Anda di halaman 1dari 22

STRATIFIKASI SOSIAL ORANG TUA DAN DAMPAKNYA TERHADAP

PERGAULAN REMAJA DI MTsN TANJUNG BALIT

Makalah

Diajukan
Sebagai salah satu persyaratan kenaikan pangkat dan golongan
Dari Penata Muda Tk.I (III/b) ke Penata (III/c)

HARYENTI,S.Ag
NIP.197410062007102002

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SOLOK


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI ( MTsN ) TANJUNG BALIT
2016

HALAMAN PENGESAHAN

Judul

: STRATIFIKASI SOSIAL ORANG TUA


DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PERGAULAN REMAJA DI MTsN
TANJUNG BALIT

Nama

: HARYENTI,S.Ag

NIP

: 197410062007102002

Pangkat / Golongan

: Penata Muda Tk.I ( III/b )

NUPTK

: 4338752653300023

Tempat Tugas

: MTsN Tanjung Balit

Jabatan

: Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak

Membenarkan bahwa semua isi dalam makalah ini adalah sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan dan hasil tulisan yang bersangkutan.

Tanjung Balit, Januari 2016


Kepala Perpustakaan,

Kepala MTsN Tanjung Balit

Drs.H. MARJUSAN,MM
NIP.196405061992031004

HARYENTI,S.Ag
NIP.197410062007102002

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis. Salawat dan salam penulis hadiahkan kepada
nabi Muhammad SAW yang merupakan junjungan alam semesta.
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menyadari sepenuhnya mulai
dari perencanaan , pelaksanaan sampai kepada penyelesaian banyak
demui berbagai kesulitan, namun berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, maka hal ini dapat teratasi, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Nara sumber yang telah memberikan arahan dan petunjuk sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini.
2. Bapak Drs.H.MARJUSAN,MM, Kepala Madrasah Tsanawiyah
Negeri ( MTsN ) Tanjung Balit.
3. Teristimewa kepada orang tua serta keluarga yang telah member
saran dan dukungan kepada penulis.
4. Teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan masukan
5.

dan saran pada penulis.


Kepada sekolah dan rekan-rekan majlis guru di tempat penulis
bertugas.

Dalam menyusun makalah ini penulis yakin bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang
membangun dari semua pihak sanagat penulis harapkan demi
kesempurnaan karya tulis ini.
Demikianlah karya tulis ini di susun, mudah-mudahan bermamfaat
dalam kehidupan sehari-hari. Atas kritikan dan sarannya penulis ucapkan
terima kasih.
Tanjung balit, Januari 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI

Hal
Cover / Sampul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
..
Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .
B. Rumusan Masalah
.
C. Tujuan Penulisan
.. .

i
ii
iii

1
2
3

BAB II

KAJIAN TEORI
A. Pengertian Stratifikasi Sosial 4
B. Golongan Sosial dan Jenis Pendidikan . . . 10
C. Pergaulan Remaja . 11

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Dampak Stratifikasi Orang Tua terhadap Pergaulan
Remaja
.. .
13

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan 17
B. Saran . 17

Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan di tengah masyarakat di Indonsia terdiri dari beberapa


suku, agama, latar belakang pendidikan, strata ekonomi yang berbeda dan
budaya yang berbeda. Walaupun perbedaan itu ada namun kita disatukan
oleh Bhineka Tunggal Ika (walaupun berbeda tapi tetap satu). Semboyan
itu sepertinya tidak berlaku secara nyata dalam kenyataan kehidupan
sehari-hari yang kita jalani. Beberapa hal tetap membentuk kehidupan
berbeda sepertinya, kehidupan kelompok agama, suku, latar belakang
pendidikan, keturunan. Beberapa hal tersebut akan membentuk adanya
stratifikasi sosial atau lapisan masyarakat yang diberikan oleh masyarakat
itu se ndiri. Dalam hal ini kita akan melihat lapisan masyarakat dari segi
pendapatan ekonomi dan pengaruhnya terhadap pergaulan remaja di MTsN
Tanjung Balit.
Remaja merupakan asset bangsa yang harus dijaga dan ditingkatkan
kualitasnya, sebab remaja merupakan generasi bangsa yang akan
melanjutkan tujuan negara seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial Baik buruknya negara di masa yang akan datang juga
tergantung di tangan remaja, kalau remajanya kuat maka negara juga akan
1
tangguh, dan seabaliknya remaja yang tidak berkualitas apalagi tidak bisa
bersosialisasi dengan baik akan meruntuhkan negara.

Stratifikasi orang tua dari segi ekonomi dan pendidikan akan


berdampak besar bagi kehidupan pergaulan remaja sekarang yang rentan
tehadap pengaruh seperti tidak pintar dalam memamfaatkan teknologi, kita
mengharapkan teknologi mencerdaskan bangsa namun remaja yang tidak
bisa memanfaatkan teknologi secara positif akan menghancurkan remaja
itu sendiri dan sekian tahun kedepan kita menunggu kehancuran negara
yang kita cintai ini. Dalam UU perlindungan anak No. 23 tahun 2002 pasal
48 berbunyi : Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk
memperoleh pendidikan. Jadi negara dan orang tua bertanggung jawab
dalam melengkapi sarana dan prasarana untuk siswa dalam menjalankan
pendidikan. Dalam makalah ini kita akan membahas dampak stratifikasi
orang tua terhadap pergaulan remaja di MTsN Tanjung Balit dipandang
dari segi ekonomi dan pendidikan orang tua.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba mengamati dan
membahas masalah Stratifikasi sosial orang tua dan dampaknya terhadap
pergaulan remaja di MTsN Tanjung Balit .
2
C. Tujuan dan Mamfaat
Adapaun tujuan penulis menyusun makalah ini untuk:

1. Melihat dampak stratifikasi orang tua dalam pergaulan siswa MTsN


Tanjung Balit kalau dipandang dari segi ekonomi dan pendidikan
2. Mengingatkan remaja agar termotivasi dalam pendidikan tanpa
melihat stratifikasi orang tua dipandang dari segi apapun
3. Menambah sumber bacaan di perpustakaan MTsN Tanjung Balit.

3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Stratifikasi sosial

1. Menurut Horton 1999:5 kelas sosial dapat didefinisikan sebagai suatu


strata (lapisan) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum
(rangkain kesatuan) status sosial.
2. Soerjono Soekanto (1981:133), menyatakan social stratification adalah
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat atau system berlapis-lapis dalam masyarakat. Stratifikasi
social merupakan konsep sosiologi, dalam artian kita tidak akan
menemukan masyararakat seperti kue lapis; tetapi pelapisan adalah suatu
konsep untuk menyatakan bahwa masyarakat dapat dibedakan secara
vertical menjadi kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah berdasarkan
criteria tertentu.
3.
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan
penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat
(hirarkis).
4.
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul Social
Stratification mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu
merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup
teratur.
4
5. Stratifikasi

sosial

menurut

Drs.

Robert

M.Z.

Lawang

adalah

penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial


tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan,
privilese dan prestise.
6. statifikasi sosial menurut max weber adalah stratifikasi sosial sebagai
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial

tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan,


privilese dan prestise.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa startifikasi
sosial adalah kelompok masyarakat yang memiliki kelas yang setara
dalam masyarakat dan mendapat label yang sama dari masyarakat.
Kedudukan sosial seorang pembersih kantor tidaklah sama dengan
kedudukan

sosial

seorang

pimpinan

perguruan

tinggi.

Seorang

mahasiswa tidak akan menyapa keduanya dengan cara yang sama.


Kebanyakan di antara kita bersikap hormat terhadap orang-orang yang
berkedudukan sosialnya kita anggap lebih tinggi daripada kedudukan
sosial kita, sebaliknya memandang enteng orang-orang yang secara sosial
kita pandang berada di bawah kedudukan kita. Sikap yang memandang
enteng dan mencari muka, serta sikap yang menghalangi atau menolak
orang yang tidak termasuk dalam suatu kelassosial itu, menyuguhkan
bahan yang tidak habisnya bagi ratusan novel, drama, film dan acara
televisi.
5
Banyak ahli menggunakan enam klasifikasi dengan cara
membagi setiap kelas sosial ke dalam lapisan atas dan lapisan bawah.
Kelas sosial yang paling tinggi atau kelas sosial atas-lapisan atas (upperupper class) mencakup keluarga kaya lama, yang telah lama berpengaruh
dalam masyarakat dan sudah memiliki kekayaan begitu lama, sehingga

orang-orang tidak lagi bisa mengingat kapan dan bagaimana cara


keluarga-keluarga itu memperoleh kekayaannya.
Orang-orang pada kelas sosial lapisan bawah (lowerupper class) mungkin saja mempunyai jumlah uang yang sama, tetapi
mereka belum terlalu lama berpengaruh dalam masyarakat.

Kelas

menengah lapisan atas (upper-meddle class) mencakup kebanyakan


pengusaha dan orang-orang profesional yang berhasil, yang umumnya
berlatar belakang keluarga baik dengan penghasilan yang menyenangkan.
Kelas sosial menengah-lapisan bawah (lower midle class) meliputi para
juru tulis, pegawai kantor lainya, dan orang-orang semiprofesional, serta
mungkin pula termasuk beberapa penyelia(supervisor) dan pengrajin
terkemukaselanjutnya ada yang membagi pelapisan sosial ini menjadi
beberapa

lapisan

yakni

1. Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah
(lowerclass).
2. Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class), kelas menengah
(middle

class) dan kelas bawah (lower class).


6

3. Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class), kelas menengah
(middle class), kelas menengah bawah (lower middle class) dan kelas
bawah (lower class). Orang-orang yang berada

pada

kelas

bawah

(lower) biasanya lebih banyak (mayoritas) daripada di kelas menengah


(middle) apalagi pada kelas atas (upper). Semakin keatas semakin sedikit

jumlah orang yang berada pada posisi kelas atas (upper class).
Mengapa terjadi stratisikasi social ?
Menurut Soerjono Sokanto ( 1981 : 133) Selama dalam suatu
masyatrakat ada sesuatu yang dihargai dan setiap masyarakat mempunyai
sesuatu yang dihargainya, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit
yang dapat menimbulkan adanya system berlapis-lapis yang ada dalam
masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat itu
mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis,
mungkin juga berupa tanah, kekuasan, ilmu pengetahuan, kesalehan
dalam agama, pendidikan atau mungkin juga keturunan dari keluarga
yang terhormat.
Terjadinya stratifikasi social dalam masyarakat dikarenakan sesuatu
yang dihargai dalam masyarakat jumlahnya terbatas, akibatnya
distribusinya di dalam masyarakat tidaklah merata. Mereka yang
memperoleh banyak menduduki kelas atas dan mereka yang tidak
memperoleh menduduki kelas bawah.
7
Barang sesuatu yang dihargai tersebut menurut Paul B Horton dan
Chester L Hunt ( 1989: 7- 12)adalah: kekayaan dan penghasilan uang
diperlukan pada kedudukan kelas sosial atas, namun demikian,
kedudukan kelas sosial seseorang tidak secara langsung sebanding
dengan penghasilanya.

Untuk dapat memahami peran uang dalam menentukan kelas sosial,


kita harus menyadari bahwa pada dasarnya kelas merupakan suatu cara
hidup. Diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut cara
hidup orang berkelas sosial atas. Meskipun demikian jumlah uang
sebanyak apapun tak menjamin segera mendapatkan status kelas sosial .
Orang-orang kaya baru mempunyai uang, tetapi mereka tidak memiliki
cara hidup orang kelas sosial atas.
1. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan determinan kelas sosial lainya. Segera setelah
orang-orang mengembangkan jenis-jenis pekerjaan khusus, mereka
pun menyadari bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih
terhormat daripada jenis pekerjaan lainya.
2. Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-kurangnya
dalam dua hal, pertama : pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan
motivasi, kedua jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi
jenjang kelas sosial
8
Pendidikan bukan sekedar memberikan keterampilan kerja, tetapi
juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etiket, cara
berbicara perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang. Dalam
beberapa hal, pendididikan malah mungkin lebih penting daripada
pekerjaan. De Fronzo (dalam Holton 1999: 11) menemukan bahwa
dalam segi sikap pribadi dan prilaku sosial para pekerja kasar sangat
berbeda dengan para karyawan kantor. Namun demikian, perbedaan itu

sebagian besar tidak tampak bilamana tingkat pendidikan mereka


sebanding.
3. Identifikasi diri dan kesadaran sosial
Kebanyakan ahli sosiologi berpandangan bahwa kelas sosial adalah
suatu kenyataan, meskipun orang tidak sepenuhnya menyadari hal itu.
Nilai-nilai demokratis Amerika menekankan persamaan dan cenderung
menginkari kenyataan sesungguhnya menyangkut adanya batas-batas
kelas sosial. Selain pendidikan, penghasilan, pekerjaan, perasaan
identifikasi kelas sosial cukup penting, sebab orang cenderung meniru
norma-norma perilaku kelas sosial yang ia anggap sebagai kelas sosial.
Eulan (dalam Holton 1999:12) menemukan bahwa para informan,
yang menempatkan diri mereka pada kelas sosial politik yang sama
dengan sikap politik kelas sosial itu, bukanya sama dengan sikap
politik yang sama dengan sikap politik kelas sosial mereka yang
sebenarnya.
9
4. Pola-pola keluarga
Banyak masyarakat

mempunyai

sekurang-kurangnya

dua

tipe

keluarga-keluarga yang terdiri atas ibu, bapak dan anak-anak, yang


terdiri dari ibu, bapak dan anak-anak, serta keluarga yang terdiri atas
satu orang tua dan anak-anak. Kedua tipe keluarga tersebut tedapat
pada semua lapisan kelas sosial di Amerika. Tipe keluarga itu sendiri
tidak menentukan kategori kelas sosial. Walaupun demikian, pada
tahun-tahun terakhir ini tipe kelurga yang berorang tua satu biasaya ibu

lebih banyak ditemukan pada kelas sosial rendah. Hal tersebut


merupakan sebab akibat dari status kelas sosial rendah.
5. Simbol status
Salah satu imbalan dari status yang tinggi adalah adanya pengakuan
sebagai orang yang lebih berderajat tinggi. Karena orang kaya dan
bangsawan tampak seperti orang lain, maka mereka melakukan
berbagai cara agar kedudukan mereka bisa diakui.
B. GOLONGAN SOSIAL DAN JENIS PENDIDIKAN
Golongan sosial tidak hanya berpengaruh terhadap tingginya jenjang
pendidikan anak tetapi juga berpengaruh terhadap jenis pendidikan yang
dipilih. Tidak semua orangtua mampu membiayai studi anaknya
diperguruan tinggi.
10
Pada umumnya anak-anak yang orangtuanya mampu, akan memilih
sekolah menengah umum sebagai persiapan untuk belajar di perguruan
tinggi.Sementara

orangtua

yang

mengetahui

batas

kemampuan

keuangannya akan cenderung memilih sekolah kejuruan bagi anaknya,


dengan pertimbangan setelah lulus dari kejuruan bisa langsung bekerja
sesuai dengan keahliannya.
Dapat diduga sekolah kejuruan akan lebih banyak mempunyai murid
dari glongan rendah daripada yang berasal dari golongan atas. Karena itu
sekolah menengah dipandang lebih tinggi statusnya daripada sekolah
kejuruan.Demikian pula dengan mata pelajaran atau bidang studi yang

berkaitan dengan perguruan tinggi dipandang mempunyai status yang


lebih tinggi , misal matematika, fisika dipandang lebih tinggi daripada
Tata buku.Sikap demikian bukan hanya terdapat dikalangan siswa tetapi
juga dikalangan orangtua dan guru yang dengan sengaja atau tidak
sengaja menyampaikan sikap itu kepada anak-anaknya.
C. PERGAULAN REMAJA
PENGERTIAN REMAJA
Menurut BKKBN remaja adalah orang yang berusia mulai dari 10
sampai 24 tahun, baik sebagai pelajar maupun tidak. Sedangkan tumbuh
kembang remaja merupakan proses atau
11
tahap perubahan atau transisi dari masa kanak-kanak menjadi masa
dewasa yang ditandai dengan berbagai perubahan fisik dan psikologis.
Pada tahun 2007 jumlah remaja umur 10-24 tahun sangat besar
terdapat sekitar 64 juta atau 28% dari jumlah penduduk indonesia
sebanyak 222 juta (proyeksi penduduk Indonesia

tahun 2000-2025,

BPS , Bappenas, UNFPA, 2005). Disamping jumlahnya yang besar,


remaja juga mempunyai permasalahan yang sedang kompleks seiring
dengan masa transisi yang dialamai remaja. Masalah yang menonjol
dikalangan remaja misalnya seksualitas (kehamilan tak diingainkan dan

aborsi), terinfeksi penyakit menular seksual (IMS), HIV dan AID,


penyalahgunaan Napza dan sebagainya.

12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DAMPAK STRATIFIKASI ORANG TUA

TERHADAP

PERGAULAN SISWA
Lebih kurang dari 160 orang siswa yang ada di MTsN Tanjung
Balit setiap hari beraktifitas mulai dari jam 07.00 wib sampai jam
14.50 wib yang berasal dari latar belakang starata orang tua yang
berbeda baik dari segi, ekonomi, pendidikan dan pekerjaan bahkan
daerah asal. Pendidikan yang rata-rata SLTA serta Pekerjaan orang

tua yang berbeda seperti PNS, wiraswasta tingakat menengah,


petani

dan

lain-lain,

sudah

tentu

berbeda

pula

tingkat

pendapatanya. Hal ini mengakibatkan berbeda juga cara bergaul,


cara bersikap dan motivasi belajar. Siswa yang berasal dari
keluarga strata ekonomi tinggi mempunyai sarana yang lengkap,
transportasi tersedia, dan sarana lain, sementara yang berasal dari
strata ekonomi bawah, hanya kebutuhan pokok saja yang terpenuhi
bahkan kadang dibantu dengan beasiswa untuk kelanjutan
sekolahnya. Beberapa dampak yang disebabkan adanya stratifikasi
orang tua dalam pendidikan secara tidak disadari besar sekali.
Kalau kita lihat permasalahan remaja yang ada ada beberapa
penyebab :
13
1.
2.
3.
4.

Stratifikasi orang tua strata bawah karena peceraian (broken home)


Stratifikasi orang tua strata bawah karena kondisi ekonomi
Stratifikasi orang tua strata bawah karena pendidikan dan pekerjaan
Pergaulan sesama remaja itu sendiri
Dari beberapa penyebab yang paling berpengaruh dalam pergaulan remaja

sekarang adalah strata bawah yang berasal dari ekonomi dan pendidikan.
Adapun beberapa masalah remaja di MTsN Tanjung Balit yang merupakan
dampak dari strata orang tua berada di level bawah dilihat dari segi ekonomi
dan pendidikan:
Ketidak siapan remaja menerima orang tuannya yang serba terbatas.

Kondisi strata ekonomi orang tua yang berada di bawah menyebabkan


remaja tidak bisa mendapatkan sarana-sarana canggih, seperti, HP
yang bagus, mempunyai letop, kamera digital dan lain-lain. Ketidak
sanggupan orang tua menyediakan sarana ini dan ketidakmampuan
orang tua memberikan pengertian kepada anak menyebabkan sang
anak melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya, contohnya :
membohongi orang tua dengan menggelapkan iuran sekolah, tergiur
dengan orang-orang tidak bertanggung jawab.
14
Menjadikan sekolah hanya ajang mencari teman bukan untuk belajar
dan berangkat kesekolah hanya sekedar untuk pencairan dana belanja
harian dari orang tua.
Rendahnya motivasi belajar, karena sering bergaul dengan teman yang
selalu bergadang tiap malam, sehingga sekolah terlambat, tidak
konsentrasi sehingga tinggal kelas.
Moral yang rendah, maksudnya kalau berasal dari strata bawah yang
pendidikan orang tuanya rendah
Rasa minder atau tidak percaya diri, meskipun remaja tersebut
termasuk pintar. Walaupun disekolah sarana yang tersedia, pakaian dan
aturan berlaku sama untuk seluruh siswa, namun secara tidak disadari
kelompok-kelompok strata ekonomi orang tua akan membentuk strata
pula untuk remaja dalam lokal, sehingga juga terbentuk kelompokkelompok tertentu.

Dari beberapa kenyataan yang ada di atas tadi hal-hal yang harus
dilakukan oleh semua pihak untuk menyelamatkan remaja kita, walaupun
perbedaan strata orang tua ada adalah :

15

1. Orang tua harus bisa memberikan pengertian kepada anaknya agar bisa
menerima kehidupannya, di mata Allah bukanlah strata ekonomi yang
membedakan kita dengan orang lain tetapi adalah strata iman., termasuk di
dalamnya adalah pendidikan dalam Alquran Allah meninggikan orang
yang berilmu dan beriman.
2. Orang tua dan guru harus bisa menyakinkan dengan perbuatannya bahwa
sekolah itu penting untuk merubah strata kita ditengah masyarakat.
Pendidikan itu bukan sekedar legalitas, tetapi mobilitas sosial yang paling
dominan disebabkan oleh pendidikan.
3. Mencari teman yang tidak akan menjerumuskan kita, yang segala
kegiatanya positif, dan tidak mengabaikan belajar, tidak terlambat sekolah.
4. Menjauhi kenakalan remaja apalagi untuk perempuan yang sampai hamil
diluar nikah, sehingga masa depan hancur, maka generasi berikutnya juga
hancur, sehingga secara tidak langsung remaja sudah punya andil dalam
menghacurkan negara di masa yang akan datang.
5. Belajar menghargai orang tua, mempraktekan budaya ketimuran kita,
sehingga menjadi reman yang merupakan harapan bangsa.

6. Tidak menjadikan strata orang tua hal untuk kita minder dengan teman
yang strata ekonomi atas, justru itu kita harus lebih giat karena dengan
belajar yang baik akan bisa membentuk kita mendapatkan strata ekonomi
yang tinggi.

16
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beberapa permasalahan remaja disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya pergaulan remaja, lingkungan, latar belakang pendidikan
orang tua, strata ekonomi keluarga dan daerah asal. Peran orang tua
untuk memenuhi kebutuhan anak dari segi ekonomi sangatlah penting,
sebab banyak remaja yang terjerumus dengan pergaulan bebas karena
tergiur dengan materi untuk memenuhi keinginan mempunyai barangbarang mewah di kalanganya, seperti HP yang bagus, letop, kamera
digital. Jika orang tua mampu memenuhinya mungkin saja remaja yang
terjemrumus tidak akan terjerumus.
A. SARAN
Semua pihak mulai dari orang tua, guru dan remaja itu sendiri harus
bisa menjalani kehidupan sebagaimana remaja sekolah harusnya.
Janganlah mencari teman yang akan menjerumuskan kita sendiri. Belajar

yang baik demi merobah strata orang tua, dan menjadi kan kita umat
yang berilmu dan beriman.

17

Daftar Pustaka

Ahmadi Abu, 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta


BkkbN , 2010 Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja, Jakarta
BkkbN
______,2007 kurikulum dam modul pelatihan KRR oleh pendidika
sebaya, Jakarta BkkbN
Holton Paul B, 1999. Sosiologi .Jakarta. Erlangga
Karsidi Ravik, 2005. Sosiologi Pendidikan. Surakarta. LPP UNS
Lawang, R.M.Z (1984) buku materi pokok pengantar sosiologi. Modul
untuk Universitas
Terbuka. Jakarta : Karunika
Nasution, 1995. Sosiologi Pendidikan . Jakarta. Bumi Aksara
UU Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai