Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA-I

Nama/NIM : Aditya Krisnha/652003024


Kelompok
:1
Tgl. Praktikum: 17 Juni 2005
JUDUL

: Studi Kinetika Reaksi Pemutihan Pewarna Tekstil (BLEACHING)

TUJUAN
1. Praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
reaksi pemutihan pewarna dengan reaksi terhadap basa kuat.
2. Praktikan dapat membandingkan kereaktifan dari 2 pewarna yang memiliki
kemiripan struktur.
3. Praktikan dapat mempelajari pengaruh aktivitas ion dalam kinetika reaksi
pemutihan pewarna.
PENDAHULUAN
Pewarna tekstil seperti bahan-bahan yang lain, tidak melekat / menempel
untuk selamanya. Pakaian yang masih baru dengan warna cerah setelah terkena udara
luar, sinar matahari, keringat, detergen serta pemutih/pengelantang ; akan banyak
kehilangan warna aslinya bahkan akan menjadi pudar.Hal ini di karenakan pewarna
merupakan bahan organik tak jenuh yang dapat diserang oleh senyawa kimia yang
reaktif dan di ubah menjadi produk yang tidak berwarna. Pemutih merupakan
spesifikasi agen oksidasi yang kuat untuk menghancurkan molekul organik dari
pewarna dengan mengoksidasi ikatan rangkapnya.
Pada percobaan kali ini, kita akan mempelajari reaksi dari pewarna yang
sering disebut Crystal Violet (CV+). Pewarna ini memiliki struktur yang hampir mirip
dengan pewarna lain seperti Malachite Green ( MG+) dan Metil Violet Struktur dari
pewarna tersebut dapat dilihat di bawah ini :

Crystal Violet dan Metil Violet merupakan bahan pewarna yang biasanya ada sebagai
kation ( ion positif ) di gunakan sebagai indikator asam-basa, pewarna tekstil dan
sebagai agen anti bakteri. Ion hidroksidasi pada kosentrasi tinggi akan menyerang
kation dari Crystal Violet pada atom karbon pusat dimana ketiga cincinnya akan
diikat. Ketika ion OH- berikatan / terikat pada atom karbon, produk tidak berwarna
akan terbentuk.
CV+ + OHViolet

CV OH
tidak berwarna

Kita dapat memonitor kosentrasi dari Crystal Violet dengan melakukan


pengukuran serapannya menggunakan spektrofotometer, selama kation dari Crystal
Violet menunjukan warna yang kuat.
Reaksi dari Crystal Violet dengan Sodium Hidroksida ( NaOH )mengikuti
persamaan / hukum kecepatan secara umum, yaitu :
Kecepatan = k [ CV+ ]x [OH]y
Pada persamaan di atas, k disebut konstanta kecepatan. Nilai ini konstan hanya pada
tekanan dan temperatur tertentu. [CV+] merupakan konsetrasi dari CV+ dalam mol per
liter. Eksponen x dan y menunjukan bergantungnya kecepatan terhadap konsetrasi
dari senyawa [CV+] dan [OH-] secara berturut turut.
Jumlah dari x + y merupakan orde kinetik dari suatu reaksi. Nilai x dan y tidak dapat
diprediksikan secara umum dengan reaksi stokiometri tetapi harus ditentukan melalui
percobaan.
Dengan melakukan percobaan dimana dilakukan pencampuran antara CV+dan
OH- yang memiliki konsetrasi yang berbeda. Kita dapat mengukur kecepatan awal
dari suatu reaksi dan menurunkan hukum kecepatan serta konstanta kecepatan k
Absorbabsi dari CV+ sebagai fungsi waktu akan diukur dengan
spektrofotometer pada panjang yang telah ditetapkan. Hukum Beer di gunakan untuk
menentukan hubungan antara konsetrasi terhadap absorbansi dan hasil plot A terhadap
waktu sebenarnya menunjukan hubungan konsetrasi terhadap waktu atau kemiringan
(slope ) dari kecepatan reaksi.
Slope / kemiringan :

BAHAN DAN METODE


Alat dan Bahan:
NaOH
1.
Crystal Violet
2.
Metil Violet
3.

- A
waktu

- konsetrasi
waktu

4. NaNO3
5. Spektrofotometer
6. Aquades

Metode:
A. Percobaan Penentuan Kecepatan Reaksi Pemutihan Pewarna Metil Violet
dengan Basa Kuat
1. Menyiapkan larutan induk metil violet 0,05% ,kemudian melakukan
pengenceran dengan mengambil 5ml larutan induk dalam labu ukur
50ml
2. Menyiapkan larutan NaOH dan melakukan pengenceran dengan
mengambil 8ml (larutan a) dan 16ml (larutan b) dari larutan induk
NaOH 0,1 M ke dalam labu 100 ml
3. Menset terlebih dahulu sepektrofotometer spectronic 20 yang akan
digunakan untuk pengukuran Metil Violet pada panjang gelombang
570 nm
4. Dengan blanko aquades pada kuvet (kalibrasi) mengatur posisi 0%
transmittan tanpa adanya sampel dan 100% transmittan

5. Melakukan pengukuran absorbansi dari pewarna Metil Violet dengan


mencampurkan 10ml larutan Metil Violet hasil pengenceran dengan
10 ml NaOH larutan a (waktu mulai di hitung !! )
6. Menyiapkan 5 ml aquades pada beaker glass yang berbeda , aquades
mencampurkan ke dalam larutan yang berisi campuran Metil Violet
dan NaOH (campur dengan baik beberapa kali )
7. Memindah larutan ke dalam kuvet (setiap melakukan pengukuran,
bagian luar kuvet di lap dulu )
8. Mencatat nilai absrobansi setiap 30 detik sebanyak 8 kali
pengukuran.
9. Mengulang percobaan di atas dengan mengganti 10 ml NaOH
larutan a dengan 10 ml NaOH larutan b
10. Melakukan pengukuran absorbansi dari Metil Violet untuk setiap 60
detik sebanyak 8 kali pengukuran
11. Mencatat hasil dari percobaan ke laporan sementara
B. Percobaan Penentuan Kecepatan Reaksi Pemutihan Pewarna Crystal dengan
Basa Kuat
1. Melakukan pengukuran dengan menggunakan Crystal Violet 0,05 %
sebagai pengganti Metil Violet , untuk membandingkan kereaktifan
dari 2 pewarna tekstil yang berbeda terhadap basa kuat
2. Melakukan pengukuran Crystal Violet dengan prosedur percobaan A
pada panjang gelombang 590 nm ( setiap mengganti,spektro
dikalibrasi dulu) untuk setiap interval waktu 180 detik dengan 8 kali
pengukuran
3. Mencatat hasil dari percobaan ke laporan sementara
C. Percobaan Pengaruh Aktifitas ion dalam Kinetika reaksi pemutihan Pewarna
tekstil ( untuk Metil Violet )
1. Untuk mengetahui pengaruh ion dalam kinetika reaksi pemutihan
pewarna tekstil di lakukan pengukuran absorbansi dari kedua
pewarna ( Metil Violet dan Crytal Violet )
2. Melakukan dengan prosedur seperti pada percobaan A dengan
mengganti 5ml Aquades dengan 5 ml larutan NaNO 3 0,1 M dan
0,05M
3. Mencatat hasil dari percobaan ke laporan sementara
Pembuatan Larutan
Pembuatan Larutan
1. 50 ml Methyl Violet 0,05 %
Diambil 0,03 gr methyl violet kemudian dimasukkan dalam labu ukur
50 ml dan diencerkan dengan aquades sampai garis tera.
2. 50 ml Crystal Violet 0,05 %
Diambil 0,03 gr crystal violet kemudian dimasukkan dalam labu ukur
50 ml dan diencerkan dengan aquades sampai garis tera.

3. 50 ml NaOH 0,1 M
M=

massa
1000

Mr
volume

0,1 =

massa 1000

40
50

massa = 0,2 gram


Jadi diambil 0,2 gram NaOH padat, kemudian dimasukkan dalam labu
ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquades sampai garis tera.
4. 50 ml NaNO3 0,1 M
M=

massa
1000

Mr
volume

0,1 =

massa 1000

85
50

massa = 0,425 gram = 0,43 gram


Jadi untuk membuat 50 ml NaNO3 0,1 M, diambil 0,43 gram NaNO3
padat kemudian dimasukkan dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan
dengan aquades sampai garis tera.
5. 50 ml NaNO3 0,05 M
M1.V1 = M2.V2
0,1. V1 = 0,05. 50
V1 = 25 ml
Jadi untuk membuat 50 ml NaNO3 0,05 M, diambil 25 ml larutan
NaNO3 0,1 M yang telah dibuat, kemudian dimasukkan dalam labu
ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquades sampai garis tera
HASIL
A. Percobaan Penentuan Kecepatan Reaksi Pemutihan Pewarna Metil Violet
dengan Basa Kuat dan pengaruh aktifitas Ion NO3

Larutan Methyl violet interval 30 detik 570 nm


Absorbansi
Waktu
NaOH 8ml
(Larutan a)
NaOH
(detik)
NO3
NO3 0,05
Aquades
Aquades
0,1 M
M
30
0,0362
0,0506
0,0506
0,0362
60
0,0315
0,0457
0,0457
0,0315
90
0,0315
0,0457
0,0457
0,0315
120
0,0268
0,0457
0,0457
0,0268
150
0,0268
0,0409
0,0409
0,0222
180
0,0222
0,0409
0,0409
0,0222

16 ml
NO3 0,1
M
0,0222
0,0177
0,0177
0,0132
0,0132
0,00877

(Larutan b)
NO3
0,05 M
0,0506
0,0457
0,0409
0,0409
0,0362
0,0315

210
240

0,0222
0,0177

0,0362
0,0362

0,0362
0,0362

0,0177
0,0132

Larutan Methyl violet interval 60 detik 570 nm


Absorbansi
Waktu
NaOH 8ml
(Larutan a)
NaOH
(detik)
NO3
NO3 0,05
Aquades
Aquades
0,1 M
M
60
0,0915
0,0809
0,0705
0,0555
120
0,0809
0,0757
0,0604
0,0457
180
0,0705
0,0655
0,0506
0,0362
240
0,0409
0,0604
0,0457
0,0268
300
0,0362
0,0555
0,0409
0,0222
360
0,0315
0,0506
0,0362
0,0177
420
0,0268
0,0457
0,0315
0,0132
480
0,0222
0,0409
0,0268
0,0087

0,00877
0,0043

0,0315
0,0268

16 ml
NO3 0,1
M
0,0655
0,0506
0,0409
0,0362
0,0315
0,0268
0,0222
0,0177

(Larutan b)
NO3
0,05 M
0,0809
0,0655
0,0604
0,0506
0,0457
0,0409
0,0362
0,0315

B. Percobaan Penentuan Kecepatan Reaksi Pemutihan Pewarna Crystal dengan


Basa Kuat pengaruh aktifitas Ion NO3

Larutan Crystal violet interval 180 detik 590 nm


Absorbansi
Waktu
NaOH 8ml
(Larutan a)
NaOH
(detik)
NO3
NO3 0,05
Aquades
Aquades
0,1 M
M
180
0,5228
0,1804
360
0,3098
0,1307
540
0,2146
0,0604
720
0,1135
0,0362
900
0,0809
0,0222
1080
0,0506
0,0132
1260
0,0409
0,0087
1440
0,0362
0,0047

16 ml
NO3 0,1
M

(Larutan b)
NO3
0,05 M

JAWAB PERTANYAAN
1. Grafik A , log A , dan 1/A terlampir
o Untuk grafik (NaOH 8ml + aquades) sbg fungsi waktu (interval 30 detik) dapat
dilihat bahwa R2 pada grafik A mendekati 1 yaitu 0,9605 karena itu grafik A lebih
baik daripada grafik log A dan 1/A, jadi orde reaksi yang tepat adalah orde 0
o Untuk grafik (NaOH 8ml + NO3 0,1 M) sbg fungsi waktu (interval 30 detik)
dapat dilihat bahwa R2 pada grafik 1/A mendekati 1 yaitu 0,8534 karena itu
grafik 1/A lebih baik daripada grafik log A dan A, jadi orde reaksi yang tepat
adalah orde 2
o Untuk grafik (NaOH 8ml + NO 3 0,05 M) sbg fungsi waktu (interval 30 detik)
dapat dilihat bahwa R2 pada grafik A mendekati 1 yaitu 0,9258 karena itu grafik
A lebih baik daripada grafik log A dan 1/A , jadi orde reaksi yang tepat adalah
orde 0

o Untuk grafik (NaOH 16 ml + aquades) sbg fungsi waktu (interval 30 detik) dapat
dilihat bahwa R2 pada grafik A mendekati 1 yaitu 0,9788 karena itu grafik A lebih
baik daripada grafik log A dan 1/A, jadi orde reaksi yang tepat adalah orde 0
o Untuk grafik (NaOH 16ml + NO 3 0,1 M) sbg fungsi waktu (interval 30 detik)
dapat dilihat bahwa R2 pada grafik A mendekati 1 yaitu 0,9605 karena itu grafik
A lebih baik daripada grafik log A dan 1/A, jadi orde reaksi yang tepat adalah orde
0
o Untuk grafik (NaOH 16ml + NO3 0,05 M) sbg fungsi waktu (interval 30 detik)
dapat dilihat bahwa R2 pada grafik log A mendekati 1 yaitu 0,9727 karena itu
grafik log A lebih baik daripada grafik A (walaupun hanya terpaut 0,0001) dan
grafik 1/A, jadi orde reaksi yang tepat adalah orde 1
o Untuk grafik (NaOH 8ml + aquades) sbg fungsi waktu (interval 60 detik) dapat
dilihat bahwa R2 pada grafik
DAFTAR PUSTAKA
Pudjatmaka A. H, 2003, Kamus Kimia, Jakarta: Balai Pustaka
Smith Henk, 2000, Petunjuk Praktikum Kimia Fisika 1, Suliyono, UKSW
LAMPIRAN
1. Laporan sementara
2. Tugas Awal
3. Grafik A , log A , dan 1/A

Anda mungkin juga menyukai