darah terdiri dari pembuluh arteri, kapiler dan vena. Arteri
berfungsi sebagai jalur cepat(diameter besar dan resistensi rendah), aliran darah dari
jantung ke jaringan. Terdiri dari aorta, arteri, arteriole, metarteriol. Dinding aorta dan
arteri tebal dan banyak mengandung jaringan elastis (elastic recoil). Arteriol terdidi dari
lapisan otot polos yang membesar, banyak terdapat saraf parasimpatik. Kapiler
merupakan tempat pertukaran zat antara darah dan jaringan yang terjadi secara difusi.
Dinding kapiler yng hanya selapis endotel yang memungkinkan terjadinya pertukaran
zat. Aliran darah kapiler paling lambat karena total luas penampang kapiler paling besar.
Pembuluh vena memiliki katup yang memungkinkan aliran darah hanya satu arah
menuju jantung (Kuantarti , 2010).
Perdaran darah ada 2, yaitu perdaran darah besar yang merupkan perdaran darah
dari jantung menuju seluruh tubuh dan kembali kejantung. Peredaran darah kecil atau
sirkulatoria parva yaitu peredaran darah dari jantung menuju ke paru-paru, dan kembali
ke jantung (Warianto, 2011). Dalam kerja memompa darah, jantung berdenyut secara
terus menerus sejak embrio embrio berumur 25 hari sampai meninggal dunia. Sekali
denyut, mulai dari pompa darah hingga memompa berikutnya yang disebit siklus
jantung. Secara sederhana otot jantung beraksi, semua klep akan menutup. Klep daun
tiga dan klep daun dua membuka, dinding bilik berkontraksi, klep berdauntiga dan dua
menutup tetapi klep semilunaris membuka sehingga tekanan darah dalam bilik
meningkat. Darah mengalir dengan kuat dari bilik menuju aorta sehingga darah masuk
keserambi dari vena (Syaifuddin, 2006).

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum struktur anatomi hewan tentang histologi respirasi ini dilaksanakan pada hari
Selasa, 24 November 2015 pukul 07.30 WIB di Laboratorium Teaching II Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,
Padang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya adalah mikroskop, buku gambar,
alat-alat tulis dan kamera. Sedangkan bahan yang digunakan adalah preparat permanen
jantung, preparat permanen arteri dan vena sedang, preparat permanen kapiler, dan
preparat permanen limfa.
3.3 Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum ini adalah disiapkan preparat permanen dan mikroskop
dinyalakan. Kemudian preparat permanen diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran bertahap yaitu mulai dari 4x, 10x dan 40x. Hasil yang terlihat diamati
kemudian di foto. Hasil pengamatan di identifikasi bagian-bagiannya dan di gambar di
buku gambar.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jantung
b
e
c
d
a

Gambar 1. Histologi jantung perbesaran 4x


(a) pericardium (b) miokardium
(c) endocardium (d) inti sel
(e) rongga atrium

Gambar 2. Histologi jantung


Sumber : legacy.owensboro.kctcs.edu

Berdasarkan pengamatan, histology pada jantung tersusun atas tiga bagian yaitu perikardium yang merupakan lapisan paling luar, miokardium, dan endocardium. Pada jantung
juga terdapat inti sel serta rongga atrium yang berhubungan langsung dengan darah. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Bloom (1994) yang menyatakan bahwa jantung
terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari dua lembar yaitu lamina
panistalis di sebelah luar dan lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung.
Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil,
membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma,
sternum, vertebra dan pleura yang membungkus paru. Terdiri atas lapisan fibrosa dan
serosa. Lapisan fibrosa tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan jaringan
ikat rapat untuk melindungi jantung. Lapisan serosa terdiri atas visceral (epicardium)
menutup permukaan jantung, dan parietal melapisi bagian dalam fibrosa perikardium.
Lapisan selanjutnya yaitu myokardium, lapisan ini terletak sebelah dalam dari lapisan
epikardium. Lapisan ini sangat tipis dan berbentuk serabut-serabut yang melingkar,
selanjutnya lapisan paling dalam yaitu endokardium, endokardium ini merupakan lapisan
dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang mengkilat. Menurut Isnaeni (2006),
lapisan myokardium merupakan anyaman otot jantung yang tersusun berlapis-lapis dan
berbentuk spiral. Lapisan endokardium terdiri dari selapis endotel, lapisan subendotel,

jaringan ikat dengan sabut-sabut elastis dan selsel fibroblast serta lapisan elastika
muskuler.
4.2 Arteri dan Vena Sedang

b
a
a

Gambar 3. Histologi arteri dan vena sedang


Perbesaran 10x (a) arteri (b) Vena.

Gambar 4. Histologi arteri dan vena


sedang
Sumber : legacy.owensboro.kctcs.edu

Berdasarkan pengamatan, pada pembuluh darah arteri dan vena sedang terlihat
bahwa arteri adalah yang memiliki dinding pembuluh yang lebih tebal dibandingkan dari
dinding pembuluh vena. Hal ini sesuai dengan pendapat Warianto (2011) yang
menyatakan bahwa arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari
pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian
dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan
serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat
elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki
diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan
sebuah membran basal. Kapiler yang berdinding tipis, berjari-jari kecil, dan bercabangcabang secara ekstensif berfungsi sebagai tempat pertukaran antara darah dan jaringan
di sekitarnya. Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah berhubungan dengan
perbedaan fungsional masing-masing pembuluh darah tersebut.

4.3 Kapiler

Gambar 5. Histologi kapiler perbesaran 10x Gambar 6. Histologi kapiler


(a) tunika intima (b) tunika media Sumber : www.pathguy.com
(b) tunika adventitia.
Berdasarkan pengamatan, histologi pada pembuluh darah kapiler terdiri dari 3
lapisan yaitu tunika intima, tunika media yang di dalamnya terdapat otot polos, dan
tunika adventitia yaitu lapisan paling luar. Hal ini sesuai dengan pendapat Bloom (1994)
yang menyatakan bahwa pembuluh kapiler terdiri dari 3 lapisan yaitu tunica intima,
merupakan lapis dalam berupa tabung endotel yang terdiri atas sel-sel gepeng dengan
sumbu panjang teroriantasi memanjang. Tunica media, merupakan lapisan tengah yang
paling tebal sehingga menentukan karakter arteri yang terdiri atas sel-sel otot polos yang
teroriantasi melingkar. Tunica adventitia merupakan lapisan luar, terdiri atas fibroblas
dan serat kolagen terkait, yang sebagian besar terorientasi memanjang.
Pembuluh kapilermempunyai dinding tipis, berjari-jari kecil, dan bercabangcabang secara ekstensif ini, ideal untuk berfungsi sebagai tempat pertukaran antara darah
dan jaringan di sekitarnya. Secara anatomis, di kapiler luas permukaan untuk pertukaran
dimaksimalkan dan jarak difusi diminimalkan. Selain itu, karena total luas potongan
melintang kapiler yang besar, kecepatan darah mengalir melalui pembuluh tersebut
relatif lambat, sehingga tersedia waktu yang cukup untuk terjadinya pertukaran (Duval,
1959).

4.4 Limfa

a
b
c

Gambar 7. Histologi limfa perbesaran


10x (a) sel limfosit (b) arteri
(c) vena.

Gambar 8. Histologi kapiler


Sumber : www.lab.anhb.uwa.edu.au

Berdasarkan pengamatan, histologi pada limfa terdapat sel-sel limfosit yang


didalamnya juga terdapat pembuluh darah berupa arteri dan vena. Menurut Junqeira
(1980), pembuluh limfe merupakan saluran tipis yang dibatasi endotel berperan dalam
pengumpulan cairan dari ruang-ruang jaringan dan mengembalikannya ke darah. Cairan
ini dinamakan cairan limfe. Limfe hanya beredar dalam satu arah, yaitu ke arah jantung.
Kapiler limfe berasal dari berbagai jaringan sebagai pembuluh tipis dengan ujung buntu.
Mereka terdiri atas satu lapisan endotel. Pembuluh yang tipis ini bergabung dan berakhir
sebagai 2 batang besar, yaitu ductus thorasicus dan ductus imphaticus dexter, yang
mengosongkan limfe ke dalam peralihan vena jugularis interna dengan vena jugularis
interna dexter. Di antara pembuluh-pembuluh limfe terdapat kelenjar-kelenjar limfe.
Dengan pengecualian sistem syaraf dan sumsum tulang, sistem limfe ditemukan pada
hampir semua organ. Pembuluh limfe mempunyai struktur yang mirip dengan vena
kecuali mereka mempunyai dinding yang lebih tipis dan tidak mempunyai batas yang
nyata antara ketiga lapisan (intima, media, dan adventitia). Seperti vena, mereka
mempunyai banyak katup-katup interna. Akan tetapi, katup-katup ini lebih banyak pada
pembuluh limfe. Antara katup-katup pembuluh limfe melebar dan mempunyai bentuk
noduler.

10

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum histologi sirkulasi ini adalah:
1. Histologi jantung tersusun atas 3 lapisan yaitu perikardium, miokardium, dan
endokardium.
2. Pembuluh arteri memiliki dinding pembuluh yang lebih tebla dari pembuluh
vena.
3. Pembuluh kapiler tersusun dari 3 lapisan yaitu tunika intima, tunika media, dan
tunika adventitia.
4. Limfa adalah organ yang memproduksi sel limfosit yang akan membentuk
leukosit.
5.2 Saran
Pada praktikum histologi sirkulasi, praktikan harus memahami dan mempelajari materi
histologi pencernaan dan hendaklah serius dan teliti dalam mengamati preparat serta
mematuhi peraturan labor.

11

DAFTAR PUSTAKA

Bloom, F. 1994. A Text Book of Histology. New York: Chapman & Hall.
Carneiro. 2005. Basic Histology. New York: McGraw-Hill.
Duval, E. N. 1959. The Anatomy. New York: Prentice-Hall, Inc.
Fachri , M. 2008. Fisiologi Sirkulasi Pulmoner. Bogor: IPB.
Glenn and Toole. 1999. New understanding Biology. London: Stanley Thornes.
Hermawati. 2008. Bahan Kuliah Struktur Hewan. FMIPA.UPI
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi hewan. Kanisius : Yogyakarta.
Junqeira, L.C.1980. Basic Histology. California: Lange Medical Publications.
Kuantarti . 2010. Fisiologi Pembuluh Darah. Bandun : ITB.
Samsuri. 2004. Byology. Jakarta: Erlangga.
Syaifuddin, H. 2006. Anatomi Fisiologi Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EKG.
Warianto ,C. 2011. Sirkulasi Darah Dalam Tubuh Manusia. Jakarta: UI.
Yatim. 1992. Histologi Modern. Bandung : Larsita.

12

Anda mungkin juga menyukai