PENDAHULUAN
menampung limfe dari celah-celah jaringan kemudian diangkut menuju jantung (Isnaeni,
2006).
Mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai
sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan dan hormon serta obat-obatan
keseluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh.
Dalam hal ini, faktor perubahan susunan jaringan atau kelainan struktur penyusun ada
atau tidaknya dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskular baik secara langsung
maupun tidak langsung ( Carneiro, 2005). Hal hal tersebutlah yang melatar belakangi
diadakannya praktikum dan pengamatan bagian-bagian organ pada sistem sirkulasi ini.
Agar dapat melihat secara langsung bagian-bagian histologi dari sistem sirkulasi
melalui mikroskop dan dapat membandingkan secara langsung karakteristik khusus yang
dapat membedakan antar bagian-bagian histologi sistem sirkulasi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati, mengidentifikasi,
mempelajari, dan memahami tentang histologi sirkulasi pada vertebrata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem sirkulasi darah adalah suatu sistem tertutup yang mengatur dan
mengalirkan darah didalam tubuh. Dikatakan tertutup karena pada keadaan normal tidak
ada darah yang mengalir diluar wadah aliran darah. Wadah itu bisa berupa pembuluh
nadi, pembuluh bailk, kapiler atau rongga sinus diorgan tertentu. Sistem ini perlu
dibedakan dengan sistem aliran getah bening yang merupkan aliran terbuka (Warianto,
2011). Sistem sirkulasi tersusun atas berbagai komponen utama yaitu jantung,
pembuluh, dan cairan tubuh yang beredar (bersikulasi). Jantung berfungsi sebagai
pompa penggerak cairan, sedangkan pembuluh berfungsi sebagai saluran yang akan
dilewati atau dilalui oleh cairan yang beredar keseluruh tubuh. Cairan yang dimaksud
dapat berupa darah, cairan limfe atau hemolimfe (Samsuri, 2004).
Darah merupakan satu cairan yang ada di dalam tubuh. Dalam keadaan normal,
komposisi darah adalah plasma darah, sel darah, protein dan zat terlarut lainnya. Plasma
darah merupakan bagian darah yang berbentuk cairan jernih kekuningan yang 90% nya
adalah air dan bertugas untuk mengedarkan sari makanan keseluruh tubuh. Sel darah
terdiri dari 3 macam, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan
keping darah (trombosit). Sel-sel darah ini berasal dari satu induk yang sama, yaitu
hemocytoblast serta mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Sel darah merah
(eritrosit) mempunyai bentuk bulat pipih dan cekung dibagian tengahnya, berfungsi
untuk mengikat oksigen dan mengangkut (mengedarkannya) ke seluruh tubuh, dan untuk
mengangkut karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru. Sel darah putih (leukosit),
mempunyai bentuk lebih besar dari pada eritrosit, tidak berwarna, dapat bergerak,
mempunyai kemampuan untuk menembus dinding pembuluh darah, dan mempunyai
inti. Sel darah ini bertugas untuk memakan dan manghansurkan bibit penyakit/ benda
asing yang masuk ke dalam tubuh. Keping darah (trombosit) ukurannya lebih kecil
dibandingkan dua sel darah lainnya, bentuknya tidak teratur dan tidak berinti, berfungsi
untuk membekukannya dan menutup luka tersebut (Campbell, 1997).
Sirkulasi tubuh terbagi dua yaitu sirkulasi pulmo dan sistemik. Sirkulasi
pulmoner berfungsi untuk mengalirkan darah dari jantung melalui ventrikel kanan
menuju kapiler alveolus kembali kejantung melalui atrium kiri dengan sejumlah darah
yang mengalir disepasang sirkulasi pulmoner dengan sitemik. Perbedaan antara sirkulasi
pulmoner dengan sirkulasi sistemik berhubungan dengan karakteristik, anatomi dan
fisiologis, distribusi aliran darah dan sifat hemodinamik lain yang khas pada msingmasing sirkulasi. Faktor terpenting dari sirkulasi pulmoner yang penting dalam
pertukaran gas di alveolus (Fachri, 2008).
Ruang jantung terdapat empat bagian yaitu atrium dextra yang terdiri dari rongga
utama dan aurikula luar, bagian dalamnya membentuk suatu rigi atau krista terminalis.
Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari dua lembar yaitu lamina
panistalis disebelah luar dan lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung.
Muara antrium dextra terdiri dari vena cava superior, vena cava inferior, sinus
coronarius, dan ostium atrioventrikuler dextra. Sisa fetal antrium dextra adalah forsa
ovalis dan anulus ovalis. Selanjutnya ventrikel dextra yang berhubungan langsung
dengan atrium dextra melalui ostium antrio ventrikel dextrum dan dengan traktus
pulmonalis melalui ostium pulmonalis. Dinding ventrikel dextra jauh lebih tebal dari
antrium dextra, terdiri dari valvula tricuspidalis dan valvula pulmonalis. Selanjutnya
atrium sinistra yang terdiri dari rongga utama dan auricula kemudian ventrikel sinistra
yang berhubungan dengan atrium sinistra melalui ostium atrioventrikuler sinistra dan
dengan aorta melalui ostium aorta terdiri dari valvula mitralis dan valvula seminularis
aorta (Yatim, 1992).
Pembuluh darah terdiri dari tiga lapisan yaitu tunika intima, tunika media dan
tinika adventtitia. Pembuluh darah terdiri dari pembuluh arteri, kapiler dan vena. Arteri
berfungsi sebagai jalur cepat(diameter besar dan resistensi rendah), aliran darah dari
jantung ke jaringan. Terdiri dari aorta, arteri, arteriole, metarteriol. Dinding aorta dan
arteri tebal dan banyak mengandung jaringan elastis (elastic recoil). Arteriol terdidi dari
lapisan otot polos yang membesar, banyak terdapat saraf parasimpatik. Kapiler
merupakan tempat pertukaran zat antara darah dan jaringan yang terjadi secara difusi.
Dinding kapiler yng hanya selapis endotel yang memungkinkan terjadinya pertukaran
zat. Aliran darah kapiler paling lambat karena total luas penampang kapiler paling besar.
Pembuluh vena memiliki katup yang memungkinkan aliran darah hanya satu arah
menuju jantung (Kuantarti , 2010).
Perdaran darah ada 2, yaitu perdaran darah besar yang merupkan perdaran darah
dari jantung menuju seluruh tubuh dan kembali kejantung. Peredaran darah kecil atau
sirkulatoria parva yaitu peredaran darah dari jantung menuju ke paru-paru, dan kembali
ke jantung (Warianto, 2011). Dalam kerja memompa darah, jantung berdenyut secara
terus menerus sejak embrio embrio berumur 25 hari sampai meninggal dunia. Sekali
denyut, mulai dari pompa darah hingga memompa berikutnya yang disebit siklus
jantung. Secara sederhana otot jantung beraksi, semua klep akan menutup. Klep daun
tiga dan klep daun dua membuka, dinding bilik berkontraksi, klep berdauntiga dan dua
menutup tetapi klep semilunaris membuka sehingga tekanan darah dalam bilik
meningkat. Darah mengalir dengan kuat dari bilik menuju aorta sehingga darah masuk
keserambi dari vena (Syaifuddin, 2006).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Jantung
b
e
c
d
a
Berdasarkan pengamatan, histology pada jantung tersusun atas tiga bagian yaitu perikardium yang merupakan lapisan paling luar, miokardium, dan endocardium. Pada jantung
juga terdapat inti sel serta rongga atrium yang berhubungan langsung dengan darah. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Bloom (1994) yang menyatakan bahwa jantung
terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari dua lembar yaitu lamina
panistalis di sebelah luar dan lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung.
Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil,
membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma,
sternum, vertebra dan pleura yang membungkus paru. Terdiri atas lapisan fibrosa dan
serosa. Lapisan fibrosa tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan jaringan
ikat rapat untuk melindungi jantung. Lapisan serosa terdiri atas visceral (epicardium)
menutup permukaan jantung, dan parietal melapisi bagian dalam fibrosa perikardium.
Lapisan selanjutnya yaitu myokardium, lapisan ini terletak sebelah dalam dari lapisan
epikardium. Lapisan ini sangat tipis dan berbentuk serabut-serabut yang melingkar,
selanjutnya lapisan paling dalam yaitu endokardium, endokardium ini merupakan lapisan
dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang mengkilat. Menurut Isnaeni (2006),
lapisan myokardium merupakan anyaman otot jantung yang tersusun berlapis-lapis dan
berbentuk spiral. Lapisan endokardium terdiri dari selapis endotel, lapisan subendotel,
jaringan ikat dengan sabut-sabut elastis dan selsel fibroblast serta lapisan elastika
muskuler.
4.2 Arteri dan Vena Sedang
b
a
a
Berdasarkan pengamatan, pada pembuluh darah arteri dan vena sedang terlihat
bahwa arteri adalah yang memiliki dinding pembuluh yang lebih tebal dibandingkan dari
dinding pembuluh vena. Hal ini sesuai dengan pendapat Warianto (2011) yang
menyatakan bahwa arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari
pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian
dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan
serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat
elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki
diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan
sebuah membran basal. Kapiler yang berdinding tipis, berjari-jari kecil, dan bercabangcabang secara ekstensif berfungsi sebagai tempat pertukaran antara darah dan jaringan
di sekitarnya. Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah berhubungan dengan
perbedaan fungsional masing-masing pembuluh darah tersebut.
4.3 Kapiler
4.4 Limfa
a
b
c
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum histologi sirkulasi ini adalah:
1. Histologi jantung tersusun atas 3 lapisan yaitu perikardium, miokardium, dan
endokardium.
2. Pembuluh arteri memiliki dinding pembuluh yang lebih tebla dari pembuluh
vena.
3. Pembuluh kapiler tersusun dari 3 lapisan yaitu tunika intima, tunika media, dan
tunika adventitia.
4. Limfa adalah organ yang memproduksi sel limfosit yang akan membentuk
leukosit.
5.2 Saran
Pada praktikum histologi sirkulasi, praktikan harus memahami dan mempelajari materi
histologi pencernaan dan hendaklah serius dan teliti dalam mengamati preparat serta
mematuhi peraturan labor.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bloom, F. 1994. A Text Book of Histology. New York: Chapman & Hall.
Carneiro. 2005. Basic Histology. New York: McGraw-Hill.
Duval, E. N. 1959. The Anatomy. New York: Prentice-Hall, Inc.
Fachri , M. 2008. Fisiologi Sirkulasi Pulmoner. Bogor: IPB.
Glenn and Toole. 1999. New understanding Biology. London: Stanley Thornes.
Hermawati. 2008. Bahan Kuliah Struktur Hewan. FMIPA.UPI
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi hewan. Kanisius : Yogyakarta.
Junqeira, L.C.1980. Basic Histology. California: Lange Medical Publications.
Kuantarti . 2010. Fisiologi Pembuluh Darah. Bandun : ITB.
Samsuri. 2004. Byology. Jakarta: Erlangga.
Syaifuddin, H. 2006. Anatomi Fisiologi Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EKG.
Warianto ,C. 2011. Sirkulasi Darah Dalam Tubuh Manusia. Jakarta: UI.
Yatim. 1992. Histologi Modern. Bandung : Larsita.
12