Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Siti Sumiaty Abas

PENERAPAN MODEL PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK


MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA
SISWA KELAS IV SDN 38 HULONTHALANGI
KOTA GORONTALO

JURNAL

Oleh
SITI SUMIATY ABAS
NIM : 151411031

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2015

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurnal Siti Sumiaty Abas

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Skripsi yang Berjudul Penerapan Model Permainan Scramble Untuk


Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa Kelas IV
SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo.

Oleh Siti Sumiaty Abas

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Yusuf Jafar, M.Pd


NIP. 19570927 198603 1 003

Dra. Ratnarti Pahrun, M.Pd


NIP. 19590917 198703 2 002

Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

Dr. Hj Rusmin Husain S.Pd M.Pd


NIP.196004141987032001

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurnal Siti Sumiaty Abas

PENERAPAN MODEL PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN


PENGUASAAN KOSAKATA SISWA KELAS IV SDN 38
HULONTHALANGI KOTA GORONTALO
Siti Sumiaty Abas, Yusuf Djafar., Ratnarti Pahrun
Siti Sumiaty Abas
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

sitiabas10@gmail.com
Yusuf Djafar

yussufdjafar@yahoo.co.id
Ratnarti Pahrun
Abstrak
Siti Sumiaty Abas, 2015. Penerapan Model Permainan Scrambel Untuk Meningkatkan
Penguasaan Kosakata Siswa kelas IV SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dr. Yusuf Jafar, M.Pd dan Pembimbing II, Dra.
Ratnarti Pahrun M.Pd .Masalah dalam penelitian ini dirumuskan Apakah penguasaan
kosakata dapat meningkat, dengan menerapkan model permainan Sramble Siswa Kelas
IV SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo? Tujuan penelitian ini adalah untuk
Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa Kelas IV SDN 38 Hulonthalangi Kota
Gorontalo dengan Menerapkan Model Permainan Scramble. Penelitian ini adalah jenis
penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus, teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu observasi, tes, serta dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan
secara deskripsi dengan teknik persentase. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan
prosedur penelitian yang dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaanm, tahap pemantauan dan evaluasi, serta tahap analisis dan refleksi.Sesuai
hasil penelitian observasi awal dari 24 orang siswa terlihat penguasaan kosakata siswa
masih rendah yaitu sebesar 1,89%. Pada siklus I hasil penguasaan kosakata siswa yaitu
51 atau 2,13% mulai terlihat peningkatan akan tetapi belum mencapai KKM, maka
dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II mengalami peningkatan dalam penguasaan
kosakata yaitu sebesar 67,5 atau 2,81%. Terdapat peningkatan dari siklus I ke-II sebesar
0,68%. Dengan demikian Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model permainan
scramble dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa di kelas IV SDN 38
Hulonthalangi Kota Gorontalo.
Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Model Permainan Scramble.

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurnal Siti Sumiaty Abas

1. PENDAHULUAN
Model pembalajaran scramble adalah
salah satu model pembelajaran cooperative
tipe scramble. Menurut Damayanti
(2010:3-7) model pembelajaran scramble
adalah
model
pembelajaran
yang
menggunakan latihan soal yang dikerjakan
secara berkelompok yang memerlukan
adanya kerja sama antara anggota
kelompok dengan berfikir kritis sehingga
dapat lebih mudah dalam mencari
penyelesaian soal. Dijelaskan juga model
pembelajaran scramble dipakai untuk jenis
permainan anak-anak yang merupakan
latihan pengembangan dan peningkatan
wawasan
pemikiran
kosakata
dan
penguasaan kosakata siswa.
Penguasaan kosakata merupakan suatu
faktor utama dalam keberhasilan seseorang
dalam terampil berbahasa, dan semakin
mudah ia menerima informasi baik lisan
maupun informasi tulisan. Seperti halnya
yang
dikemukakan
oleh
Tarigan,
(2011:85)
bahwa
kosakata
dapat
meningkatkan perkembangan kegiatan
menulis, berbicara, dan menyimak.
Penguasaan
kosakata
memiliki
karakteristik dalam kemampuanberbicara
yakni menggunakan kosakata yang katakatanya sesuai dengan kaidah dan ejaan
dalam
bahasa
Indonesia.
Dalam
penguasaan kosakata yang biasa dilakukan
oleh siswa sekolah dasar kelas IV berupa
kosakata yang bersifat umum. Kosakata
umum ini meliputi berbagai macam seperti
kosakata sifat, kosakata kerja, kosakata
benda, kosakata keterangan. Masingmasing
kosakata
tersebut
banyak
digunakan siswa dalam berkomunikasi.
Dalam proses belajar mengajar, guru
selalu dihadapkan oleh beberapa masalah,
salah satunya yaitu rendahnya kemampuan
siswa dalam menguasai kosakata. Hal ini
tentu sulit bagi mereka untuk bisa
memahami setiap kalimat yang diajarkan
oleh guru. Ada beberapa kemungkinan
penyebab rendahnya kemampuan siswa di
dalam menguasai kosakata, antara lain

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

siswa tidak termotivasi dalam pelajaran


Bahasa Indonesia atau siswa tidak
memiliki biaya untuk membeli buku atau
kamus. Selain itu mungkin kurangnya
minat siswa dalam membaca atau mungkin
metode mengajar guru yang monoton
sehingga siswa merasa bosan dalan
pembelajaran bahasa indonesia.
Sebagai salah satu cara yang digunakan
guru agar siswa tidak jenuh dalam
mengikuti pelajaran bahasa Indonesia
yakni memotivasi aktivitas siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Yang
berfokus pada peningkatan hasil belajar
siswa. Salah satu cara yang digunakan
guru adalah dengan menerapkan dan
mengkombinasikan
berbagai
model
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di SDN 38 Hulonthalangi
diperoleh informasi dari beberapa siswa
bahwa siswa beranggapan pelajaran bahasa
Indonesia termasuk mata pelajaran yang
sulit dan membingungkan dan hanya siswa
tertentu saja yang aktif dan berani
mengungkapkan pertanyaannya pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Dari 24
siswa secara keseluruhan ada 16 orang
siswa yang tidak bisa berkosakata dengan
baik dan benar sedangkan 8 orang siswa
sudah bisa dalam penguasaan kosakatanya.
Hal inilah yang memberikan dampak pada
hasil belajar siswa yang rendah pada mata
pelajaran bahasa Indonesia. Dengan
melihat kondisi nilai mata pelajaran bahasa
indonesia yang dicapai siswa kelas IV
yang rendah. Maka dari itu dibutuhkan
strategi untuk meningkatkan pembelajaran
bahasa Indoensia.
Berhubung masalah dalam penelitian
ini adalah mengenai kemampuan siswa
dalam pengguasaan kosakata maka sebagai
pemecahan
masalahnya
peneliti
menggunakan model pembelajaran yang
merupakan model permainan yakni model
scramble dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. tujuan dalam penelitian ini yaitu
untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata
Siswa Kelas IV SDN 38 Hulonthalangi

Jurnal Siti Sumiaty Abas

Kota Gorontalo dengan Menerapkan


Model Permainan Scramble.
2. KAJIAN
LITERATUR
DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Model pembelajaran merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal
kegiatan sampai akhir kegiatan yang
disajikan secara khas oleh pendidik di
kelas. Dalam model pembelajaran terdapat
strategi pencapaian kompetensi siswa
dengan cara mengkobinasikan pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan
pendidik dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
Menurut Sudrajat (dalam Rusman
2010:25), bahwa model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh pengajar.
Jadi yang dimaksud dengan model
pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan sebagai
pedoman
dalam
melaksanakan
pembelajaran,
merancang bahan dan
membimbing
tindakan/aksi
pendidik
dalam pengaturan pembelajaran di kelas.

Sedangkan
menurut
(dalam Lindayani, dkk.,

Harjanto

2011:34)
mendefinisikan
model
pembelajaran
sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman atau acuan
dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Sedangkan menurut Joyce (dalam Trianto,
2007:6) mengartikan model pembelajaran
sebagai suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan
perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk didalamnya buku,
film, komputer, kuruikulum, dan lain-lain.
Sejalan dengan pendapat Lindayani, dkk
(2011:34) bahwa model pembelajaran
disini
diartikan
sebagai
kerangka
konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran.

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Menurut Daud, (2010:10) istilah


scramble berasal dari bahasa Inggris yang
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
berarti perebutan, pertarungan, perjuangan.
Seperti yang diungkapkan oleh Fadmawati
(2009:15) bahwa model pembelajaran
scramble adalah pembelajaran secara
berkelompok dengan mencocokkan kartu
pertanyaan dan kartu jawaban yang telah
disediakan sesuai dengan soal.
a. Pengertian Model Pembelajaran
Scramble
Model
permaianan
scramble
merupakan model mengajar dengan
membagikan lembar soal dan lembar
jawaban yang disertai dengan alternatif
jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan
mampu mencari jawaban dan cara
penyelesaian dari soal yang ada.
Dijelaskan juga model pembelajaran
scramble dipakai untuk jenis permainan
anak-anak yang merupakan latihan
pengembangan dan peningkatan wawasan
pemikiran kosakata dan penguasaan
kosakata siswa. Sesuai dengan sifat
jawabannya
scramble
terdiri
atas
bermacam-macam bentuk

Bentuk- bentuk model pembelajaran


scramble yakni terdiri dari :
a. Scramble kata
Scramble kata yakni sebuah permainan
menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang
telah dikacaukan letaknya sehingga
membentuk suatu kata tertentu yang
bermakna misalnya :
alpjera = pelajar
ktarsurt = struktur
b. Scramble kalimat :
Scramble kalimat yakni sebuah permainan
menyusun kalimat dari kata-kata acak.
Bentuk
kalimat
hendaknya
logis,
bermakna, tepat, dan benar. Contoh nya :
berasal tradisional seruling music
alat - Bandung = alat music tradisional
seruling bersal dari bandung.
c. Scramble wacana
Scramble wacana yakni permainan
menyusun wacana logis berdasarkan
kalimat-kalimat acak. Hasil susunan
wacana hendaknya logis, bermakna.

Jurnal Siti Sumiaty Abas

Berdasarkan uraian di atas, dapat


disimpulkan bahwa model scramble
merupakan model yang berbentuk
permainan acak kata, kalimat, atau
paragraf. Pembelajaran aktif model
scramble adalah sebuah metode yang
menggunakan penekanan latihan soal
berupa permainan yang dikerjakan secara
berkelompok.
b. Definisi Kosakata
Kosakata merupakan salah satu aspek
bahasa
yang
sangat
penting
keberadaannya. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia (Dekdikbut, 2006: 527),
Kosakata
diartikan
sebagai,
Perbendaharaan kata. Kosakata adalah
semua kata yang terdapat dalam suatu
bahasa, kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis, kata yang
dipakai dalam suatu bidang ilmu
pengetahuan. Daftar kata yang disusun
seperti kamus disertai penjelasan secara
singkat dan praktis. Kosakata Inggris
(vocabulary) adalah himpunan kata yang
diketahui oleh seseorang atau entitas lain,
atau merupakan bagian dari suatu bahasa
tertentu.
Dowdowski (dalam Husen, 1994: 7)
menyatakan bahwa kosakata merupakan
keseluruhan kata yang terdapat dalam
suatu bahasa serta kosakata adalah
keseluruhan kata yang tersedia baik
kosakata aktif yang digunakan oleh
pembaca dan penulis maupun Kosakata
fasif yang digunakan oleh pembaca dan
pendengar.
Hurlock (dalam Tarigan 2011:71)
mengemukakan jenis-jenis kosakata, yaitu:
Kosakata umum terdiri dari kata benda,
kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan.
Dan Kosakata Khusus terdiri dari kosakata
warna, Kosakata jumlah, Kosakata waktu,
Kosakata uang, Kosakata ucapan populer,
dan Kosakata sumpah.Menurut Tarigan
(2011:77) Penguasaan kosakata sangat
penting dalam berbahasa, semakin kaya
kosakata yang dimiliki oleh seseorang
semakin besar pula keterampilan seseorang
dalam berbahasa

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Sedangkan menurut Swahnell (dalam


Husen, 1994: 7) kosakata atau penggunaan
kata dalam bahasa, buku, karangan atau
cabang ilmu pengetahuan dan penyusunan
kata dalam bahasa. Menurut Keraf (dalam
Husen,
1994:
7)
kosakata
atau
perbendaharaan kata adalah daftar katakata yang segera kita ketahui artinya, bila
kita mendengar kembali walaupun jarang
atau tidak pernah digunakan dalam
percakapan atau tulisan kita sendiri.
Berdasarkan definisi tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa kosakata dalam
penelitian ini didefinisikan sebagai
sekumpulan kata yang dimiliki dan
digunakan oleh anak untuk berkomunikasi
dalam
kehidupannya
sehari-hari
menyangkut kata abstrak, kata kongkret,
kata umum, kata khusus, kata popular, kata
sinonim, kata antonim, kata teknis atau
istilah, kata tunggal, kata jamak, maupun
kata idiom yang dimana merupakan katakata yang memiliki suatu arti yang dimiliki
oleh manusia untuk digunakan dalam
berbahasa dan berkomunikasi. Serta
kosakata adalah komponen suatu bahasa
dan jumlah kata yang dimiliki oleh
seseorang, profesi dan sebagainya, dalam
suatu komunikasi dan segala aspek dari
kehidupan
seperti
perdagangan,
pendidikan, bisnis, sosial, politik, dan
sebagainya. Kosakata adalah kenyataan
kata yang dimiliki seseorang yang
mengacu pada konsep tertentu, memiliki
aturan serta kaidah-kaidah tertentu. Dan
digunakan untuk memberi dan menerima
informasi.
c. Kajian Penelitian Relevan
Kajian penelitian relevan terdiri dari 2
yaitu : (1) Heni Roneni. 2010. Penerapan
teknik scramble untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman cerita
anak pada siswa kelas V SDN Pasirhuni II
Kecamatan
Tanjungkerta
Kabupaten
Sumedang. Penelitian ini menunjukan dari
25 siswa yang memiliki kemampuan
membaca pemahaman yang baik 20 orag
siswa dan yang kurang kemampuan
membaca pemahaman yang baik 5 orang
siswa. (2) Dewi Dianurani 2010.

Jurnal Siti Sumiaty Abas

Penggunaan teknik scramble melalui


media gambar untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan kalimat
sederhana siswa kelas I SD negeri 3
Grogol Kecamatan Gunungjati Kabupaten
Cirebon Berdasarkan analisis data
penelitian, dapat disimpulkan adanya
peningkatan kemampuan dalam membaca
permulaan
kalimat
sederhana
dari
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada
prasiklus
nilai
rata-rata
kumulatif
membaca lancar dan pemahaman terhadap
isi kalimat sederhana siswa sebesar 51,5
dengan kategori kurang. Pada siklus I
setelah dilakukan tindakan nilai rata-rata
yang diperoleh siswa sebesar 62,31 dengan
kategori cukup dan terjadi peningkatan
sebesar 10,81 atau 20,1%. Pada siklus II
terjadi peningkatan sebesar 15,61 atau
25,05% dengan nilai rata-rata kumulatif
77,92 dalam kategori baik.
d. Hipotesis tindakan
Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah Jika
guru menerapkan model permainan
scramble dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia maka pengguasaan kosakata
siswa kelas IV SDN No. 38 Hulonthalangi
Kota Gorontalo akan Meningkat .
e. Indikator Kinerja
Keberhasilan dalam penelitian ini
ditunjukan dengan adanya peningkatan
penguasaan
kosakata siswa dengan
indikator kinerja siswa mencapai 75% dari
24 siswa yang dikenai tindakan dengan
nilai ketuntasan minimal 75.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan
melibatkan guru kelas IV yang ada di SDN
38 Hulonthalangi Kota Gorontalo. Dalam
penelitian ini peneliti bertindak sebagai
guru
yang
melaksanakan
proses
pembelajaran dan guru kelas sebagai
pengamat selama proses pembelajaran
berlangsung. Subjek penelitian yakni siswa
kelas IV SD yang berjumlah 24 orang
siswa yang memiliki karakteristik yang
berbeda beda serta kemampuan ekonomi
yang berbeda pula. Objek dalam penelitian

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

ini adalah peningkatan kosakata siswa


dengan menerapkan model pembelajaran
permainan scramble.
Variabel penelitian terdiri dari tiga
variable yaitu: Variabel Input Adapun
input dalam penelitian ini adalah siswa
kelas IV SDN 38 Hulonthalangi, pendidik
yang akan menerapkan model scramble,
rencana pembelajaran, teks pengumuman,
materi pelajaran bahasa Indonesia, sumber
belajar, buku pedoman, lingkungan sekitar.
Variabel Proses, Pada variable proses
meliputi
keterampilan guru dalam
menerapkan model scramble. Materi
pelajaran mengenai penguasaan kosakata
siswa di kelas IV SDN 38 Hulonthalangi
Kota Gorontalo pada proses pembelajaran
bahasa Indonesia yang dilaksanakan
dengan dua siklus yakni siklus I dan siklus
II. Dan Variabel Output, Variabel

output yakni penilaian guru pada


siswa dalam penguasaan kosakata
dalam
menyusun
kalimat
dan
menjelaskan kalimat siswa akan
meningkat minimal 75%. Nilai mata
pelajaran bahasa indonesia yang
dicapai siswa baik.
Prosedur penelitian
dilaksanakan
dalam dua siklus meliputi 4 tahap yaitu
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap
pemantauan evaluasi dan tahap analisis
dan refleksi.
1. Persiapan
Adapun beberapa tahap dalam persiapan
awal peneliti adalah :
- Menghadap kepada kepala sekolah
untuk melaksanakan penelitian PTK di
kelas IV SD yang akan direncanakan
dengan 2 siklus.
- Konsultasi dengan dosen pembimbing
dalam hal penelitian
- Berkomunikasi dengan guru kelas
selaku mitra kerja
- Merencanakan kegiatan yang akan
dilakukan berhubungan dengan jadwal
dari penelitian.
- Mempersiapkan
perangkat
pembelajaran dari lembar pengamatan,
observasi dan lembar penilaian yang
akan digunakan

Jurnal Siti Sumiaty Abas

Menetapkan waktu penelitian dengan


menjadwalkan pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan Tindakan
pada pelaksanaan tindakan guru
melakukan
pembelajaran
dengan
melaksanakan penelitian tindakan kelas
pada siswa kelas IV. Pada tahap ini
peneliti
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya dimana kegiatan
pembelajarannya dilaksanakan dengan
menerapkan model permainan scramble
untuk meningkatkan penguasaa kosakata
siswa
dalam
pembelajaran
bahasa
Indonesia.
3. Pemantauan dan Evaluasi
Tahap pemantauan dan evaluasi
berlansung dalam setiap siklus yang
dilaksanakan dan hasilnya dibahas pada
setiap analisis. Pada tahap ini penelitian
dan evaluasi hasil belajar yang dicapai
oleh
siswa.
Untuk
melaksanakan
pemantauan
dan
evaluasi
penulis
menggunakan alat-alat atau instrument.
4. Analisis Dan Refleksi
Pada tahap ini merupakan tahap
menganalisa dan menginterpretasikan data
dari hasil observasi. Apakah tindakan telah
mencapai target yang telah ditentukan atau
belum sehingga dapat ditentukan rencana
pembelajaran berikutnya. Analisa data
dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif
data dianalisis berdasarkan hasil tes unjuk
kerja siswa melalui tulisan dengan
menggunakan media gambar. Sedangkan
secara
kualitatif
data
dianalisis
berdasarkan hasil pengamatan langsung
terhadap siswa, untuk mengetahui
perubahan-perubahan
perilaku
siswa
setelah diberikan tindakan pada setiap
siklus.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara,
tes, dan dokumentasi. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan sejak sebelum
memasuiki lapangan, selama di lapangan,
dan setelah selesai di lapangan. Namun
dalam penelitian ini analisis data lebih

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

difokuskan selama proses di lapangan


bersamaan dengan pengumpulan data.
Analisis data untuk pengajuan hipotesis
penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik
kualitatif
digunakan
untuk
menggambarkan aktivitas guru dalam
mengajar dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
Sedangkan
teknik
kuantitatif digunakan untuk menganalisis
pencapaian prestasi belajar siswa. Data
hasil penelitian dianalisis secara deskriptif
untuk setiap siklusnya.
4. HASIL PEMBAHASAN
a. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
di kelas IV SDN 38 Hulonthalangi Kota
Gorontalo. Subjek dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV
dengan jumlah 24 orang siswa. Adapun
yang menjadi fokus penelitian ini yaitu
penerapan model permainan scramble
untuk meningkatkan penguasaan kosakata
siswa dalam satu kelas yang terdiri lakilaki 13 orang siswa dan perempuan 11
orang siswa.
Penelitian ini dilaksakan dalam dua
siklus. Siklus I dilakukan pada tanggal 30
April 2015 dan Pada pelaksanaan siklus II
dilakasnakan pada tanggal 15 Mei 2015.
Pada pelaksanaan siklus ini peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas yang
menggunakan model scramble, dengan
mengukur tingkat penguasaan kosa kata
siswa dalam pengumuman di kelas IV.
Hasil nilai kemampuan siswa dalam
penguasaan kosa kata disajikan dalam
bentuk data kuantitatif yang berupa tabel,
sedangkan hasil observasi disajikan dalam
bentuk deskripsi. Berikut akan diuraikan
hasil penelitian dari observasi awal, siklus
I dan Siklus II.
Pelaksanaan observasi awal dilakukan
pada awal pengamatan pada siswa kelas IV
SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo.
Dari data dapat dijelaskan bahwa hasil
tindakan kelas pada siklus I pada aspek
penguasaan
kosakata
pada
teks
pengumuman sudah ada peningkatan
walaupun belum memenuhi indikator

Jurnal Siti Sumiaty Abas

pencapaian yang diharapkan. Pada


observasi awal dari 24 orang siswa, yang
mampu hanya 5 orang siswa atau 21%,
yang kurang mampu 5 orang siswa atau
21%, dan yang tidak mampu 14 orang
siswa atau 58% diperoleh. Kemudian
dilihat dari aspek penyusunan kosakata
pada pengumuman, dari 24 orang siswa
terdapat 2 orang siswa atau 8% yang
mampu kemudian yang kurang mampu
terdapat 16 orang siswa atau 67%, dan
yang tidak mampu terdapat 6 orang siswa
atau 25% . Pada aspek ketepatan dalam
penerapan model permainan scramble
dalam pengumuman dari 24 orang siswa
yang mampu hanya 3 orang siswa atau
13%,kemudian yang kurang mampu
terdapat 13 orang siswa atau 54%, dan
yang tidak mampu terdapat 8 orang siswa
atau sekitar 33%. Pada aspek kerjasama
dalam kelompok dari 24 orang siswa yang
mampu hanya 5 orang siswa atau 21%
kemudian yang kurang mampu terdapat 5
orang siswa atau 21%, dan yang tidak
mampu terdapat 14 orang siswa atau
sekitar 58%.
penguasaan kosakata siswa rendah
berdasarkan observasi awal dalam
penelitian ini disebabkan oleh kurannya
literatur buku bahasa Indonesia yang
sebagaimana sebagai sumber bacaan bagi
siswa hal lainnya disebabkan oleh siswa
kurang dilatih guru dalam berkosakata,
kemudaian
membaca
pengumuman,
relatifnya guru hanya lebih suka mendikte
dan
menyalin
bacaan
sehingga
mengakibatkan
minat
baca
siswa
cenderung kurang dan kosa katanya
kurang dikembangkan.
b. Hasil Pelaksanaan Siklus I
Hasil pemantauan kegiatan guru
dalam proses pembelajaran siklus I
Tabel Data Kegiatan Guru Pada Siklus I
No Kriteria Jumlah Persentase
1
P1
8
62%
2
P2
7
54%
Sumber : SDN 38 Hulonthalangi Kota
Gorontalo
Dari data hasil pengamatan terhadap
aktivitas
guru
dalam
kegiatan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

menunjukkan bahwa dari 13 aspek yang


diamati aktivitas guru, sebagian besar
terlihat ada 8 aspek yang memenuhi
kriteria, jadi sekitar 62% yang memenuhi.
Hal ini menunjukkan dalam pengelolaan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
terdapat beberapa aktivitas yang perlu
diperbaiki cara penyampaian materi oleh
guru serta guru memberikan kesimpulan
dalam pembelajaran sehingga perlu
diperbaiki untuk kegiatan di siklus
berikutnya. Sedangkan pengamat kedua
menjelaskan dari 13 aspek yang diamati
peneliti mencapai 7 aspek atau 54 %
memenuhi kriteria.
Hasil Pemantauan Kegiatan Siswa
Dalam Proses Pembelajaran
Tabel Data Kegiatan Siswa Pada Siklus I
No Kriteria Jumlah Persentase
1
Sangat
8
30,8%
Baik
2
Baik
10
38,5%
3
Cukup
5
19,2%
Baik
4
Kurang
3
11,5%
Baik
Sumber : SDN 38 Hulonthalangi Kota
Gorontalo
Dalam lembar pengamatan kegiatan
siswa yang diamati dan dinilai pada proses
pembelajaran siklus I terdiri dari 26 aspek
penilaian. Berdasarkan kegiatan aktivitas
siswa pada proses pembelajaran siklus I
tampak bahwa dari 26 aspek penilaian
pemantauan kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran,
yang
diamati
pada
pembelajaran pada siklus I pada kriteria
sangat baik terdapat 8 aspek atau 30,8%
kemudian kriteria baik terdapat 10 aspek
atau 38,5% dan kriteria
cukup baik
terdapat 5 aspek atau 19,2% dan kriteria
kurang baik terdapat 3 aspek atau 11,5%
dari hasil pengamatan kegiatan siswa
siklus I.
Hasil
Evaluasi
Dalam
Proses
Pembelajaran Pada Siklus I

Jurnal Siti Sumiaty Abas

Aspek Yang Dinilai


Pengguasaan Penyusunan
kosa kata
kosa kata
pada teks
pada
pengumuman pengumuman
Jumlah

NO
1
2

Jumlah

Kriteria
Mampu
Kurang
Mampu
Tidak
Mampu

Rata-rata

Ketepatan
dalam
penerapan
model
scramble

Kerjasama
kelompok

Jumlah

Jumlah

Jumlah
ratarata
Individ
ual

Ratarata
keselur
uhan

51

2,13

33%

29%

37,5%

13

11

46%

13

54%

37,5%

21%

17%

25%

54%
33%
13%

Dari data dapat dijelaskan bahwa hasil


tindakan kelas pada siklus I pada aspek
penguasaan
kosakata
pada
teks
pengumuman sudah ada peningkatan
walaupun belum memenuhi indikator
pencapaian yang diharapkan. Pada siklus I
dari 24 orang siswa, yang mampu 8 orang
siswa atau 33% , yang kurang mampu 11
orang siswa atau 46%, dan yang tidak
mampu 5 orang siswa atau 21% diperoleh.
Kemudian
dilihat
dari
aspek
penyusunan kosakata pada pengumuman,
dari 24 orang siswa terdapat 7 orang siswa
atau 29% yang mampu, kemudian yang
kurang mampu terdapat 13 orang siswa
atau 54%, dan yang tidak mampu terdapat
4 orang siswa atau 17% .
Pada aspek ketepatan dalam penerapan
model
permainan
scramble
dalam
pengumuman dari 24 orang siswa yang
mampu 9 orang siswa atau 37,5%,
kemudian yang kurang mampu terdapat 9
orang siswa atau 37,5%, dan yang tidak
mampu terdapat 6 orang siswa atau 25%.
Pada aspek kerjasama dalam kelompok
dari 24 orang siswa yang mampu 13 orang
siswa atau 54% , kemudian yang kurang
mampu terdapat 8 orang siswa atau 33%,
dan yang tidak mampu terdapat 3 orang
siswa atau sekitar 13%.
Kemudian dari penjelasan di atas,
secara umum terdapat peningkatan
penguasaan kosakata siswa terhadap suatu
teks pengumuman dengan menerapkan
model permainan scramble. Hal ini
ditandai
dengan
peningkatan
nilai
persentasi pada masing-masing aspek.
c. Hasil Pelaksanaan Siklus II
Hasil Pemantauan Kegiatan Guru
dalam Proses Pembelajaran Siklus II
Tabel Data Kegiatan Guru Pada Siklus II
No Kriteria Jumlah Persentase

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

1
P1
12
92%
2
P2
10
77%
Sumber : SDN 38 Hulonthalangi Kota
Gorontalo
Dari data hasil pengamatan terhadap
aktivitas
guru
dalam
kegiatan
menunjukkan bahwa dari 13 aspek yang
diamati aktivitas guru, sebagian besar
terlihat ada 12 aspek yang memenuhi
kriteria, jadi sekitar 92% yang memenuhi.
Hal ini menunjukkan dalam pengelolaan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
terdapat beberapa aktivitas yang perlu
diperbaiki
cara
guru
memberikan
kesimpulan dalam pembelajaran sehingga
perlu diperbaiki untuk kegiatan di siklus
berikutnya. Sedangkan pengamat kedua
menjelaskan dari 13 aspek yang diamati
peneliti mencapai 10 aspek atau 77 %
memenuhi kriteria.
Hasil Pemantauan Kegiatan Siswa
Dalam Proses Pembelajaran Siklus II
Tabel Data Kegiatan Siswa Pada Siklus II
No Kriteria Jumlah
Persentase
1
Sangat
11
42,3%
Baik
2
Baik
10
38,5%
3
Cukup
5
19,2%
Baik
4
Kurang
0%
Baik
Sumber : SDN 38 Hulonthalangi Kota
Gorontalo
Dalam lembar pengamatan kegiatan
siswa yang diamati dan dinilai pada proses
pembelajaran siklus I terdiri dari 26 aspek
penilaian. Berdasarkan kegiatan aktivitas
siswa pada proses pembelajaran siklus II
tampak bahwa dari 26 aspek penilaian
pemantauan kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran,
yang
diamati
pada
pembelajaran pada siklus II pada kriteria
sangat baik terdapat 11 aspek atau 42,3%
kemudian kriteria baik terdapat 10 aspek
atau 38,5% dan kriteria
cukup baik
terdapat 5 aspek atau 19,2% dan criteria
kurang baik terdapat aspek atau 0% dari
hasil pengamatan kegiatan siswa siklus II.
Hasil Evaluasi Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Pada Siklus II.

Jurnal Siti Sumiaty Abas

Tabel Hasil Evaluasi Siswa Dalam Proses


PembelajaranPada Siklus II
Aspek Yang Dinilai
Pengguasaan
kosa kata
Penyusunan
pada teks
kosa kata pada
pengumuman pengumuman
NO Kriteria
1
Mampu
2

Kurang
Mampu
Tidak
Mampu

Rata-rata

Ketepatan
dalam
penerapan
model
scramble

Kerjasama
kelompok

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah

19

79%

18

75%

18

75%

20

17%

8%

17%

4%

17%

8%

Jumlah
Rata-rata
rata-rata keseluruh
Individual an

83%
67,5

2,81

13%
4%

Dari data dapat dijelaskan bahwa hasil


tindakan kelas pada siklus II pada aspek
penguasaan
kosakata
pada
teks
pengumuman sudah ada peningkatan dan
telah memenuhi indikator pencapaian yang
diharapkan. Pada siklus II dari 24 orang
siswa, yang mampu 19 orang siswa atau
79% , yang kurang mampu 4 orang siswa
atau 17%, dan yang tidak mampu 1 orang
siswa atau 4% diperoleh.
Kemudian
dilihat
dari
aspek
penyusunan kosakata pada pengumuman,
dari 24 orang siswa terdapat 18 orang
siswa atau 75% yang mampu kemudian
yang kurang mampu terdapat 2 orang
siswa atau 8%, dan yang tidak mampu
terdapat 4 orang siswa atau 17% .
Pada aspek ketepatan dalam penerapan
model
permainan
scramble
dalam
pengumuman dari 24 orang siswa yang
mampu hanya 18 orang siswa atau 75%
kemudian yang kurang mampu terdapat 4
orang siswa atau 17%, dan yang tidak
mampu terdapat 2 orang siswa atau sekitar
8% .
Pada aspek kerjasama dalam kelompok
dari 24 orang siswa yang mampu hanya 20
orang siswa atau 83% , kemudian yang
kurang mampu terdapat 3 orang siswa
atau 13%, dan yang tidak mampu terdapat
1orang siswa atau 4%.
Dari penjelasan di atas, secara umum
terdapat peningkatan penguasaan kosakata
siswa terhadap suatu tekspengumuman
dengan menerapkan model permainan
scramble hal ini ditandai dengan
peningkatan nilai persentasi pada masingmasing aspek dari siklus I ke siklus II.
Dari hasil yang telah diuraikan di atas
diperoleh data bahwa dari siklus I sampai

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

siklus II terdapat perubahan signifikan dari


aktivitas yang dilakukan oleh guru yakni
peningkatan nilai dari setiap aspek hal ini
dapat dilihat dari perbedaan data yang
menunjukan antara siklus I dan siklus ke
II.
d. Pembahasan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia
tentang
peningkatan
kemampuan penguasaan kosakata telah
menunjukkan hasil yang sangat baik yang
telah ditentukan.
Pada siklus I pada aspek penguasaan
kosakata pada teks pengumuman sudah
ada
peningkatan
walaupun
belum
memenuhi indikator pencapaian yang
diharapkan.Pada siklus I dari 24orang
siswa, yang mampu 8 orang siswa atau
33% ,yang kurang mampu 11 orang siswa
atau 46%, dan yang tidak mampu 5 orang
siswa atau 21% diperoleh.
Kemudian
dilihat
dari
aspek
penyusunan kosakata pada pengumuman,
dari 24 orang siswa terdapat 7 orang siswa
atau 29% yang mampu, kemudian yang
kurang mampu terdapat 13 orang siswa
atau 54%, dan yang tidak mampu terdapat
4 orang siswa atau 17% .
Pada aspek ketepatan dalam penerapan
model
permainan
scramble
dalam
pengumuman dari 24 orang siswa yang
mampu 9 orang siswa atau 37,5%
,kemudian yang kurang mampu terdapat 9
orang siswa atau 37,5%, dan yang tidak
mampu terdapat 6orang siswa atau25%.
Pada aspek kerjasama dalam kelompok
dari 24 orang siswa yang mampu 13 orang
siswa atau 54% ,kemudian yang kurang
mampu terdapat 8 orang siswa atau 33%,
dan yang tidak mampu terdapat 3 orang
siswa atau sekitar 13%
Berdasarkan beberapa temuan-temuan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
tindakan yang dilaksanakan pada siklus I
belum berhasil dan belum optimal. Untuk
mengatasi hal tersebut peneliti menempuh
beberapa langkah-langkah berikut ini:
1. Peneliti lebih menekankan pada jenis
kesulitan yang dialami siswa pada saat

Jurnal Siti Sumiaty Abas

mengembangkan kosakata dengan


Mencapai indikator yang ditentukan
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar
peneliti
berusaha
menciptakan kondisi belajar yang
menyenangkan.
2. Lebih mengoptimalkan proses belajar
mengajar
dengan
memperhatikan
komponen kegiatan belajar mengajar
yang masih memerlukan perbaikan.
Langkah-langkah ini diupayakan
sebaik mungkin agar dapat memperbaiki
kendala atau kelemahan-kelemahan yang
dialami pada siklus sebelumnya.
Padasiklus II pada aspek penguasaan
kosakata pada teks pengumuman sudah
ada peningkatan dan telah memenuhi
indikator
pencapaian
yang
diharapkan.Pada siklus II dari 24 orang
siswa, yang mampu 19 orang siswa atau
79% ,yang kurang mampu 4 orang siswa
atau 17%, dan yang tidak mampu 1 orang
siswa atau 4% diperoleh.
Kemudian
dilihat
dari
aspek
penyusunan kosakata pada pengumuman,
dari 24 orang siswa terdapat 18 orang
siswa atau 75% yang mampu kemudian
yang kurang mampu terdapat 2 orang
siswa atau 8%, dan yang tidak mampu
terdapat 4 orang siswa atau 17% .
Pada aspek
ketepatan dalam
penerapan model permainan scramble
dalam pengumuman dari 24 orang siswa
yang mampu hanya 18 orang siswa atau
75% kemudian yang kurang mampu
terdapat 4 orang siswa atau 17%, dan
yang tidak mampu terdapat 2 orang siswa
atau sekitar 8% .
Pada aspek
kerjasama dalam
kelompok dari 24 orang siswa yang
mampu hanya 20 orang siswa atau 83% ,
kemudian yang kurang mampu terdapat 3
orang siswa atau 13%, dan yang tidak
mampu terdapat 1 orang siswa atau 4%.
Melihat hasil Kemampuan penguasaan
kosakata siswa pada siklus I dan siklus II
ini, dapat disimpulkan bahwa dengan
melalui model permainan scramble pada
penguasaan kosakata siswa meningkat. Hal
ini terlihat pada siklus I, bahwa jumlah

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

hasil Kemampuan penguasaan kosakata


siswa yaitu sebesar 2,13%.Setelah
diadakan
refleksi
dan
perbaikan
pembelajaran kembali pada siklus II,
jumlah hasil penyusunan kosakata
meningkat menjadi 2,81%. Dengan
pengertian bahwa siklus I ke siklus II
mencapai
peningkatan
sebesar
0,68%.Dengan
demikian
hipotesis
penelitian tindakan kelas ini terbukti dan
dapat diterima.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
dengan menerapkan model permainan
scramble di dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia
penguasaan kosakata siswa
kelas IV SDN 38 Hulonthalangi Kota
Gorontalo meningkat.
Hal ini terlihat pada siklus I, bahwa
jumlah hasil penguasaan kosakata siswa
yaitu sebesar 2,13%. Setelah diadakan
refleksi dan perbaikan pembelajaran
kembali pada siklus II, jumlah hasil
penguasaan kosakata siswa meningkat
menjadi 2,81%. Dengan pengertian bahwa
siklus I ke siklus II mencapai peningkatan
sebesar 0,68%.
6. REFERENSI
Daud. 2010. Model Pengajaran Membaca.
Online
http://wwwdaudp65.byethost4.com diakses pada
tanggal 10 januari 2015
Hesti
Damayanti.
2010.
Model
Pembelajaran Scramble. (online)
http://
beredukasi.blog.spot.com.2013/09/m
odel-pembelajaran-scramble-html
diakses pada tanggal 10 januari 2015.
Lindayani, dkk. 2011. Mananjemen
Pembelajaran Inovatif. Surabaya :
Arta Sarana Media
Lihin. 2015. Pengertian kosakata.http://Pengertian-Kosakata-Referensi-

Jurnal Siti Sumiaty Abas

Makalah.html diakses pada tanggl 10


januari 2015
Rusman,
2010.Modelmodel
pembelajaran
pengembangan
profesionalisme guru.Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran
Kosakata.Bandung : ANGKASA
Tim Penyusun Kamus Bahasa.2008.Kamus
Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :Balai
Pustaka
Trianto. 2007. Model Pembelajaran
Terpadu Dalam Teori Dan Praktek.
Jakarta: PRESTASI PUSTAKA
PUBLISHER.
Winatapura, Udin S. (2005) Model Model
pembelajaran Inovatif. Depdiknas.
Widodo,
Rahmat.
2009.
Model
pembelajaran cramble. http://-ModelPembelajaran-Scramblerachmadwidodo-weblog-html diakses
pada tanggal 10 januari 2015

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Anda mungkin juga menyukai