Askepga Gastritis TN - WP Fix
Askepga Gastritis TN - WP Fix
WP,
DENGAN GASTRITIS, DI BR.PASEKAN, DESA KETEWEL,
KECAMATAN SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 5s/d 24SEPTEMBER 2016
OLEH :
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
C. Stuktur Keluarga
Struktur keluarga bermacam-macam, diantaranya :
1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara se-darah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri (Nasrul Effendy, 1998).
Ciri-ciri struktur keluarga, yaitu :
1. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara aggota keluarga.
2. Ada Keterbatasan
Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempu-nyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3. Ada Perbedaan dan Kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing (Anderson
Carter).
Menurut Friedman (1998), struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka, melibatkan emosi, dan ada hierarki kekuatan. Komu-nikasi dalam keluarga ada
yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada
dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-media, message, environtment, dan
reciever. Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
a
5) Kurang memvalidasi.
e. Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
1) Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira.
2) Komunikasi terbuka dan jujur.
3) Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga.
4) Konflik keluarga dan penyelesaiannya.
f. Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
1) Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu).
2) Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi.
3) Kurang empati.
4) Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri.
5) Tidak mampu memfokuskan pada satu isu.
6) Komunikasi tertutup.
7) Bersifat negatif.
8) Mengembangkan gosip.
2. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
3. Struktur Kekuatan dan Struktur Nilai
Affective power
kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan
merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan
papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.
5. Fungsi Biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tetapi untuk
memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
6. Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa
aman/memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan penge-tahuan,
keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa
mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkem-bangannya.
E. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan
lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat
penjajagan tahap II bila ditemui data maladapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
dimaksud, yaitu :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi keluarga
terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan
persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga
mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan keluarga,
bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap
akibat atau adakah sifat negatif dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana
sistem pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana
keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan perawatan yang
diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap
anggota keluarga yang sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya hygiene sanitasi
bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan
lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata
lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan
keluarga.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan,
keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan
fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.
F. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Friedman 1998 ada 8,yaitu :
1. Tahap I
Keluarga
: Keluarga pemula
pemula
merujuk
pada
pasangan
menikah/tahap
pernikahan.
Tugas
perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan,
menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga
berencana.
2. Tahap II
: Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda sebagai
sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas
persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan
nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan.
3. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, memper-tahankan hubungan yang sehat dalam
keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan
kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang me-muaskan, memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga, membia-sakan belajar teratur, memperhatikan anak saat
menyelesaikan tugas sekolah.
5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali
hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak,
memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab,
mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
6. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama
sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas perkembangan
keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru
yang
didapat
dari
hasil
pernikahan
anak-anaknya,
melanjutkan
untuk
8. Tahap VIII
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan, menyesuaikan ter-hadap pendapatan yang menurun, mempertahankan
hubungan
perkawinan,
menyesuaikan
diri
terhadap
kehilangan
pasangan
dan
Data Umum
1)
2)
3)
Genogram
4)
Tipe keluarga
5)
Suku bangsa
6)
Agama
7)
Lingkungan
1)
Karakteristik rumah
2)
3)
4)
5)
Struktur Keluarga
1)
2)
3)
4)
Fungsi Keluarga
1)
Fungsi afektif
2)
Fungsi sosialisasi
3)
2)
3)
4)
Pemeriksaan Fisik
1)
2)
3)
Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, ke-pala, mata,
mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstre-mitas atas dan bawah, system
genetalia.
4)
h. Harapan keluarga
1)
2)
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Suprajitno (2004),
yaitu:
a
Pengkajian Awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan
yang dilakukan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
adalah
pernyataan
yang
menggunakan
dan
menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau perubahan pola interaksi
potensial/aktual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensiintervensi definitif untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah
perubahan (Carpenito, 2008).Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
a. Analisa Data
3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
diidentifikasi (Efendy,1998).Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap
yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitno, 2004).
a. Skala Prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan
disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun
prioritas masalah kesehatan dan kepe-rawatan keluarga harus didasarkan beberapa
kriteria sebagai berikut :
1) Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah
dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon
dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).
Bobot
1
Kemungkinan masalah
untuk dipecahkan
Skor
Aktual
=3
Risiko
=2
Potensial
=1
Mudah
=2
Sebagian
=1
Tidak dapat = 0
Tinggi
=3
Cukup
=2
Rendah
=1
Menonjolnya masalah
Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah =
0
5) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah
diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga,
yaitu :
a. Sumber daya keluarga.
b. Tingkat pendidikan keluarga.
c. Adat istiadat yang berlaku.
d. Respon dan penerimaan keluarga.
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil imple-mentasi dengan
criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja
valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan
tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria evaluasi bagi
tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998).
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana :
- S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
- O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif.
- A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
- P
perencanaan
selanjutnya
setelah
perawat
melakukan
analisis
(Suprajitno,2004).
H. Referensi
Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto.
f. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan
lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang
menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut gastritis ini
juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya telah diangkat
(mengalami pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa menyebabkan
anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vittamin B12 dari makanan.
g. Penyakit Meniere merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Dinding
lambung menjadi tebal, lipatanya melebar, kelenjarnya membesar dan memiliki kista
yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita kanker lambung.
h. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Sel plasma
(salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ
lainnya. Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan bahan korosif atau menerima
terapi penyinaran dengan dosis yang berlebihan.
Klasifikasi :
a. Gastritis Superfisialis Akut
1) Definisi
Adalah suatu peradangan permukaan lambung yang akut dengan kerusakankerusakan erosi.
2) Etiologi
a) Obat analgetik-anti inflamasi terutama aspirin
b) Bahan kimia, misalnya lisol
c) Merokok
d) Alkohol
e) Stress fisis ( combustio, sepsis, trauma, gagal ginjal)
f) Refluks usus halus
g) Endotoksin bakteri
h) Makanan berbumbu (lada, cuka)
3) Pemeriksaan Diagnostik
a) Hispatologi biopsy
b) Analisis cairan lambung
Sumber pohon masalah : Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
diagnose Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Mediaction
D. Pemeriksaan diagnostik
1. Hispatologi biopsy
2. Analisis cairan lambung
3. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H.Pylori dalam
darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernnah kontak dengan bakteri
pasa suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut
terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi
akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
4.
Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak.
Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan
pada lambung.
5. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinarX. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel
(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas
usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum
endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika
ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil
sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke
laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit.
Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus
menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam.
Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak
nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
6. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau
penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih
dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan
terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
E. Penatalaksanaan medis
Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung, dengan porsi
kecil dan sering obat obatan di tunjukan untuk mengatur sekresi asam lambung berupa
anragonis reseplar H, inhibitor pompa proton, antikelinergerik dan antosid juga ditunjukan
sebagai sitoprotektor, berupa sukrafat dan prostaglandin.
1. Untuk menetralisasi asam digunakan antasida ( mis. Alumunium hidroksida ) untuk
menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer atau cuka encer.
2. Bila korosi luas, ernetik, lavase lebih dari karena bahaya perforasi tapi pendukung
mencakup inlubasi analgesic sedative, anasida serta inlravana endoskapi eptik mungkin
diperlukan, pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau
jaringan forasi, gastrojejunastam atau reaksi lambung diperlukan untuk abstruksipilorus.
F. Pengkajian keperawatan
1.
Riwayat kesehatan
a. Gejala nyeri ulu hati
b. Tidak dapat makan
c. Mual/muntah
d. Kapan gejala dirasakan : sebelum/sedudah makan, setelah mencerna makanan
pedas atau mengiritasi lambung, atau setelah mencerna obat tertentu atau alkohol?
e. Apakah gejala b.d ansietas, stress, alergi, makan atau minum terlalu banyak, atau
makan terlalu cepat?
f. Bagaimana gejala hilang?
g. Apakah ada riwayat penyakit lambung sebelumnya atau menjalani pembedahan
lambung?
metode apa
2.
Pemeriksaan fisik
a. Nyeri tekan abdomen
b. Dehidrasi ( perubahan turgor kulit, membran mukosa kering).
c. Gangguan sistemik yang dapat diketahui menjadi penyebab gastritis.
G. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan voulume cairan b.d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan
berlebihan karena muntah
2. Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrient yang
tidak adekuat
4. Defisiensi pengetahuan b.d penatalaksanaan diet dan proses penyakit
H. Rencana keperawatan
No
DX
NOC
NIC
Fluid balance
Setelah dilakukan tindakan
Fluid managemen
yang akurat
hidrosil kulit
Pain control
Setelah dilakukan tindakan
Pain managemen
tentang nyeri
2. Observasi isyarat isyarat non
verbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan komunikasi terapeutik
agar pasien dapat
menggunakan metode
mengespresikan nyeri
pencegahan
4. Kaji latar belakang budaya
-
menggunakan pencegahaan
pasien
nonanalgetik
5. Kaji pengalaman klien tentang
-
medis / kesehatan
-
nyeri
6. Berikan informasi tentang nyeri
7. Anjurkan pasien untuk
memonitor nyeri sendiri
sekali
2 = Jarang dilakukan
3 = Kadang dilakukan
4 = Sering dilakukan
5 = Selalu dilakukan
3
Nutrition managemen
intake
Setelah dilakukan tindakan
hasil :
- cairan intake
- protein intake
- fat intake
- carbohiydrat intake
- vitamin intake
- mineral intake
- iron intake
- calcium intake
Keterangan penilaian NOC
1 = Tidak pernah menunjukan
2 = Jarang menunjukan
3 = Kadang menunjukan
4 = Sering menunjukan
5 = Selalu menunjukan
pasien
3. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
4. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C
5. Berikan Substansi gula
6. Berikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
7. Ajarkan pasien bagaimana
menbuat catatan makanan harian
(1803)
Setelah dilakukan tindakan
(180302) description of
disease proses
-
(180303) description of
cause or contribusing
factors
-
(180305) description of
effects of disease
(180308) descriptioin of
minimese disease
progression
Keterangan penilain
1 = Tidak pernah dilakukan
2 = Jarang dilakukan
3 = Kadang dilakukan
4 = Sering dilakukan
5 = Selalu dilakukan
Tabel 1 : Intervensi keperawatan untuk penyakit gastritis
I. Referensi
Doengoes M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Hadi, Sujono. (1999). Gastroentrologi. Jakarta : Penerbit Alumni.
Inayah. Lin. (2004). Asuhan Keperawatan Pada Klien denagn gangguan sistem
Masjoer, Arif dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnose Medis dan
Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Mediaction
Price, Sylvia A. Wilson, L. M. (1994). Patofisiologi Konsep Proses Penyakit, edisi 4, Alih
Bahasa Peter Anugrah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Saferi, Wijaya. 2013.KMB 1. Yogyakarta : Nuha Medika
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica
Ester, Yasmin asih. Jakarta : EGC.
Underwood, J. C. E. (1996). Patologi Umum dan Sitemik, edisi 2. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga TN. WP Khususnya TN. WP
dengan Gastritis, di Banjar Pasekan Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati Kabupaten
Gianyar.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. WP, KHUSUSNYATN.WP
DENGAN GASTRITIS DI BANJAR PASEKAN DESA KETEWEL, KECAMATAN
SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 5 s/d 24 SEPTEMBER 2016
A.
PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga :TN.WP
b. Umur
: 45 tahun
c. Alamat
:Br.Pasekan Ketewel
d. Telepon
:-
e. Pekerjaan
: Buruh
f. Pendidikan
: SMA
g. Komposisi keluarga
No
.
Nama
J
K
Tn. WP
Ny.WA
An.AW
Hub
dng
KK
Sua
Status Imunisasi
Umu
r
Pendidikan
BC
G
Polio
DPT
Ket
Hepat
Ca
itis
mp
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
ak
v v v v v v v v v v
sakit
45 th
SMA
Istri
45 th
SMA
v v v v v v v v v v
sehat
Ana
18 th
SMA
v v v v V v v v v v
sehat
mi
k
4
An.WT
Ana
k
15 th
SMP
v v v v v v v v v v
sehat
2. Genogram :
Gambar 1.
Keterangan :
= meninggal
= laki-laki masih hidup
= perempuan masih hidup
= hubungan perkawinan
= klien
= tinggal serumah
Gambar 1. Gambar Genogram Keluarga TN. WP di Banjar Pasekan, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
menikah. Tn.WP dan Ny.WA menikah dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan perempuan.
Saat ini Tn.WP beserta istri dan anak-anaknya tinggal bersama dalam 1 rumah.
3. Tipe keluarga
Tipe Keluarga Tn.WP adalah keluarga tradisional dengan tipe keluarga inti yang terdiri dari
Tn.WP, istri dan anak-anaknya. Dalam hal ini Tn.WP berperan sebagai kepala keluarga.
4. Suku bangsa
Sukubangsa keluarga adalah Tn.WP adalahSuku Bali, bahasa yang digunakan untuk
berbicara sehari-hari dalam keluarga adalah bahasa bali, dan tidak ada peraturan atau
kebiasaan khusus yang dipengaruhi oleh suku mengenai kesehatannya.
5. Agama
Keyakinan yang dianut keluarga Tn.WP adalah Agama Hindu. Tidak ada perbedaan
diantara anggota keluarga. Keluarga Tn.WP setiap harinya selalu menjalankan ibadah
sesuai ajaran agama.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn.WP bekerja sebagai buruh bangunan dan tukang ukir, pekerjaan dari Tn.WP tidak
menentu tergantung dari proyek yang didapat. Istrinya bekerja sebagai pedagang ayam di
pasar. Tiap hari Ny.WA menjual dagangannya di pasar Padangsambian Denpasar yang
jaraknya +15km dari rumahnya. Pendapatan tiap bulannya didapatkan dari hasil menjual
dagangannya. Pendapatan Tn.WPperhari tidak menentu tergantung dari hasil penjualan
dagangannya. Jika di hitung kurang lebih sekitar Rp.50.000-100.000 per hari. Uang
tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari yaitu untuk membeli bahan
makanan untuk di dapur, untuk ditabung, untuk perlengkapan mandi, kebutuhan sekolah
anaknya dan kebutuhan lainnya.
7. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Jika ada waktu luang keluarga Tn.WP berkumpul dan mengobrol dengan keluarga,
menonton TV bersama, maupun pergi perkunjung ke rumah tetangga.Tn.WP juga
mengatakan sehari-hari jika tidak ada proyek, beliau menghabiskan waktunya
denganberdiam diri dirumah,terkadang juga berjalan-jalan kerumah saudaranya yang tidak
jauh dari rumah. Setelah mengobrol dan berkumpul dengan keluarga atau tetangga, pasien
mengatakan merasa tenang. Pasien mengatakan jarang pergi jauh untuk berekreasi.
B.
C.
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Rumah Tn.WP adalah rumah permanen milik sendiri, luas tanah + 5 Are, yang terdiri atas
2 kamar tidur yg berukuran 4 x 5m, 1 kamar tidur berukuran 3 x 4m, 1 kamar mandi, 1
ruang dapur, sumur, tempat ibadah, teras dan halaman yg cukup luas. Kondisi tempat
tinggal Tn.WR baik,rapi, bersih dan juga rindang karena dihalaman rumahnya ditanami
beberapa pohon perindang. Tedapatventilasi dan jendela yang cukup bersih disetiap
ruangan. Tn.WP dan istrinya memiliki ruangan tersendiri untuk beristirahat, begitu juga
kedua anaknya memiliki ruang tidur masing-masing yang kondisi ruangannya cukup
bersih.
Denah Rumah :
6
+ 4 Are
8) Teras
9) Halaman
10) Pintu Masuk
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn.WP tinggal di lingkungan yang berada di desa dengan jumlah penduduknya
yang cukuppadat. Di lingkungan rumah Tn.WP penduduknya sebagian besar bermata
pencaharian buruh ,petani dan pedagang. Jarak rumah yang satu dengan yang lain tidak
terlalu berdekatan. Rumah Tn.WP berada dipinggir sawah. Terdapat jalan utama tetapi
tidak begitu besar, jarak menuju jalan raya 200 meter.
3. Mobilitas Geografi Keluarga
Tn.WP mengatakan sudah menetap di Desa Ketewel sejak tahun 1971. Sebelumnya Tn.WP
dan keluarga sempat tinggal di dekat banjar Pasekan. Namun pada Tahun 2011 Tn.WP
sekeluarga membangun rumah dan berpindah ke rumah yang ditinggalinya hingga saat
ini.Saat ini Tn.WP sudah menempati rumahnya selama 5 tahun.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn.WP memandang lingkungan tempat tinggalnya sebagai lingkungan yang baik.
Jika ada kegiatan gotong royong yang ada di sekitar lingkungan Tn.WP dan Ny.WA kadang
ikut aktif dalam kegiatan.
5. Sistem Pendukung Keluarga
Informal : Tn.WP mengatakan jika ada masalah, maka Tn.WPakan berbicara pada Ny.WA
dan anak-anaknyaTidak pernah melibatkan keluarga lain/tetangga untuk ikut
menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga tersebut.
Formal :
Tn.WP
mengatakan
mempunyai
akses
jaminan
padakeluarganya.Bentuk
jaminan
kesehatan
tersebut
adalah
kesehatan
JKN.
Jika
STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi Keluarga
Informal : Tn.WP berperan sebagai kepala keluarga dan kepala rumah tangga. Tn.WP
merupakan lulusan SMA dan bekerja sebagai buruh. Ny.WA berperan sebagai
ibu rumah tangga yang juga membantu suaminya mencari nafkah denganikut
bekerja sebagai pedagang di pasar dan juga mengurus anak.
4. Norma Keluarga
Tn.WP mengatakannorma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan agama yang
dianut oleh keluarga. Bila ada keluarga yang sakit akan dibawa ke sarana
pelayanan
kesehatan. Dari segi budaya Bali daerah setempat, tidak ada larangan atau pantangan
tertentu yang berpengaruh terhadap kesehatan maupun dalam kegiatan sehari-hari.
E.
FUNGSI KELUARGA
1.
Fungsi Afektif
Seluruh anggota keluarga Tn.WPsaling menyayangi satu sama lain. Apabila ada
saudaranya yang sakit atau yang ditimpa musibah maka anggota keluarga yang lain saling
membantu.
2.
Fungsi Sosialisasi
Jika ada kegiatan di lingkungan tersebut Tn.WP dan Ny.WA ikut berpartisipasi di dalam
kegiatan tersebut. Diwaktu luang, Tn.WP dan Ny.WAsering mengobrol dengan tetangga
sekitar karena jarak rumah dengan rumah tetangga lumayan dekat. Tn.WP menekankan
perlunya meningkatkan komunikasi hubungan dengan orang lain. Mereka membiasakan
anggota keluarga untuk bisa bermasyarakat dan bergaul di tengah-tengah masyarakat
3.
4. Fungsi Reproduksi
Tn.WP memiliki istri dan 2 orang anak kandung laki dan perempuan. Saat ini Tn.WP dan
Ny.WA mengikuti program keluarga berencana sejak 4 tahun yang lalu, dimana Ny.WA
memilih menggunakan KB Implan.
5. Fungsi Ekonomi
Tn.WPmengatakan penghasilannya sebagai buruh dan penghasilan istrinya sebagai
pedagang tidak tetap setiap hariya tergantung dari hasil proyek yang didapat dan penjualan
dagangan
istrinya.
Namun
rata-rata
penghasilan
Tn.WP
perbulannya
yakni
kebutuhan sehari hari untuk bahan makanan di dapur, perlengkapan mandi, biaya
pendidikan anak dan perlengkapan sehari-hari lainnya.
F.
minum arak dan pola hidup tidak sehat yang dahulu sering dilakukannya.
b.
Mengambil Keputusan
Pada keluarga Tn. WP, apabila ada keluarga yang sedang sakit maka Tn.WP berperan
dalam mengambil keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan untuk merawat
anggota keluarganya yang sakit. Dalam hal ini jika Tn.WP sendiri yang mengalami
sakit Gastritis dan jika sakitnya kambuh beliau memutuskan untuk beristirahat dan
berobat ke dokter jika terjadi kekambuhan yang tidak dapat dia tahan.
c.
d.
lingkungan
sekitar.Untuk
pencahayaan
setiap
malam
keluarga
menggunakan PLN dan untuk air minum dan mandi keluarga mempergunakan air
sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari air bersih.
e.
G.
H.
Pemeriksaan Fisik
Table II. Pemeriksaan Fisik Keluarga Tn.WP
Hasil
pemeriksa
an
Ny.WA
An.AW
An.WT
Baik
Baik
Baik
Baik
Kunjungan I
Kunjungan I
Kunjungan I
Kunjungan I
TD
TD : 120/80 mmHg
TD: 110/80mmHg
TD : 120/80mmHg TD : 110/70mmHg
Nadi
74x/menit
68x/menit
70x/menit
72x/menit
36oC
36oC
36oC
36oC
BB
65 kg
83 kg
65kg
42kg
IMT
23,3
33,2
21,3
17,7
RR
20x/menit
20x/menit
20x/menit
20x/menit
TB
167cm
155 cm
175 cm
154 cm
Kepala
Mesocepal, rambut
bersih, warna hitam
dan lurus, tidak ada
lesi
Mesocepal, rambut
bersih, warna
hitam dan
lurus.tidak ada lesi
Mesocepal, rambut
bersih, warna
hitam dan lurus.
Tidak ada lesi
Mesocepal, rambut
bersih, warna
hitam dan lurus.
Tidak ada lesi
Mata
Simetris,
konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak
ikterik
Simetris,
konjungtiva tidak
anemis, sclera
tidak ikterik
Simetris,
konjungtiva tidak
anemis, sclera
tidak ikterik
Simetris,
konjungtiva tidak
anemis, sclera
tidak ikterik
Hidung
Bersih, penciuman
baik, tidak ada
pernapasan cuping
hidung.
Bersih, penciuman
baik, tidak ada
pernapasan cuping
hidung.
Bersih, penciuman
baik, tidak ada
pernapasan cuping
hidung.
Bersih, penciuman
baik, tidak ada
pernapasan cuping
hidung.
Telinga
Bersih, simetris,
tidak ada serumen,
fungsi pendengaran
kurang baik.
Bersih, simetris,
tidak ada serumen,
fungsi
pendengaran
kurang baik.
Bersih, simetris,
tidak ada serumen,
fungsi
pendengaran
kurang baik.
Bersih, simetris,
tidak ada serumen,
fungsi
pendengaran
kurang baik.
Mulut
Bersih, mukosa
Bersih, mukosa
Bersih, mukosa
Bersih, mukosa
KU
Suhu
bibir lembab.
bibir lembab.
bibir lembab.
bibir lembab.
Leher
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid
Dada
Pergerakan dada
simetris, tidak ada
penggunaan otot
Pergerakan dada
simetris, tidak ada
penggunaan otot
Pergerakan dada
simetris, tidak ada
penggunaan otot
Pergerakan dada
simetris, tidak ada
penggunaan otot
Paru
paru
Auskultasi paru
vaskuler
Auskultasi paru
vaskuler
Auskultasi paru
vaskuler
Auskultasi paru
vaskuler
Jantung
Abdomen
Datar, simetris,
tidak ada nyeri
tekan
Datar, simetris,
tidak ada nyeri
tekan
Datar, simetris,
tidak ada nyeri
tekan
Ekstrimita
s
Genetalia
Bersih, jenis
kelamin laki-laki
Bersih, jenis
kelamin
perempuan
Berjenis kelamin
laki-laki
Bersih, jenis
kelamin
perempuan
Pemeriksa
an
kolesterol
226 mg/dL
210mg/dL
Pemeriksa
an AU
4.2 mg/dL
4,3 mg/dL
91g/dL
Sakit
Sehat
sehat
Sehat
Kesimpulan :
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa Tn.WP dalam keadaan sakit, dan saat ini tidak
memiliki persediaan obat. Namun biasanya ketika kambuh , Tn.WP membeli obat promaag di
apotik untuk meredakan maagnya.
Harapan keluarga
Keluarga menyatakan sangat senang dengan kehadiran perawat dan berharap kehadirannya
akansangat membantu keluarga dalam memberi informasi tentang cara merawat, cara
pencegahan, serta penanganan apabila ada anggota keluarga dengan penyakit pada keluarga dan
dapat melakukan pengecekan secara rutin serta bantuan obat-obatan yang cocok
Keluarga Tn.WP berharap tindak lanjut pemeriksaan ini, terutama untuk membantu kesehatan
keluarganya, agar anggota keluarganya bisa sembuh dan dapat mencegah maupun menangani
penyakit gastritis.
Tingkat Kemandirian Keluarga
Keluarga Tn.WP merupakan keluarga yang termasuk kategori kemandirian nomor II karena
keluarga menerima petugas perawatan kesehatan komunitas, menerima pelayanan keperawatan
komunitas yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan, tahu dan dapat mengungkapkan
masalah kesehatan secara benar dan keluarga juga mampu melakukan perawatan sederhana
sesuai dengan yang dianjurkan. Diberikannya asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
Tn.WP bertujuan untuk meningkatkan tingkat kemandirian keluarga hingga pada tahap V
sehingga keluarga dapat mandiri dengan cara memberikan Pendidikan Kesehatan dan Pelayanan
kesehatan serta memotivasi keluarga untuk senantiasa memelihara kesehatannya secara mandiri.
I. ANALISA DATA
Tabel III. Analisa Data Keluarga Tn.WP khususnya Tn.WP dengan Gastritis di
Banjar Pasekan Desa Ketewel , Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 05 s/d
24 september 2016
No.
1.
Problem
Data
Data Subjektif :
Tn.WP mengatakan nyeri perut dan perih
pada ulu hati
Provokative/paliative
: Nyeri
: Nyeri
Nyeri akut
Etiologi
Pola makan tidak teratur
Peningkatan Asam
Lambung (maag)
Menghancurkan lapisan
mukosa lambung
: Nyeri
Inflamasi
Nyeri epigastrium
0-10
Nyeri akut
Data Subjektif :
1. Keluarga Tn.WP khususnya Tn.WP
mengatakan
kurang
mengerti
Defisiensi
Pengetahuan
kemampuan untuk
mengenyam pendidikan
terbatas
lengkap
terpecah di hipocampus
Data Objektif :
informasi
Sasaran tampak
kebingungan
DIFISIENSI
gastritis,
PENGETAHUAN
penyebab
serta
cara
menangani gastritis.
2. Keluarga Tn. WP khususnya Tn.WP
tidak bisa menjawab pertanyaan
1.
2.
Skoring :
Nyeri akut pada perut Tn.WP berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
kesehatan anggota keluarga yang mengalami Gastritis,
Tabel V. Skoring Nyeri perut Keluarga Tn. WP khususnya Tn.WPdengan gastritis di Banjar
Pasekan Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 05 s/d 24 September
2016
NO KRITERIA
1.
2.
BOBOT PERHITUNGAN
Sifat masalah
PEMBENARAN
Sifat masalah actual karena
Skala : Aktual
Resiko
Potensial
3
1=1
3
sudah terjadi
Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala : Mudah
Sebagian
Tidak dapat
3.
SKO
Rendah
0
3
1=1
3
untuk dicegah
Cukup
Potensial masalah
Skala : tinggi
2
2=2
2
3
2
1
4.
Menonjolnya masalah
Skala : Masalah berat,
nyeri timbul
2
1=1
2
Masalah tidak
dirasakan
0
5
JUMLAH
Skoring
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengetahui cara
merawat kesehatan anggota keluarga dengan penyakit gastritis
Tabel VI. Skoring Defisiensi Pengetahuan Keluarga Tn. WP khususnya Tn.WP dengan
gastritis di Banjar pasekan Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 05
s/d 24 September 2016
N
KRITERIA
O
SKO
R
BOBOT PERHITUNGAN
PEMBENARAN
1.
Sifat masalah
Skala : Aktual
2.
Resiko
Potensial
dilihat dari
1
3
1=1
3
3.
Potensial
2
2=2
2
masalah
2
2
1=
3
3
Rendah
kooperatif
keluarga
untuk
pengertian,
untuk
hipertensi
masalah
masalah
Menonjolnya masalah
JUMLAH
sangat
mengetahui
dirasakan
keluarga
Potensial
Cukup
Masalah
Skala : Tinggi
Ada
menjawab
mengenai gastritis
untuk dicegah
4.
dapat
Tidak dapat
tidak
dapat diubah
Sebagian
Kemungkinan masalah
Skala : Mudah
antusias keluarga
2
1=1
2
hipertensi
sehingga
perlu
supaya
tidak
0
penyakit
4
2
3
Skor
pengetahuan
keluarga
Tn.WP
berhubungan
dengan
2
3
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
o
D
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Kriteria
Hasil
Standar
Intervensi
x
1
Setelah
3x
dilakukan Setelah
diberikan Verbal
Kaji
nyeri
Tn.WP
komprehensif
khususny
PQRST
Keluarga
a Tn.WP 2.
khususnya
Tn.WP 40
mampu
dapat
kunjungan, asuhan
1. Keluarga 1.
mengontrol diharapkan
menit,
secara
meliputi
li factor
klien
yang
penyeba
dirasakan
dapat berkurang /
hilang
1. Mengenal
b nyeri
2. Keluarga
masalah
kesehatan
keluarga
Psikomot
tentang
or
Tn.WP
gastritis
menyebu
tkan cara
keputusan
mengont
tindakan
kesehatan yang
tepat
berkaitan
dengan gastritis
rol nyeri
3. Keluarga
Tn.WP
khususny
a Tn.WP
3. Memberi
perawatan
dapat
terhadap
mengont
anggota
rol nyeri
4. Keluarga
keluarga
yang
sakit khususnya
gastritis.
4. Mempertahanka
n suasana rumah
yang sehat
kesehatan yang
masyarakat
memberi
kan
perawata
terhadap
fasilitas
lingkungan
mampu
5. Menggunakan
ada
Tn.WP
di
anggota
keluarga
yang
sakit,
khususny
mengontrol
4. Anjurkan
kepada
a Tn.WP
dapat
cara
nyeri
khususny
penyakit
2. Membuat
dan
pendidikan
teknik
a Tn.WP
Setelah
dilakukan Setelah
diberikan Verbal
3x
asuhan
kunjungan,diharapk
keperawatan
an
mampu
menyebu
keluarga bertambah 40
tentang gastritis
1. Keluarga 1. Kaji
tkan
menit,
diharapkan
keluarga mampu :
1.
keluarga
2.
2. Keluarga
b. Penyebab gastritis
penyebab
penyakit gastritis
mengenai gastritis
n gastritis
tkan
tentang
keluarga
keluarga tentang :
menyebu
masalah kesehatan
pengetahuan
pengertia
mampu
Mengenal
tingkat
gastritis
Membuat
3. Keluarga
penyuluhan
dan
keputusan tindakan
mampu
demonstrasi
tentang
kesehatan
tepat
yang
berkaitan
dengan gastritis
3.
Memberi
perawatan terhadap
anggota
or
tkan
cara
tanda dan
gejala
gastritis
gastritis
keluarga
yang
sakit
khususnya gastritis.
4. Mempertahankan
suasana
rumah
yang sehat
5.
Psikomot
menyebu
4. Keluarga
mampu
melakuka
n
perawata
Menggunakan
fasilitas kesehatan
terhadap
yang
anggota
ada
di
pembuatan
jus
lingkungan
keluarga
masyarakat
yg
sakit
khususny
a gastritis
L. EVALUASI
Waktu
No
Evaluasi
Dx
Senin,12 September 1
2016
Pukul 16.10 WITA
O:
- Keluarga bisa menjawab pertanyaan yang diberikan
- Keluarga Tn.WP khususnya Tn.WP mampu menerapkan teknik
relaksasi nafas dalam
- Keluarga tampak antusias
- Keluarga tampak kooperatif
A : Masalah teratasi
P : - Pertahankan intervensi
Senin, 12 September 2
2016
Pukul 16.30 WITA
Tanda dan gejala gastritis adalah perut nyeri dan perih, nyeri
ulu hati, mual, dan muntah
A : Masalah teratasi
P : - Pertahankan intervensi
Ingatkan keluarga untuk memperhatikan kondisi Tn.WP
LEMBAR PENGESAHAN
Gianyar,
Mengetahui
Pembimbing Lapangan
September 2016
Mahasiswa
NIP :
Pembimbing Akademik
(
NIP :