Parkinsons Disease
Disusun Oleh :
Novika Sherly
07120110088
Pembimbing :
dr. Vivien Puspitasari, SpS.
: Tn. TK
: Laki-laki
: 55 Tahun
: Menikah
: Kristen Protestan
: SMA
: Gading Serpong, Tangerang.
: Pensiun
: 00-60-71-XX
: 4 Juni 2015
1.2 ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis terhadap pasien langsung pada:
Hari / Tanggal
Pukul
: 13.20
Tempat
Keluhan Utama: Kedua tangan serta kedua kaki bergetar sejak 3 tahun
yang lalu.
2 tahun yang lalu. Selain itu, pasien juga mengaku bahwa pasien seringkali
mengalami gangguan keseimbangan, terutama ketika berjalan. Pasien
merasa sempoyongan ketika berjalan dan mengenakan celana. Pasien tidak
dapat mengenakan celana dengan posisi berdiri, melainkan pasien harus
duduk untuk mengenakan celana. Pasien mengatakan bahwa ia merasa
beberapa bulan belakangan ini, gerakannya menjadi semakin lambat,
terutama ketika berjalan. Pasien juga mengaku kedua kaki pasien terasa
lebih lemas dibandingkan dengan kedua tangannya. Kemudian, pasien
mengalami masalah berkemih, yaitu pasien sulit menahan rasa ingin buang
air kecil selama 1,5 tahun. Pasien juga mengatakan pasien sulit tidur ketika
malam hari. Pasien hanya tidur selama 3-4 jam tiap harinya. Pasien sering
merasa berkeringat dingin, terutama ketika setelah selesai berolahraga.
Pasien tidak demam, tidak pusing, tidak ada penurunan kesadaran, tidak
ada kejang. Pasien pernah didiagnosis Parkinsons Disease pada tahun
2012.
tahun.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Pada keluarga pasien memiliki riwayat hipertensi, diabetes melitus dan
penyakit jantung.
Keadaan umum
: Sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
GCS
: E4M6V5
Tanda Vital:
o Suhu tubuh
o Tekanan darah
o Denyut nadi
o Laju pernafasan
: 36.5 C
: 140/90 mmHg
: 88x/min
: 20x/min
Kepala
Mata
THT
hiperemis, T1/T1
Leher
: tidak terlihat masa maupun nodul, tidak ada pembesaran
: Normosefali
: Konjungtiva Anemis - / - ; Sclera ikterik - / -.
: daun telinga normal, rongga hidung normal, faring tidak
Thorax
Tato diseluruh lapang dada pasien.
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Status Neurologis
GCS
: E4M6V5 = 15
Kaku kuduk
Tanda Laseq
Tanda Kerniq
Brudzinski I
Brudzinski II
Saraf Kranial
Nervus I
Nervus II
Visus
Lapang pandang
Warna
:::::Kanan
Kiri
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Normal
Normal
Ortoforia
Ortoforia
Normal
Normal
Bulat, 3mm
Bulat , 3mm
Simetris
Simetris
Normotonus
Normotonus
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Nervus V
Motorik
Inspeksi
Palpasi
Membuka mulut
Gerakan rahang
Sensorik
Sensibilitas V1
Sensibilitas V2
Sensibilitas V3
Reflex Kornea
Nervus VII
Normal
Normal
= Asimetris
Angkat alis, kerut
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan
kuat
Simetris
Kembung pipi =
Simetris
Menyeringai
Simetris
Nervus VIII
Nervus cochlearis
Nervus vestibularis
Nistagmus
Berdiri
dengan
satu kaki
Mata Tertutup
Mata Terbuka
Berdiri dengan dua
Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan
kaki
Mata Tertutup
Mata Terbuka
Berjalan tandem
Fukuda stepping
test
Past pointing test
Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan
Normal
Normal
Simetris
Simetris
Ditengah
Ditengah
Nervus IX, X
Arkus faring
Uvula
Disfoni
Disfagi
Reflex faring
Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan
M.
Normal
Normal
Sternocleidomastoid
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Nervus XI
M. Trapezius
Nervus XII
Sikap
lidah
dalam
mulut
Deviasi
Atrofi
Fasikulasi
Tremor
Menjulurkan lidah
Kekuatan lidah
MOTORIK
Eutrofi Eutrofi
Inspeksi:
Eutrofi Eutrofi
Fasikulasi: - /
Palpasi: Tonus
Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus
Kekuatan Motorik:
5555 5555
5555 5555
Gerakan Involunter: - / -
Refleks Fisiologis:
Kanan
Kiri
Biceps
+2
+2
Triceps
+2
+2
KPR
+2
+2
APR
+2
+2
Refleks Patologis:
Kanan
Kiri
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Hoffman Trommer
Schaffer
Rossolimo
Mendel Becthrew
SENSORIK
Kanan
Kiri
(+)
(+)
(+)
tidak dilakukan
tidak dilakukan
(+)
(+)
(+)
Ekstremitas Atas
Raba
Nyeri
Posisi sendi
Suhu
Getar
Ekstremitas Bawah
Raba
Nyeri
Posisi sendi
Suhu
Getar
tidak dilakukan
tidak dilakukan
(+)
(+)
(+)
tidak dilakukan
tidak dilakukan
(+)
(+)
(+)
tidak dilakukan
tidak dilakukan
KOORDINASI
OTONOM
Miksi = inkontinensia
Defekasi = normal
Sekresi keringat = meningkat
1.4 RESUME
Pasien laki-laki, 55 tahun, datang dengan keluhan kedua tangan dan kedua kaki
bergetar sejak 3 tahun yang lalu. Disertai dengan kesemutan yang dirasakan sejak
2 tahun yang lalu. Pasien juga mengaku sering merasa sempoyongan ketika
berjalan dan gerakan jalan menjadi melambat. Pasien mengeluhkan adanya
gangguan berkemih, yaitu pasien sulit menahan kencing, serta adanya gangguan
tidur, yaitu pasien sulit tidur di malam hari, sehingga pasien hanya tidur selama 34 jam tiap harinya dan pasien mengalami penurunan berat badan yang drastis,
yaitu 10 kilogram dalam waktu 1 tahun. Pasien juga mengaku bahwa beberapa
bulan belakangan ini pasien sering berkeringat dingin, terutama setelah
berolahraga. Riwayat penyakit flek paru (+). Pasien didiagnosis Parkinsons
disease pada tahun 2012. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya resting
tremor (+), bradykinesia (+), rigiditas (+), postural imbalance (+), mikrografia
(+).
1.5 Diagnosis
Klinis: tremor, bradykinesia, postur instability, urinary incontinence, insomnia,
paresthesia.
Topis: Substantia Nigra
Etiologis: Idiopathic
Patologis: Degenerative
Leparson 3 x 100 mg
Hexymer 2 x 2 mg
Mecobalamin 2 x 500 mg
1.9 PROGNOSIS
Ad vitam
Ad sanationam
Ad functionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
PARKINSONS DISEASE
10
KLASIFIKASI
Penyakit Parkinson dapat dibagi atas 3 kategori, yaitu :
11
meningovaskuler.
Toksin
seperti
1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-
atrophy
(sindrom
Shy-drager,
degenerasi
striatonigral,
olivo-
ETIOLOGI
Etiologi Parkinson primer masih belum diketahui. Terdapat beberapa dugaan, diantaranya
adalah infeksi oleh virus yang non-konvensional, reaksi abnormal terhadap virus yang
sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang belum diketahui, terjadinya penuaan
yang prematur atau dipercepat.
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansia nigra.
Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendakit
(involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur atau menahan gerakan-gerakan
yang tidak disadarinya.
Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum jelas benar, akan tetapi ada beberapa faktor
resiko (multifaktorial) yang telah diidentifikasikan, yaitu :
1. Usia : Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai 200
dari 10.000 penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan reaksi
12
13
PATOFISIOLOGI
Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar
dopamine akibat kematian neuron di substantia nigra pas kompakta (SNc) sebesar 4050% yang disertai dengan inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies) dengan penyebab
multifactor.
Substansia nigra adalah suatu region kecil di otak yang terletak sedikit di atas medulla
spinalis. Bagian ini menjadi pusat kontrol/koordinasi dari seluruh pergerkan. Sel-selnya
menghasilkan neurotransmitter yang disebut dopamine, yang berfungsi untuk mengatur
seluruh gerakan otot dan keseimbangan tubuh yang dilakukan oleh sistem saraf pusat.
Dopamine diperlukan untuk komunikasi elektrokimia antara sel-sel neuron di otak
terutama dalam mengatur pergerakan, keseimbangan dan refleks postural, serta
kelancaran komunikasi (berbicara). Pada penyakit Parkinson sel-sel neuron di substantia
nigra mengalami degenerasi, sehingga produksi dopamine menurun dan akibatnya semua
fungsi neuron di sistem saraf pusat (SSP) menurun dan menghasilkan kelambatan gerak
(bradikinesia), kelambatan bicara dan berpikir, tremor dan kekakuan (rigiditas).
Hipotesis terbaru proses patologi yang mendasari proses degenerasi neuron substantia
nigra adalah stress oksidatif. Stress oksidatif menyebabkan terbentuknya formasi
oksiradikal, seperti dopamine quinon yang dapat bereaksi dengan alfa sinuklein. Formasi
ini menumpuk, tidak dapat digradasi oleh ubiquitin-proteasomal pathway, sehingga
menyebabkan kematian sel-sel substantia nigra. Mekanisme patogenik lain yang perlu
dipertimbangkan antara lain :
-
Efek lain dari stress oksidatif adalah terjadinya reaksi antara oksiradikal dengan
GEJALA KLINIS
a. Tremor
Gejala penyakit Parkinson sering luput dari pandangan awam dan dianggap
sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari
14
15
kognitif.
Gangguan kebiasaan
Lambat laun pasien akan menjad dependen, mudah takut, sikap kurang tegas, dan
depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan melambat (bradifrenia),
biasanya masih dapat memberikan jawaban yang benar, asalkan diberi waktu
j.
yang cukup.
Gejala lain
Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan di atas pangkal
hidungnya (tanda Myerson positif).
Gejala non-motorik
a. Disfungsi otonom
16
DIAGNOSIS
Kriteria eksklusi untuk diagnosis Parkinson Disease
Adanya riwayat :
-
stroke berulang
cedera kepala berulang
obat-obatan antipsikotik atau dopamine-depleting
encephalitis dan atau oculogyric crises
respon negative terhadap dosis tinggi levodopa (jika malabsorpsi telah
disingkirkan)
hanya ditemukan gejala unilateral setelah 3 tahun
gejala neurologis lainnya : supranuclear gaze palsy, cerebellar signs, early
severe autonomic involvement, Babinski sign, early severe dementia with
17
PENATALAKSANAAN
Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degenerative yang berkembang
progresif dan penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, oleh karena itu
strategi penatalaksanannya adalah terapi simptomatik untuk mempertahankan
independensi pasien, neuroproteksi dan neurorestorasi. Keduanya untuk
menghambat progresivitas penyakit Parkinson. Strategi ini ditujukan untuk
mempertahankan kualitas hidup penderitanya.
1. Terapi Farmakologik
a. Obat pengganti dopamine (Levodopa, Carbidopa)
Levodopa merupakan pengobatan utama untuk penyakit Parkinson. Di
dalam otak, levodopa akan dirubah menjadi dopamine. L-dopa akan
diubah menjadi dopamine pada neuron dopaminergic oleh L-aromatik
asam amino dekarboksilase (dopa dekarboksilase). Walaupun demikian,
hanya 1-5% dari L-dopa memasuki neuron dopaminergic, sisanya
dimetabolisme di tempat lain, mengakibatkan efek samping yang luas.
Karena mekanisme feedback, akan terjadi inhibisi pembentukan L-dopa
endogen. Carbidopa dan benserazide adalah dopa dekarboksilase
inhibitor, membantu mencegah metabolisme L-dopa sebelum mencapai
neuron dopaminergic.
18
normal.
Obat
ini
diberikan
bersama
carbidopa
untuk
dapat
mengurangi
gejala
tremor.
Ada
dua
preparat
dopamine
dapat
ditingkatkan
dengan
mencegah
20
tremor, bradikinesia, dan fatigue pada awal penyakit Parkinson dan dapat
menghilangkan fluktuasi motoric (fenomena on-off) dan dyskinesia pada
penderita Parkinson lanjut. Dapat dipakai sendirian atau sebagai
kombinasi dengan levodopa atau agonis dopamine. Efek sampingya
f.
Diberikan
bersama
setiap
dosis
levodopa.
Obat
ini
gangguan
pada
setiap
pasien
dapat
berbeda-beda.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
24