PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semakin hari kesadaran masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut
1.2
Tujuan
1. Menghitung jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah menggunakan
obat kumur
2. Membandingkan jumlah koloni bakteri antara kelompok obat kumur
Herbal dan obat kumur Povidone Iodine
1.3
Manfaat
1. Mampu mengetahui perbedaan jumlah koloni yang terbentuk sebelum dan
sesudah menggunakan obat kumur
2. Mampu mengetahui perbandingan jumlah koloni bakteri antara kelompok
obat kumur Herbal dan obat kumur Povidone
3. Mampu mengetahui efektivitas penggunaan obat kumur terhadap
berkurangnya jumlah bakteri.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Obat kumur
Dalam pengertian sehari-hari obat kumur dimaksudkan bahan yang dapat
menyingkirkan
bakteri
perusak,
bekerja
sebagai
penciut,
untuk
menghilangkan bau tak sedap, mempunyai efek terapi dan menghilangkan infeksi
atau mencegah karies gigi. (Akande etc, 2004)
Obat kumur dikemas dalam dua bentuk yakni dalam bentuk kumur dan
spray. Untuk hampir semua individu obat kumur merupakan metode yang simpel
dan dapat diterima untuk pengobatan secara topikal dalam rongga mulut. (Akande
etc, 2004). Beberapa jenis obat kumur dapat memberikan rasa segar saja setelah
pemakaian, sedangkan yang lain dapat memberikan kesembuhan akibat infeksi di
dalam rongga mulut, bila bahan tersebut digunakan sesuai dengan indikasi dan
aturan pakainya.
Beberapa obat kumur dapat memeberikan rasas segare saja setelah
pemakaian , sedangkan yang lain dapat memeberikan kesembuhan infeksi dalam
rongga mulut bila bahan tersebut digunakan sesuai dengan indikasi dan
pemakaiannya.
Obat kumur biasanya bersifat antiseptik yang dapat membunuh kuman
sebagai timbulnya plak, radang gusi, dan bau mulut. Namun, tindakan berkumur
tidak mengeliminir perlunya penyikatan gigi. Obat kumur juga dapat menjadi
penyegar mulut atau mengurangi bau mulut seusai makan.
Obat Kumur Ada beberapa jenis obat kumur yang ada di pasaran yaitu:
Obat kumur kombinasi merupakan kombinasi obat kumur berfluoride dan obat
kumur antiseptik. Obat kumur ini dapat mencegah karies gigi dan menyegarkan
nafas.
Obat kumur antiseptik dapat membunuh bakteri dan juga menghilangkan
bau mulut. Obat kumur antiseptik digunakan sebelum dan sesudah pembedahan
untuk menghilangkan bakteri dan mencegah infeksi.
Komposisi yang terkandung dalam obat kumur:
Hampir semua obat kumur mengandung lebih dari satu bahan aktif dan
hampir semua dipromosikan dengan beberapa keuntungan bagi pengguna.
Masing-masing obat kumur merupakan kombinasi unik dari senyawa-senyawa
yang dirancang untuk mendukung higiena rongga mulut. Bahan kimia yang
terkandung di dalam sebuah obat kumur dengan produk lainnya sangat beragam,
tergantung tujuan yang ingin dicapai. Kebanyakan obat kumur berbentuk cair dan
sebagian besarnya mengandunng etil alcohol. Beberapa bahan-bahan aktif beserta
fungsinya secara umum dapat dijumpai dalam obat kumur, antara lain
Obat kumur yang memilikji anti microbial mempunyai efek pada flora
supragingival sehingga dapat mengurangi dan mencegah akumulasi
plak mengurangi jumlah mikroorganisme dalam rongga mulut, contoh:
hexylresorcinol, chlorhexidine, thymol, benzethonium, cetylpyridinium
chloride, boric acid, benzoic acid, hexetidine, hypochlorous acid
b) Bahan oksigenasi,
c) Bahan ini melepaskan O2 dimana dsalam proses oksidasi dapat
menimbulkan efek bakterisidal.
d) secara aktif menyerang bakteri anaerob dalam rongga mulut dan
busanya membantu menyingkirkan jaringan yang tidak sehat, contoh:
hidrogen peroksida, perborate
c) Astringents (zat penciut), menyebabkan pembuluh darah lokal
berkontraksi dengan demikian dapat mengurangi bengkak pada jaringan
dan juga dapat menyebabkan prespitasi dan pengendapan protein dinding
sel bakteri. Bahan ini juga dapat memberikan rasa yang menyenangkan
bagi pengguna. contoh: alkohol, seng klorida, seng asetat, aluminium, dan
asam-asam organik, seperti tannic, asetic, dan asam sitrat
d) Anodynes, meredakan nyeri dan rasa sakit, contoh: turunan fenol,
minyak eukaliptol, minyak watergreen
e) Buffer, mengurangi keasaman dalam rongga mulut yang dihasilkan dari
fermentasi sisa makanan, contoh: sodium perborate, sodium bicarbonate
f) deodorizing agents (bahan penghilang bau), menetralisir bau yang
dihasilkan dari proses penguraian sisa makanan, contoh: klorofil
g) deterjen, mengurangi tegangan permukaan dengan demikian
menyebabkan bahan-bahan yang terkandung menjadi lebih larut, dan juga
dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis.
Di samping itu aksi busa dari deterjen membantu mencuci mikroorganisme
ke luar rongga mulut, contoh: sodium laurel sulfate
Beberapa bahan inaktif juga terkandung dalam obat kumur, antara lain:
a. Air, penyusun persentasi terbesar dari volume larutan
b. Pemanis,
seperti gliserol, sorbitol, karamel dan sakarin merupakan bahan pemanis
yang dapat digunakan untuk memeberi rasa manis pada obat kumur seperti
halnya pada pasta gigi
c. Bahan pewarna
bahan ini diberikan agar lebih menarik dan dapat mendorong konsumen
untuk membelinya.
d. Flavoring Agents (bahan pemberi rasa)
vaginal douche, salep dan sabun cair. Betadine kini berkembang menjadi obat
bebas terbatas tanpa resep dokter. Khusus bagi kalangan medis, dipasarkan
Isodine sebagai pengganti. (Suyanto, 2007)
Povidone Iodine 1 % sebagai obat kumur yang dipasarkan dengan merek
dagang Betadine sebagai antiseptik mempunyai sifat antibakteri. Obat kumur ini
dapat dipakai untuk mengurangi bakteremia setelah pencabutan gigi atau setelah
perawatan bedah. Efek betadine terhadap bakteri rongga mulut sangat cepat dan
pada konsentrasi yang tinggi dapat mematikan bakteri rongga mu1ut. Bila
dibandingkan dengan chlorhexidine, betadine hanya sedikit mempunyai sifat anti
plak (Prijantojo, 2006).
Tahun 1955, povidone iodine mulai di perdagangkan setelah banyak
diminati sebagai desinfektan. Povidone iodine merupakan antiseptik eksternal
dengan spektrum mikrobisidal untuk pencegahan atau perawatan pada infeksi
topikal yang berhubungan dengan operasi, luka sayat, lecet, mengurangi iritasi
mukosa ringan. Povidone iodine terdiri dari polyvinylpyrrolidone (povidone,
PVP) dan elemen iodine sekitar 9-12%. PVP-I adalah suatu bahan yang dapat
larut dalam air dingin, alkohol, polyethylene glycol dan glycerol. (Prijantojo,
2006).
Povidone iodine adalah suatu bahan organik dari bahan aktif polivinil
pirolidon yang merupakan kompleks iodine yang larut dalam air. Bekerja sebagai
bakterisida yang juga membunuh spora, jamur, virus dan sporozoa. povidone
iodine diabsorbsi secara sistemik sebagai iodine, jumlahnya tergantung
konsentrasi, rute pemberian dan karakter kulit. Selain sebagai obat kumur yang
digunakan setelah gosok gigi, povidone iodine gargle digunakan untuk mengatasi
infeksi mulut dan tenggorokan seperti gingivitis dan sariawan. (Prijantojo, 2006).
Betadine gargle mempunyai nama generik povidone iodine yang
merupakan antiseptik. Povidone iodine adalah kompleks iodin, yang membunuh
mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, protozoa dan spora bakteri. Oleh
karena itu dapat digunakan untuk mengobati infeksi oleh karena mikroorganisme.
(Paulson, 2005)
Obat kumur povidone iodine digunakan untuk mengobati infeksi mulut
dan tenggorokan, seperti gingivitis (radang gusi) dan tukak mulut. Hal ini juga
digunakan untuk menjaga kebersihan mulut, untuk membunuh mikroorganisme
sebelum, selama dan setelah operasi gigi dan mulut yang bertujuan mencegah
infeksi. (Paulson, 2005)
Indikasi dari betadine gargle adalah untuk pengobatan infeksi akut mukosa
mulut dan faring, misalnya radang gusi dan luka pada mukosa mulut dan juga
untuk kebersihan mulut sebelum, selama dan setelah operasi gigi dan mulut.
Betadine gargle ini tidak direkomendasikan untuk anak-anak. Untuk dewasa dan
anak lebih dari 6 tahun dapat digunakan sebagai obat kumur dengan cara kumur
atau bilas hingga 10 ml selama 30 detik tanpa ditelan. Perlu diperhatikan bahwa
penggunaan betadine tidak boleh digunakan untuk orang-orang yang alergi
terhadap yodium dan tidak digunakan untuk ibu hamil dan menyusui.
(Anonymous, 2011)