Anda di halaman 1dari 10

1. Apa yang dimaksud dengan anabolisme?

Gatria, putri, fida


Anabolisme adalah pembentukan atau sintesis makromolekul organik yang lebih
besar dari subunit molekul organik kecil. Reaksi anabolik umumnya memerlukan asupan
energi dalam bentuk ATP. Rreaksi-reaksi ini menghasilkan (1) pembentukan bahan yang
diperlukan oleh sel misalnya protein struktural sel atau produk sekretorik; atau (2)
penyimpanan nutrien yang berlebihan yang tidak segera dibutuhkan untuk menghasilkan
energi atau sebagai bahan baku struktur sel. Penyimpanan dilakukan dalam bentuk
glikogen (bentuk simpanan untuk glukosa) atau reservoar lemak.1
Sumber:
1. Sherwood,L.2012.FisiologiManusiadariSelkeSistem.Edisi6.Jakarta.EGC
2. Bagaimana metabolisme lemak? Risci, theo, putri
Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati dan
jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk digunakan dan
disimpan. Karena lipid tidak larut dalam air, masalah cara pengangkutan lipid dalam
plasma darah yang berbahan dasar air. Dipecahkan dengan cara menggabungkan lipid
nonpolar (triasilgliserol daab ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan
kolesterol) serta protein untuk menghasilkan lipoprotein yang dapat bercampur dengan
air. Lipoprotein mengangkut lipid dari usus sebagai kilomikron dan dari hati sebagai
lipoprotein bedensitas angat rendah (VLDL) ke sebagian besar jaringan untuk di oksidasi
dan ke jaringan adiposa untuk disimpan. Lipid dimobilisasi dari jaringan adiposa sebagai
asam lemak bebas (free fatty acid, FFA).1
Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan
menjadi kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein
(LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi
yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan cara yang sedikit berbeda. Lemak dalam
darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen.2

Metabolisme lipoprotein2
a) Jalur eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan
kolestrol. Trigliserida & kolesterol dalam usus halus akan diserap ke
dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam
lemak bebas sedangkan kolestrol, sebagai kolestrol. Di dalam usus halus
asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida, sedangkan
kolestrol mengalami esterifikasi menjadi kolestrol ester. Keduanya
bersama fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk partikel besar
lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya
ke dalam aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami
penguraian oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel,
sehingga terbentuk asam lemak bebas (free fatty acid) dan kilomikron
remnant.2
Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di
jaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak
sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan
trigiserid hati. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lemak,

trigliserida

dipecah

menjadi

asam

lemak

dan

gliserol,

untuk

ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses


pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut
ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut
sebagai asam lemak bebas.2
Kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga
menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ
hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus,
berfungsi seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari
makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran
empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati
akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur
endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah
diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol juga dapat
diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A
Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah.2
b) Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati diangkut
secara endogen dalam bentuk VLDL.VLDL akan mengalami hidrolisis
dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis
kilomikron menjadi IDL(Intermediate Density Lipoprotein). Partikel IDL
kemudian diambil oleh hati dan mengalami pemecahan lebih lanjut
menjadi produk akhir yaitu LDL.LDL akan diambil oleh reseptor LDL di
hati dan mengalami katabolisme.LDL ini bertugas menghantar kolesterol
kedalam tubuh. HDL berasal dari hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis
kilomikron dibawah pengaruh enzim lecithin cholesterol acyltransferase
(LCAT). Ester kolesterol ini akan mengalami perpindahan dari HDL
kepada VLDL dan IDL sehingga dengan demikian terjadi kebalikan arah
transpor kolesterol dari perifer menuju hati.Aktifitas ini mungkin berperan
sebagai sifat antiterogenik.2
c) Jalur Reverse Cholesterol Transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolestrol yang
mengandung apolipoprotein (apo) A, C, E dan disebut HDL nascent. HDL
nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan
mengandung apolipoprotein A1. HDL nascent akan mendekati makrofag

untuk mengambil kolestrol yang tersimpan di makrofag. Setelah


mengambil kolestrol dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL
dewasa yang berbetuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent,
kolestrol di bagian dalam makrofag harus dibawa ke permukaan membran
sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate
binding cassette transporter 1 atau ABC 1. Setelah mengambil kolestrol
bebas dari sel makrofag, kolestrol bebas akan diesterifikasi menjadi
kolestrol ester oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT).
Selanjutnya sebagian kolestrol ester yang dibawa oleh HDL akan
mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh
scavenger receptor class B type I dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua
adalah kolestrol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid
dari VLDL dan IDL dengan bantuan cholestrol ester transfer protein
(CETP). Dengan demikian fungsi HDL sebagai penyerap kolestrol dari
makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak
langsung melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolestrol kembali ke
hati.2
Sumber:
1. Harper. Biokimia Edisi Ke-27. Jakarta: EGC; 2001
2. Adam, JMF. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Jakarta: Internal Publishing; 2009.
3. Bagaimana metabolisme pirimidin? Theo, putri, rosa
1. Biosintesis Pirimidin
Umumnya biosintesis pirimidin dan purin memerlukan bahan pembentukan
yang sama misalnya PRPP, glutamin, CO 2, asam aspartat, koenzim tetrahidrofolat
(FH4).1
Tetapi ada satu perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat terjadinya
penambahan gugus ribosa-P (pada biosintesis purin), penambahan gugus ribosa-P
tersebut sudah berlangsung ditahap awal. Sedangkan pada biosintesis pirimidin
berlangsung setelah perjalanan beberapa tahap lebih jauh.1
Tahapan biosintesis pirimidin:
a. Biosintesis pirimidin diawali oleh reaksi pembentukan karbamoil-P yang
dihasilkan dari reaksi antara glutamin, ATP dan CO2 yang dikatalisis oleh enzim
karbamoil-P sintetase yang berlangsung didalam sitosol. Berbeda dengan enzim
karbamoil-P sinthase yang bekerja pada reaksi pembentukan urea, dimana reaksi
nya berlangsung bukan didalam sitosol melainkan didalam mitokondria.1

b. Berikutnya karbamoil-P berkondensasi dengan asam aspartat menghasilkan


senyawa karbamoil-asparta. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aspartat
transkarbamoilase.1
c. Berikutnya terjadi reaksi penutupan rantai sambil membebaskan H2O dari
molekul karbamoil-aspartat sehingga dihasilkan asam dehidro orotat (DHOA=
dihidroorotic acid). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim dihidroorotase.1
d. Berikutnya melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim DHOA dehidrogenase
dengan koenzim NAD+, DHOA menghasilkan asam arotat (OA=orotic acid).1
e. Selanjutnya terjadi reaksi penambahan gugus ribosa-P pada asam orotat. Reaksi
ini dikatalisis oleh enzim orotat fosforibosil transferase dan dihasilkan orotidilat
OMP (orotidin mono posphate).1
f. Akhirnya enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalisis reaksi dikarboksilasi
orotidilat dan menghasilkan uridilat (uridin mono phosphate)yaitu produk
nukleotida pertama pada biosintesis pirimidin.1
g. Pada reaksi (12) adalah satu-satunya reaksi biosintesis nukleotida pirimidin yang
membutuhkan turunan tetrahidrofolat. Gugus metilen pada N5, N10 metilentetrahidrofolat direduksi menjadi gugus metal yang ditransfer dan tetrahidrofolat
dioksidasi menjadi dihidrofolat. Agar sintesis pirimidin dapat berlangsung
dihidrofolat harus direduksi kembali menjadi tetrahidrofolat, reaksi ini dikatalisis
oleh dehidrofolatreduktase. Oleh karena itu, sel yang sedang membelah, yang
harus mengasilkan TMP dan dihidrofolat.1

Gambar skema biosintesis pirimidin1

Gambar Skema Katabolisme Pirimidin1

Sumber:
1. Harper. Biokimia Edisi Ke-27. Jakarta: EGC; 2001.

4. Jelaskan mengenai keseimbangan energi? Faiz, putri, wulid

Keseimbangan Energi Energi dibutuhkan oleh setiap sel dalam tubuh untuk
mempertahankan kehidupannya dan melaksanakan fungsinya dengan baik. Sumber
energi berasal dari makanan yang dimakan, diserap, dan kemudian diolah oleh tubuh.1,2
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa total energi di dunia adalah
konstan, energi tidak dapat diciptakan maupun dihancurkan. Oleh karena itu, semua
energi yang ikut andil dalam hidup kita dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut1:
Energi Tubuh = Energi masuk Energi Keluar
Energi masuk merupakan energi yang berasal dari makanan yang dimakan yang
merupakan sumber energi. Energi didapatkan dari ikatan kimia pada makanan yang
diuraikan untuk kemudian digunakan dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi pada
ATP. Energi ini dapat digunakan untuk melakukan kerja biologis atau disimpan di dalam
tubuh untuk kebutuhan nanti.2 Energi keluar merupakan jumlah energi yang dikeluarkan
oleh tubuh, yang merupakan kombinasi antara kerja dan panas yang dilepaskan ke
lingkungan. Persamaan untuk energi keluar sebagai berikut1:
Energi Keluar = Kerja + Panas yang dilepaskan
Kerja dapat dibagi dua yaitu kerja eksternal dan kerja internal. Kerja eksternal
merupakan energi yang dikeluarkan saat otot rangka berkontraksi untuk menggerakkan
objek eksternal atau menggerakkan tubuh terhadap lingkungan, sedangkan kerja internal
merupakan pengeluaran energi biologis yang tidak berhubungan dengan kerja mekanik di
luar tubuh. Kerja internal mencakup dua tipe aktivitas yaitu kerja otot rangka selain kerja
mekanik, seperti postural dan menggigil, dan energi untuk mempertahankan hidup,
seperti kerja jantung dan bernapas, yang biasa juga disebut metabolic cost of living.2
Tidak semua energi yang keluar tubuh merupakan suatu kerja. Energi keluar yang tidak
digunakan untuk mendukung kerja merupakan panas yang dilepaskan atau energi termal.
Dari total energi yang masuk ke dalam tubuh, sekitar 75% menjadi panas dan hanya 25%
yang dimanfaatkan untuk bekerja.2 Akan tetapi panas yang dihasilkan tersebut tidak siasia, karena sebagian besarnya digunakan untuk mempertahankan temperatur tubuh. 1,2
Terdapat tiga kemungkinan bentuk keseimbangan energi, antara lain2:
a. Keseimbangan Energi Netral
Keseimbangan yang terjadi apabila energi yang masuk ke dalam tubuh
sama persis dengan energi yang keluar. Pada kondisi ini berat badan akan tetap.
b. Keseimbangan Energi Positif
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk tubuh
lebih besar daripada energi yang keluar. Energi yang masuk ke dalam tubuh dan

tidak digunakan akan disimpan di dalam tubuh, terutama sebagai jaringan


adiposa, sehingga berat badan bertambah.
c. Keseimbangan Energi Negatif
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk tubuh
lebih kecil daripada energi yang keluar. Kondisi ini mengakibatkan tubuh harus
menggunakan energi cadangannya untuk memenuhi kebutuhan aktivitas,
sehingga berat badan akan berkurang.
1.

Sumber:
Silverthorn DU. Human Physiology: An Integrated Approach. 5th ed. San
Fransisco: Pearson Education, Inc. 2010; ch. 22. Metabolism and Energy

2.

Balance.
Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. 7 th ed. Canada:
Brooks/Cole. 2010; ch. 17. Energy Balance and Temperature Regulation.

5. Jelaskan sintesis sekresi beserta mekanisme kerjanya! Putri, theo, riyan


Secara singkat, insulin terutama menimbulkan efek dengan bekerja pada otot
rangka inaktif, hati, dan jaringan lemak. Hormon ini merangsang jalur-jalur biosintetik
yang menyebabkan peningkatan pemakaian glukosa, peningkatan penyimpanan
karbohidrat dan lemak, serta meningkatkan sintesis protein. Jadi hormon ini menurunkan
kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino darah. Pola metabolik ini khas untuk
keadaan absorpsi. Memang, sekresi insulin meningkat pada keadaan ini dan
menyebabkan jalur-jalur metabolik bergeser ke arah anabolisme.1
Ketika sekresi insulin rendah, efek kebalikannya yang terjadi. Laju pemasokan
glukosa ke dalam sel berkurang dan terjadi katabolisme netto melebihi sintesis glikogen,
trigliserida, dan protein. Pola ini mengingatkan kita pada keadaan pasca-absorpsi;
memang sekresi insulin berkurang selama keadaan pasca-absorpsi. Namun hormon
pankreas utama lainnya, glukagon, juga berpean dalam menggeser pola metabolisme.
Pengontrol utama sekresi insulin adalah sistem umpan balik negatif langsung antara sel
pankreas dan konsentrasi glukosa dalam darah yang mengalirinya. Peningkatan kadar
glukosa darah, seperti selama penyerapan makanan, secara langsung merangsang sel
pankreas untuk membentuk dan mengeluarkan insulin. Peningkatan kadar insulin
menurunkan kadar glukosa darah ke normal dan mendorong pemakaian serta
penyimpanan nutrien ini.1
Sumber:
1. Sherwood,L.2012.FisiologiManusiadariSelkeSistem.Edisi6.Jakarta.EGC

Anda mungkin juga menyukai