Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia toddler (1-3
tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler dapat memainkan
sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh karena itu bermain
dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi
salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu
yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu anak
untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh
karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk
mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada
anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar

1.2 TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan
dirawat
3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.
5. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
6. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.

BAB III
LAMPIRAN TEORI

2.1 PENGERTIAN BERMAIN


Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak
yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan
ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Erlita, 2006).
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan
ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri
untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara
untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu intervensi
yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah
tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak,
terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat
penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya ( Nursalam, 2005).
Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi
dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif (Anonim, 2010).

2.2

KATEGORI BERMAIN
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas
3.
4.
5. (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.

2.3
1.
2.
3.
4.
5.

Selalu bermain dengan sesuatu atau benda


Selalu ada timbal balik interaksi
Selalu dinamis
Ada aturan tertentu
Menuntut ruangan tertentu
2.4

1.

CIRI-CIRI BERMAIN

KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI

Social affective play


Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk
permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain

2.

3.

anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.


Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan bermain anak
dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak akan
4.

melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.


Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
2.5

1.

2.

KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL

Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang bermain
disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan
yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung,

3.

4.

biasanya dilakukan oleh anak pre school.


Contoh : bermain balok
Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi belum
terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya.
Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana dan ada
aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
2.6

FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya

1.
2.
3.
4.

5.
6.

PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK


Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih pensil.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam
kelompok.
KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap orang lain.
PERKEMBANGAN MORAL

Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan dengan aturan

7.

8.

kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak, misalnya :
marah, takut, benci.
KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara
verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.
2.7

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan


Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu
Jenis kelamin
Lingkungan lokasi, negara, kultur
Alat permainan senang dapat menggunakan
Intelegensia dan status sosial ekonomi
2.8

1.
2.
3.
4.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN

Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

2.9 TAHAP TUMBUH KEMBANG dan KARAKTERISTIK BERMAIN ANAK USIA


TOODLER (1-3 TAHUN)
1.

2.

Tahap Pertumbuhan
Perhitungan berat badan
Perhitungan panjang badan
Tahap Perkembangan

: Umur (tahun) x 2 8 : 2
: Umur 1 tahun : 75 cm
: Umur 2 3 tahun = Umur (tahun) x 6 - 77

a.

Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :


Fase anal (1 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan
libido yang penting. Menunjukkan keakuannya, sikap narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan
egoistik.
Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan bahasa meniru dan
mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal anak sangat terbatas, bermain sendiri,

b.

belum bisa bermain dengan anak lain.


Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :
Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari lingkungan dan keuntungan
yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang tua terlalu melindungi, menuntut harapan terlalu tinggi

maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu.


c. Stimulasi dan perkembangan anak
a) Anak umur 12 18 bulan :
Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil benda kecil dengan jari telunjuk,
mengungkapkan keinginan secara sedehana, minum sendiri dari gelas tidak tumpah.
Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain dengan anak melempar dan menangkap
bola besar kemudian kecil, melatih anak menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh,
memberi kesempatan anak melepas pakaian sendiri.
b) Anak umur 18-24 bulan:
Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret dengan alat tulis, menunjukkan
bagian tubuh dan menyebut namanya, meniru melakukan pekerjaan rumah tangga.
Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari anak menggambar bulatan,
garis segi tiga dan gambar wajah, melatih anak mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau
ditinggalkan ibunya sementara waktu.
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak bergerak, tidak
bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena
itu, dalam melakukan permainan, anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik
dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas bermiannya. Anak mempunyai rasa ingin tahu

yang besar. Oleh karena itu seringkali mainannya di bongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk
itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak memberikan alat
permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah sollitary play dan
parallel play. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas terlihat anak melakukan permainan
sendiri dengan mainannya sendiri, sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak
mulai dapat melakukan permainan secara parallel karena sudah dapat berkomunikasi dalam
kelompoknya walaupun belum begitu jelas karena kemampuan berbahasa belum begitu lancer.
Jenis alat permainan yang tepat diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin warna-warni
yang dapat dibentuk benda macam-macam.

2.10 BERMAIN DI RUMAH SAKIT


A. TUJUAN
1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
B. PRINSIP
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orangtua
C. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN
1. Lakukan saat tindakan keperawatan
2. Sengaja mencari kesempatan khusus
D. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Alat bermain
2. Tempat bermain
E. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH
1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain
2.11 BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
a. Definisi

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar diartikan sebagai
proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi
permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi
pada anak.
b. Manfaat
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai
permainan penyembuh/therapeutic play).
2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk, mengembangkan imajinasi
3)

dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.


Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan media kertas

4)

gambar dan crayon.


Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara untuk

berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.


5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses hospitalisasi, karena
pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan negative.
6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosinal
7)

anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode penyuluhan
kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.

PREPLANING PROGRAM BERMAIN


PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN
DI RUANG BAKUNG RS. PANTI WALUYO
1. Judul
Alasan

: Terapi bermain mewarnai gambar


: Terapi bermain mewarnai gambar judul ini dipilih kelompok

untuk menambah pengetahuan mengenali warna, dan mengembangkan imajinasi pada anak.
2. Karakteristik permainan : Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola yang disediakan dengan
warna pilihnnya sendiri.
3. Sasaran :
1) Anak usia toddler (1-3 tahun)
2) Anak yang dirawat di ruang Bakung
3) Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang
4)
5)
6)
4.

dapat menghalangi proses

terapi bermain
Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
Anak yang dapat memegang crayon
Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
Tujuan :
TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
TUJUAN KHUSUS

Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.


Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan dirawat
Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.
Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
5. Waktu Pelaksanaan :
Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat: Tempat bermain anak diruang Bakung.
Setting tempat

MEJA

Keterangan :
: Peserta
: Orang tua wali
: Ketua
: Moderator
: Observer
: Fasilitator
6. Media
a. Pensil warna
b. Tissue
c. Karpet
d. Kertas bergambar
e. Lembar penilaian
f. Meja
7.Strategi bermain
No.
1.

Waktu
10 menit

Kegiatan

. Pra kegiatan :
Memfasilitasi media terapi bermain
Mempersiapkan anggota terapi
bermain
Mempersiapkan peserta

Peserta

5 menit

Pembukaan :
Menjawab salam

Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari terapi

Mendengarkan
Memperhatikan

bermain
Kontrak waktu anak dan orang tua
Kegiatan bermain :

Memperhatikan

15 menit

Memperhatikan
2.

Menjelaskan tata cara pelaksanaan

terapi bermain mewarnai kepada anak Bingung


Memberikan kesempatan kepada anak

untuk bertanya jika belum jelas


Membagikan kertas bergambar dan
pensil warna.

Antusias saat
menerima peralatan
Memulai untuk

Fasilitator mendampingi anak dan

memberikan motivasi kepada anak


Menanyakan kepada anak apakah

telah selesai mewarnai gambar


Mendengarkan
Memberitahu anak bahwa waktu yang

diberikan telah selesai


Memberikan pujian terhadap anak

mewarnai gambar
Menjawab
pertanyaan

Memperhatikan

yang mampu mewarnai gambar


3.

sampai selesai
Kegiatan penutup:

10 menit

Menceritakan

Memotivasi anak untuk menyebutkan

apa yang diwarnai


Mengumumkan nama anak yang
dapat mewarnai dengan baik contoh:

Gembira

Membagikan reward kepada seluruh


4.

5 menit

peserta
Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada

Memperhatikan
Mendengarkan
Menjawab salam

anak dan orang tua


3. Mengucapkan salam penutup
8.Analisa tugas
a. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia sesuai dengan kemampuan anak
masing-masing.
b. Anak dibimbing memilih warna sesuai warna kesukaannya sendiri.
c. Anak dilatih untuk mewarnai gambar sesuai garis pola yang tersedia.
d. Kriteria Penilaian:
Berhasil bila anak mewarnai dengan 5 warna yang berbeda (nilai 100).
Anak mewarnai dengan 3 warna yang berbeda (75).
Anak mewarnai dengan 2 warna (50).
Anak tidak memberi warna pada gambar yang tersedia (0).
9. Aspek kognitif
a. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,missal daun berwarna hijau.
b. Pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga.
c. Penerapan anak member warna hijau pada daun.
10. Aspek psikomotor
a. Motorik halus
Pengetahuan dan pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga.
b. Motorik kasar
Anak dibimbing untuk mewarnai gambar berpola.
Hasilnya dapat diukur melalui
1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses bermain.
2. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.
11. Aspek afektif
Anak dapat member respon rangsangan dari pembimbing.
12. Aspek sosial
Anak dapat berinteraksi dengan ibu,teman sebaya dan pembimbing.
13. Perkiraan hambatan :

a) Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan
b) Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
14. Antisipasi hambatan/masalah
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program terapi.
15. Pengorganisasian
1) Pembimbing Pendidikan
: Sugiyarto, S.Kep
2) Pembimbing Ruangan
: Sri Gunarni, S.Kep
3) Ketua kelompok : Yanang Febrianto
Tugas : Pengkoordinir anggota kelompok dan mengawasi jalannya acara dari awal hingga akhir
4) Moderator : Purnaning Sintya K.U
Tugas : Mengawal dan mengawasi jalannya terapi yang menjadi tanggung jawab agar berjalan
sesuai dengan topic
5) Observer : Novita Sulistiyaningrum
Tugas : Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi yang direkam dalam
bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari penilaian skala observasi terapi bermain.
6) Fasilitator : Efryan Jusman dan Agus Purnomo
Tugas : Memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan agar tujuan dari terapi bermain dapat tercapai.
7) Anak
: anak berusia 1-3 tahun dirawat di ruang Bakung.
16. Kriteria evaluasi
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
d.

Evalusi Struktur
Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang Bakung lantai 3.
Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.
Evaluasi Proses
Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
Kriteria Hasil
Anak terlihat senang dan gembira
Kecemasan anak berkurang
Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ( 2010) Bermain melatih konseentrasi anak. [Online]. Tersedia :
http://sidikjaricerdas.wordpress.com/2010/08/09/bermain-puzzle-melatihkonsentrasi-anak/ [23
Agustus 2015]
Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada
http://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2015
Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders Company,
Philadelpia USA
Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta
L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC : Jakarta
www.Pediatrik.com Selasa 21 Agustus 2015
Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta
Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta
Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby Year Book. Toronto
Canada

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen1 halaman
    Cover 1
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • COVER 1 B.ing
    COVER 1 B.ing
    Dokumen1 halaman
    COVER 1 B.ing
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Discharge Planning Fix
    Discharge Planning Fix
    Dokumen7 halaman
    Discharge Planning Fix
    NoviAnnaWahyuningati
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen1 halaman
    Cover 1
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen1 halaman
    Cover 1
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • A Pasien: No Kemampuan TG L TG L TGL TG L TG L TG L TG L
    A Pasien: No Kemampuan TG L TG L TGL TG L TG L TG L TG L
    Dokumen9 halaman
    A Pasien: No Kemampuan TG L TG L TGL TG L TG L TG L TG L
    Risz' Chieymanyund Cindtacollotjuve
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen1 halaman
    Cover 1
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • COVER 1 B.ing
    COVER 1 B.ing
    Dokumen1 halaman
    COVER 1 B.ing
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Cover Ayla
    Cover Ayla
    Dokumen1 halaman
    Cover Ayla
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen1 halaman
    Cover 1
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • COVER 1 B.ing
    COVER 1 B.ing
    Dokumen1 halaman
    COVER 1 B.ing
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen1 halaman
    Cover 1
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen1 halaman
    Cover 1
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Scabies
    Scabies
    Dokumen16 halaman
    Scabies
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen1 halaman
    Cover 1
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Serah Terima21
    Serah Terima21
    Dokumen7 halaman
    Serah Terima21
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Bermain
    Bermain
    Dokumen15 halaman
    Bermain
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Askep Balita Muu
    Askep Balita Muu
    Dokumen15 halaman
    Askep Balita Muu
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Askep Balita
    Askep Balita
    Dokumen14 halaman
    Askep Balita
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Sudah Diisi 2
    Sudah Diisi 2
    Dokumen6 halaman
    Sudah Diisi 2
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Terapi Bermain Anak Ismi
    Terapi Bermain Anak Ismi
    Dokumen4 halaman
    Terapi Bermain Anak Ismi
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Peran Perawat
    Peran Perawat
    Dokumen13 halaman
    Peran Perawat
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Centralized of Drugs Scenario
    Centralized of Drugs Scenario
    Dokumen10 halaman
    Centralized of Drugs Scenario
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen1 halaman
    Cover 1
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Print Ismi
    Print Ismi
    Dokumen6 halaman
    Print Ismi
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Cara Mengukur Suhu Tubuh Melalui Aksila
    Cara Mengukur Suhu Tubuh Melalui Aksila
    Dokumen1 halaman
    Cara Mengukur Suhu Tubuh Melalui Aksila
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Bermain
    Bermain
    Dokumen15 halaman
    Bermain
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen1 halaman
    Cover 1
    nikmatul_ismi
    Belum ada peringkat