PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Praktek Kerja Nyata (PKN) di masyarakat merupakan salah satu bentuk
kegiatan belajar yang dilaksanakan di lapangan. PKN pada tahun 2015 yang
dilaksanakan di Kabupaten Kediri oleh Prodi Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kemenkes Surabaya pada tanggal 18 Mei s/d 04 Juni 2015 adalah
merupakan salah satu bentuk pendidikan dengan cara memberi pengalaman
belajar kepada masyarakat untuk turut membantu memecahkan masalah
kesehatan lingkungan sesuai dengan bekal ilmu pendidikan yang telah
diperoleh selama menjalani masa perkuliahan dan disesuaikan dengan
situasi, kondisi, masalah, dan prioritas kebutuhan masyarakat di lapangan.
Adapun PKN ini pada dasarnya memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman secara langsung tentang
program kesehatan lingkungan di masyarakat dalam rangka pengembangan
desa. PKN secara garis besar dimulai dari kegiatan orientasi observasi dalam
rangka identifikasi, perumusan masalah sampai perencanaan alternatif
pemecahan masalah, pengorganisasian, penggerakan, dan evaluasi data,
serta penyusunan laporan. Dalam menjalankan PKN, diharapkan mahasiswa
mampu menganalisa, merumuskan masalah, merencanakan, dan mengatasi
masalah kesehatan lingkungan secara pragmatis dan ilmiah. Adapun
masalah kesehatan lingkungan seperti : pemukiman, penyediaan air bersih,
pengelolaan limbah cair, jamban sehat, pengelolaan sampah, pemberantasan
vektor penyakit, dasar dasar pemecahan kesehatan lingkungan dan
pemberdayaan masyarakat.
Dalam implementasi pelaksanaan kegiatan PKN tersebut salah satunya
diselenggarakan di Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu Kabupaten
Kediri yang ditunjuk sebagai salah satu tempat PKN.
Berdasarkan hasil survey yang kami lakukan pada beberapa rumah
yang terdiri dari 3 RW 9 RT di Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu
Kabupaten Kediri pada tanggal 19 20 mei 2015 didapatkan masalah
kesehatan lingkungan, diantaranya yaitu : Jamban yang kurang memenuhi
1
syarat sebesar 16%, SPAL yang tidak memenuhi syarat sebesar 26%, bau
kotoran sapi dan tidak memiliki tempat sampah yang memenuhi syarat
sebesar 97%.
Sedangkan dari hasil musyawarah dengan tokoh masyarakat ditemukan
masalah tidak tersediannya sumur resapan atau jamban kurang memenuhi
syarat, tidak tersedianya tempat sampah pada masing masing rumah dan
bau kotoran sapi yang terdapat di sekitar rumah warga.
Dengan terdapatnya 3 prioritas masalah kesehatan lingkungan di Dusun
Kauman Desa Pagu yang telah ditentukan, maka dilakukan suatu kegiatan
untuk mencegah terjadinya masalah tersebut. Adapun kegiatan yang kami
lakukan
adalah
pembangunan
jamban,
pemberian
larutan
MOL
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan teknologi dalam memecahkan
masalah kesehatan lingkungan di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan orientasi lapangan di Dusun Kauman
Desa Pagu.
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pendataan data primer dan sekunder
di Dusun Kauman Desa Pagu.
c. Mahasiswa mampu menemukan masalah kesehatan lingkungan yang
ada di Dusun Kauman Desa Pagu.
d. Mahasiswa mampu menentukan
prioritas
masalah
kesehatan
C.
Manfaat
1. Bagi Peserta Didik
a. Memantapkan pengertian dan penghayatan peserta didik tentang :
1) Kegunaan hasil pendidikan bagi pembangunan kesehatan
2) Kesulitan
yang
dihadapi
masyarakat
dalam
lingkungan
pembangunan kesehatan lingkungan
b. Memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam penelaahan dan
pemecahan masalah di masyarakat secara ilmiah, khususnya dalam
aspek pemberdayaan masyarakat.
c. Memberikan keterampilan peserta didik untuk melaksanakan program
pembangunan bidang kesehatan.
dalam
cara
yang
3. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh bantuan dan fasilitasi tenaga dan pikiran dalam
mengatasi masalah kesehatan lingkungan actual di masyarakat.
b. Meningkatkan cara berfikir, bersikap dan bertindak masyarakat agar
selaras dengan irama pembangunan di bidang kesehatan lingkungan.
c. Mempercepat proses terjadi perubahan perilaku masyarakat yang
sesuai dengan perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan
keluarga.
4. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mendapatkan
pengalaman
dalam
menelaah
dan
BAB II
METODE PELAKSANAAN PKN
A. Metode Pengumpulan Data
Dalam Praktek Kerja Nyata yang dilakukan di Dusun Kauman Desa Pagu
Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri untuk mengetahui masalah masalah
yang ada di dusun tersebut, maka dalam pengumpulan data menggunakan
metode
survey
atau
observasi
untuk
mengetahui
keadaan
yang
BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKN
A. Analisis Situasi Dusun Kauman Desa Pagu
1. Gambaran Umum
Desa Pagu merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Pagu Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur. Desa Pagu memiliki luas
wilayah 293,684 ha dan secara topografi Dusun Kauman terletak di
dataran rendah.
Penduduk Desa Pagu di Dusun Kauman sebagian mempunyai
industri rumah tangga yaitu tahu. Desa Pagu terdiri dari 4 dusun, yaitu
Dusun Kapurejo, Dusun Kauman, Dusun Kandangan dan Dusun
Pandangan. Dusun Kauman terdiri dari 1.255 penduduk dngan 331 KK.
2. Profil Dusun Kauman Desa Pagu
Berikut ini adalah data dasar tentang profil Dusun Kauman Desa Pagu
Kec. Pagu yang diperoleh sebagai data sekunder :
a. Keadaan umum wilayah desa
1) Nama Dusun
: Kauman
2) Nama Desa
: Pagu
3) Kecamatan
: Pagu
4) Kabupaten
: Kediri
5) Propinsi
: Jawa Timur
6) Batas wilayah dusun
Tabel III.1
Batas Wilayah Dusun Kauman Tahun 2015
Letak
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
Dusun
Kandangan
Pandangan
Jagung
Sitimerto
Desa
Sambirobyong
Menang, Sitimerto
Jagung, bendo
Semanding
10
Uraian
Jumlah
Jumlah Penduduk
Kepala Keluarga
(orang)
1255
331
Jenis Jamban
JSP
JSSP
Jumlah
234
51
Jenis Penykit
Acute Nasopharingitis
Hipertensi
Gastritis
Acute Pharingitis
Myalgia
Influenza
Gout
Jumlah Kasus
388
367
340
246
238
187
98
11
8.
9.
10.
Diabetes Militus
TB Paru tanpa BTA +
Diare
Jumlah
Sumber : Puskesmas Pagu, Kediri
92
82
40
2078
Komponen
Rumah yang
Prosentas
Kriteria
dinilai
KOMPONEN RUMAH (bobot: 31)
Langit Langit a Tidak ada
bAda, kotor, sulit dibersihkan dan
rawan kecelakaan
c Ada, bersih dan tidak rawan
kecelakaan
Jumlah
e
(%)
26
2
68
5
10
26
12
Dinding
Lantai
Jendela
Kamar Tidur
Jendela
Ruang
Keluarga
Ventilasi
Lubang Asap
Dapur
37
97
0
1
0
3
37
97
13
34
bAda
25
66
aTidak ada
21
bAda
30
79
aTidak ada
10
26
16
22
58
a Tidak ada
18
30
79
21
55
17
45
13
dengan normal
II
Sarana Air
aTidak ada
33
87
32
84
10
28
74
32
84
Bersih (PDAM
/ SGL / SPT)
10
Jamban
(Sarana
Pembuangan
Kotoran)
11
12
Sarana
Tempat
Sampah
14
13
34
b. Kadang-kadang
13
20
53
13
34
b. Kadang-kadang
13
20
53
b. Kadang-kadang
35
92
a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam
sembarangan
b. Kadang-kadang dibuang ke jamban
13
32
84
30
79
21
III
13
Membuka
Jendela
Kamar Tidur
14
Membuka
Jendela
Ruang
Keluarga
15
16
Membuang
Tinja ke
Jamban
17
Membuang
a. Dibuang ke
sungai/kebun/kolamsembarangan
Sampah pada
b. Setiap hari ke jamban
Tempat
Sampah
15
a. Komponen Rumah
Tabel III.6
Tabulasi Data Hasil Penilaian Rumah Berdasarkan Komponen Rumah
Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri
Tahun 2015
NO
Sub Variabel
Memenuhi Syarat
N
Hasil
Tidak Memenuhi Syarat
Prosentase
N
(%)
28
74
1
3
1
3
13
34
1
2
3
4
Langit langit
Dinding
Lantai
Jendela kamar
10
37
37
25
26
97
97
66
tidur
Jendela ruang
30
79
21
6
7
keluarga
Ventilasi
Lubang asap
22
30
58
79
16
8
42
21
dapur
Pencahayaan
17
45
21
55
16
b. Sarana Sanitasi
Tabel III.7
Tabulasi Data Hasil Penilaian Rumah Berdasarkan Sarana
Sanitasi Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu Kabupaten
Kediri
Tahun 2015
Hasil
No.
1.
2.
3.
4.
Variabel
SAB
Jamban
SPAL
Sarana
Memenuhi Syarat
N
33
32
28
1
%
87
84
74
3
Tidak Memenuhi
Syarat
N
5
6
10
37
Pembuangan
Sampah
Dari tabel III.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 4 variabel
sarana sanitasi pada rumah sehat, variabel terbesar yang tidak
memenuhi syarat adalah sarana pembuangan sampah dengan
prosentase 97% sedangkan variabel terbesar yang memenuhi
syarat adalah SAB (Sarana Air Bersih) dengan prosentase 87%.
c. Perilaku Penghuni
Tabel III.8
Tabulasi Data Hasil Penilaian Rumah Berdasarkan Perilaku
Penghuni Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu
Kabupaten Kediri
%
13
16
26
97
17
Tahun 2015
No.
Variabel
Hasil
Tidak Memenuhi
Memenuhi Syarat
Syarat
N
%
N
%
20
53
18
47
1.
Membuka Jendela
2.
Kamar Tidur
Membuka Jendela
20
53
18
47
3.
Ruang Keluarga
Membersihkan
35
92
4.
32
84
16
5.
dan Balita
Membuang Sampah
21
30
79
Keterangan :
Dari hasil tabulasi data ketiga komponen rumah sehat di atas
diperoleh hasil bahwa 3 variabel terbesar yang tidak memenuhi syarat
adalah:
1. Langit-langit
2. Sarana pembuangan sampah
3. Perilaku Membuang sampah
Tabel III.9
Tabulasi Data Hasil Penilaian Rumah Sehat Di Dusun Kauman
Desa Pagu Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri
Tahun 2015
No.
Variabel
Memenuhi
Hasil
Tidak Memenuhi
18
1.
Syarat
(Sehat)
N
%
9
24
Rumah
Syarat
(Tidak Sehat)
N
%
29
76
Sehat
Keterangan:
< 1068
1068
Jumlah Rumah Sehat (RS)
Jumlah Rumah Tidak Sehat (RTS)
:Rumah Sehat
: Rumah Tidak Sehat
: 9 rumah
: 29 rumah
Analisis Data
Berdasarkan hasil rekapitulasi survey rumah sehat yang dilakukan di
Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri dapat
diketahui bahwa dari 38 rumah yang disurvey terdapat 9 rumah sehat
dengan prosentase 24% dan 29 rumah tidak sehat dengan prosentase
sebesar 76%. Hal tersebut dikarenakan masih ada beberapa variabel rumah
sehat yang masih belum memenuhi syarat. Adapun 3 variabel terbesar yang
masih belum sesuai dengan criteria rumah sehat yaitu langit langit, sarana
pembuangan
sampah
dan
perilaku
membuang
sampah.
Adapun
19
sarana
pembuangan
sampahnya
tidak
memenuhi
syarat
20
b. Prioritas Masalah
Tabel III.10
Urutan Penentuan Prioritas Masalah
Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu
Kabupaten Kediri Tahun 2015
N
o
1.
Mudah
Masalah
Total
skor
Prioritas
IV
III
II
kesehatan.
Masih terdapat
sampah yang
berserakan di
belakang rumah
Masih banyak
rumah penduduk
yang belum memiliki
4.
ditangan
Masih ditemukan
memenuhi syarat
3.
Mendesak
i
jamban yang belum
2.
Gawat
SPAL
Masih terdapat
kotoran hewan
ternak yang
21
5.
menimbulkan bau.
Masih banyak
ditemukan rumah
warga yang tidak
terdapat langit
langit
c. Rumusan Masalah
Prioritas masalah yang ditemukan di Dusun Kauman Desa
Pagu tentang kesehatan lingkungan, maka dapat dirumuskan
masalah yang terdapat di Dusun Kauman Desa Pagu sebagai
berikut :
1) Ditemukan 16% masyarakat di Dusun Kauman Desa Pagu
memiliki jamban yang belum memenuhi syarat kesehatan pada 19
Mei 2015.
2) Ditemukan hewan ternak seperti sapi, kambing dan ayam di
perkampungan warga Dusun Kauman Desa Pagu yang dapat
menimbulkan bau tidak sedap pada 19 Mei 2015.
3) Masih ada rumah warga di Dusun Kauman Desa Pagu yang
saluran pembuangan air limbah belum memenuhi syarat pada 19
Mei 2015.
4) Ditemukan 97% pengelolaan sampah di Dusun Kauman Desa
Pagu belum memenuhi syarat pada 19 Mei 2015.
5) Masih banyak ditemukan rumah warga di Dusun Kauman Desa
Pagu yang tidak terdapat langit langit pada 19 Mei 2015.
d. Analisis Masalah
1) Sebab sebab yang mungkin ditimbulkan
a) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang siklus penularan
penyakit pada tinja.
b) Rendahnya tingkat sosial ekonomi masyarakat.
c) Adanya jamban yang berjarak kurang dari 11 meter dari
sumber air.
22
23
Selain
masalah
yang
ditemukan,
tokoh
masyarakat
menyadari masalah yang ada yaitu masih adanya warga yang tidak memiliki
jamban sehat karena faktor biaya.
Pada kegiatan minilokakarya membahas tentang arti penting jamban
sehat serta dampaknya. Pada minilokarya tokoh masyarakat beserta
perwakilan warga dari masing masing RT sepakat untuk membangun
salah satu jamban sehat di rumah salah satu warga yang kurang mampu.
Setelah
itu
perwakilan
warga,
tokoh
masyarakat
serta
mahasiswa
24
kesehatan
lingkungan
diwujudkan
melalui
suatu
kegiatan
: Kamis
Tanggal
: 21 Mei 2015
Pukul
Tempat
25
Permasalahan
Inventarisasi pemecahan
masalah
Masih ditemukan jamban yang a. Sosialisasi jamban keluarga
belum
memenuhi
syarat
kesehatan.
yang
memenuhi
kesehatan.
b. Pembuatan
syarat
percontoan
jamban sehat.
Masih terdapat kotoran hewan a. Pembuatan Cairan
Mikro
pengolahan
tentang
sampah
rumah tangga.
b. Pengadaan
5
skala
percontohan
tempat sampah.
Masih banyak ditemukan rumah a. Penyuluhan tentang rumah
warga yang tidak terdapat langit
sehat.
langit
3. Analisis Alternatif Pemecahan Masalah
26
Kriteria
Biaya
Manfaat
Waktu
Lingkungan
Efektifitas
Politis
Administrasi
Hukum
Pemerataan
Sosial budaya
Jumlah
Urutan prioritas
Jamban
Sehat
90
80
90
90
70
70
90
90
80
80
830
2
Alternative 2
Pembangunan
Jamban Sehat
80
100
85
100
100
90
90
90
100
80
915
1
Kriteria
Cairan Mikro
organisme
1
2
Biaya
Manfaat
lokal (MOL)
80
80
Alternative 2
Penyuluhan
tentang
biogas
85
80
27
3
4
5
6
7
8
9
10
Waktu
Lingkungan
Efektifitas
Politis
Administrasi
Hukum
Pemerataan
Sosial budaya
Jumlah
Urutan prioritas
70
100
80
90
90
90
80
80
840
1
65
90
70
70
90
90
85
80
805
2
Kriteria
Biaya
Manfaat
Waktu
Lingkungan
Efektifitas
Politis
Administrasi
Hukum
Pemerataan
Sosial budaya
Jumlah
Urutan prioritas
Penyuluhan tentang
SPAL.
80
80
70
90
80
80
80
70
80
80
790
1
28
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kriteria
Biaya
Manfaat
Waktu
Lingkungan
Efektifitas
Politis
Administrasi
Hukum
Pemerataan
Sosial budaya
Jumlah
Urutan prioritas
Pengadaan
Alternative 2
Penyuluhan
Percontohan
Tentang
Tempat
Pengelolaan
Sampah.
80
75
70
95
80
80
85
80
70
85
800
1
Sampah
85
80
65
90
70
70
80
80
85
80
785
2
Kriteria
Penyuluhan tentang
rumah sehat.
29
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Biaya
Manfaat
Waktu
Lingkungan
Efektifitas
Politis
Administrasi
Hukum
Pemerataan
Sosial budaya
Jumlah
Urutan prioritas
70
85
60
80
80
70
85
80
60
85
755
1
Tabel III.17
Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Kepemilikan Jamban
Di Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri
Tahun 2015
No
Kriteria
1.
Resiko yang
Alternatif I
Alternatif II
Penyuluhan
tentang Jamban
Sehat
5
Pembangunan Jamban
Sehat
4
30
2.
3.
4.
5.
paling kecil
Sasaran yang
ingin dicapai
Biaya yang
relative kecil
Waktu
pencapaian
yang paling
pendek
Memecahkan
masalahnya
Jumlah
Prioritas
19
II
22
I
Tabel III.18
Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Kepemilikan Jamban
Di Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri
Tahun 2015
No
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria
Resiko yang
paling kecil
Sasaran yang
ingin dicapai
Biaya yang
relative kecil
Waktu
pencapaian
yang paling
pendek
Memecahkan
masalahnya
Jumlah
Prioritas
Alternatif I
Alternatif II
Pembuatan Cairan
Mikro organisme
local
3
Penyuluhan
Pembuatan Biogas
21
I
18
II
31
Tabel III.19
Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Pengelolaan SPAL Rumah Tangga
Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri
Tahun 2015
Alternatif I
No
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria
Resiko yang paling
kecil
Sasaran yang ingin
dicapai
Biaya yang relative
kecil
Waktu pencapaian
yang paling pendek
Memecahkan
masalahnya
Jumlah
Prioritas
32
Tabel III.20
Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri
Tahun 2015
No
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria
Resiko yang
paling kecil
Sasaran yang
ingin dicapai
Biaya yang
relative kecil
Waktu
pencapaian
yang paling
pendek
Memecahkan
masalahnya
Jumlah
Prioritas
Alternatif I
Alternatif II
Pengadaan
Percontohan
Tempat Sampah
5
Penyuluhan tentang
Pengelolaan Sampah
19
II
22
I
33
Tabel III.21
Analisis Alternatif Permecahan Masalah Langit-langit Rumah
Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri
Tahun 2015
Alternatif I
No
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria
Resiko yang paling kecil
Sasaran yang ingin
dicapai
Biaya yang relative kecil
Waktu pencapaian yang
paling pendek
Memecahkan masalahnya
Jumlah
Prioritas
34
35
36
37
38
39
40
41
: : Pagu Kauman RT 03 / RW 02
: Bapak Suyono
:-
42
Jenis Pangan
Tanggal Pemeriksaan
VARIABEL PENILAIAN
Lokasi IRTP seharusnya dijaga tetap
NILAI
SKORE
1.
43
VARIABLE PENILAIAN
Bangunan ruang produksi
1. Desain dan tata letak
(a.)
Ruang produksi sebaiknya
NILAI
SKORE
digunakan
memproduksi
(b.)
produk
untuk
lain
selain
pangan
Konstruksi Ruangan :
i.
ii.
mudah
dan
dibersihkan
atau
didesinfeksi,
serta
meliputi:
lantai,
atau
pemisah
ruangan, atap
langit-langit,
pintu,
lubang angin
dan
dinding
permukaan
atau
dan
jendela,
ventilasi
tempat
kerja
44
NO.
VARIABLE PENILAIAN
2. Lantai
(a.)Lantai
bahan
sebaiknya
dibuat
kedap
rata,
tetapi
air,
tidak
air,
tergenang,
halus
kuat,
pembuangan
atau pengaliran
SKORE
dari
licin,
memudahkan
NILAI
air
tidak
memudahkan
bersih
selalu
dari
dalam
debu, lendir,
lama,
tidak
mudah
ruangan
atau
pemisah
ruangan
45
NO.
VARIABLE PENILAIAN
4. Langit-langit
(a.)Langit-langit sebaiknya dibuat dari
bahan
yang
tahan
lama,
tahan
NILAI
SKORE
NILAI
SKORE
uap
terbuat
bahan
dari
air
sebaiknya
yang
tidak
langit-langit
dengan
mencegah
sebaiknya
baik
untuk
penumpukan
debu,
hama,
memperkeil
terjadinya kondensasi,
(d.)Langit-langit
seharusnya
selalu
atau
rusak,
rata,
halus,
berwarna terang,
NO.
VARIABLE PENILAIAN
46
(b.)
pintu
dilepas
kasa
untuk
yang
dapat
memudahkan
NILAI
3
SKORE
3
rata,
jendela
halus,
berwarna
pembersihan
perawatan.
(d.)
Konstruksi
dan
jendela
VARIABLE PENILAIAN
7. Lubang Angin atau Ventilasi
1. Lubang
angin
atau
ventilasi
seharusnya cukup sehingga udara
segar
selalu
mengalir
di
ruang
47
ventilasi
NILAI
SKORE
ventilasi
memudahkan
pembersihan
dan perawatan.
8. Permukaan tempat kerja
(a.)
Permukaan tempat kerja yang
kontak
langsung
dengan
bahan
lama,
mudah
dipelihara,
NO.
(b.)
VARIABLE PENILAIAN
Permukaan
tempat
kerja
48
gelas.
Fasilitas
1. Kelengkapan Ruang Produksi
(a.)
Ruang produksi sebaiknya
cukup terang sehingga karyawan
NILAI
SKORE
90
29
pengeringnya.
2. Tempat Penyimpanan
(a.)Tempat penyimpanan bahan pangan
termasuk
bumbu
dan
bahan
tambahan
pangan
(BTP)
harus
NO.
VARIABLE PENILAIAN
(b.)Tempat penyimpanan khusus harus
tersedia untuk menyimpan bahanbahan bukan untuk pangan seperti
bahan pencuci, pelumas, dan oli.
(c.)Tempat penyimpanan harus mudah
dibersihkan dan bebas dari hama
seperti serangga, binatang pengerat
seperti tikus, burung, atau mikroba
dan ada sirkulasi udara.
Jumlah
49
Ruang produksi tidak cukup luas untuk para karyawan. Jika karyawan
ingin ke tempat lain harus saling mengalah untuk berjalan. Ruang
produksi mudah untuk dibersihkan dengan cara disikat namun jarang
untuk dilakukan oleh karyawan atau pemilik. Ada hewan peliharaan
ayam diletakkan dekat dengan ruang produksi. Konstuksi ruangan
tidak terpelihara, tidak dibersihkan ataupun didesinfeksi. Lantai licin,
terdapat lantai yang retak dan terdapat genangan air. air limbah tidak
bisa mengalir dengan lancar ke pembuangan dan lantai tidak bersih
karena terdapat lendir. Dinding tidak berwarna terang, tidak kedap air
karena dinding terbuat dari kayu. IRTP tidak memiliki langit-langit,
pintu ruangan dan jendela. Lubang angin cukup luas untuk aliran
udara, namun masih terasa panas diruang produksi. Permukaan kerja
tidak didesinfeksi hanya dibersihkan dengan air saja. IRTP tidak
menggunakan bahan yang terbuat dari gelas. Ruang produksi tidak
cukup terang pada produk jadi. Diruang produksi tidak terdapat
tempat untuk mencuci tangan. Tempat penyimpanan BTP tidak
terpisah dengan produk akhir. Tempat penyimpanan bahan baku
bebas dari binatang pengganggu dan terdapat sirkulasi udara.
3.) Peralatan produksi
Tabel III.30
Peralatan Produksi
NO.
1.
VARIABEL
Persyaratan Bahan Peralatan Produksi
(1.) Peralatan
produksi
sebaiknya
NILAI
SKORE
tidak
beracun,
mudah
mudah
serta
dibersihkan
dan
memudahkan
50
bercelah
atau
berlubang,
tidak
bahan
bakar
dan
bahan
NILAI
SKORE
pangan
yang
menimbulkan
bahaya.
NO.
2.
VARIABEL
Tata Letak Peralatan Produksi
Peralatan produksi sebaiknya diletakkan
sesuai dengan urutan prosesnya sehingga
memudahkan bekerja secara higiene,
memudahkan pembersihan dan perawatan
3.
4.
bersih
Bahan perlengkapan dan alat ukur/timbang
(1.) Bahan perlengkapan peralatan yang
terbuat
dari
kayu
seharusnya
51
21
18
1.
VARIABEL
Air yang digunakan untuk proses produksi
harus air bersih dan sebaiknya dalam
jumlah yang cukup memenuhi seluruh
kebutuhan proses produksi.
Jumlah
NILAI
SKORE
Air yang digunakan untuk produksi berasal dari air sumur. Jumlah air
yang digunakan cukup untuk kebutuhan produksi. Namun hanya air
yang digunakan
52
VARIABEL
Fasilitas Higiene dan Sanitasi
(a.) Sarana pembersihan / pencucian
NILAI
SKORE
dengan baik.
Sarana
pembersihan
harus
peralatan
tertentu,
53
NO.
2.
VARIABEL
Sarana Higiene Karyawan
Sarana higiene karyawan seperti fasilitas
NILAI
SKORE
(b.)
tangan
Dilengkapi dengan alat pengering
tangan seperti handuk, lap atau kertas
tempat
sampah
yang tertutup.
Sarana toilet / jamban seharusnya:
a. Didesain dan dikonstruksi dengan
memperhatikan
persyaratan
higiene,
harus
mencuci
tangan
54
VARIABEL
Sarana pembuangan air dan limbah
(a.) Sistem
pembuangan
limbah
seharusnya didesain dan dikonstruksi
sehingga
dapat
mencegah
NILAI
SKORE
resiko
lainnya
sehingga
tidak
Pembersihan/pencucian
dapat
deterjen
keduanya.
Jika diperlukan,
sebaiknya
atau
gabungan
penyucihamaan
dilakukan
dengan
55
NO.
(3.)
VARIABEL
Kegiatan pembersihan / pencucian
NILAI
SKORE
35
18
pencucian
dan
penyucihamaan
Jumlah
56
NO.
1.
VARIABEL
Kesehatan karyawan
Karyawan yang bekerja di bagian pangan
NILAI
SKORE
NILAI
SKORE
membawa
diperkenankan
penyakit
masuk
produksi.
(b.)
Jika menunjukkan
tidak
ke
ruang
gejala
atau
perut,
muntah,
demam,
sakit
NO.
2.
VARIABEL
Kebersihan Karyawan
(1.)
Karyawan harus selalu
menjaga
57
(2.)
kebersihan badannya.
Karyawan yang menangani pangan
seharusnya mengenakan pakaian kerja
yang bersih. Pakaian kerja dapat berupa
celemek,
penutup
kepala,
NILAI
SKORE
sarung
mencuci
NO.
C.
VARIABEL
Kebiasaan Karyawan
(1.)
Karyawan yang bekerja sebaiknya
tidak
makan
dan
minum,
merokok,
58
produksi
mengakibatkan
pangan.
(2.)
Karyawan
yang
dapat
pencemaran
produk
di
bagian
pangan
23
12
VARIABEL PENILAIAN
Pemeliharaan dan Pembersihan
NILAI
SKORE
59
(1.)
Lingkungan,
dan
bangunan,
lainnya
peralatan
seharusnya
dalam
NILAI
SKORE
secara
teratur
untuk
kimia
ditangani
dan
pencuci
sebaiknya
digunakan
sesuai
berlabel
untuk
menghindari
produk pangan;
Prosedur Pembersihan dan Sanitasi
Prosedur Pembersihan dan Sanitasi
sebaiknya dilakukan dengan menggunakan
proses fisik (penyikatan, penyemprotan
dengan air bertekanan atau penghisap
vakum), proses kimia (sabun atau deterjen)
atau gabungan proses fisik dan kima untuk
menghilangkan kotoran dan lapisan jasad
renik dari lingkungan, bangunan, peralatan
NO.
3.
VARIABEL
Program Higiene dan Sanitasi
(1.) Program Higiene dan
Sanitasi
tempat
termasuk
pembersih;
produksi
pencucian
telah
bersih,
alat-alat
60
(2.)
Program
Higiene
dan
Sanitasi
dipantau
ketepatan
dan
NILAI
SKORE
NO.
4.
VARIABEL
Program Pengendalian Hama
(1)Hama (binatang pengerat, serangga,
unggas dan lain-lain) merupakan
pembawa cemaran biologis yang dapat
menurunkan mutu dan keamanan
pangan. Kegiatan pengendalian hama
dilakukan untuk mengurangi
61
62
keamanan pangan.
(3) Pemberantasan hama dapat dilakukan
secara fisik seperti dengan perangkap
tikus atau secara kimia seperti dengan
racun tikus.
(4) Perlakuan dengan bahan kimia harus
dilakukan dengan pertimbangan tidak
6.
mencemari pangan.
Penanganan Sampah
Penanganan dan pembuangan sampah
dilakukan dengan cara yang tepat dan
cepat : sampah seharusnya tidak
dibiarkan menumpuk di lingkungan dan
ruang produksi, segera ditangani dan
dibuang
Jumlah
62
23
Lingkungan, bangunan, peralatan tidak terawat dengan baik,
namun masih berfungsi. Peralatan produksi dibersihkan dari sisa-sisa
pangan atau kotoran dengan dibersihkan dengan air. Program
hygiene dan sanitasi tidak dilakukan secara berkala serta tidak
dipantau
ketepatan
dan
keefektifannya.
Pemilik
tidak
pernah
VARIABEL
NILAI
SKORE
63
1.
NILAI
SKORE
NO.
VARIABEL
(3) Penyimpanan bahan dan produk akhir
harus diberi tanda dan menggunakan
sistem First In First Out (FIFO) dan
sistem FirstExpired First Out (FEFO),
yaitu bahan yang lebih dahulu masuk
dan / atau memilki tanggal kedaluwarsa
lebih awal harus digunakan terlebih
dahulu dan produk akhir yang lebih
dahulu diproduksi harus digunakan /
diedarkan terlebih dahulu.
(4) Bahan-bahan yang mudah menyerap air
harus disimpan di tempat kering,
misalnya garam, gula, dan rempah-
2.
rempah bubuk
Penyimpanan bahan berbahaya
Bahan berbahaya seperti sabun
64
NILAI
SKORE
39
24
VARIABEL
Penyimpanan Label Pangan
(1) Label pangan seharusnya disimpan
secara rapih dan teratur agar tidak
terjadi
kesalahan
dalam
65
VARIABEL PENILAIAN
Penetapan Spesifikasi Bahan
(1) Persyaratan Bahan
(a) Bahan yang
NILAI
SKORE
dimaksud mencakup
bahan baku,
bahan
bahan penolong
tambahan,
menerima
menggunakan
tidak rusak,
tidak
mengandung
berbahaya,
atau
dan
dan
bahan
yang
busuk,
tidak
bahan-bahan
tidak
merugikan
membahayakan kesehatan
memenuhi
standar
mutu
66
jumlah
untuk
dan
spesifikasi
bahan
akan dihasilkan.
(d) Tidak
menerima
menggunakan
dan
bahan
pangan
NILAI
SKORE
yang rusak.
NO.
VARIABEL
menggunakan
(e) Jika
bahan
harus
batas
penggunaannya.
(f) Penggunaan BTP
mutu
dan
maksimum
yang
standar
persyaratannya belum
Pengawas
Obat
dan
yang
seharusnya
digunakan
dituangkan
dalam
dasar
yang
bentuk formula
menyebutkan
jenis
yang
dilarang
dan
Bahan
untuk
67
NO.
VARIABEL
(2). Persyaratan Air
NILAI
SKORE
seharusnya
memenuhi
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan
(b) Air yang digunakan untuk menccuci
atau kontak langsung dengan bahan
pangan, seharusnya persyaratan air
bersih
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan
(c) Air, es, dan uap panas (steam)
harus
dijaga
jangan
sampai
bahan-bahan
digunakan
berkali-kali
68
NO.
2.
VARIABEL
Penetapan komposisi dan formulasi bahan
(a) Harus menetukan komposisi bahan
yang digunakan dan formula untuk
memproduksi jenis pangan yang
NILAI
SKORE
akan dihasilkan
(b) Harus memcatat dan menggunakan
komposisi
yang
telah
ditentukan
dari
setiap
tahap
proses
ini
sebagai
acuan
dalam
69
NO.
4.
VARIABEL
NILAI
Penetapan Jenis, Ukuran dan Spesifikasi Kemasan.
(a) Seharusnya menggunakan bahan
kemasan yang sesuai untuk pangan,
sesuai
peraturan
undangan.
(b) Desain
dan
perundang-
bahan
seharusnya
kemasan
memberikan
SKORE
kontaminasi,
kerusakan
dan
diperlukan,
serta
tidak
5.
non pangan
Penetapan Keterangan Lengkap Terhadap Produk yang akan
Dihasilkan
(a) Seharusnya
kareteriktik produk
menentukan
pangan
dihasilkan
(b) Harus
menentukan
yang
tanggal
kedaluarsa
(c) Harus mencatat tanggal produksi
(d) Dapat menentukan kode produksi
Jumlah
4
1
83
0
0
61
70
yang
digunakan
berkali-kali
tidak ada
penanganan
atau
VARIABEL PENILAIAN
Label pangan IRT harus memenuhi
NILAI
4
SKORE
0
71
VARIABEL PENILAIAN
Penanggung jawab minimal harus
NILAI
SKORE
NILAI
SKORE
0
NO.
2.
VARIABEL
Penanggung jawab seharusnya
melakukan pengawasan secara rutin yang
mencakup :
(1) Pengawasan Bahan
(a) Bahan yang digunakan dalam
proses produksi seharusnya
memenuhi persyaratan mutu dan
72
keamanan pangan.
NILAI
SKORE
17
dengan
bahan
NO.
3.
VARIABEL
Penanggung jawab seharusnya
melakukan tindakan koreksi atau
pengendalia jika ditemukan adanya
penyimpangan atau ketidaksesuaian
terhadap persyaratan yang ditetapkan.
Jumlah
73
pada
pembeli,
Penarikan Produk
Tabel III. 39
Penarikan Produk
NO.
VARIABEL
Pemilik IRTP harus menarik produk
NILAI
SKORE
NILAI
SKORE
NO.
2.
VARIABEL
Pemilik IRTP harus menghentikan
produksinya sampai masalah terkait
diatasi
Produk lain yang dihasilkan pada kondisi
3.
4.
74
19
2.
VARIABEL
Pemilik seharusnya mencatat dan
mendokumentasikan
Catatan dan dokumen dapat disimpan
selama 2 (dua) kali umur simpan produk
NILAI
SKORE
75
14.)
Pelatihan Karyawan
Tabel III.41
Pelatihan Karyawan
NO.
1.
VARIABEL
Pemilik / penanggung jawab harus sudah
pernah mengikuti penyuluhan tentang
Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk
NILAI
SKORE
76
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam melaksanakan kegiatan untuk upaya pemecahan masalah
kesehatan lingkungan yang ada di dusun Kauman di desa pagu kecamatan
pagu kabupaten Kediri, mahasiswa pkn menemui beberapa faktor yang
menghambat
dan
mendukung
dalam
terlaksananya
program
kegiatan
Acute
77
masih
dibiarkan
menggenang
dibelakang
rumah
dan
78
miniloka
karya
masyarakat
masih
kebingungan
tentang
79
pendekatan
dengan
tokoh
masyarakat
untuk
program
80
waktu
pelaksanaan,
tempat
yaitu
menunjukan
lokasi
81
F. Pelaksanaan Intervensi
1. Pembangunan Jamban
Pembangunan jamban dilakukan di salah satu rumah tangga
sasaran yaitu rumah Bapak Timan dimana pembangunan selama 5 hari.
Hari ke 1 yaitu penggalian septic tank serta pemsukkan buis beton.
Pada hari ke 2 sampai dengan hari ke 5 yaitu pemlesteran septic tank
dengan semen dan dibuat kedap serta menutup septic tank, pemasangan
pipa, pemsangan batako, dan kloset. Pembuatan septic tank dengan
kedalam 1,5 m dengan 3 buis beton.
Kendala tidak begitu banyak terjadi karena pemilik rumah
mempercayakan kepada mahasiswa PKN dalam pembangunan jamban.
Kendala yang nampak adalah kurangnya lahan.
2. Pemberian MOL (Mikroorganisme Local)
Pembuatan MOL dilakukan selama 1 hari serta dengan proses
fermentasi 3-5 hari. Pemberian MOL dilakukan ke beberapa warga yang
memiliki ternak sapi, warga tersebut juga dibekali untuk membuat MOL,
dengan tujuan warga agar bisa membuat MOL tersebut secara mandiri
setelah PKN selesai.
Faktor pendukung dalam kegiatan ini yaitu warga pemilik ternak
yang antusias untuk mempelajari cara membuat MOL untuk ternak
mereka.
3. Promosi Kesehatan :
a. Penyuluhan CTPS
Pelaksanaan penyuluhan di SDN Pagu 2 dan TK RA.
Perwanida Pagu. Dimana murid di SDN Pagu 2 terdiri dari 21 dan di
TK RA. Perwanida Pagu terdiri dari 84 murid. Penyuluhan yang
diberikan mengenai PHBS di tatanan sekolah yang meliputi cuci
tangan pakai sabun (CTPS).
Selain penyuluhan murid diajak langsung untuk mempraktikan
bagaimana cuci tangan yang baik dan benar dengan menggunakan
82
pendukung
dalam
kegiatan
ini
yaitu
para
guru
terdiri dari
83
banyak
kotoran
yang
menempel
sehingga
sulit
untuk
84
85
86
Seharusnya
karyawan
tau
tentang
bahayanya
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan pada saat PKN (Praktek Kerja
Nyata) yang diadakan di Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu
Kabupaten Kediri selama 3 minggu mulai dari tanggal 18 Mei 4 Juni adalah
sebagai berikut :
1. Desa Pagu terletak di Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri Provinsi Jawa
Timur. Desa Pagu terdiri dari 4 (empat) dusun yaitu Dusun Kapurejo,
Dusun Kauman, Dusun Kandangan dan Dusun Padangan. Dusun
Kauman terdiri dari 1255 penduduk dengan 331 KK.
2. Masyarakat di Dusun Kauman Desa Pagu untuk rumah yang memenuhi
syarat sebesar 24% atau sebanyak 9 rumah dan yang tidak memenuhi
syarat sebesar 76% atau sebanyak 29 rumah.
3. Berdasarkan hasil minilokakarya yang telah dilakukan pada tanggal 21
Mei 2015 didapatkan hasil prioritas masalah yaitu terdapat jamban
keluarga yang belum memenuhi syarat, kurangnya pemanfaatan kotoran
ternak, belum adanya pengelolaan sampah serta sebagian besar rumah
88
B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari kegiatan PKN yang telah dilakukan di
Dusun Kauman Desa Pagu Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri adalah
sebagai berikut :
1. Sebaiknya kegiatan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan lebih
ditingkatkan agar derajat kesehatan masyarakat di Dusun Kauman
Desa Pagu Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri semakin meningkat
dan terbebas dari penyakit.
2. Penting adanya pelopor dari tokoh masyarakat untuk warga yang
tingkat pengetahuannya masih kurang tentang jamban sehat agar
pembuatan jamban sehat bisa meningkat dan sosialisasi tentang
pembuatan cairan mikro organisme lokal serta perilaku hidup bersih
dan sehat.
89
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Keputusan menenteri kesehatan RI No :
Profil Desa Pagu
829/Men.Kes/SK/VII/1999