Om Swastiastu
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
tugas makalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berjudul Berbagai
Ancaman Terhadap Keutuhan NKRI tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan dan harapan. Seperti halnya kata pepatah tak ada gading yang tak retak ,
oleh karena itu kami harap dimaklumi apabila ada salah kata dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan pembaca
Penulis
FEB
12
sejarah berdiri kerajaan kutai kartanegara Kembali membahas materi pendidikan Ilmu Sosial (sejarah),
mengenai topik kerajaan yang pernah ada di Indonesia pada masa lalu. Sebelumnya kita sudah membahas
tentang kerajaan samuderai pasai, beralih ke sebuah kerajaan hindu yaitu kerajaan kutai kertanegara.
Pada abad ke-5 beriri sebuah kerajaan hindu di Indonesia (kutai kertanegara). Kerajaan ini berada dikawasan
Kalimantan Timur, di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan
dalam sastra Jawa Negarakertagama.
Sri Aji Dewa, Maharaja Mulia Putera, Maharaja Nala Pandita, Maharaja Indra Paruta Dewa, Maharaja Dharma
Setia.
Hingga Runtuhnya Kerajaan Kutai, pada kekuasaan Maharaja Dharma Setia , Karena Maharaja Dharma
Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.
kerajaan kutai
Kerajaan Kutai (Kutai Martadipura) adalah kerajaan bercorak hindu yang terletak di muara Kaman,
Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke-4. Nama
kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasasti, yaitu daerah Kutai. Hal ini
disebabkan, karena setiap prasasti yang ditemukan tidak ada yang menyebutkan nama dari kerajaan
tersebut. Wilayah Kerajaan Kutai mencakup wilayah yang cukup luas, yaitu hampir menguasai
seluruh wilayah Kalimantan Timur. Bahkan pada masa kejayaannya Kerajaan Kutai hampir
manguasai sebagian wilayah Kalimantan.
a. Sumber Sejarah
Sumber yang mengatakan bahwa di Kalimantan telah berdiri dan berkembang Kerajaan Kutai
yang bercorak Hindu adalah beberapa penemuan peninggalan berupa tulisan (prasasti). Tulisan itu
ada pada tujuh tiang batu yang disebut yupa. Yupa tersebut adalah tugu batu yang berfungsi sebagai
tiang untuk menambat hewan yang akan dikorbankan. Dari salah satu yupa tersebut diketahui Raja
Mulawarman yang memerintah Kerajaan Kutai pada saat itu. Nama Mulawarman dicatat dalam yupa
karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi pada Kaum Brahmana.
b. Kehidupan Politik
Sejak muncul dan berkembangnya pengaruh hindu (India) di Kalimantan Timur, terjadi perubahan
dalam kepemerintahan, yaitu dari pemerintahan suku dengan kepala suku yang memerintah menjadi
kerajaan dengan seorang raja sebagai kepala pemerintahan. Berikut beberapa raja yang pernah
memerintah Kerajaan Kutai:
- Raja Kudungga
Adalah raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai. Dapat kita lihat, nama raja tersebut masih
menggunakan nama lokal sehingga para ahli berpendapat bahwa pada masa pemerintahan Raja
Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke wilayahnya. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya
adalah kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya
menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya sebagai raja, sehingga penggantian raja dilakukan secara
turun temurun.
- Raja Aswawarman
Prasasti yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman adalah raja yang cakap dan kuat. Pada
masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan
dilakukannya Upacara Asmawedha pada masanya. Upacara-upacara ini pernah dilakukan di India
pada masa pemerintahan Raja Samudragupta ketika ingin memperluas wilayahnya. Dalam upacara
itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas kekuasaan Kerajaan Kutai (
ditentukan dengan tapak kaki kuda yang nampak pada tanah hingga tapak yang terakhir nampak
disitulah batas kekuasaan Kerajaan Kutai ). Pelepasan kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit Kerajaan
Kutai.
-Raja Mulawarman
Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang menjadi penerusnya. Raja
Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai
mengalami masa kejayaannya. Rakyat-rakyatnya hidup tentram dan sejahtera hingga Raja
Mulawarman mengadakan upacara kurban emas yang amat banyak.
c. Runtuhnya Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai runtuh saat raja Kerajaan Kutai terakhir yang bernama Maharaja Dharma Setia
tewas di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Kerajaan Kutai
Kartanegara selanjutnya menjadi Kerajaan Islam yang bernama Kesultanan Kutai Kartanegara
Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan
eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan memang
sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah
1.1 Yupa
1.2 Mulawarman
1.3 Aswawarman
1.4 Berakhir
2 Nama-Nama Raja Kutai
3 Lain-lain
4 Pranala luar
5 Catatan kaki
[sunting] Sejarah
[sunting] Yupa
Artinya:
mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas-amatbanyak. Untuk peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini
didirikan oleh para brahmana.
[sunting] Mulawarman
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kundungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat
kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya. Kundungga adalah pembesar
dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia. Kundungga sendiri diduga belum menganut agama
Budha.
[sunting] Aswawarman
Aswawarman adalah Anak Raja Kudungga.Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga
diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah
satunya adalah Mulawarman.
Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman,
Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan
Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi dengan pihak asing,
hingga sangat sedikit yang mendengar namanya.
[sunting] Berakhir
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di
tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai
Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute).
Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai
Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam. Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula
rajanya bergelarPangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang
disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
[sunting] Lain-lain
Nama Maharaja Kundungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli orang Indonesia yang belum
terpengaruh dengan nama budaya India. Sementara putranya yang bernama Asmawarman diduga telah
terpengaruh budaya Hindu. Hal ini di dasarkan pada kenyataan bahwa kata Warman berasal dari bahasa
Sanskerta. Kata itu biasanya digunakan untuk ahkiran nama-nama masyarakat atau penduduk India bagian
Selatan.
1.
Brenda Wang :
makasih
yah
infonya
judi bola piala dunia 2014 | tangki timbun | SenangPoker.com Agen Judi Poker Online Terpercaya Indonesia
botak pirang
1.
FEB
12
sejarah berdiri kerajaan kutai kartanegara Kembali membahas materi pendidikan Ilmu Sosial (sejarah),
mengenai topik kerajaan yang pernah ada di Indonesia pada masa lalu. Sebelumnya kita sudah membahas
tentang kerajaan samuderai pasai, beralih ke sebuah kerajaan hindu yaitu kerajaan kutai kertanegara.
Pada abad ke-5 beriri sebuah kerajaan hindu di Indonesia (kutai kertanegara). Kerajaan ini berada dikawasan
Kalimantan Timur, di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan
dalam sastra Jawa Negarakertagama.
5 Kasta Kerajaan Hindu Kutai Kertanegara : Kasta bangsawan, kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta Waisya, dan
kasta Sudra.
Kemudian Raja Asawarman di Gantikan oleh Anaknya yang bernama Mulawarman. Diketahui Bahwa raja
Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang suci bernama
Waprakeswara.
Kemudian, Kerajaan Kutai Kertanegara Terus berganti ganti Raja, berikut adalah Nama Nama Raja
Kerajaan Kutai Kertanegara : Maharaja Marawijaya Warman, Maharaja Gajayana Warman, Maharaja Tungga
Warman, Maharaja Jayanaga Warman, Maharaja Nalasinga Warman, Maharaja Nala Parana Tungga, Maharaja
Gadingga Warman Dewa, Maharaja Indra Warman Dewa, Maharaja Sangga Warman Dewa, Maharaja
Candrawarman, Maharaja Sri Langka Dewa, Maharaja Guna Parana Dewa, Maharaja Wijaya Warman, Maharaja
Sri Aji Dewa, Maharaja Mulia Putera, Maharaja Nala Pandita, Maharaja Indra Paruta Dewa, Maharaja Dharma
Setia.
Hingga Runtuhnya Kerajaan Kutai, pada kekuasaan Maharaja Dharma Setia , Karena Maharaja Dharma
Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.
kerajaan kutai
Kerajaan Kutai (Kutai Martadipura) adalah kerajaan bercorak hindu yang terletak di muara Kaman,
Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke-4. Nama
kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasasti, yaitu daerah Kutai. Hal ini
disebabkan, karena setiap prasasti yang ditemukan tidak ada yang menyebutkan nama dari kerajaan
tersebut. Wilayah Kerajaan Kutai mencakup wilayah yang cukup luas, yaitu hampir menguasai
seluruh wilayah Kalimantan Timur. Bahkan pada masa kejayaannya Kerajaan Kutai hampir
manguasai sebagian wilayah Kalimantan.
a. Sumber Sejarah
Sumber yang mengatakan bahwa di Kalimantan telah berdiri dan berkembang Kerajaan Kutai
yang bercorak Hindu adalah beberapa penemuan peninggalan berupa tulisan (prasasti). Tulisan itu
ada pada tujuh tiang batu yang disebut yupa. Yupa tersebut adalah tugu batu yang berfungsi sebagai
tiang untuk menambat hewan yang akan dikorbankan. Dari salah satu yupa tersebut diketahui Raja
Mulawarman yang memerintah Kerajaan Kutai pada saat itu. Nama Mulawarman dicatat dalam yupa
karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi pada Kaum Brahmana.
b. Kehidupan Politik
Sejak muncul dan berkembangnya pengaruh hindu (India) di Kalimantan Timur, terjadi perubahan
dalam kepemerintahan, yaitu dari pemerintahan suku dengan kepala suku yang memerintah menjadi
kerajaan dengan seorang raja sebagai kepala pemerintahan. Berikut beberapa raja yang pernah
memerintah Kerajaan Kutai:
- Raja Kudungga
Adalah raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai. Dapat kita lihat, nama raja tersebut masih
menggunakan nama lokal sehingga para ahli berpendapat bahwa pada masa pemerintahan Raja
Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke wilayahnya. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya
adalah kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya
menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya sebagai raja, sehingga penggantian raja dilakukan secara
turun temurun.
- Raja Aswawarman
Prasasti yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman adalah raja yang cakap dan kuat. Pada
masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan
dilakukannya Upacara Asmawedha pada masanya. Upacara-upacara ini pernah dilakukan di India
pada masa pemerintahan Raja Samudragupta ketika ingin memperluas wilayahnya. Dalam upacara
itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas kekuasaan Kerajaan Kutai (
ditentukan dengan tapak kaki kuda yang nampak pada tanah hingga tapak yang terakhir nampak
disitulah batas kekuasaan Kerajaan Kutai ). Pelepasan kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit Kerajaan
Kutai.
-Raja Mulawarman
Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang menjadi penerusnya. Raja
Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai
mengalami masa kejayaannya. Rakyat-rakyatnya hidup tentram dan sejahtera hingga Raja
Mulawarman mengadakan upacara kurban emas yang amat banyak.
c. Runtuhnya Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai runtuh saat raja Kerajaan Kutai terakhir yang bernama Maharaja Dharma Setia
tewas di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Kerajaan Kutai
Kartanegara selanjutnya menjadi Kerajaan Islam yang bernama Kesultanan Kutai Kartanegara
Kerajaan Kutai.Kerajaan ini terletak di wilayah Provinsi Kalimantan Timur,tepatnya di sebuah kota kecamatan
yang bernama Muarakaman.Daerah ini yang merupakan daerah percabangan antara sungai Mahakam dengan
sungai Kedang Rantau.Kerajaan berdiri pada tahun 400 masehi.
Peninggalan sejarah yang membuktikan kerajaan Kutai sebagai kerajaan hindu pertama
adalah ditemukannya prasasti berbentuk Yupa menggunakan bahasa sanskerta dan huruf
pallawa.Yupa adalah tiang batu pengikat hewan korban untuk dipersembahkan kepada
dewa.
Beberapa peninggalan kerajaan kutai:
1) tujuh buah Yupa yang ditemukan di daerah sekitar Muarakaman;
2) kalung Cina yang di terbuat dari emas;
3) satu arca Bulus;
4) dua belas arca batu.
Isi prasasti Yupa adalah sumber utama yang mengungkapkan sejarah Kerajaan Kutai.
Keberadaan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia itu diketahui karena adanya peninggalan
prasasti Yupa yang semuanya berjumlah 7. Yupa sendiri adalah sebuah tiang batu yang
digunakan untuk mengikat korban berupa hewan atau manusia yang akan dipersembahkan
kepada dewa-dewa. Dalam tiang batu tersebut terdapat rangkaian tulisan yang dipahatkan
di permukaannya. Tulisan yang terdapat dalam prasasti yupa tersebut semuanya
menggunakan bahasa Sansekerta dan aksara / huruf Pallawa. Isi Prasasti Yupa Tulisantulisan yang terdapat dalam ketujuh prasasti Yupa tidak ada satu pun yang berisi / disertai
dengan angka tahun pembuatannya, sehingga prasasti Yupa tidak diketahui jelas kapan ia
mulai dibuat. Kendati begitu, dengan membandingkan bentuk hurufnya, para ahli
memperkirakan Yupa-yupa tersebut berasal dari abad ke 4 Masehi
adalah raja Kutai yang pertama Raja Kudungga digantikan oleh putranya yang bernama Aswawarman,kemudian
digantikan oleh raja Mulawarman.
Pada masa pemerintahan Mulawarman,kerajaan kutai berkembang pesat sebagai pemeluk agama Hindu yang
taat.Beliau menyembah dewa Syiwa,sedangkan dalam suatu upacara menghadiahkan 20.000ekor sapi kepada
Brahmana.peristiwa ini ditandai dengan berdirinya sebuah Yupa.
Raja Mulawarman dikenal sebagai raja yang bijaksana.Rakyatnya hidup sejahtera dan makmur.
Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua. Berdiri
sekitarabad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam.[1]
[2]
Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan
eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan memang
sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah
1.1 Yupa
1.2 Mulawarman
1.3 Aswawarman
1.4 Berakhir
2 Nama-Nama Raja Kutai
3 Lain-lain
4 Pranala luar
5 Catatan kaki
[sunting] Sejarah
[sunting] Yupa
islam. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu
adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi
kepada kaum brahmana. Dapat diketahui bahwa menurut Buku Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno yang
ditulis oleh Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto yang diterbitkan oleh Balai Pustaka
halaman 36, transliterasi prasasti diatas adalah sebagai berikut:
Artinya:
[sunting] Mulawarman
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kundungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat
kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya. Kundungga adalah pembesar
dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia. Kundungga sendiri diduga belum menganut agama
Budha.
[sunting] Aswawarman
Aswawarman adalah Anak Raja Kudungga.Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga
diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah
satunya adalah Mulawarman.
Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman,
Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan
Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi dengan pihak asing,
hingga sangat sedikit yang mendengar namanya.
[sunting] Berakhir
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di
tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai
Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute).
Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai
Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam. Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula
rajanya bergelarPangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang
disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
17.
18.
19.
20.
21.
[sunting] Lain-lain
Nama Maharaja Kundungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli orang Indonesia yang belum
terpengaruh dengan nama budaya India. Sementara putranya yang bernama Asmawarman diduga telah
terpengaruh budaya Hindu. Hal ini di dasarkan pada kenyataan bahwa kata Warman berasal dari bahasa
Sanskerta. Kata itu biasanya digunakan untuk ahkiran nama-nama masyarakat atau penduduk India bagian
Selatan.
[sunting] Sejarah
Tenggarong juga merupakan ibu kota Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Kota ini didirikan pada
tanggal28 September 1782 oleh Raja Kutai Kartanegara ke-15, Aji Muhammad Muslihuddin, yang dikenal pula
dengan namaAji Imbut.
Semula kota ini bernama Tepian Pandan ketika Aji Imbut memindahkan ibukota kerajaan dari Pemarangan. Oleh
Sultan Kutai, nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti rumah raja. Namun
pada perkembangannya, Tangga Arung lebih populer dengan sebutan "Tenggarong" hingga saat ini.
Menurut legenda Orang Dayak Benuaq dari kelompok Ningkah Olo, nama/kata Tenggarong menurut bahasa
Dayak Benuaq adalah "Tengkarukng" berasal dari kata tengkaq dan bengkarukng, tengkaq berarti naik atau
menjejakkan kaki ke tempat yang lebih tinggi (seperti meniti anak tangga), bengkarukng adalah sejenis tanaman
akar-akaran. Menurut Orang Benuaq ketika sekolompok orang Benuaq (mungkin keturunan Ningkah Olo)
menyusuri Sungai Mahakam menuju pedalaman mereka singgah di suatu tempat dipinggir tepian Mahakam,
dengan menaiki tebing sungai Mahakam melalui akar bengkarukng, itulah sebabnya disebut Tengkarukng oleh
aksen Melayu kadang "keseleo" disebut Tengkarong, lama-kelamaan penyebutan tersebut berubah menjadi
Tenggarong. Perubahan tersebut disebabkan Bahasa Benuaq banyak memiliki konsonan yang sulit diucapkan
oleh penutur yang biasa berbahasa Melayu/Indonesia.
Museum Mulawarman
Museum Kayu Tuah Himba
Pulau Kumala
Planetarium Jagad Raya
Waduk Panji Sukarame
Makam Raja-Raja Kutai
Taman BJ (Bawah Jembatan) Kutai Kartanegara
[sunting] Galeri
Museum Mulawarman
Jam Bentong
Tugu Adipura