KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai Planning, Organizing, Actuating, Controlling, dan Evaluating pada
Rumah Sakit.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini karena terbatasnya kemampuan dari
penulis. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna baik bagi penulis sendiri maupun
para pembaca
Makassar, Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..
DAFTAR ISI
ii
A. PLANNING .................................
B. ORGANIZING ........
C. ACTUATING ......
D. CONTROLLING ....
E. EVALUATING ...
DAFTAR PUSTAKA
PLANNING
1. Perencanaan Strategis
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan
1. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya
Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa
depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi
dalam kurun waktu lima tahun yang akan datang, sedangkan misi SKPD
adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan misi SKPD.
Visi dan misi rumah sakit umum daerah Majalaya yaitu:
Visi
mandiri.
Misi
kesehatan
rujukan dan
mengembangkan
2. Berdasarkan misi yang telah dirumuskan, maka tujuan dan sasaran jangka
menengah RSUD Majalaya kabupaten Bandung adalah sebagai berikut:
Tujuan dan Sasaran Renstra RSUD Majalaya
Tujuan/Sasaran
Tujuan
1: Meningkatkan
Indikator Sasaran
pelayanan
kesehatan
rujukan
dan
gateway,
kotak
saran,
pendidikan,
sms
pelatihan
kerja
memadai
yang Penatan ruang kantor yang memadai
kondusif
Tujuan 3: Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional menuju
tatakelola pemerintahan yang baik.
Tersedianya tenaga kerja yang handal
laporan
keuangan
berkala
Pengawasan dan pengendalian
pelayanan
STRATEGI
kesehatan Melaksanakan koordinasi dan komunikasi
rujukan pada kia, trauma dan infeksi dengan pusat pelayanan kesehatan yang lain
lanjut.
baik vertikal maupun horizontal
Meningkatnya lingkungan kerja yang aman 1) Penataan ruang kerja yang memadai
dan nyaman
pegawai,
diklat,
pendidikan
Sistem
Informasi
pegawai
dan Tersedianya sarana dan prasarana SIM-RS
pengelolaan
keuangan
Kebijakan
Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipenuhi dalam melakukan
tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih agar lebih terarah dan
mencapai tujuan dan sasaran. Beberapa kebijakan yang diambil adalah:
1) Melaksanakan pendidikan berkelanjutan, pelatihan, inhouse training
bagi karyawan
2) Melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
3) Melaksanakan pengadaan pegawai non pns melalui pihak ketiga
4) Melaksanakan pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana
2. Perencanaan Operasional
Tujuan dan sasaran renja SKPD
Terwujudnya rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan sesuai visi
dan misi yang merupakan hasil akhir yang akan dicapai sehingga bisa
mendapat akreditasi penuh untuk 16 kegiatan pelayanan serta terwujudnya
akreditasi rumah sakit taraf internasional. Dengan sasaran yang merupakan
penjabaran dari tujuan, yang merupakan hal yang akan dicapai atau dihasilkan
adalah sebagai berikut:
a. Penjabaran perencanaan strategis menjadi Strategic Action Plan (SAP)
tahunan (rencana tahunan) berdasarkan analisis kondisi / fakta yang
bersifat lokal spesifik dan pengembangan program-program inovatif.
b. Melaksanakan manajemen kinerja yang akuntabel dengan orientasi
komprehensif (input, proses, output dan outcome) sebagai alat pemantau
kinerja semua unit pelayanan.
c. Memberikan pelayanan yang berkualitas, nyaman & manusiawi,
pelayanan pro-aktif dalam pelayanan promotif & preventif serta sensitif
terhadap keluhan akan mutu pelayanan.
d. Pengembangan SDM melalui pelatihan
yang
efektif
dan
ORGANIZING
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen organisasi kedua sesudah
perencanaan. Organisasi merupakan sekumpulan orang yang bekerja sama dalam
wujud pembagian kerja, guna mencapai suatu tujuan bersama tertentu. Sebagai contoh
sederhana, sekumpulan orang yang mengadakan symposium, maka untuk mencapai
tujuan agar symposium berjaland dengan baik maka dibuat pengorganisasian, di
antaranya ditentukan siapa yang menjadi ketua, siapa yang menjadi sekretaris,
bendahara, dan sebagainya sehingga dapat dibuat pembagian kerja/tugas sehingga
tercapai tujuan penyelenggaraan tersebut dengan baik.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan
mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang
dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf untuk mencapai tujuan
organisasi
(Muninjaya,
2010).
Berdasarkan
batasan
tersebut
maka
fungsi
kekuasaan tertinggi dalam suatu organisasi yaitu pemilik atau yang mcwakili
(Direktorat Jendral Pelayanan Medik, 2002).
Governing body rumah sakit adalah unit terorganisasi yang bertanggung
jawab untuk menetapkan kebijakan dan objektif rumah sakit, menjaga
penyelenggaraan
asuhan
pasien
yang
bermutu,
dengan
menyediakan
Mengangkat administrator/ceo/manajemen/direksi.
Menetapkan perencanaan jangka panjang serta tujuan organisasi.
Menyetujui anggaran tahunan.
Mengangkat anggota staf medik.
Mengawasi keuangan sesuai dengan perencanaan dan anggaran.
Merupakan penanggung jawab tertinggi untuk muu layanan kepada pasien dan
masyarakat.
mengangkat
dan
memberhentikannya
keputusan
Menteri
Kesehatan
c. RS milik BUMN
Rumah sakit milik BUMN saat ini kebanyakan sudah diubah bentuk
badan hukumnya menjadi PT, rumah sakit-rumah sakit tersebut sudah
dijadikan anak perusahaan atau strategi SBU Yang dikelola secara mandiri.
Pada umumnya manajemen dan struktur organisasi dari rumah sakit sebagai
anak perusahaan atau SBU dari BUMS itu sudah seperti suatu PT dengan
Dewan Komisaris/Pengawas dan Direksi.
2. RS milik Swasta/Privat.
a. RS milik Perseroan Terbatas (PT).
Pada RS yang dimiliki oleh PT atau RS yang memang berbentuk PT
ada tiga organ yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab yang
berbeda, yaitu Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Medik Namun apakan
Dewan Komisaris mempunyai tugas, kewenangan, dan tanggung jawab sama
seperti governing body di RS Amerika masih perlu ditinjau lebih lanjut. Ada
kemungkinan, seperti juga pada Dewan Pengawas pada BLU, Dewan
Komisaris hanya diberi tugas mengawasi dan menasehati Direksi dari aspek
corporate governance. Namun dari beberapa informasi sudah ada beberapa RS
swasta berbentuk PT di Jakarta yang punya badan yang mengacu pada
governing body seperti di Amerika. Ada yang menamakan badan tersebut
sebagai steering committee.
b. RS milik yayasan sesuai dengan UU Yayasan.
Manajemen Keperawatan
John Griffith (1987) menyatakan bahwa kegiatan pelayanan keperawatan di
RS pada dasarnya dapat dibagi menjadi keperawatan klinik dan manajemen
keperawatan. Kegiatan keperawatan klinik antara Iain terdiri atas sebagai berikut.
a. Pelayanan keperawatan Personal (Personal nuRSing care), yang antara Iain
berupa pelayanan keperawatan umum dan atau spesifik untuk sistem tubuh
tertentu, pemberian motivasi, dan dukungan emosi pada pasien, pemberian Obat,
dan Iain-lain.
b. Berkomunikasi dengan dokter dan petugas penunjang medik, mengingat perawat
selalu berkomunikasi dengan pasien setiap waktu sehingga petugas yang
seyogyanya paling tahu tentang keadaan pasien. Berbagai hal tentang keadaan
pasien ini perlu dikomunikasikan dengan dokter atau petugas Iain.
c. Menjalin hubungan dengan keluarga pasien. Komunikasi yang baik dengan
keluarga/kerabat pasien akan membantu proses penyembuhan pasien itu sendiri.
d. Menjaga lingkungan bangsal tempat perawatan. Dalam hal ini perlu diingatkan
bahwa dulu Florence Nightingale dan teman-temannya secara langsung mengepel
dan menyikat lantai bangsal perawatan tempat mereka bekerja
e. Melakukan penyuluhan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit. Program ini
dapat dilakukan pada pasien dengan materi spesifik sesuai penyakit yang
dideritanya. Dapat juga diberikan pengunjung rumah sakit secara umum, bahkan
ke masyarakat di luar gedung rumah sakit seperti konsep RS tanpa dinding yang
diterapkan oleh RS proaktif.
Tugas tenaga keperawatan di RS adalah sebagai berikut.
a. Melakukan bimbingan pelaksanaan kegiatan penyusunan Program asuhan dan
pelayanan keperawatan, logistik kepcrawatan, peningkatan pelaksanaan etika
profesi keperawatan, dan peningkatan mutu keperawatan.
b. Melakukan penyusunan standar asuhan dan pelayanan keperawatan, logistik
keperawatan, membina pelaksanaan peningkatan etika profesi keperawatan,
dan peningkatan mutu keperawatan.
c. Melakukan bimbingan pelaksanaan pemantauan, pengawasan, dan penilaian
pelaksanaan
kegiatan
asuhan
dan
pelayanan
keperawatan,
logistik
ACTUATING
Kompleksitas Fungsi Aktuasi di Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sebuah organisasi yang sangat kompleks karena memiliki
karakteristik tenaga yang sangat beragam, modal yang sangat besar, teknologi tinggi, dan
permasalahan manajemen yang terus berkembang.
Tujuan fungsi aktuasi yaitu (l) menciptakan kerja sama yang lebih efisien, (2)
mengembangkan kemampuan dan keterampilan, (3) menumbuhkan rasa memiliki dan
menyukai pekerjaan, (4) menumbuhkan suasana lingkungan kerja untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja, (5) mendorong organisasi berkembang secara dinamis.
Berdasarkan tujuan tersebut mak-a fungsi aktuasi lebih terfokus pada pengelolaan sumber
daya manusia. Atas dasar itulah maka fungsi aktuasi sangat erat hubungannya dengan
beberapa perilaku manusia.
Pengarahan
Pengarahan adalah upaya pengambilan keputusan secara berkesinambungan dan
terus-menerus yang terwujud daam bentuk adanya perintah ataupun petunjuk guna
dipakai sebagai pedoman daam organisasi (Gullick).
Pengarahan adalah upaya mewujudkan keputusan, rencana, dan PrOgram daam
bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Massie).
Untuk dapat melaksanakan pengarahan yang baik, harus terpenuhi beberapa
syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut menurut Azwar (1988) sebagai berikut:
1. Kesatuan perintah (unity of command). Agar pengarahan dapat dilaksanakan sesuai
dengan yang diharapakan maka perintah atau petunjuk yang diberikan harus
terpelihara kesatuannya. Perintah Yang simpang siur akan membingungkan pegawai.
2. Informasi yang lengkap dan akurat. Pada waktu memberikan petunjuk atau perintah
harus dilengkapi dengan keterangan dan penjelasan Yang diperlukan. Keterangan
yang dimaksud ini sering disusun daam suatu uraian khusus yang disebut dengan
nama petunjuk pelaksanaan.
3. Hubungan langsung dengan pegawai. Agar pengarahan tersebut berjalan sesuai
dengan rencana, usahakan agar perintah atau petunjuk yang diberikan tersebut dapat
diterima langsung Oleh pegawai. Adany hubungan langsung antara pimpinan dengan
Teknik konsultasi.
Teknik pengarahan dalam bentuk konsultasi misalnya melalui suatu
pertemuan atau rapat yang khusus diselenggarakan untuk itu, pegawai menghadap
pimpinan atau pimpinan memanggil staf. Pada teknik konsultasi ini pimpinan
menyampaikan
pengarahannya
untuk
kemudian
dibahas
secara
bersama.
Keuntungan dari teknik ini ialah mengundang peran serta dan sumbang saran
pegawai. Kerugiannya ialah jika terlalu sering diselenggarakan dapat menambah
beban kerja serta dapat timbul kesan dari pegawai bahwa pimpinan tidak
mengetahui apa-apa.
2.
Teknik demokratis.
Pelaksanaan
pengarahan
menurut
teknik
demokratis
ialah
dengan
enimbulkan inisiatif
Teknik otokratis.
Pengarahan dilaksanakan secara satu aral yakni dari pimpinan kepada staf,
Pimpinan menetapkan segalanya, sedangkan pegawai melaksanakan saja.
Keuntungan teknik ini ialah proses pengarahan berjalan Kerugiannya ialah dapat
menimbulkan kesalahan dalam pengarahan Teknik ini hanya baik jika diterapkan
dalam suatu organisasi yang memiliki kepemimpinan kuat serta pendidikan dan
kemampuan pegawai masih terbatas.
4.
pengadaan
adalah
semua
kegiatan
yang
dilakukan
untuk
Penyimpanan
Fungsi Penyimpanan pensimpanan ini sebenarnva termasuk juga fungsi
perencanaan vang sebetulnva mempunyai peran strategi. Fungsi penyimpanan ini dapat
diibaratkan sebagai jantung manajemen logistik, karena sangat menentukan kelancaran
dan distribusian. Oleh itu maka teknik-teknik pengendalian persediaan pertu diketahui
dan dipahami secara baik. Beberapa keuntungan melakukan fungsi penyimpanan ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengantisipasi keadaan yang fluktuatif, karena sermg teryadl kesulitan
memperkirakan kebutuhan sccara tepat dan akurat,
2. Untuk menghindari kekosongan bahan (out of stock),
3. Untuk menghemat biaya, serta mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga bahan,
4. Untuk menjaga agar kualitas bahan dalam keadaan siap dipakai.
5. Untuk mempercepat pendistribusian.
Produk yang dihasilkan oleh rumah sakit adalah jasa, yang sifatnya intangible,
dan jasa pelayanan medik yang diberikan tergantung dari jenis penyakit yang akan
diobati. Dengan demikian menjadi sangat sullt untuk dapat menebak pasien dengan
kasus apa yang akan datang ke RS. Untuk jenis penyakit yang sama saja obatnya
berbeda tergantung jenis kelamin, umur, keadaan pasien (kondisi umum), dan tergantung
siapa dokternya. Dengan demikian, maka, pengendalian persediaan obat dan bahan
farmasi tidak dapat menerapkan teori di atas secara konsekuen. Oleh karena itu, metode
yang sering digunakan dalam pengendalian persediaan adalah dengan memperhatikan
sifat barang/obat apakah termasuk barang vital, esensial. atau normal (VEN system),
digabungkan dengan apakah barang tersebut fast dan slow moving. Kombinasi kedua
metode ini selama periode tertentu kemudian dihitiungkebutuhan atau penggunaannya
akan diketahui jumlah rata-rata penggunaan per bulan, dan juga fluktuasi
permintaannya. Dari perhitungan itu secara empiris, dapat ditetapkan berapa bear
jumlah sebagai berikut
Pendistribusian
Efisiensi pelaksanaan fungsi pendistribusian ini juga tidak secara langsung akan
memengaruhi kecermatan dan kecepatan penyediaan, oleh karena itli harus ditetapkan
prosedur baku pendistribusian bahan logistik, meliputi sebagai berikut.
1. Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab mengenai kebenaran dan kewajaran
permintaan bahan, baik mengenai jumlah, spesifikasi, maupun waktu penyerahannya.
Hal ini sangat penting agar tidak terjadi penborosan atau pengeluaran yang tidak
perlu.
2. Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab menyetujui permintaan dan
pengeluaran barang dari gudang. Di rumah sakit pemerintah biasanya yang
bertanggung jawab gudang sekaligus bertindak selaku bendaharawan barang.
Penghapusan
Fungsi penghapusan adalah penghapusan tanggung jawab bendahara barang atas
bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari catatan/pembukuanyang berlaku.
Penghapusan barang diperlukan karena
1.
2.
3.
4.
CONTROLLING
Pemeriksaan (Auditing)
Adalah pemeriksaan keuangan perusahaan yang menyangkut pemeriksaan laporan
keuangan, harta perusahaan, hutang piutang perusahaan, dan sebagainya untuk
diperiksakan kelengkapan dan kebenarannya. Untuk memberikan kepastian bahwa harta
modal perusahaan dikelola dengan baik. Dengan pemeriksaan keuangan ini untuk
selanjutnya ditelusuri sekaligus manajemennya. Jadi pada audit dimulai dari bagian
keuangan kemudian ke operasional perusahaan, yaitu meliputi prosedur keuangan,
fasilitas fisik, kebijaksanaan, program penggunaan wewenang, prosedur, dan metode
operasi.
I. Internal Audit.
Untuk RS BUMN atau Pemerintah internal audit ini tidak perlu karena sudah ada
pemeriksaan dari perusahaan induk seperti inspektorat atau Badan Pemeriksa
Keuangan(BPK) atau Satuan Pengawas Internal (SPI).
II. Eksternal Audit.
Pemeriksaan keuangan perusahaan yang dilakukan oleh pihak luar sepetti pul,lic
untuk RS swasta dan BPKP untuk RS pemerintah Yang bertujuan untuk memeriksa
secara objektif keadaan keuangan dan has usaha perusahaan atau organisasi itu.
Sebaiknya pemeriksa pada external auditing ini tak ada kaitannya dengan manajemen
dan harus dipercaya.
EVALUATING
Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas
seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau
organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Tujuan
evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan, juga untuk
mengetahui posisi dan tingkat pencapaian sasaran, terutama untuk mengetahui bila terjadi
keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan
tercapai. Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan,
yakni:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Peningkatan kinerja
Pengembangan SDM
Pemberian kompensasi
Program peningkatan produktivitas
Program kepegawaian
Menghindari perlakuan diskriminasi
mengukur kinerja yang handal dan berkualitas. Pengukuran kinerja yang menitikberatkan
pada sektor keuangan saja kurang mampu mengukur kinerja harta-harta tidak berwujud
(intangible
assets)
dan
harta-harta
intelektual
(sumber
daya
manusia).
Rumah sakit sebagai instansi pemberi pelayanan seharusnya tidak hanya sekedar
menampung orang sakit, melainkan juga harus memperhatikan aspek kepuasan bagi para
pemakai jasanya, dalam hal ini pasien. Penilaian terhadap kegiatan rumah sakit adalah hal
yang sangat diperlukan dan sangat diutamakan dalam menjalankan rumah sakit sesuai
dengan tugas dan fungsinya ini.
Untuk dapat mengukur Kinerja Rumah Sakit perlu diketahui teknik membuat KPI
(Key Performance Indicator) rumah sakit. Rencana Strategi (Renstra) 5 tahunan rumah
sakit akan dijabarkan dalam rencana kerja tahunan, dimana rencana kerja tahunan ini
terdiri dari target layanan serta target manajemen/keuangan rumah sakit. Nantinya target
pelayanan dan keuangan tahunan harus dikerucutkan lagi menjadi target bulanan unit
yang dinamakan KPI (Key Performance Indicator) unit. KPI (Key Performance Indicator)
yang telah ada haruslah dimonitoring dan dievaluasi secara rutin. Baik secara harian,
mingguan, bulanan, 3 bulanan serta tahunan. Perbandingan antara target pencapaian dan
target
standar
inilah
yang
dinamakan
indicator
rumah
sakit.
namun juga berapa penghematan yang berhasil dilakukan melalui proses yang lebih
efisien. Selain itu, kinerja keuangan secara teknis juga dapat dilihat dari penerapan
Permendagri 61/2007, antara lain penggunaan informasi unit cost pelayanan sebagai
dasar penetapan tarif, penggunaan RBA untuk menyusun anggaran dan sebagainya. Jenis
ukuran yang akan dievaluasi tergantung pada jenis indikator kinerja keuangan yang
ditetapkan pada RSB masing-masing RS. Kinerja manfaat dapat dilihat antara lain dari
jenis-jenis pelayanan yang dikembangkan setelah menerapkan PPK-BLUD, sehingga
dengan adanya jenis layanan ini masyarakat tidak perlu mencari pelayanan sejenis ke luar
daerah, dan sebagainya. Selain itu, kinerja manfaat juga dapat dilihat dari trend
masyarakat miskin yang dapat dilayani di RS ini.
diskusi
hasil
peninjauan
lapangan
dan
laporan
hasil
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sastrianegara, M. Fais. 2014. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika
http://www.bandungkab.go.id/uploads/RENCANA_STRATEJIK.pdf di akses pada tanggal 16
Oktober 2016
http://damay1.mywapblog.com/evaluasi-kinerja-pada-rumah-sakit-tugas.xhtml di akses pada
tanggal 19 Oktober 2016