Anda di halaman 1dari 4

Syok terjadi akibat kegagalan aliran darah dan penghantaran oksigen yang adekuat

untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Perjalanan kelangsungan syok dimulai dari


fase kompensasi hingga dekompensasi. Mekanisme kompensasi mencangkup takikardia
dan peningkatan tahanan vaskular sistemik (vasokonstriksi) sebagai usaha untuk
mempertahankan cardiac output tekanan perfusi. Dekompensasi terjadi ketika mekan
isme kompensasi gagal terjadi dan berujung pada syok hipotensif.
Gejala tipikal syok terkompensasi
Takikardia
Akral dingin dan pucat
Capillary refill time > 2 detik
Nadi perifer teraba lemah dibanding sentral
Tekanan darah sistolik normal
Seiring dengan kegagalan mekanisme kompensasi, tanda-tanda kegagalan perfusi org
an mulai timbul. Selain gejala-gejala di atas, dapat timbul gejala tambahan beru
pa:
Penurunan kesadaran
Penurunan produksi urin
Asidosis metabolik
Takipnea
Nadi sentral lemah
Perubahan warna kulit (mottling skin)
Syok tak terkompensasi ditandai oleh gejala-gejala yang konsisten dengan kegagal
an hantaran oksigen ke jaringan (pallor, sianosis perifer, takipnea, mottling s
kil, penurunan produksi urin, asidosis metabolik, penurunan kesadaran), nadi per
ifer lemah atau tidak teraba, denyut sentral lemah, dan hipotensi.
Integrasi dari berbagai gejala syok perlu untuk dilakukan karena tidak ada satu
gejala kardinal yang sangat khas untuk menunjang diagnosis. Sebagai contoh:
Capillary refill time sendiri bukanlah merupakan indikator yang baik untuk volum
e sirkulasi, namun CRT > 2 detik merupakan indikator yang berguna untuk dehidras
i sedang ketika digabungkan dengan penurunan produksi urin, ketiadaan air mata,
mukosa kering, dan keadaan umum sakit sedang. CRT dipengaruhi suhu lingkungan, l
okasi, dan usia.
Takikardia adalah penanda umum dari shock, namun bisa juga disebabkan oleh berba
gai kondisi lain seperti nyeri, cemas, dan demam.
Nadi lemah dapat ditemukan pada semua jenis syok.
Tekanan darah bisa ditemukan pada anak dengan syok terkompensasi namun dengan ce
pat turun ketika mekanisme kompensasi mulai gagal. Seperti tanda lainnya, hipote
nsi harus diinterpretasikan sesuai konteks gambaran klinis secara holistik.
Tekanan darah sistolik yang dianggap hipotensi adalah:
<60mmHg pada neonatus cukup bulan (0-28 hari)
<70mmHg pada bayi (1-12 bulan)
<70mmHg + (2 x usia dalam tahun) pada anak 1-10 tahun
<90 mmHg pada anak >10 tahun
Kleinman ME et al. Part 14: pediatric advanced life support: 2010 American Heart
Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiova
scular Care. Circulation. 2010;122:S876 S908.
_______________________________________________
Syok adalah proses akut yang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh dalam menyuplai
oksigen dan nutrisi secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme organ-o
rgan tubuh. Karena jaringan tidak mendapatkan kadar oksigen dalam jumlah cukup,

metabolisme aerobik tidak dapat berlangsung, sehingga proses anaerobik mengganti


kannya. Seiring berlangsungnya syok, peningkatanan kebutuhan oksigen semakin tid
ak bisa dikompensasi sehingga terjadi perburukan klinis dan asidosis laktat. Bil
a perfusi jaringan tidak adekuat terjadi melanjut, respon vaskular, inflamatorik
, metabolik, selular, endokrin, dan sistemik yang buruk dapat terjadi dan mengga
nggu homeostasis tubuh.2
Kompensasi untuk suplai oksigen yang tidak adekuat melibatkan berbagai respons t
ubuh untuk mempertahankan oksigenasi organ-organ vital seperti otak, jantung, gi
njal, dan hepar dengan mengorbankan organ lain seperti kulit, saluran cerna, dan
otot. Otak sangat sensitif terhadap penurunan kadar oksigen karena tidak memili
ki kemampuan untuk melakukan metabolisme anaerob. Kombinasi dari faktor pencetus
yang menetap dan respons neurohumoral, inflamasi, dan selular memengaruhi progr
es keberlangsungan syok.
Epidemiologi

Hari K, Antonius P. Syok. Dalam: Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat. Ikatan Dokter
Anak Indonesia 2011. h.108-110

________________________________________________________________________________
_________________________________Syok diawali dengan adanya faktor pencetus, sebuah kondisi yang menyebabkan gang
guan pengiriman oksigen ke organ dan jaringan. Mekanisme kompensasi diaktifkuan
untuk mempertahankan tekanan darah dengan meningkatkan cardiac output (CO), syst
emic vascular resistance (SVR). Tubuh juga berusaha untuk mengoptimalkan pengiri
man oksigen ke jaringan dengan meningkatkan ekstraksi oksigen dan mengubah pola
distribusi aliran darah: meningkatkan aliran darah ke otak, jantung, dan ginjal;
menurunkan aliran darah ke kulit dan saluran gastrointestinal. Respon awal ini
dinamai syok terkompensasi, di mana tekanan darah masih dapat dipertahankan. Bil
a kondisi ini tidak ditangani dengan baik, maka mekanisme kompensasi yang bersif
at sementara pun akan gagal dan pasien akan mengalami kondisi yang disebut syok
tak terkompensasi dengan ciri khas hipotensi dan kerusakan jaringan yang dapat b
erujung pada multisystem organ dysfunction (MODS), dan kematian.
Pada tahap awal dari syok, mekanisme kompensasi fisiologis dilakukan oleh berbag
ai organ. SIstem kardiovaskular meningkatkan laju nadi, curah jantung, dan tonus
otot polos pembuluh darah, yang diatur oleh aktivasi sistem saraf otonom simpat
ik dan respons neurohormonal Kompensasi sistem respiratorik melibatkan usaha pem
buangan CO2 sebagai respons terhadap asidosis metabolik dan peningkatan produksi
CO2 akibat perfusi jaringan yang buruk. Ginjal mengeksresikan ion hidrogen dan
meningkatkan retensi bikarbonat sebagai usaha untuk memertahankan pH tubuh. Volu
me intravaskular dipertahankan oleh regulasi natrium melalui sistem renin-angiot
ensin-aldosterone (RAAS) dan atrial natriuretic factor, kortisol, katekolamin, d
an hormon antidiuretik. Meski sudah terjadi mekanisme kompensasi, keberlangsunga
n syok dan respons tubuh terhadap pembuluh darah dapat menimbulkan kerusakan end
otel sehingga terjadi kebocoran cairan intravaskular ke dalam ruang interstitial
.
Aspek penting lainnya dalam patofisiologi syok adalah dampak pada cardiac output
. Semua jenis syok dapat memengaruhi cardiac output melalui beberapa mekanisme,
dengan perubahan pada laju nadi, preload, afterload, dan kontraktilitas miokard
terjadi secara terpisah atau kombinasi.
Syok hipovolemik ditandai dengan kehilangan cairan dan penurunan preload. Takika
rdia dan peningkatan SVR adalah mekanisme kompensasi utama untuk mempertahankan
cardiac output dan tekanan darah. Tanpa penggantian volume cairan secara adekuat
, hipotensi terjadi, diikuti dengan iskemia jaringan dan perburukan kondisi klin

is lebih lanjut. Ketika terdapat tekanan onkotik plasma yang rendah (akibat sind
rom nefrotik, malnutrisi, disfungsi hepar, luka bakar luas), kehilangan cairan d
an eksaserbasi syok dapat terjadi akibat kerusakan endotel yang meluas dan keboc
oran cairan intravaskular.
Syok kardiogenik pada anak sering kali disebabkan karena disritmia dan penyakit
jantung bawaan. Dapat juga terjadi pasca operasi jantung ,riwayat pengguanaan ob
at tertentu, dan pada late stage syok sepsis. Pada akhirnya manifestasi dan komp
ensasi yang terjadi sama dengan tipe syok yang lain. Beberapa respon seperti pen
ingkatan katekolamin yang meningkatkan SVR dapat meningkatkan kerja jantung dan
konsumsi oksigen sehingga dapat terjadi disfungsi kardiak.
Syok distributif terjadi
. Kondisi yang mendasari
s, cedera vertebra, atau
ngguan distribusi aliran
k cardiac output. Proses
ra signifikan.

ketika terdapat vasodilatasi abnormal dan penurunan SVR


hal ini antara lain adalah sepsis, hipoksia, anafilaksi
disfungsi mitokondrial. Penurunan SVR diikuti dengan ga
darah ke organ-organ vital dan peningkatan kompensatori
ini berlanjut pada penurunan preload dan afterload seca

Syok obstruktif terjadi karena penurunan cardiac output sebagai akibat langsung
dari hambatan aliran darah menuju dan menjauhi jantung, serta restriksi pengemba
ngan ruang-ruang jantung. Hal ini dapat terjadi pada kondisi seperti tension pne
umothorax, tamponade jantung, emboli paru, massa mediastimum, dan koarktasio aor
ta berat.
Syok septik adalah kombinasi dari syok distributif, hipovolemik, dan kardiogenik
. Hipovolemia terjadi akibat kebocoran cairan intravaskular. Syok kardiogenik te
rjadi akibat efek depresif miokard dari sepsis, dan syok distributif akibat penu
runan penurunan SVR. Derajat masing-masing komponen syok dari syok sepsis dapat
bervariasi, namun seringkali ditemukan gangguan preload, afterload, dan kontrakt
ilitas miokard.
Nelson

_______________________________________________________________________
Pendahuluan
Syok merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Di
seluruh dunia pada tahun 2013, 2,6 juta neonatus dibawah 1 bulan mati, dengan a
ngka kejadian paling sering disebabkan karena ensefalopati neonatal, sepsis pada
neonatal, anomali kongenital, dan infeksi pernafasan bawah.Di tahun yang sama,
pada anak usia 1-59 bulan, 3,7 juta anak meninggal, dengan 3 penyebab tersering,
infeksi pernafasan bawah, malaria dan diare. Walaupun penyebab kematian ini kar
ena bermacam-macam sebab, namun diduga sepsis dari infeksi dan hipovolemik dari
gastroenteritis merupakan penyebab tersering syok pada negara berkembang.1
Di negara maju seperti Amerika, di estimasikan 37% dari pasien anak di departeme
n emergensi pediatri dalam keadaan syok. Anak-anak ini memiliki angka kematian l
ebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa syok tanpa memperhatikan status tra
uma. Dari pasien pediatri yang ada di departemen emergensi pada syok, sepsis mer
upakan penyebab utama (57%), diikuti syok hipovolemik (24%), syok distributif(14
%) dan syok kardiogenik (5%).1
Apabila syok tidak ditangani segera akan menimbulkan kerusakan permanen dan bahk
an kematian. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang baik mengenai syok dan penang
anannya guna menghindari kerusakan organ lebih lanjut.1
American Academy of Pediatrics. Policy statement-child fatality review. Pediatri
cs. 2010. 126(3):592-6.
____________________________________________

Kesimpulan
Syok merupakan gangguan perfusi terhadap jaringan yang disebabkan gagalnya hanta
ran oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, atau gagalnya mitokondria dalam melaku
kan fungsinya. Berdasarkan patofisiologi yang mendasarinya, syok terbagi menjadi
lima jenis, yaitu syok hipovolemik, kardiogenik, distributif, septik, dan obstr
uktif. Kunci keberhasilan terapi terhadap syok adalah deteksi syok dini mengguna
kan prinsip ABC. Apabila syok tidak ditangani segera, akan terjadi dekompensasi,
kerusakan permanen, dan bahkan kematian. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang
baik mengenai syok dan penanganannya guna menghindari komplikasi ireversibel ter
hadap berbagai organ.
_________________________________________
American Academy of Pediatrics. Policy statement-child fatality review. Pediatri
cs. 2010. 126(3):592-6.
Hari K, Antonius P. Syok. Dalam: Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat. Ikatan Dokter
Anak Indonesia 2011. h.108-110
David AT, Ira MC. Shock. Dalam: Nelson Texbook of Pediatrics. Edisi 20. Saunders
Elsevier. 2016. h.516-27
Brierly J, Carcillo JA, Choong K, et al: Clinical practice parameters for hemody
namic support of pediatric and neonatal septic
shock: 2007 update from the American College of Critical Care Medicine, Crit Car
e Med 37:666-688, 2009.
Kleinman ME et al. Part 14: pediatric advanced life support: 2010 American Heart
Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiova
scular Care. Circulation. 2010;122:S876 S908.
Brierly J, et al: Clinical practice parameters for hemodynamic support of pediat
ric and neonatal septic shock: 2007 update from the American College of Critical
Care Medicine, Crit Care Med 37:666-688, 2009
Pardede SO, Djer M. Tatalaksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak. 2013.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. h.13-15
Joe R. Stuart C. Shock. Dalam: Emergencies in Paediatrics and Neonatology. Edisi
2. Oxford Medical Publications. 2013. h.87-94
Susan MS, Robert AW. Shock. Dalam: Pediatric Emergency Medicine Companion Handbo
ok. American College of Emergency Physicians. The McGraw-Hill Companies. 2007. h
.9-16

Anda mungkin juga menyukai